Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan
Jurnal Dakwah is focused on publishing the original research articles, review articles from contributors, and the current issues related to Dakwah and communication. The main objective of Jurnal Dakwah is to provide a platform for the international scholars, academicians, and researchers to share the contemporary thoughts in the fields of Dakwah, communication, broadcasting, and journalism. Jurnal Dakwah publishes research papers in the all the fields of Dakwah, communication, broadcasting, and journalism such as, Histroy of Dakwah, Dakwahin middle ages, Tafsir and hadits Dakwah, Media Digital of Dakwah, Online Canal Of Dakwah, and other related studies of Islamic Study.
Articles
97 Documents
KONSEP DA’WAH POLITIK MOHAMMAD NATSIR
Fadlilah, Siti Nur
Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan Vol. 3 No. 1 (2020): Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan
Publisher : Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam STID Mohammad Natsir
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v3i01.63
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep da’wah politik Mohammad Natsir dengan menggunakan Metode Historis Deskriptif. Metode Penelitian : Kualitatif, Hasil Penelitian : Konsep Da’wah Politik M.Natsir diaplikasikan dalam satu khittah (garis perjuangan) melalui tiga lapangan yaitu lapangan parlementer dan perwakilan (legislatif), lapangan pemerintahan (eksekutif) dan lapangan pembinaan ummat. Di lapangan parlementer, M.Natsir berusaha agar segala urusan-urusan yang mengenai kepentingan kehidupan ummat diputuskan dan diselesaikan dengan dasar musyawarah. Di lapangan pemerintahan M.Natsir menyalurkan aspirasinya dalam menerapkan politik yang berasaskan Islam, salah satunya adalah menyampaikan aspirasi umat Islam, agar Islam menjadi dasar negara. Dalam bidang pembinaan umat, M.Natsir bergerak melalui pendidikan, sesuai dengan rumusan sistem pendidikan nasional memperjuangkan adanya undang-undang wajib belajar bagi semua warganegara, hal ini sejalan dengan ajaran Islam bahwa menuntut Ilmu adalah sebuah kewajiban setiap muslim dan Muslimah.
POLA LEMBAGA KEAGAMAAN DALAM MERESPON WABAH COVID-19
Anam, Ahmad Misbahul
Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan Vol. 3 No. 1 (2020): Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan
Publisher : Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam STID Mohammad Natsir
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v3i01.65
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pola lembaga keagamaan dalam merespon wabah Covid-19. Metode Penelitian: Kualitatif. Hasil Penelitian: Terdapat pola yang sama dari masing-masing lembaga untuk menempatkan hasil Fatwa MUI sebagai pondasi pijakan, kemudian dilanjutkan dengan penerbitan himbauan yang lebih teknis oleh masing-masing lembaga. Himbauan tersebut mengajak seluruh komponen unit dibawahnya untuk menyiapkan berbagai hal yang memungkin, akibat dampak Civid-19. Ada satu implikasi yang berharga dari kasus ini, yaitu mulai berangsur-angsur menempatkan posisi MUI sebagai perekat dan penyatu ummat, khususnya dalam hal-hal yang bersinggungan dengan pemerintah. Jika pola hirarki menempatkan MUI sebagai dasar hukum dalam aspek yang luas, maka akan memudahkan persatuan umat kedepan. Pola seperti ini sebenarnya bukan kali pertama MUI mengambil peran dan lembaga mitra berpartisipasi, sudah banyak Fatwa yang telah diputuskan dan mendapat respon dukungan dari lembaga keagamaan. Tapi pada kali ini, karena fenomena masail fiqiyahnya berskala nasional, peran lembaga keagamaan juga semakin maksimal.
ANALISIS FRAMING TENTANG PEMBERITAAN PENUSUKAN SYEKH ALI JABER DI MEDIA ONLINE KOMPAS.COM
Saeful Rokhman;
Yamin
Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan Vol. 3 No. 02 (2020): Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan
Publisher : Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam STID Mohammad Natsir
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v3i02.85
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pola lembaga keagamaan dalam merespon wabah Covid-19. Metode Penelitian: Kualitatif. Hasil Penelitian: berdasarkan model framing Robert N. Entman, ia melihat framing dalam dua dimensi besar, yakni seleksi isu dan penonjolan aspek tertentu dari realitas. Berdasarkan analisa yang telah peneliti lakukan terhadap teks-teks berita di atas, secara garis besar peneliti melihat bahwa aspek yang diangkat atau yang ditonjolkan oleh Kompas.com yakni terkait kondisi DKI Jakarta dan Pulau Jawa yang sudah menanggung beban yang berat, sehingga pemindahan Ibu Kota harus dilakukan. Sedangkan Media Republika.co.id dalam pemberitaannya secara garis besar memuat pernyataan tokoh-tokoh yang tidak sependapat terhadap pemindahan Ibu Kota untuk saat ini, di karenakan kondisi ekonomi yang belum mapan dan berbagai macam alasan lainnya.
KONSEP ADAB MENUNTUT ILMU DAN MENGAJARKANNYA
Abdul Kadir
Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan Vol. 3 No. 02 (2020): Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan
Publisher : Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam STID Mohammad Natsir
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v3i02.86
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tentang konsep ilmu dan adab menuntut ilmu. juga mengetahui apa saja adab-adab terhadap guru atau pengajar yang harus diketahui oleh para penuntut ilmu. Metode Penelitian: Kualitatif. Hasil Penelitian: Ilmu merupakan tonggak segala sesuatu. Ia merupakan pangkal dari setiap amal seorang muslim. Karena sebab ilmu lah seorang muslim menjadi mulia dihadapan Allah dan manusia pada umumnya. Dalam menuntut ilmu ada adab-adab yang perlu diperhatikan oleh setiap penuntut ilmu. Adab ini menentukan keberhasilan seorang murid dalam menuntut ilmu. salah satunya adalah menghormati dan memulyakan gurunya. Juga, ada tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan oleh para penuntut ilmu. Tahapan-tahapan belajar itu tidak lain adalah modul-modul dalam pembelajaran yang mesti diperhatikan dalam konsep menuntut ilmu. Dan dengan tahapan-tahan ini menjadikan seorang penuntut ilmu dapat berhasil memperoleh ilmu yang diharapkannya.
POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DI KAMPUNG NGOYO MOROWALI UTARA PADA INFORMASI BARU: STUDY KASUS, PERAN ANAK-ANAK SEBAGAI MEDIA KOMUNKASI
Ahmad Misbahul Anam
Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan Vol. 3 No. 02 (2020): Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan
Publisher : Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam STID Mohammad Natsir
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v3i02.87
Penelitian ini ingin mengungkapkan tentang bagaimana pola komunikasi pada masyarakat Ngoyo Sulawesi tengah. Pendekatan penelitian ini adalah kwalitatif dengan keterlibatan peneliti, yang juga sebagai actor perubahan yang terlibat dalam komunitas tersebut selama 2 tahun. Hasilnya menunjukkan banyak pola yang digunakan dalam membangun komunikasi dan kemudian menghasilkan pengaruh berupa keterbukaan informasi warga sebagai bagian dari perubahan.
PRINSIP-PRINSIP DAN URGENSI DA’WAH POLITIK DALAM AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH
Lukman
Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan Vol. 3 No. 02 (2020): Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan
Publisher : Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam STID Mohammad Natsir
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v3i02.88
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prinsip-prinsip da’wah politik menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah. Metode Penelitian: Kualitatif. Hasil Penelitian: Da’wah adalah kegiatan utama dari seorang da’i yang politisi, maka tentu saja dalam berpolitik berpedoman pada prinsip-prinsip da’wah yang telah digariskan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta melaksanakan prinsip-prinsip politik Islam sekaligus. Sehingga ketika dikatakan prinsip da’wah politik, maka kita dapat merumuskan prinsip-prinsip tersebut, dengan mengacu pada prinsip-prinsip da’wah secara umum dan prinsip-prinsip politik Islam sekaligus. Diantara prinsip-prinsip tersebuta adalah: Memberi keteladanan sebelum berda’wah, artinya seorang politisi, khususnya pemegang kekuasaan harus menjadi qudwah ditengah-tengah masyarakatnya, dia terdepan dalam melaksanakan syari’at. Demikian juga prinsip mengikat hati sebelum membebani, bahwa seorang penguasa harus mendapatkan simpati dan dukungan dari masyarakat sebelum mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang membebani masyarakat. Prinsip lainnya adalah mengenalkan sebelum memberi beban, artinya segala bentuk pembebanan kepada masyarakat atau mad’u harus didahului sosialisasi, pengenalan, pengetahuan, baik itu beban peraturan dan perundang-undangan baru, maupun pelaksanaan syari’at agama secara kelembagaan. Dengan demikian da’wah politik adalah keistiqomahan seorang da’i yang terjun dalam dunia politis untuk terus berpegang teguh pada prinsip-prinsip da’wah itu sendiri.
KONSEP KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DAKWAH DALAM MENGHADAPI GENERASI DIGITAL
Dwi Budiman Assiroji
Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan Vol. 4 No. 01 (2021): Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan
Publisher : Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam STID Mohammad Natsir
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.90
Research Objectives: This study aims to find out how the concept of da'wah communication should be carried out by a da'wah leader in facing the digital generation. Research Methodology: Qualitative-Literature. Research Results: from this study it was found that in facing the digital generation, a da'wah leader must pay attention to at least three things in communicating. Namely: first, you must be an example in your life, especially in the context of da'wah. Because the digital generation is a generation that really pays attention to the lives of its characters. Second, da'wah leaders must make maximum use of online media as a medium for preaching to the digital generation. Because the digital generation is a generation that is very familiar with online media. Third, the da'wah leader must have digital literacy in communicating with the digital generation. The three literacies are data literacy, technological literacy and human literacy. So that with this literacy, da'wah leaders can communicate well with the digital generation.
RETORIKA DAKWAH DR. ZAKIR NAIK DALAM MENDA’WAHKAN ISLAM KEPADA KAUM NASHRANI
Saeful Rokhman;
Muslimah Muslimah
Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan Vol. 4 No. 01 (2021): Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan
Publisher : Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam STID Mohammad Natsir
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.91
Tujuan penelian ini untuk mengungkap retorika da’wah Dr. Zakir naik dalam menda’wahkan Islam kepada kaum Nashrani. Metode penelitian menggunakan kualitatif. Hasil dalam penelitian ini berdasarkan data-data yang bisa penulis dapatkan selama penelitian berlangsung kemudian penulis analisa berdasarkan teori Aristoteles, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: Secara Ethos (sikap/kredibilitas komunikator), beliau menampakkan sikap bijak dalam menjawab semua pertanyaan dari komunikan. 2. Phatos (respon kumunikan). 3. Logos (isi pesan yang di sampaikan secara logis), isi pesan komunikasi yang banyak disampaikan oleh Dr. Zakir Naik ialah isi pesan yang disampaikan secara logis dan ilmiah, sehingga sangat mudah untuk mendapatkan respon yang positif dari setiap komunikan. Sebagaimana dibuktikan pada sebuah video yang di unggah pada Youtube.co.Lampu Islam pada tanggal 3 April 2017 di UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) dengan dialog bertema wanita Kristen akhirnya mengakui kebenara Islam. Terbukti bahwa Dr. Zakir Naik beretorika didalam dakwahnya menggunakan teori retorika Aristoteles yaitu Ethos, Pathos, dan Logos. Dapat kita lihat Dr. Zakir Naik sanggup menunjukkan kepada khalayak bahwa dia memiliki pengetahuan yang luas dengan memberikan sebuah contoh dan analogi yang mudah dipahami, sehingga memiliki kepribadian yang terpercaya, dan status yang terhormat dihadapan khalayak. Selain itu Dr. Zakir Naik mampu menyentuh hati khalayak, emosi, harapan, kebencian dan kasih sayang peserta diskusi dengan argumen yang Dr. Zakir Naik sampaikan bahwa agama Islam adalah agama kedamaian. Kemudian Dr. Zakir Naik pun meyakinkan kahalayak dengan mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai bukti.
REALITAS LITERASI MEDIA PADA IBU-IBU JAMAAH MAJELIS TAKLIM NURUL HIKMAH, DESA TANJUNG KARANG, CIGALONTANG, TASIKMALAYA, JAWA BARAT: REALITAS LITERASI MEDIA PADA IBU-IBU JAMAAH MAJELIS TAKLIM NURUL HIKMAH, DESA TANJUNG KARANG, CIGALONTANG, TASIKMALAYA, JAWA BARAT
Santa Lorita Simamora
Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan Vol. 4 No. 01 (2021): Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan
Publisher : Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam STID Mohammad Natsir
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.92
Impressions program broadcast media were more varied, especially the entertainment program demanding society audience should have the ability to screen a wide range of entertainment programs such content. The reality is not so, is not proportional between variety program and the community's ability to filter information which may enter into her mind. This is especially seen in public audiences in rural areas. As stated by Nielsen Media Research that the majority of the audience in Indonesia is a community social economic status C and D, where their ability to seek more entertainment through a private television station. While their ability to sort out the entertainment program content can not be said to be feasible. The Research method used is descriptive qualitative research. Through this research, the researcher tries photographing reality lack the ability of mothers touched Majelis Taklim Nurul Hikmah, Tanjung Karang Village, Cigalontang, Tasikmalaya, West Java during the first month, which is the period of May 29 to June 26, 2018. Additionally depth interviews were conducted that research subjects 30 mothers touched Majelis Taklim Nurul Hikmah. The results of the research findings that the ability of mothers in sorting, filtering content impressions entertainment program is minimal, so with various limitations, the mothers can not provide assistance to the children or their grandchildren when watching television programs, especially the entertainment program.
MENGATASI GANGGUAN PROSES SAMPAINYA PESAN MELALUI MOTIVASI KESADARAN PADA PECANDU NARKOBA
Ahmad Misbahul Anam
Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan Vol. 4 No. 01 (2021): Jurnal Da'wah: Risalah Merintis, Da'wah Melanjutkan
Publisher : Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam STID Mohammad Natsir
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v4i01.94
Dalam banyak kasus negara maju dan negara berkembang, narkoba masih menjadi bagian dari sistem ekonomi dunia. Antara kepentingan devisa cukai pajak sebagai pemasukan negara dan bagaimana mengatasi para pecandunya, yang merusak kehidupan pecandu dan sistem sosial. Kerusakan tersebut menyebabkan rusaknya sistem penangkap pesan, sebagai media untuk perbaikan diri. Agama memiliki kesempatan untuk mengembalikan sistem komunikasi ini, agar tidak berubah menjadi pengganggu (noise) bagi proses perbaikan. Penelitian ini mengenalkan pendekatan komunikasi yang dipaparkan oleh Shannon dan Waber, dimana dalam komunikasi selalu ada noise (hambatan) dalam prosesnya. Pecandu narkoba dijadikan obyek kajian, karena memiliki potensi gangguan tersebut. Didekatkan penanganannya melalui sentuhan al-Qur’an dan sunnah sebagai keperluan fitrah bagi perbaikan jiwa yang sedang mengalami gangguan. Penelitian ini membetasi diri hanya meneliti atas data-data yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, karena kondisi Covid-19 yang masih membatasi pertemuan dengan korban narkoba.