cover
Contact Name
Evi Maha Kastri
Contact Email
redaksikelasa@gmail.com
Phone
+6285279491107
Journal Mail Official
redaksikelasa@gmail.com
Editorial Address
Jalan Beringin II No.40 Kompleks Gubernuran Telukbetung, Bandar Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Kelasa : Kelebat masalah bahasa dan sastra
ISSN : 19077165     EISSN : 27214672     DOI : https://doi.org/10.26499/kls.v15i1.21
Core Subject : Education,
KELASA is a journal aiming to publish literary studies researches, either Indonesian, local, or foreign literatures. The scope of KELASA includes linguistic, applied linguistic, interdisciplinary linguistic studies, theoretical literary studies, interdisciplinary literary studies, literature and identity politics, philology, and oral tradition. KELASA is published by Kantor Bahasa Lampung, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. KELASA accepts articles from authors of national or international institutions. Authors are free of charge throughout the whole process including article submission, review and editing process, and publication.
Articles 107 Documents
Penamaan Desa di Kabupaten Musi Banyuasin dalam Persepsi Toponimi Terestrial Rahmat Muhidin
Kelasa Vol 15, No 1 (2020): Kelasa
Publisher : Kantor Bahasa Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/kelasa.v15i1.88

Abstract

This study aims to describe the village naming language in Musi Banyuasin Regency based on terrestrial toponymy perceptions. The problem of this research is why the people of Musi Banyuasin Regency in naming an area such as a village or village are related to the empirical experiences they have experienced and what is the background to the mindset of the people of Musi Banyuasin Regency in naming the village in their environment.The results of the study show that the naming language of villages in Musi Banyuasin Regency based on terrestrial toponym perception refers to marine (maritime) resources. Village naming tends to refer to (1) people's names; (2) names of plants; (3) elements of geographical name: (a) coral; (b) kebon; (c) quality; (d) weeds; (e) estuary; (f) island; (g) overseas; (h) swamp; (i) jungle; (j) land; (k) chamfer; (l) telang; (m) river; (n) support; (o) cliffs; (p) bay; (q) names originating from the name of the cape; (r) name of embankment; (s) relating to the base; (t) use the word lubuk; and (u) related to hope. AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan bahasa penamaan desa di Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan persepsi toponimi terestrial. Masalah penelitian ini adalah mengapa masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin dalam menamai suatu wilayah seperti kampung atau desa berkaitan dengan pengalaman empiris yang dialaminya dan apa sajakah yang melatarbelakangi pola pikir masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin dalam menamai desa di lingkungannya. Hasil kajian menunjukkan bahasa penamaan desa di Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan persepsi toponimi terestrial mengacu pada sumber daya marine (maritim). Penamaan desa cenderung mengacu pada (1) nama orang; (2) nama tumbuhan; (3) unsur nama geografis: (a) karang; (b) kebon; (c) kuala; (d) lalang; (e) muara; (f) pulau; (g) rantau; (h) rawa; (i) rimba; (j) tanah; (k) talang; (l) telang; (m) sungai; (n) upang; (o) tebing; (p) teluk; (q) nama yang berasal dari nama tanjung; (r) nama pematang; (s) berhubungan dengan pangkalan; (t) menggunakan kata lubuk; dan (u) berhubungan dengan harapan.
HIKAYAT ISKANDAR ZULKARNAIN: PENGARUH UNSUR ISLAM DALAM HIKAYAT MELAYU Lisa Misliani
Kelasa Vol 12, No 1 (2017): Kelasa
Publisher : Kantor Bahasa Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/kelasa.v12i1.39

Abstract

AbstractThis paper describes the influence of Islamic elements in the tale of Iskandar Zulkarnain through acomparison of the stories contained in the Qur'an and Malay saga. The focus of this paper is basedon the manuscript numbered Ml. 21 entitled Hikayat Iskandar Zulkarnain edited by Siti ChamamahSoeratno and kept in Kuala Lumpur. The writer tries to show the creativity of the author indeveloping the story and the influence of Islam in the Malay saga. The methodology used by thewriter is literary comparative study of Nusantara.AbstrakTulisan ini mencoba mengangkat pengaruh unsur Islam dalam hikayat Iskandar Zulkarnain melaluisuatu perbandingan kisah yang terkandung dalam Al Qur’an dan hikayat Melayu. Fokus tulisan iniditujukan pada naskah bernomor Ml. 21 yang berjudul Hikayat Iskandar Zulkarnain suntingan SitiChamamah Soeratno dan di disimpan di Kuala Lumpur. Penulis berupaya menunjukkan adanyakreatifitas pengarang dalam mengembangkan cerita dan adanya pengaruh Islam dalam hikayatMelayu. Metodologi yang digunakan penulis adalah kajian sastra bandingan Nusantara.
KONDISI PENGGUNAAN BAHASA LAMPUNG OLEH SISWA SMP DI KABUPATEN PESISIR BARAT Sustiyanti Sustiyanti
Kelasa Vol 12, No 2 (2017): Kelasa
Publisher : Kantor Bahasa Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/kelasa.v12i2.55

Abstract

AbstractNowadays there is an alarming phenomenon in Lampung province. People in this province preferto use Indonesian, the national language rather than Lampungnese, the local language. With thereality as it is, it is important to note the use of Lampung language and the language attitudestoward Lampung language, especially by the younger generation. It is also important becauseLampung is a multicultural society. The theory used is the theory of language attitudes by Garvin-Mathiot. The method used is quantitative with percentage calculation to explain the phenomenonof the use of Lampung language. The result shows that Lampung language is still used by families.The social environment and attitudes of respondents toward Lampung language is positive. AbstrakDewasa ini terdapat fenomena kebahasaan yang agak mengkhawatirkan di Provinsi Lampungyaitu sebagian besar masyarakat lebih senang menggunakan bahasa Indonesia dari pada bahasaLampung. Dengan kenyataan yang seperti itu, sangat penting untuk diketahui penggunaan bahasaLampung dan sikap bahasa suku Lampung terutama oleh kalangan muda sebagai generasipenerus dan berada di dalam masyarakat yang multikultural. Teori yang digunakan yaitu teorisikap bahasa Garvin-Mathiot. Metode yang digunakan yaitu kuantitatif dengan penghitunganpersentase untuk menjelaskan fenomena penggunaan bahasa Lampung. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa bahasa Lampung masih digunakan dalam ranah keluarga dan lingkungansosial dan sikap bahasa responden terhadap bahasa Lampung adalah positif.
Penerjemahan Teks Astronomi: Strategi dan Variasi Penerjemahannya Retno Hendrastuti
Kelasa Vol 13, No 2 (2018): Kelasa
Publisher : Kantor Bahasa Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/kelasa.v13i2.72

Abstract

There are problems in translating  the astronomy text from English to Indonesian. The astronomy text has special term that common people do not understand. This paper tries to explore the strategies and translation variation of astronomy text translation. The data are taken from quesionaire about problems, strategies, and translation results from three translator respondants. The study results showed that there were three main problems in astronomy text translation, those were translating special terms, the name of certain institution and stuffs, and long phrases and sentences. To translate special terms they were using dictionary (general and special), using parallel texts, borrowing and description technique. To translate the name of certain institution and stuff they were using borrowing and description technique. Then, for long phrases and sentences they were identifying the type and function of each component and breaking it down into two clouses or more, before translating it using literal and other techniques. Then, there were two translation variations, those were translation for certain people (academic and proffesional) and translation for common people.  AbstrakAda beberapa kendala dalam menerjemahkan teks astronomi dari bahasa Inggris (BSu) ke bahasa Indonesia (BSa). Ini karena teks astronomi mempunyai istilah khusus yang jarang diketahui kalangan awam. Tulisan ini menggali strategi dan variasi penerjemahan teks astronomi. Data bersumber hasil isian kuesioner mengenai kendala, strategi, dan hasil penerjemahan dari tiga responden penerjemah. Hasil kajian menunjukkan beberapa strategi untuk tiga permasalahn utama dalam penerjemahan teks astronomi. Pertama, menggunakan kamus (umum dan khusus), teks paralel, teknik peminjaman, dan teknik deskripsi untuk menerjemahkan istilah khusus. Kedua, menggunakan teknik peminjaman dan teknik deskripsi untuk menerjemahkan nama lembaga serta alat khusus. Terakhir, mengidentifikasi jenis dan fungsi masing-masing komponen serta memecah klausa menjadi dua klausa atau lebih sebelum menerjemahkan secara harfiah dan teknik penerjemahan yang lain untuk menerjemahkan frasa atau klausa yang panjang. Kemudian, ada dua variasi hasil penerjemahan, yaitu terjemahan untuk kalangan khusus (akademik dan profesional) dan terjemahan untuk kalangan awam.
Dominasi Simbolik dalam Empat Novel Karya Taha Husayn As. Rakhmad Idris
Kelasa Vol 15, No 1 (2020): Kelasa
Publisher : Kantor Bahasa Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/kelasa.v15i1.86

Abstract

This study aims to reveal the author's thoughts when looking at the education system in his country. He thought of Taha Husayn in his four novels, namely Syajarat al-Bu's, Al-Ayyam 1, Al-Ayyam 2, and Al-Ayyam 3. Researchers see the urgency of the study of the four novels to present a dispute between traditional and modern ideologies that are in the middle happen. To express this thought, researchers used Roland Barthes's semiotic approach and Pierce Bourdieou's symbolic dominance. The semiotics approach is used to uncover hidden ideologies in the sign system of a particular culture. Researchers found symbolic domination in various lines of Egyptian social life, including in the field of education. Also found is the battle between subjects who have cultural, economic, social, and symbolic capital in an arena for reproducing structures. AbstrakPenelitian ini bertujuan mengungkap pemikiran sang pengarang ketika melihat sistem pendidikan di negaranya. Pemikiran Taha Husayn ini ia tuangkan dalam empat novel karangannya yaitu Syajarat al-Bu’s, Al-Ayyam 1, Al-Ayyam 2, dan Al-Ayyam 3. Peneliti melihat urgensi kajian terhadap keempat novel tersebut untuk menyajikan perseteruan antara ideologi tradisional dan modern yang tengah terjadi. Untuk mengungkap pemikiran tersebut, peneliti menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes dan dominasi simbolik Pierce Bourdieou. Pendekatan semiotika digunakan untuk menyingkap ideologi tersembunyi dalam sistem tanda pada kebudayaan tertentu. Peneliti menemukan adanya dominasi simbolik di berbagai lini kehidupan sosial masyarakat Mesir, termasuk di bidang pendidikan. Ditemukan juga pertarungan antara subjek yang memiliki kapital budaya, ekonomi, sosial, dan simbolik dalam satu arena untuk melakukan reproduksi struktur.
Meneroka Budaya Banjar Melalui Pentas Musik Panting: Suatu Kajian Etnopuitika Derri Ris Riana
Kelasa Vol 14, No 2 (2019): Kelasa
Publisher : Kantor Bahasa Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/kelasa.v14i2.9

Abstract

BUDAYA MASYARAKAT DALAM CERITA RAKYAT BALIKPAPAN: ANALISIS MOTIF Diyan Kurniawati
Kelasa Vol 12, No 2 (2017): Kelasa
Publisher : Kantor Bahasa Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/kelasa.v12i2.50

Abstract

AbstractThis paper discusses motives in Balikpapan folklores. This study analyzes the elements of folkloremotifs using the theory of folklore and Thompson’s motif elements in order to find the main elementsof local culture. The analysis shows that there is a local belief in sacred things, like tomband animals. Society also believes that their ancestors can guide them in terms of treatment.Therefore, they hold rituals and taboos. The motifs also indicate the origin of places from supernaturalobjects. The motifs of Balikpapan folklore reveal human belief in power outside of them,like their belief to sacred things. They hold rituals and taboos for their safety. They also asked totheir ancestors that they believe can give them guidance to treat sick people. AbstrakTulisan ini membahas motif cerita yang ditampilkan dalam cerita rakyat Balikpapan, KalimantanTimur. Dengan menggunakan teori foklor dan unsur motif Thompson, penelitian ini menganalisisunsur motif cerita rakyat tersebut. Dengan analisis tersebut maka unsur utama budayamasyarakat dapat terlihat. Analisis menunjukkan bahwa terdapat kepercayaan masyarakat padabeberapa hal yang dikeramatkan, yaitu makam dan binatang. Masyarakat juga mempercayaibahwa para leluhur dapat memberikan petunjuk pada mereka dalam hal pengobatan. Olehkarena itu, masyarakat mengadakan ritual dan pantangan. Melalui motif tersebut ditunjukkanpula asal usul tempat yang berasal dari benda gaib. Motif-motif cerita rakyat Balikpapanmenampilkan kepercayaan manusia pada kekuatan di luar dirinya. Hal tersebut ditunjukkanmelalui kepercayaan manusia terhadap hal-hal yang dikeramatkan. Oleh karena itu, manusiamengadakan ritual dan pantangan untuk keselamatan mereka. Masyarakat juga meminta padaleluhur yang mereka percayai dapat memberikan petunjuk bagi pengobatan orang yang sakit.
Tatamba (Pengobatan) dalam Naskah Banjar Dede Hidayatullah
Kelasa Vol 13, No 2 (2018): Kelasa
Publisher : Kantor Bahasa Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/kelasa.v13i2.67

Abstract

The study on Mantra and tatamba (medication) in their form as oral literature are commonly found, on the other hand the study on mantra and tatamba (medication) in the manuscript are hardly found, except for the wafak conducted by Daud. This study will discuss tatamba (medication) in five Banjar manuscripts, namely Mystical Mantra (MM), Medication Mantra (MP), BB 001 manuscript, A. Riadiy, (AR), and Martabat  Tujuh (Seven Dignity) (MT) manuscripts. The objective of this study is to describe the tatamba (medication) found in the 5 (five) manuscripts. The research on five manuscripts of tatamba is a philology research. Data were collected from the five manuscripts, then classified and analyzed. The result of classification is compared with previous research on mantra specifically.  The result proves  there are (tatamba)  medications for disease in the five manuscripts, they are in  the form of spell, mantra or isim. This spell can be taken from Alquran, it can also be in the form of symbolic or magical words that are considered to have magical power to heal, and it can also be a combination of the two, tatamba with wafak, and tatamba (medication) by using recited plants. AbstrakMantra dan tatamba dalam bentuknya sebagai sastra lisan sudah sering dilakukan penelitian dan kajian, tetapi mantra dan tatamba dalam naskah hampir belum pernah terjamah, kecuali terhadap wafak yang dilakukan oleh Daud. Penelitian ini akan membahas tentang tatamba dalam lima naskah Banjar, yaitu naskah Mantra Mistik (MM), naskah Mantra Pengobatan (MP), naskah BB 001, naskah A. Riadiy, (AR), dan naskah Martabat Tujuh (MT).Tujuan penelitian ini adalah menguraikan tatamba yang terdapat dalam 5 (lima) naskah tersebut. Penelitian tatamba dalam 5 (lima) naskah tersebut penelitian filologis. Data dikumpulkan dari lima naskah tersebut, kemudian dilakukan klasifikasi dan analisis.Setelah itu, hasil klasifikasi tersebut dikomparasikan dengan penelitian-penelitian tentang mantra khususnya, tatamba yang sudah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari lima naskah ditemukan tatamba untuk  penyakit yang merupakan bacaan, mantra atau isim. Bacaan ini bisa diambil dari ayat Alquran, bisa juga dari rapalan kata-kata yang menjadi simbol dan dianggap mempunyai daya magis untuk mengobati, dan bisa juga gabungan keduanya, tatamba dengan wafak, dan tatamba dengan menggunakan tumbuhan yang sudah dibacakan.
Makna Aspektual dalam Wacana Berbahasa Lampung Sustiyanti Sustiyanti
Kelasa Vol 14, No 1 (2019): Kelasa
Publisher : Kantor Bahasa Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/kelasa.v14i1.83

Abstract

One of the important things that must be conveyed to reveal information about an event is the time of occurrence of the event and the situation at the time of the event. Disclosure of information about an event that is related to time in linguistics including the intellectual meaning. Research in the field of semantics related to the meaning of time in Lampung is still rarely conducted. Therefore, such research needs to be done as an effort to document the Lampung language. The theory used is the theory of intellectual meaning proposed by Bernard Comrie. The method used is qualitative. Data is collected by being recorded and analyzed based on the inherent meaning contained in the verb. The results of this study indicate that the intellectual meaning in Lampung language is mostly expressed in the imperfect form. None of the aspects contained in the data are marked with moderate and will aspect markers, but there are those that are marked with aspect markers already. AbstrakSalah satu hal penting yang harus disampaikan untuk mengungkapkan suatu informasi tentang sebuah peristiwa adalah waktu terjadinya peristiwa tersebut dan situasi pada saat terjadinya peritiwa itu. Pengungkapan informasi mengenai suatu peristiwa yang berhubungan dengan waktu dalam ilmu kebahasaan termasuk pada makna aspektual. Penelitian dalam bidang semantik yang berkaitan dengan makna kewaktuan dalam bahasa Lampung masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, penelitian seperti itu perlu untuk dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mendokumentasikan bahasa Lampung. Teori yang digunakan yaitu teori makna aspektual yang dikemukakan oleh Bernard Comrie. Metode yang digunakan yaitu kualitatif. Data dikumpulkan dengan cara direkam dan dianalisis berdasarkan makna inheren yang terdapat pada verba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna aspektual dalam bahasa Lampung sebagian besar diungkapkan dalam bentuk imperfektif. Aspek yang terdapat dalam data tidak ada yang ditandai dengan penanda aspek sedang dan akan, tetapi ada yang ditandai dengan penanda aspek sudah.
Pidato Anies Baswedan dalam “Jakarta Education Expo 2017”: Analisis Wacana Kritis Zainal Abidin
Kelasa Vol 14, No 2 (2019): Kelasa
Publisher : Kantor Bahasa Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/kelasa.v14i2.4

Abstract

Page 4 of 11 | Total Record : 107