cover
Contact Name
Livana PH
Contact Email
livana.ph@gmail.com
Phone
+6289667888978
Journal Mail Official
livana.ph@gmail.com
Editorial Address
Jl. Subali Raya No. 12, Krapyak SEMARANG, Jawa Tengah
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ners Widya Husada
ISSN : 23563060     EISSN : 27219860     DOI : https://doi.org/10.33666/jners
Core Subject : Health, Education,
Jurnal ini berisi naskah ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Widya Husada Semarang, pada frekwensi 3 kali dalam setahun
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2017): Maret" : 5 Documents clear
Kesiapan Orang Tua dalam Menghadapi Sibling Rivalry pada Anak Usia Toddler Wahyu, Wiwik; Widyaningsih, Tri Sakti; Aini, Khusnul
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 1 (2017): Maret
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.318 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i1.300

Abstract

Penggunaan Nasogatric Tube merupakan salah satu faktor terjadinya pneumonia. Pneumonia merupakan proses inflamasi pada parenkim paru yang biasanya berhubungan dengan peningkatan cairan alveolar dan interstisial. Pneumonia adalah infeksi nosokomial tertinggi ke dua angka kejadiannya. Komplikasi penggunaan nasogatric tube dapat mengakibatkan pneumonia aspirasi. Penelitian kuantitatif dengan jenis observasional analitik dan menggunakan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dengan tekhnik consecutive sampling  dengan jumlah sampel sebanyak 17 responden. Responden yang diambil adalah responden yang menggunakan NGT >48 jam. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Analisis ini menggunakan uji statistik Fisher Exact. Ditemukan kejadian pneumonia sebanyak 13 orang (76,5%). Berdasarkan uji statistik fisher exact didapatkan hasil p value 0,022 < α= 0,05.dan OR = 0,028. Ada hubungan penggunaan nasogatric tube dengan terjadinya pneumonia. Kata kunci: penggunaan nasogatric tube, terjadinya pneumonia PARENTS READINESS IN FACING SIBLING RIVALRY IN TODDLER AGE CHILDREN ABSTRACTSibling rivalry is a competition, jealousy and anger between siblings. Preparedness with parental behavior may affect the occurrence of sibling rivalry in children of toddler. Phenomenon Occurring In Crewek Village District Kradenan Grobogan district there are mothers who scolded his son for fighting each other and some who twisted the ear, pinch or blame his eldest son. This study aims to determine the relationship of preparedness with the behavior of parents in the face of sibling rivalry in children aged toddler. The type of research was quantitative with cross sectional approach with total sampling sampling technique conducted on 35 parents who had children aged 1-3 years in May 2017. Data collection using preparedness questionnaire and parental behavior. The results showed that the majority of respondents with good readiness 54.3% and negative behavior (60.0%). The result of statistical test using chi square test with α = 0,05 obtained result that there is significant correlation between readiness with parent behavior in Crewek Village, Sub District of Kradenan Grobogan Regency (p value = 0,013) with value X2 = 6,217. There is a relationship of readiness with parental behavior in facing sibling rivalry in toddler-age children in Crewek Village, Kradenan Sub-district, Grobogan District. Keywords: parental readiness, parental behavior, sibling rivalry, toddler. 
Penggunaan Nasogatric Tube Berhubungan dengan Terjadinya Pneumonia Meriyanti, Meriyanti; Rohana, Nana; Windyastuti, Windyastuti
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 1 (2017): Maret
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.092 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i1.296

Abstract

Penggunaan Nasogatric Tube merupakan salah satu faktor terjadinya pneumonia. Pneumonia merupakan proses inflamasi pada parenkim paru yang biasanya berhubungan dengan peningkatan cairan alveolar dan interstisial. Pneumonia adalah infeksi nosokomial tertinggi ke dua angka kejadiannya. Komplikasi penggunaan nasogatric tube dapat mengakibatkan pneumonia aspirasi. Penelitian kuantitatif dengan jenis observasional analitik dan menggunakan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dengan tekhnik consecutive sampling  dengan jumlah sampel sebanyak 17 responden. Responden yang diambil adalah responden yang menggunakan NGT >48 jam. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Analisis ini menggunakan uji statistik Fisher Exact. Ditemukan kejadian pneumonia sebanyak 13 orang (76,5%). Berdasarkan uji statistik fisher exact didapatkan hasil p value 0,022 < α= 0,05.dan OR = 0,028. Ada hubungan penggunaan nasogatric tube dengan terjadinya pneumonia. Kata kunci: penggunaan nasogatric tube, terjadinya pneumonia USE OF NASOGASTRIC TUBE IS RELATED TO PNEUMONIA ABSTRACTNasogatric Tube is one of the factors of the occurance of pneumonia. Pneumonia is an inflammatory process in the pulmonary parenchyma that is usually associated with elevated alveolar and interstitial fluids. Pneumonia is the highest nosocomial infection in both cases. Complication of using nasogatric tube lead aspiration pneumonia. The purpose of this study was to determine the relationship of nasogatric tube use with the incidence of pneumonia in ICU RSUD. Dr. Adhyatma, MPH Semarang. a quantitative study was applied an analytic observational study using cross sectional design. The sample method used was a consecutive sampling technique gain of 17 respondents. Respondents were respondents who used NGT >48 hours. Taking data with observation sheets. This analysis uses Fisher Exact statistic test. The incidence of pneumonia was 13 people (76,5%). Based on statistical test shows that there is relationship of nasogatric tube usage with the incidence of pneumonia in ICU RSUD. DR. Adhyatma, MPH Semarang, with p value 0,022 <α = 0,05 and OR = 0,028. Ho is rejected Ha accepted, it’s means there is relationship use nasogatric tube with the incidence of pneumonia. Keywords: nasogatric tube, pneumonia incidence
Hubungan Kepatuhan Mengikuti Program Pengelolaan Penyakit Kronis BPJS dengan Kadar Gula Darah Diabetesi Moerland, Theodhora Albertiene; Retnaningsih, Dwi; Tamrin, Tamrin
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 1 (2017): Maret
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.525 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i1.298

Abstract

Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan kenaikan kadar gula dalam darah. Kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin. Fenomena yang terjadi di klinik Pratama Banyumanik Semarang lansia yang tidak patuh mengikuti Program Pengelolaan Penyakit Kronis  BPJS berdampak komplikasi yang bisa berujung dengan kematian di bandingkan yang aktif mengikuti prolanis tidak berisiko terjadinya kompliksi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Hubungan antara kepatuhan Mengikuti Program Pengelolaan Penyakit Kronis  BPJS dengan kadar gula darah Diabetesi di klinik Pratama Banyumanik Semarang. Penelitian kuantitatif dengan rancangan korelasional. Sampling dengan teknik consecutive sampling diperoleh 75 responden. Kepatuhan diukur dengan menggunakan kuesioner dan dilakukan pengukuran Kadar Gula darah. Data dianalisis menggunakan uji Rank Spearman. Tingkat kepatuhan terbanyak adalah patuh berjumlah 74.6%dan responden yang kadar gula darah terbanyak adalah kadar gula darah tidak terkontrol berjumlah 65.3%. hasil uji bivariat dengan uji Rank Spearmen diperoleh nilai Rho : 0,174 dengan nilai p Value 0,135. Tidak terdapat hubungan kepatuhan Mengikuti Program Pengelolaan Penyakit Kronis BPJS dengan kadar gula darah Penderita Diabetesdi klinik Pratama Banyumanik Semarang. Banyak faktor yang mempengaruhi kadar gula darah. Diabetesi seharusnya memperhatikan kadar gula darah. Kata kunci: PROLANIS, diabetes, kepatuhan COMPLIANCE RELATIONS PROGRAM FOLLOWING BPJS DISEASE CHRONIC MANAGEMENT WITH DIABETESI BLOOD SUGAR LEVELS ABSTRACTDiabetes Mellitus is a metabolic disorder disease characterized by an increase in blood sugar levels. Obedience is disciplined and disciplined behavior. The phenomenon that occurs in clinics Pratama Banyumanik Semarang elderly who do not obey follow Program Pengelolaan Penyakit Kronis  BPJS impact complications that can lead to death in comparison with active prolanis do not risk the occurrence kompliksi. The purpose of this study to determine the relationship between adherence Following Program Management of Chronic Disease (PROLANIS) BPJS with blood sugar level Diabetesi in Pratama Banyumanik clinic Semarang. Quantitative research with correlational design. Sampling with consecutive sampling technique obtained 75 respondents. Compliance was measured using a questionnaire and measured blood sugar levels. Data were analyzed using Rank Spearman test. Most adherence levels were 74.6% and the respondents who had the highest blood sugar levels were uncontrolled blood sugar levels of 65.3%. result of bivariate test with spermen rank test obtainedRho value: 0,174 with value p value 0,135. There is no relationship of adherence Following Program Management of Chronic Disease (PROLANIS) BPJS with blood sugar level of Diabetes Patient at Pratama Banyumanik Semarang clinic. Many factors affect blood sugar levels. Diabetics should pay attention to blood sugar levels. Keywords: PROLANIS, diabetes, compliance
Karakteristik Keluarga Pasien Gangguan Jiwa yang Mengalami Stres PH, Livana; Daulima, Novy Helena Catharina; Mustikasari, Mustikasari
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 1 (2017): Maret
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.907 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i1.299

Abstract

Gangguan jiwa dapat terjadi pada semua usia. Pasien gangguan jiwa masih menjadi stigma di masyarakat, Keluarga yang merawat pasien gangguan jiwa harus menanggung beban baik secara fisik maupun psikis sehingga mengalami stres. Tingkatan stres yang terjadi antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lainnya tergantung dari karakteristik keluarga. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik keluarga pasien gangguan jiwa yang mengalami stres di poli jiwa RSUD Dr. Soewondo Kendal. Penelitian ini merupakan penelitian kuanitatif dengan pendekatan metode deskriptif. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan sampel berjumlah 96 orang. Alat yang digunakan untuk penelitian adalah kuesioner dengan 14 pertanyaan tentang stres yang diambil dari kuesioner Depression Anxiety and Stress Scale 42 (DASS 42). Data dianalisis menggunakan univariat berupa distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas keluarga pasien gangguan jiwa rata-rata berusia 44 tahun, lama merawat rata-rata 3 tahun, berjenis kelamin perempuan, berpendidikan terakhir SD, menikah, bekerja, dan berpenghasilan rendah. Tingkat stres keluarga pasien gangguan jiwa mayoritas pada tingkat sedang. Kata kunci: karakteristik, keluarga, pasien gangguan jiwa, stres CHARACTERISTICS OF FAMILY PATIENTS DISORDERS WHO ARE EXPERIENCED STRESS ABSTRACTMental disorders can occur at any age. Mental patients are still a stigma in the community, families who care for mental patients must bear the burden both physically and psychologically so that they experience stress. The level of stress that occurs between one family and another family depends on the characteristics of the family. The study aims to determine the characteristics of families of mental patients who experience stress in psychiatric hospitals Dr. Soewondo Kendal. This research is a quantitative research with a descriptive method approach. The sampling technique in this study used purposive sampling with a sample of 96 people. The tool used for the study was a questionnaire with 14 questions about stress taken from the Depression Anxiety and Stress Scale 42 (DASS 42) questionnaire. Data were analyzed using a univariate frequency distribution. The results showed that the majority of families of mental patients with an average age of 44 years, average length of care for 3 years, female sex, educated last elementary school, married, working, and low income. The majority of families with mental disorders are at a moderate level. Keywords: characteristics, family, mental patients, stress
Perbedaan Kadar Glukosa Darah Vegetarian dan Nonvegetarian Wibawantara, I Dewa Made Surya; Yanti, Ni Luh Putu Eva; Nurhesti, Putu Oka Yuli
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 1 (2017): Maret
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.878 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i1.297

Abstract

Pola diet seperti makanan tinggi lemak, rendah serat, dan lebih sedikit buah dan sayuran diketahui memiliki hubungan yang kuat dengan peningkatan risiko terkena diabetes mellitus. Perawatan diabetes mellitus sangat penting terutama dalam menjaga kadar gula darah tetap dalam batas normal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengatur jenis makanan yang dikonsumsi, yaitu penerapan pola makan vegetarian. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan kadar glukosa darah vegetarian dan non-vegetarian. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis analitik observasional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 sampel dalam kelompok vegetarian dan 44 sampel dalam kelompok non-vegetarian. Alat ukur yang digunakan untuk menilai kadar glukosa darah adalah alat uji gluko. Temuan yang diperoleh oleh analisis Mann Whitney bahwa ada perbedaan kadar glukosa darah antara kelompok vegetarian dan non-vegetarian dengan nilai p = 0,000 (α = 0,05). Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan untuk tindak lanjut untuk mengontrol jenis dan jumlah karbohidrat pada responden. Kata kunci: kadar glukosa darah, non-vegetarian, vegetarian DIFFERENCES OF VEGETARIAN AND NONVEGETARIAN BLOOD GLUCOSE LEVELS ABSTRACTDietary patterns such as high-fat, low-fiber, and less fruit and vegetable foods are known to have a strong relationship with an increased risk of developing diabetes mellitus. Treatment of diabetes mellitus is very important especially in maintaining blood sugar levels remained within normal limits. One effort that can be done is to set the type of food consumed, namely the application of a vegetarian diet. The study aimed to determine differences in blood glucose levels of vegetarians and non-vegetarians. The research is a quantitative research with observational analytic type. Sampling in this research used non probability sampling with purposive sampling technique. The sample in this study amounted to 44 samples in the vegetarian group and 44 samples in the non-vegetarian group. The measuring tool used to assess blood glucose levels is a gluco-test device. The findings obtained by Mann Whitney analysis that there are differences in blood glucose levels between vegetarian and non-vegetarian groups with a value of p = 0,000 (α = 0.05). Based on the research results, it is recommended for follow-up to control the type and amount of carbohydrates on respondents. Keywords: blood glucose level, non-vegetarian, vegetarian

Page 1 of 1 | Total Record : 5