cover
Contact Name
Zainuddin Nasution
Contact Email
zainuddin.nasution@kemdikbud.go.id
Phone
+6287877488487
Journal Mail Official
zainuddin.nasution@kemdikbud.go.id
Editorial Address
Pusdatin, Kemendikbud. Jl. R.E. Martadinata, Ciputat, Tangerang Selatan, Telepon (021) 7418808; Faksimilie (7401727; Tromol Pos 7/CPA Ciputat 15411
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Jurnal Teknodik
ISSN : 20883978     EISSN : 25794833     DOI : 10.32550
Core Subject : Science, Education,
Scope: The scope of TEKNODIK Journal is about Educational Technology (Learning), as a discipline, subject material, or profession. The process of activities includes Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation (ADDIE). The scope of TEKNODIK Journal is not only in the form of study, research, or development, but also book review on education technology. Focus: 1. Distant and Open Learning; 2. Information and Communication Technology (ICT) for Education; 3. Learning Strategy; 4. Learning Media; 5. Innovative Learning System or Model; 6. Development of Digital Learning Content; 7. Utilization of ICT and other media for Education (Learning)
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Jurnal Teknodik Vol. XV No.2 Desember 2011" : 11 Documents clear
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) UNTUK PENDIDIKAN KARAKTER Jaka Warsihna Jaka Warsihna
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. XV No.2 Desember 2011
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.159 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.99

Abstract

Abstrak:Dalam menerapkan pendidikan budaya dan karakter melalui TIK khususnya internet, televisi, dan radio harus dipikirkan benar dampak positif, dan negatifnya. Sebab perkembangan TIK selalu bermata dua. Di satu sisi menguntungkan, dan sisi yang lain merugikan. Para guru harus mampu memberikan materinya secara interaktif, dan membuat para peserta didiknya menjadi kreatif. Pembelajaranpun menjadi menyenangkan. Mereka digiring bukan hanya sebatas mencari dan memperoleh informasi, tetapi juga mampu menciptakan informasi. Mereka harus diarahkan untuk mampu menjadi pencipta pengetahuan, dan bukan hanya menjadi konsumen pengetahuan saja. Gurupun tak terlalu dominan di kelas karena pembelajaran berpusat pada siswa. Guru lebih sering sebagai fasilitator dan motivator pembelajaran. Dalam pemanfaatan TIK satu kali contoh keteladanan lebih baik daripada 1000 kali perkataan. Para guru harus mampu memberikan contoh yang baik dalam memanfaatkanTIK khususnya internet. Dengan begitu mereka akan melihat keteladanan dari gurunya dalam pemanfatan TIK di sekolah. Pendidikan karakter yang sangat penting ditananamkan pada diri siswa adalah jujur. Para guru harus mampu menanamkan kejujuran dalam diri setiap peserta didik. Tak berkata bohong (dusta) dan mampu berkata benar dalam segala sikap dan tingkah lakunya. Selanjutnya untuk para C-Generation itu harus diarahkan bukan hanya untuk menjadi pengguna pengetahuan namun juga menjadi pencipta pengetahuan. Agar bisa menjadi pencipta pengetahuan, maka budaya baca dan tulis harus dilatihkan melalui pemanfaatan TIK secara benar.Abstract :In applying the culture and character education through ICTs, especially the internet, television, and radio, the positive impact as well as the negative one should be considered. The development of ICT is always like a double-edged sword. One side is beneficial, the other one can be detrimental. Teachers should be able to deliver material interactively and to make the learners creative. Learning has to be fun. Learners were led not merely to search and gain information, but also to create information. They should be directed to be able to create knowledge and not only to be able to use knowledge. Teacher role cannot be so dominant anymore as the learning is a student-centered learning. Teacher takes a role frequently as a facilitator and motivator of learning. In ICT utilization one real example is better than 1000 times utterance. Teachers should be able to give good examples in ICT utilization, especially internet. By doing so, learners will follow what they see in ICT utilization in school. The very important character education to instill is the honesty. Teachers must be able to instill honesty in every learner. They do not tell lies and are able to speak the truth in all their attitude and behavior. The next thing, this C-Generation should be directed not only to become knowledge user, but also to become knowledge creator. To be knowlege creator the reading and writing culture should be cultivated by the use of ICT correctly. Keywords: education, character, technology, information, communication
Pembelajaran Sosial Emosional Sebagai Dasar Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Syamsul Hadi Syamsul Hadi
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. XV No.2 Desember 2011
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.22 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.104

Abstract

Abstrak:Proses pembelajaran anak tidak tergantung pada aspek inteligensi atau kemampuan kognitif saja, tetapi juga dipengaruhi oleh aspek lain seperti aspek perkembangan emosi dan sosial. Aspek emosi dan sosial ini sangat berpengaruh terhadap prilaku anak kepada dirinya, orang lain dan lingkungannya. Pada anak usia dini aspek sosial emosi ini dapat dikembangkan melalui pembelajaran sosial emosional. Dimana pembelajaran sosial emosional adalah proses mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi sosial dan emosional sebagai modal anak dalam berinteraksi dengan dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar. Pembelajaran  sosial emosional ini dapat dijadikan sebagai awal dan dasar penanaman pendidikan karakter kepada anak usia dini. Ada empat kompetensi kunci pengembangan dalam aspek sosial emosional anak; self-awareness, self-management, social awareness, responsible decision making, dan relationship management. Keempat kompetensi ini penting dikembangkan sejak usia dini untuk membangun dan menanamkan keterampilan sosial anak. Karena dengan mengembangkan keempat aspek sosial emosional anak tersebut akan berimplikasi pada tertanamnya sifat-sifat baik/ karakter-karakter unggul pada diri anak dalam dunia sosial. Metode-metode seperti bermain, modeling, story telling, drama dan lainnya tepat digunakan untuk mengembangkan keempat keterampilan tersebut. Kata kunci: PAUD, pendidikan karakter, pembelajaran sosial emosionalAbstract:Children’s learning process does not depend only on the aspect of intelligence or cognitive abilities, but also influenced by other aspects such as emotional and social aspects of development. The emotional and social aspects have big influence on the child behaviortoward himself, others and the environment. In early childhood social emotional aspects can be developed through social emotional learning. Social emotional learning is the process of developing skills, attitudes, and values necessary to acquire social and emotional competence as a capital of children in interacting with himself, others and the environment. Emotional social learning can serve as the beginning and foundation in plantings character education to early childhood. There are four key competencies in social emotional development of children; self-awareness, self-management, social awareness, responsible decision making, and relationship management. These four competencies are important to be developed since early age to build and instill social skills of children. By developing the four social and emotional aspects of children, the good nature or excellent characters will be internalized within the children. Methods to be used in developing the four characters can be as follow: playing, modelling, story telling, drama, etc.Key words: early childhood, character education, social emotional learning
PENDIDIKAN KARAKTER DAN BUDAYA MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) Nur Aeni Hidayah Nur Aeni Hidayah
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. XV No.2 Desember 2011
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.354 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.95

Abstract

Abstrak:Pendidikan berbasis karakter dan budaya sangat penting diberikan dalam proses pendidikan. Pemanfaatan TIK secara baik dan benar dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pendidikan karakter yang menjadi cita-cita luhur pendidikan nasional. Dalam membangun karakter, proses pendidikan dan pembelajaran hendaknya diarahkan (diorientasikan) tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan tetapi juga menjadi produsen sebuah pengetahuan. Untuk menjadi produsen pengetahuan, budaya membaca dan menulis harus dilatih melalui penggunaan TIK. Penggunaan TIK harus mampu mendorong peserta didik menjadi orang orang hebat, yang bisa menulis secara ilmiah dan sistematis. Hal ini harus dilakukan secara integrasi melalui pendidikan TIK berbasis karakter dan budaya. TIK harus digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan karakter peserta didik agar mampu menghasilkan kreativitas dan produktifitas.Kata Kunci: TIK, Pendidikan KarakterAbstract:Education based on character dan culture is important in the educational process (Andrew J.Milson, Marvin W. Berkowits 2003). Ratna Megawangi (2010) in her research said that intellectual intelligent (verbal and logical-mathematical) only gave 20% contribution to the people’s successfulness in the society, and the other 80% was determined by the people’s emotional intelligent (character). Even though the use of ICT factually has certain negative effects, ICT becomes a very importance factor in improving the quality of human resource.  The use of ICT with all its potential can support effectively the character education implementation which is our concern now. In building the character the learner should be oriented to not only a knowledge consumer but also a knowledge producer. To become a knowledge producer, the writing and reading culture can be cultivated through the right use of ICT. ICT must be able to push and make someone a great people who can write systematically. This effort should be integrally done through ICT education based on character and culture. ICT should be use to grow and develop learners’ character that enable them to become creative and productive.Key Word: ICT, Character Education
PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DIGITAL PUSLATA UT DALAM MENDUKUNG SISTEM BELAJAR JARAK JAUH Irmayati Irmayati
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. XV No.2 Desember 2011
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.368 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.100

Abstract

Universitas Terbuka (UT) yang merupakan salah satu perguruan tinggi yang penyelenggaraannya menggunakan sistem belajar jarak jauh. Proses belajar mengajar tidak dilakukan secara tatap muka melainkan melalui jarak jauh dengan menggunakan berbagai saluran media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak (audio/video, komputer/internet, siaran radio dan telelvisi). Majunya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memberikan keuntungan bagi UT dalam pengembangan sistem pembelajarannya. Salah satu bentuk pemanfaatan TIK tersebut adalah dikembangkannya perpustakaan digital yang berada di bawah unit Pusat layanan pustaka (Puslata UT). Jurnal ini akan menggambarkan tentang pengembangan dan pemaafaatan Perpustakaan Digital Puslata UT dalam mendukung sistem belajar jarak jauh.
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TATA HIDANGAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PERHOTELAN POLITEKNIK NEGERI BALI (PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP MODUL TATA HIDANGAN) I Made Darma Oka, I Nyoman Winia I Made Darma Oka, I Nyoman Winia
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. XV No.2 Desember 2011
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.206 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.96

Abstract

Abstrak:Aplikasi multimedia dalam pembelajaran materi Tata Hidangan akan menjadi lebih menarik, karena materi yang disajikan lebih mudah dipahami mahasiswa karena dilengkapi dengan visualisasi baik statik maupun dinamik. Berdasarkan hasil analisis tentang persepsi mahasiswa terhadap modul Tata Hidangan pada Program Studi Perhotelan Politeknik Negeri Bali menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa dalam ujicoba perseorangan diperoleh skor rata rata 83.56%, kelompok kecil rata-rata 85.28%, dan uji coba lapangan rata-rata 84.81%. Nilai tersebut memenuhi kriteria sangat layak dan tidak perlu direvisi. Terjadi perbedaan yang signifikan pada hasil belajar mahasiswa berdasarkan hasil pretes dan postes yang dilakukan, sehingga modul Tata Hidangan yang dikembangkan ini mampu meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktek di restoran. Kata kunci: Persepsi, mahasiswa, kompetensi, modul, tata hidangan.Abstract:Through multimedia application the food and beverage service instructional becomes more interesting since the material presented is more easily understood by students and it is equipped with both static and dynamic visualization. The result of the analysis on the student’s perception on the food and beverage service module of Hotel Study Program at Bali State Polytechnic showed that the perception of student in the individual tryout was at the average score of 83.56%, the small group was at the average score of 85.28%, and the field tryout was at the average score of 84.81%. The value met the requirements and does not need to be revised. There is a significant difference on the achievement of students based on the result of pre test and post test. Therefore the module of food and beverage service that has been developed is able to increase the competency of student in conducting the activities in restaurant.Key words: Perception, student, competency, module, food and beverages service.
STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN Oos M. Anwas Oos M. Anwas
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. XV No.2 Desember 2011
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.493 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.101

Abstract

Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis media pembelajaran apa saja yang berpengaruh nyata terhadap peningkatan kompetensi penyuluh pertanian, serta merumuskan strategi pemanfaatan media pembelajaran dalam meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian. Penelitian dilakukan dengan metode survai terhadap penyuluh pertanian PNS padi di kabupaten Karawang dan penyuluh sayuran di kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Hasil analisis regresi diketahui bahwa media pembelajaran yang berpengaruh nyata terhadap peningkatan kompetensi penyuluh adalah intensitas pemanfaatan majalah (media massa); intensitas pelatihan dan intensitas pertemuan antar penyuluh (media terprogram), serta intensitas pendalaman inovasi mandiri (media lingkungan). Strategi pengembangan kompetensi penyuluh pertanian berbasis pemanfaatan media dirumuskan melalui pemanfaatan media massa, media terprogram, dan media lingkungan secara terpadu dan saling melengkapi. Media massa yang digunakan adalah majalah yang secara berkelanjutan substansinya sesuai dengan penyuluhan dan melalui saluran khusus Siaran Televisi Pembangunan Pedesaan yang mengudara selama 24 jam. Pemanfaatan media terprogram ditempuh melalui peningkatan: kualitas pendidikan formal, intensitas dan kualitas pertemuan, serta peningkatan intensitas pelatihan. Pemanfaatan media lingkungan dilakukan dengan menggerakan penyuluh untuk kembali bertempat tinggal di desa binaannya sehingga dapat belajar dengan alam, memahami kebutuhan dan potensi lingkungan, serta menselaraskan inovasi atau hasil-hasil penelitian dengan kebutuhan masyarakat di sekitar tempat tugasnya.Kata Kunci: Media pembelajaran, media massa, media terprogram, media lingkungan, kompetensi penyuluhAbstract:This study aimed at analyzing what kind of instructional media had actual influence on the competency of agricultural extension agent and formulating the strategy of media instructional utilization for developing competency of agricultural extension agent. The study used survey method toward paddy extension agents in Karawang and vegetable extension agents in Garut, West Java province. The result of regression analysis showed that the instructional media which had actual influence on the development of extension agent’s competency was the intensity of magazine utilization (mass media); the intensity of training and the intensity of meeting among extention agents (programmed media), as well as the intensity of independent innovation (environmental media). Strategy for developing competency of agricultural extension agent based on media utilization was formulated through integrated and complementary utilization of mass media, programmed media, and environmental media. The mass media used were magazine with suitable contents and the 24 hour-aired Rural Development Television Broadcasting. The utilization of programmed media was done by increasing: the quality of formal education, intensity and quality of meeting, and intensity of training. The utilization of environmental media was done by  obilization of extension agents to inhabit within their cultivating villages so that they could learn from nature, comprehend the need and the environmental potential, and harmonize the innovation and the results of research with the need of community.Keyword: instructional media, mass media, programmed media, environmental media, competency of agricultural extension agent.
PERANAN TEKNOLOGI INTERNET DALAM MEMBANGUN PENDIDIKAN KARAKTER ANAK Yuni Sugiarti Yuni Sugiarti
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. XV No.2 Desember 2011
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.675 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.97

Abstract

Abstrak:Internet hakekatnya hanya sebuah media berupa sebuah alat bukan tujuan. Pesatnya perkembangan kemampuan anak-anak dalam memanfaatkan internet merupakan peluang dalam menanamkan pendidikan karakter melalui media ini. Untuk menanamkan pendidikan karakter melalui internet diperlukan kesadaran dan kemampuan pihak-pihak terkait khususnya keluarga, sekolah, dan pemerintah. Peran keluarga perlu membentuk keluarga yang dapat menciptakan generasi penerus yang berkualitas dan berkarakter kuat, termasuk keluarga yang sadar dalam penggunaan internet yang sehat. Orangtua perlu memahami strategi penggunaan internet yang sehat, dimulai dari: meletakkan komputer ditempat umum, memilih jenis komputer PC, memiliki wawasan alamat situs edukatif, membimbing dan memonitor anak dalam menggunakan internet. Pemerintah memiliki kewajiban mendorong internet menjadi media pendidikan karakter bangsa. Sekolah selain menyediakan infrastruktur internet, juga perlu mengintegrasikan pembelajaran dengan internet, mengetahui alamat situs edukatif, memanfaatkan web atau blog sebagai sarana komunikasi dan interaksi pembelajaran, mendorong berbagai kreativitas anak melalui internet, serta membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam memanfaatkan internet secara sehat. Kata Kunci: internet, pendidikan karakter, situs edukatif, internet sehatAbstract:Internet per se is only a medium in the form of a tool and not an end. The rapid development of the child’s ability in utilizing the Internet is an opportunity in instilling character education through this medium. To instill character education through the internet, awareness and ability of the parties concerned, especially families, schools, and government are needed. It is necessary to form a family who can create the next qualified and strong character generation, including families who are aware of healthy Internet utilization. Parents need to understand the strategy of a healthy internet use beginning with putting a computer in public area, choosing the PC type computer, having an educative website address insight, guiding and monitoring the child in using the Internet. The government has an obligation to encourage Internet as media of national character building. Schools in addition to providing Internet infrastructure, also need to integrate learning with the Internet, know educational website address, use a web or blog as a means of communication and interaction of learning, encourage creativity of children through the internet, as well as guide and direct learners in utilizing the Internet in a healthy manner. Keywords: internet, character education, educational websites, internet health
PERANAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER Mohamad Adning, S.Pd, M.Pd Mohamad Adning, S.Pd, M.Pd
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. XV No.2 Desember 2011
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (37.105 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.102

Abstract

Abstrak:Pemanfaatan dan penggunan sumber belajar di arah kepada pembentukan karakter bangsa melalui pendidikan karakter. Dari berbagai sumber belajar yang ada, diantaranya adalah perpustakaan. Tanpa disadari Perpustakaan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pendidikan karakter, karena perpustakaan sebagai wadah pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, informasi dan rekreasi bagi peserta didik. Melalui tulisan ini akan digambarkan jenis perpustakaan yang ada, fungsi, peranan dan sumbangan perpustakan sebagai media pengembang pendidikan karakter.Kata Kunci: Perpustakaan, Media Pembelajaran, Pendidikan Karakter.Abstract:Utilization and use of learning resources are driven to the formation of national character through character education. Among the variety of learning resources, library is one of them. Library unwittingly becomes an inseparable part of character education, because the library functions as a forum for managing the collection of stationery, printed works, and/or professional record with a standardized system to meet the needs of education, information and recreation for students. This paper describes the types of existing libraries and its functions, role and contribution as media in developing the character education Keywords: library, character education.
UJICOBA PENAYANGAN PROGRAM PENDIDIKAN BUDI PEKERTI MELALUI TELEVISI Waldopo Waldopo
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. XV No.2 Desember 2011
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.146 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.98

Abstract

Abstrak:Penelitian yang berjudul Ujicoba Pendidikan Budi Pekerti Melalui Televisi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas pesan moral yang disampaikan oleh film serial pendidikan karakter Laskar Anak Bawang (LAB) khususnya pada episode “Pistol dan Bulan” dan “Sepeda Butut”. Film ini diproduksi oleh Pustekkom Depdiknas dan disiarkan oleh stasiun TVRI pada tanggal 5 dan 12 September 2000. Kedua jenis film tersebut berisikan pesan moral agar anak menjadi orang yang berakhlak mulia. Penentuan sampel dilaksanakan secara random (acak). Hasil randomisasi terpilih 10 lokasi yaitu Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Samarinda, Makassar, Mataram dan Kupang. Tiap kota yang terpilih; secara acak diambil 10 Sekolah Dasar (SD) yang mewakili SD di dalam kota dan yang di pinggiran kota; SD yang berstatus negeri dan SD yang berstatus swasta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum film dapat menyampaikan pesan moral secara efektif kepada siswa. Seluruh pesan moral yang ada di dalam episode Pistol dan Bulan dapat mempengaruhi siswa secara efektif. Sedangkan pesan moral yang terkandung dalam episode Sepeda Butut ada yang berpengaruh efektif tetapi ada juga yang tidak. Pesan moral yang berpengaruh efektif adalah:kesabaran, kerjasama kelompok, sportivitas dan solidaritas. Sedangkan yang tidak adalah pesan tentang perbedaan status sosial. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disampaikan saran (1) agar Pustekkom menggandeng semua pihak yang berkepentingan dengan masalah pendidikan budi pekerti untuk terus mengembangkan film-film serial televisi yang bermuatan pendidikan budi pekerti, (2) Berhubung pendidikan budi pekerti merupakan bagian yang terpisahkan dari pendidikan karakter, maka perlu dikembangkan film sejenis yang berisikan pesan tentang wawasan kebangsaan (3) film-film pendidikan budi pekerti yang telah diproduksi disamping disiarkan melalui stasiun televisi hendaknya juga di upload ke dunia maya seperti youtube dan Jardiknas/e-dukasi.net, dan (4) penelitian serupa hendaknya dilaksanakan lagi dengan sasaran para siswa yang tinggal di daerah pedesaan dan daerah terpencil.Kata Kunci: Pendidikan Budi Pekerti, Akhlak Mulia, Moral , Film serial Laskar Anak BawangAbstract:The study entitled Trial of Moral Education Through Television aimed to determine the effectiveness of the moral message conveyed by the movie series of “Laskar Anak Bawang” (LAB), particularly in the episode of “Pistol dan Bulan” and “Sepeda Butut”. The movie series was produced by the Center of information and communication technology for education Ministry of National Education and broadcast by TVRI station on 5 and 12 September 2000. Both episodes contained moral messages for a child to be a noble person in the future. The samples gained by random sampling technique. The random sampling technique resulted 10 location which were Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Samarinda, Makassar, Mataram and Kupang. In each city, ten primary schools represented urban and suburban schools, public and private schools were choosen. The result of the study showed that generally a film could convey moral messages effectively to students. All moral messages in the Pistol dan Bulan episode could influence students effectively. Some of those in Sepeda Butut episode could influence students effectively while the others could not. The moral messages that influenced effectively were: patience, teamwork, sportsmanship and solidarity. While the moral message that did not influence effectively was about the social status difference. Based on the results some suggestions are offered as follow: 1) Pustekkom should invite all parties that concern with the issue of character education to develop character building television series; 2) Pustekkom should develop a television series that conveys the concept of nationality; 3) All the character education films should also be uploaded to virtual world, e.g. via youtube and Jardiknas/e-dukasi.net; and 4) Such study should be held again with the target of students living in rural or remote area.Keywords: Character education, noble, moral, Laskar Anak Bawang TV series.
PEMBELAJARAN SAINS PADA PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Asep Saepudin Asep Saepudin
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. XV No.2 Desember 2011
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.906 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.103

Abstract

Abstrak:Substansi pembelajaran sains pada program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diorientasikan pada proses pengenalan dan proses penguasaan tentang sains sesuai dengan tingkat usianya, sehingga kedua proses tersebut diharapkan menjadi titik awal penguasaan sains untuk level selanjutnya. Oleh karena itu, wilayah garapan pembelajaran sains bagi anak usia dini meliputi dua dimensi besar, pertama dilihat dari isi bahan kajian dan kedua dilihat dari bidang pengembangan atau kemampuan yang akan dicapai. Langkah-langkah pembelajaran sains diawali dengan: 1) perumusan tujuan, 2) penentuan material, 3) setting lingkungan, 4) pengembangan kegiatan, 5) pemberian penghargaan, dan 6) tindakan pengayaan. Penerapan langkah-langkah tersebut, secara umum dibagi menjadi tiga pendekatan, yaitu: 1) pendekatan yang bersifat situasional, 2) pendekatan yang bersifat terpisah atau tersendiri, dan 3) pendekatan yang bersifat terintegrasi. Evaluasi akhir kegiatan pembelajaran sains pada PAUD dilakukan untuk menelusuri tingkat keberhasilan pembelajaran sains, sehingga diketahui upaya upaya selanjutnya, baik tindakan perbaikan, pengayaan, maupun pengembangan lainnya. Kata kunci: anak usia dini, pendidikan, dan pembelajaran sains.Abstract:Substance of science learning in early childhood education programs is directed at the introduction and mastery of science process in accordance with his age level, so that both processes are expected to be the starting point of mastery of science at the next level. Therefore, the claim of science learning for early childhood children includes two major dimensions, first seen from the content and study materials and second visits of the field of development or the ability to be achieved. The scope of the content of study materials includes materials related discipline or field of study. While the scope of the aspects of the development or ability, consists of three dimensions of product mastery of science, the mastery of science processes and mastery of science attitudes. The procedure in learning science begins with:(1) formulation of objectives, (2) determination of the material, (3) the environmental setting,(4) development activities, (5) award, and (6) enrichment action. Application of the procedure, generally divided into three approaches, namely: 1) a situational approach, 2) an approach that is separate or distinct, and 3) the approaches that are merged or integrated with other disciplines. Final  evaluation of science learning activities in early childhood education is conducted in a systematic and sustainable way for the purpose of tracking and determining the level of success of science learning, so the next efforts will be recognized whether they are improvement, correction, enrichment or other development efforts. Keywords: Early Childhood, Education, Science Learning.

Page 1 of 2 | Total Record : 11


Filter by Year

2013 2014


Filter By Issues
All Issue Jurnal Teknodik Vol. 29 No. 1, Juni 2025 Jurnal Teknodik Vol. 28 No. 2, Desember 2024 Jurnal Teknodik Vol. 28 No. 1, Juni 2024 Jurnal Teknodik Vol. 27 No. 2, Desember 2023 Jurnal Teknodik Vol. 27 No. 1, Juni 2023 Jurnal Teknodik Vol. 26 No. 2, Desember 2022 Jurnal Teknodik Vol. 26 No. 1, Juni 2022 Jurnal Teknodik Vol.XVI No.4 Desember 2012 Jurnal Teknodik Vol.XVI No.3 September 2012 Jurnal Teknodik Vol. 25 No. 2, Desember 2021 Jurnal Teknodik Vol. 25 No. 1, Juni 2021 Jurnal Teknodik Vol. 24 No. 2, Desember 2020 Jurnal Teknodik Vol. 24 No. 1, Juni 2020 Jurnal Teknodik Vol. 23 No. 2, Desember 2019 Jurnal Teknodik Vol. 23 No. 1, Juni 2019 Jurnal Teknodik Vol. 10 No. 18, Juni 2006 Jurnal Teknodik Vol. 09 No. 16, Juni 2005 Jurnal Teknodik Vol. 8 No. 14, Juni 2004 Jurnal Teknodik Vol. 17 No. 4, Desember 2013 Jurnal Teknodik Vol,17 No. 3, September 2013 Jurnal Teknodik Vol. 12 No. 2, Desember 2008 Jurnal Teknodik Vol. 10 No. 19, Desember 2006 Jurnal Teknodik Vol. 8 No. 15, Desember 2004 Jurnal Teknodik Vol. 22 No. 2, Desember 2018 Jurnal Teknodik Vol. 22 No. 1, Juni 2018 Jurnal Teknodik Vol. 14 No. 1, Juni 2010 Jurnal Teknodik Vol. 13 No. 1, Juni 2009 Jurnal Teknodik Vol. 12 No. 1, Juni 2008 Jurnal Teknodik Vol. 11 No. 3, Agustus 2007 Jurnal Teknodik Vol. 21 No. 2, Desember 2017 Jurnal Teknodik Vol. 20 No. 2, Desember 2016 Juni Jurnal Teknodik Vol. 20 No. 1 Juni 2016 Jurnal Teknodik Vol.19 No. 2 Agustus 2015 Jurnal Teknodik Vol.19 No. 1 April 2015 Jurnal Teknodik Vol.18 No. 3 Desember 2014 Jurnal Teknodik Vol.18 No. 2 Agustus 2014 Jurnal Teknodik Vol.18 No.1 April 2014 Jurnal Teknodik Jurnal Teknodik Vol.XVII No.2 Juni 2013 Jurnal Teknodik Vol.XVII No.1 Maret 2013 Jurnal Teknodik Vol.XVI No.2 Juni 2012 Jurnal Teknodik Vol. XV No.2 Desember 2011 Jurnal Teknodik Vol.XVI No.1 Maret 2012 Jurnal Teknodik Vol.XV No.1 Juli 2011 More Issue