cover
Contact Name
reza
Contact Email
reza.andrea@gmail.com
Phone
+6285388729017
Journal Mail Official
reza.andrea@gmail.com
Editorial Address
Jl. Samratulangi Samarinda 75131
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Buletin LOUPE (Laporan Umum Penelitian)
ISSN : 14118548     EISSN : 25805274     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Buletin Loop of the Politeknik Pertanian Negeri Samarinda is one of the most active centres of scientific work in agriculture in the Samarinda. Problems are attacked from two distinct points of view: the economic, in which the object is to show how crops may be produced a little more cheaply than at present, and the scientific, the problem being investigated for the sake of the general principles it may bring out. Two sets of bulletins are therefore issued, the popular bulletin, intended for farmers, dealing mainly with local problems, and always from the local point of view, and the research bulletins. The popular bulletins are fully equal to any others in the United States, and much ahead of anything we publish here for farmers; in the series before us the subjects dealt with include land drainage, curing of seed corn, control of various weeds, draft-horse judging, a discussion of the methods of paying for milk at cheese factories, and so on. The research bulletins are the scientific papers of the staff; as usual in the Samarinda, each paper is published separately, and there is no common journal in which they all appear.
Articles 337 Documents
Respon Pemberian Pupuk Rock Phosphate terhadap Pertumbuhan Biji Kecambah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Daryono
Buletin Loupe Vol 15 No 02 (2019): Edisi Desember 2019
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.709 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v15i02.37

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kimia rock phosphate yang terbaik terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di pembibitan awal biji kecambah pre- nursery. Penelitian ini terdiri dari satu perlakuan yaitu pemberian pupuk rock posphate yang terdiri dari tiga taraf yaitu P0: Dosis 5 g pupuk RP/tanaman, P1: 10 g pupuk RP/tanaman dan P2: 15 g pupuk RP/tanaman. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri 3 taraf dan setiap taraf di ulang sebanyak 20 ulangan (tanaman). Sehingga jumlah tanaman yang di amati sebanyak 60 tanaman. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengamatan waktu muncul tunas tidak memberikan pengaruh beda nyata pada semua perlakuan P1, P2 dan P3. Pengamatan Jumlah daun umur 30 hst tidak berbeda nyata sedangkan umur 60 dan 90 memberikan pengaruh beda nyata pada semua perlakuan P1, P2 dan P3. Pada dosis 10 g/tanaman untuk umur 60 hst rata-rata 2,65 helai, dosis 15 g/tanaman umur 90 hst rata-rata 3,93 helai. Pengamatan tinggi tanaman umur 30 hst tidak berbeda nyata sedangkan umur 60 berpengaruh beda nyata pada dosis 10 g/tanaman rata-rata 19,65 cm dan umur 90 hst berbeda nyata pada dosis 15 g/tanaman rata-rata 20,00 cm. Pengamatan diameter batang umur 60 hst tidak berbeda nyata sedangkan umur 90 hst memberikan pengaruh beda nyata pada dosis 15 g/tanaman rata-rata 0,30 mm.
Permudaan Alam Tanaman Ulin (Eusideroxylon zwageri T et B) Sistem Putaran Sebagai Alternatif Konservasi In Situ Muhammad Fadjeri
Buletin Loupe Vol 15 No 02 (2019): Edisi Desember 2019
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.037 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v15i02.38

Abstract

“Putaran“ adalah sistem pembibitan kayu ulin dari permudaan alami yang dilakukan dengan menggali sedalam batas lebar kanopi tanaman memutar akar. Sistem putaran ini kelebihannya adalah permudaan alami dipilih menjadi bibit tanpa mengalami stres, karena dicabut dengan mikro-ekosistem tanah yang tidak banyak berubah. Regenerasi alami kayu ulin biasanya tumbuh bergerombol di bawah pohon induknya, Akibatnya terjadi persaingan antar anakan itu sendiri dalam hal memperebutkan ruang , cahaya dan mneral. Untuk mendukung pelestarian bibit anakan alami ulin ini perlu dipindah di areal lain yang masih kosong secara insitu. Berdasarkan hasil penelitian selama 18 bulan, diketahui bahwa sistem putaran bibit kayu ulin yang dibiarkan ditempat selama sekitar 12 bulan baru dipindahkan ke tempat lain, memberikan persentase tumbuh 90%, sedangkan yang ditanam langsung di lapangan hanya 42,5%. Dengan demikian, sistem putaran dapat digunakan sebagai alternatif konservasi in-situ.
Analisa Tingkat Pencemaran Air pada Sumur Gali Rt 15, Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang Kemala Hadidjah
Buletin Loupe Vol 15 No 02 (2019): Edisi Desember 2019
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.751 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v15i02.39

Abstract

Kondisi sumur gali di RT 15 Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang ini memiliki kedalaman yang berbeda-beda dan warna tidak jernih ditemukan di sebagian sumur yang ada. Masyarakat sekitar masih memakai sumur untuk mencuci dan mandi. Sedangkan untuk konsumsi lebih memakai air dari PDAM atau mereka membeli dari depo air di sekitar desa. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air dilihat dari parameter Potential Of Hydrogen (pH), kekeruhan dan Total Dissolved Solids (TDS) pada air sumur gali di RT 15 Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang. Metode yang dilakukan adalah mempersiapkan penelitian di lapangan dan di laboratorium. Sampel air sumur gali diambil dan langsung dibawa ke laboratorium untuk dilakukan analisis TDS, kekeruhan dan pH. Proses analisa pH dengan menggunakan alat pH meter, analisa kekeruhan menggunakan alat Turbidity Meter, dan analisis TDS menggunakan alat Conductivity Pocket Meter. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ratarata nilai pH dari 7 sampel air sumur gali adalah 6,15; rata-rata nilai TDS adalah 237,14 mg/L dan nilai ratarata kekeruhan adalah 45,80 NTU; dimana pada masing-masing parameter dilakukan 2 kali pengulangan. Standar baku mutu air berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air menunjukkan bahwa nilai kadar maksimum yang diperbolehkan untuk kekeruhan 25 NTU, pH 6,5 - 9,0 dan TDS 1.500 mg/L. Dari ketiga parameter ini, dapat disimpulkan bahwa sumur gali di RT 15 Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang, masih belum sepenuhnya tercemar.
Potensi Bahaya Kontaminasi Logam Berat di Lahan Bekas Tambang Batubara yang Digunakan Sebagai Lahan Pertanian Haryatie Sarie
Buletin Loupe Vol 15 No 02 (2019): Edisi Desember 2019
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.134 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v15i02.40

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontaminasi logam berat dengan menganalisis beberapa logam berat seperti logam Pb, Hg, Cd di dalam tanaman buah pisang dan buah pepaya di lahan bekas tambang batubara. Kandungan logam yang dianalisis akan dibandingkan dengan baku mutu kandungan logam berat tanaman menurut SNI 7387:2009. Data penelitian ini diambil pada tahun 2013. Lokasi yang diteliti adalah 2 lokasi bekas tambang batubara (2 lokasi lahan bekas tambang yang sudah ditanami pepaya dan pisang). Jumlah sampel tanaman ada 2 sampel (buah pisang dan buah pepaya. Kandungan logam berat dianalisis menggunakan alat Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS). Hasil penelitian pada buah pisang dan pepaya menunjukkan pencemaran logam berat Pb karena melebihi bakumutu 0,5 mg/Kg untuk batas aman, sehingga berbahaya dikonsumsi manusia, kecuali logam Cd tidak terdeteksi, sedangkan logam Hg masih di level aman karena dibawah bakumutu 0.03 mg/Kg.
Fitoremediasi Logam Fe dalam Air Asam Tambang Menggunakan Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) Fachruddin Azwari
Buletin Loupe Vol 15 No 02 (2019): Edisi Desember 2019
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.598 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v15i02.41

Abstract

Kegiatan pertambangan mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan berupa pencemaran. Salah satu unsur penyebab yaitu air asam tambang (AAT) yang mengandung besi sulfur, seperti pirit (FeS2) dan pirotit (FeS) yang dapat mencemari air permukaan dan air tanah, mengganggu kesehatan masyarakat sekitar Fitoremediasi berupa penggunaan tanaman untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan atau menghancurkan bahan pencemar baik itu senyawa organik maupun anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kandungan logam Fe dalam air asam tambang secara fitoremediasi dengan media eceng gondok. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel air di setlling pond yang tidak aktif pada aliran kompartemen kedua di perusahaan batubara CV. Arjuna dan analisa sampel dilakukan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman Samarinda. Hasil fitoremediasi menggunakan eceng gondok yang dianalisa menggunakan AAS kandungan logam Fe sebelum fitoremediasi 0,382 mg/l dan sesudah fitoremediasi mengalami penurunan menjadi 0,379 mg/l sampai tidak terdeteksi.
Studi Perbandingan Transpirasi antar Pohon di Hutan Kota Malabar (Penelitian Pendahuluan untuk Solusi Pengelolaan Lahan Kering) Rofinus Bu'u Nuwa
Buletin Loupe Vol 15 No 02 (2019): Edisi Desember 2019
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.275 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v15i02.42

Abstract

Kekeringan merupakan salah satu masalah serius yang sering muncul ketika musim kemarau tiba dan berkepanjangan. Dari aspek hidrometeorologi kekeringan timbul dan disebabkan oleh berkurangnya curah hujan selama periode tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis pohon dengan transpirasi paling besar berdasarkan karakteristik daun dan hasil total transpirasi. Hasil penelitian ini menunjukkan pohon gymnospermae yang daun paling lebar yaitu daun pohon melinjo 1 yaitu lebar 5,3 cm dan jenis pohon angiospermae yang daunnya paling lebar yaitu daun pohon ketapang 2 yaitu lebar 18,4 cm. Jenis pohon gymnospermae yang daun paling tebal yaitu daun pohon cemara norflok 1 dengan tebal daunya yaitu 0,049 mm, sedangkan jenis angiospermae pohon dengan daun paling tebal yaitu daun pohon ketapang 3 dengan tebal daunnya itu 0,015 mm. Jumlah total daun paling banyak yaitu jenis glodokan sebesar 7809. Pada jenis pohon gymnospermae rata-rata jumlah uap air yang dihasilkan paling banyak adalah pohon Melinjo dengan jumlah rata-rata 1.428,07 ml. Sedangkan pada jenis pohon angiospermae, pohon yang paling besar menghasilkan uap air yaitu Ketapang dengan nilai rata-rata 9.607,6 ml. Dari hasil pengamatan, peneliti menyimpulkan jenis pohon angiospermae yang paling banyak menghasilkan uap air yaitu jenis pohon Ketapang, karena dilihat dari panjang daun, lebar daun dan tipisnya daun sehingga pohon ketapang yang paling banyak menghasilkan uap air.
Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Kedelai diantara Beberapa Varietas Jagung Hibrida dengan Jarak Tanam Berbeda Laurensius Lehar
Buletin Loupe Vol 15 No 02 (2019): Edisi Desember 2019
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.777 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v15i02.43

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan dan produksi kedelai yang ditanam diantara beberapa varietas jagung hibrida dengan jarak tanaman berbeda. Rancangan penelitian menggunakan Split Plot Desain (RPT), sebagai petak utama jarak tanam kedelai 30 cm x 15 cm dengan jumlah kedelai 5 baris (180 cm) dan jumlah kedelai 7 baris (240cm). Sedangkan sebagai anak petak yaitu verietas jagung hibrida yaitu Pioneer 35, Bima 19, JH 27, Bima 2 dan Nasa 29, yang ditanam dengan jarak tanam 60 cm x 12,5 cm. Sehingga terdapat 10 kombinasi perlakuan, kemudian diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian terhadap komponen pertumbuhan tanaman yaitu Tinggi tanaman kedelai menunjukkan bahwa kedelai ditanam diantara jagung hibrida varietas JH 27 (112,15 cm) dan Bima 2 (107,85 cm) tertinggi dibanding kedelai ditanam diantara varietas jagung yang lainnya. Variabel pengamatan terhadap komponen hasil menunjukkan bahwa jumlah polong per tanaman dan jumlah polong isi tertinggi pada perlakuan kedelai ditanam diantara varietas jagung hibrida JH 27 jarak tanam 7 baris masing-masing 46,64 polong dan 44,53 polong. Sedangkan jumlah biji per tanaman dan jumlah biji isi per tanaman tertinggi pada perlakuan kedelai ditanam diantara jagung hibrida varietas Bima 2 dan Nasa 29 dengan jarak tanam 7 baris masing-masing 73,33 biji, 71,14 biji dan 71,64 biji, 69,61 biji. Bobot 100 butir tertinggi pada perlakuan kedelai ditanam diantara jagung hibrida varietas Pioner 35 (14,70 g), Bima 2 (14,67 g) dan Nasa 29 (14,42 g). kedelai ditanam diantara varietas jagung hibrida Bima 2, JH 27 dan Nasa 29 nyata berpengaruh terhadap produksi dan berpengaruh nyata terhadap kedelai ditanam diantara jagung hibrida varietas Bima 19 dan Pioner 35.
Karakteristik Organoleptik dan Sifat Kimia Fruit Leather Nanas (Ananas comosus L. Merr) dengan Penambahan Karagenan dan Gelatin sebagai Gelling Agent hamka nurkaya
Buletin Loupe Vol 16 No 02 (2020): Edisi Desember 2020
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.49 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v16i02.67

Abstract

Di Kalimantan Timur, buah nanas sangat berlimpah namun masyarakat setempat belum memanfaatkannya sebagai olahan yang berkualitas tinggi padahal buah nanas sangat berpotensi untuk diolah menjadi produk-produk yang memiliki nilai jual tinggi seperti halnya dalam diversifikasi pangan, salah satunya adalah dengan pengolahan fruit leather. Dalam pengolahan fruit leather sering terjadi beberapa kendala, salah satunya adalah plastisitas yang kurang baik. Oleh karena itu untuk memenuhi kriteria tersebut diperlukan penambahan bahan pengikat yang dapat memperbaiki plastisitas dari fruit leather dengan menggunakan bahan karagenan dan gelatin. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Faktor tunggal dalam penelitian ini adalah perbandingan antara karagenan dan gelatin. Dimana perlakuan adalah P1 (1g:0g), P2 (0,75g:0,25g), P3 (0,50g:0,50g), P4 (0,25g:0,75g), dan P5 (0g:1g) untuk setiap 100 gram bahan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan uji lanjut menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf α 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh perbandingan penambahan antara karagenan dan gelatin berpengaruh nyata terhadap organoleptik untuk warna dan rasa, namun berpengaruh tidak nyata terhadap organoleptik untuk aroma dan tekstur serta berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat dan vitamin C. Penambahan terbaik berdasarkan tingkat kesukaan terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa terdapat pada perbandingan (100:0). Perbandingan ini memiliki kadar air 9,44%, kadar abu 2,88%, kadar serat 1,98%, dan vitamin C 15,51 mg.
Sifat Kimia dan Organoleptik Permen Jelly Buah Naga (Hylocereus Polyrhizus) dengan Penambahan Karagenan sebagai Gelling Agent hamka nurkaya
Buletin Loupe Vol 16 No 01 (2020): Edisi Juli 2020
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.756 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v16i01.69

Abstract

ABSTRACT Dragon fruit is an Indonesian agricultural commodity that contains many essential nutrients for the body. Dragon fruit is known to reduce cholesterol and balance blood sugar levels in the body. Unfortunately, dragon fruit is easily damaged. In addition, dragon fruit also often experiences price declines especially when the amount of harvest is abundant. Therefore, efforts are needed to process dragon fruit into processed products of high economic value; one example is to process them into jelly candies. In this research, jelly candies were made from dragon fruit by using carrageenan as a gelling agent. This study aims to determine the chemical properties and the level of preference of panelists on dragon fruit jelly candy with the addition of carrageenan at different concentrations. The experimental design used in this study is a completely randomized design with 1 treatment factor, namely the difference in carrageenan concentration (3%, 5%, and 7%). The results showed that the water content of dragon fruit jelly candy at all levels of carrageenan concentration had fulfilled SNI-3547-2-2008 with an average value ranging from 4.78 to 6.61% (maximum water content according to SNI was 20%). And the ash content required by SNI-3547-2-2008 for jelly candy is 3% according to the treatment of adding 3% carrageenan with a value of 2.91%. The organoleptic test showed that the best treatment that panelists prefer is the treatment with the addition of 3% carrageenan with an average value of aroma 3.33 (somewhat like), color 3.60 (like), taste 3.53 (like) and texture 3.45 (somewhat like).
Pembuatan Bioetanol dari Nira Kelapa Sawit Menggunakan Saccharomyces cerevisiae Ledy Purwandani; Erning Indrastuti; Fenny Imelda
Buletin Loupe Vol 16 No 01 (2020): Edisi Juli 2020
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.533 KB) | DOI: 10.51967/buletinloupe.v16i01.70

Abstract

Pohon kelapa sawit tua (Elaeis quineensis Jacq) yang memasuki periode replanting berpotensi menghasilkan nira. Tujuan dari penelitian adalah menghasilkan produk bioetanol dari nira sawit yang berasal dari pohon sawit yang sudah tidak produktif dan ditebang dengan optimalisasi proses fermentasi menggunakan Saccharomyces cerevisiae dengan perlakuan kombinasi waktu fermentasi (24, 48, dan 72 jam) dan starter mikroba yang ditambahkan (5, 10, dan 15%). Proses fermentasi dilakukan pada suhu ruang (26-28°C). Penelitian dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah proses fermentasi. Tahap kedua adalah proses destilasi yang dilakukan pada suhu 78°C, Tahap ketiga adalah penentuan kualitas bioetanol yang dihasilkan. Parameter kualitas bioetanol yang diamati meliputi kadar etanol dan densitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar bioetanol dari nira kelapa sawit yang dihasilkan dengan perlakuan lama waktu fermentasi dan konsentrasi inokulum berkisar 3-8%. Perlakuan terbaik bioetanol dari nira kelapa sawit dengan penentuan metode indeks efektivitas adalah perlakuan dengan perlakuan lama waktu fermentasi 24 jam dan penambahan konsentrasi inokulum 10%. Rendemen dari bioetanol dengan satu kali destilasi berkisar 8-14% dengan densitas 0,9892-0,9938 g/L.

Page 2 of 34 | Total Record : 337