cover
Contact Name
Muhammad Shidiq
Contact Email
shidiqmuhammad17393@gmail.com
Phone
+6281222979930
Journal Mail Official
jurnalatrat@gmail.com
Editorial Address
Jalan Buah Batu No.212, Cijagra, Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, kode pos: 40265
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Atrat: Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23391642     EISSN : 27227200     DOI : http://dx.doi.org/10.26742
Atrat is a Journal of Visual Arts containing scientific papers which includes Fine Art and Design, publisher by Jurusan Seni Rupa STSI Bandung (p-ISSN 2339-1642 & e-issn 2722-7200). Jurnal Atrat also embodies the results of various forms of scientific research as well as the creation of artworks, which can become new knowledge published in scientific articles, so it is worthy to be read and understood by readers. Atrat aims to give land to Artists, Designers, Art Students, Teachers/ Lecturers, and Fine Arts Society to exchange insights.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 10 No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL" : 11 Documents clear
EKSPLORASI BAHASA WARNA PADA KARAKTER EMOSIONAL FILM ANIMASI “INSIDE OUT” Gayego, Afida; Lutfianti, Audrey; Amalia, Ica
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 10 No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v10i2.1823

Abstract

The animated film “Inside Out” has an interesting story and a light plot that manages to make the audience happy, sad, upset, and touched. This animation uses color for each emotional character. This is interesting to be discussed because it can be analyzed with Ferdinand theory and color scheme analysis so that we can find out the use of color in the animated film “Inside Out”. This study uses a descriptive qualitative research type, while to conduct the analysis, a semiotic analysis approach is used to reveal the meaning of color language through signs. Then to underlie the development of the analysis, the Ferdinand theory was used. The findings of this study are that the use and use of color in the animated cartoon Inside Out has a very large influence in delivering the message and the intended atmosphere to the audience. Each color has a meaning that can be chosen, combined, and matched with the character and atmosphere you want to show.Keywords: Animation, Type of color, Meaning of Color-------------------------------------------------------------------------------------Film animasi “Inside Out” memiliki cerita yang menarik dan alur yang ringan berhasil membuat para penontonnya dibuat senang, sedih, kesal dan terharu. Animasi ini menggunakan warna warna pada setiap karakter emosionalnya, Hal ini menarik untuk menjadi pembahasan karena dapat dianalisis dengan teori Ferdinan dan analisis skema warna sehingga kita dapat mengetahui pemanfaatan warna pada film animasi “Inside Out”. Penelitian ini dalam mencapai tujuan analis menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, sedangkan untuk melakukan analisis digunakan pendekatan analisis semiotika guna mengungkap makna dari bahasa warna melalui tanda. Kemudian untuk melandasi pengembangan analisis digunakan teori Ferdinant. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan dan pemanfaatan warna pada animasi kartun Inside Out memiliki pengaruh yang sangat besar dalam penyampaian pesan dan suasana yang dituju kepada penonton. Setiap warna memiliki makna yang dapat dipilih, dikombinasikan, dan dicocokkan dengan karakter dan suasana yang ingin ditunjukkan.Kata kunci: Animasi, Jenis warna, Makna Warna
EKSISTENSI BATIK CIAMIS OLEH KOPERASI RUKUN BATIK CIAMIS DI TENGAH MODERNISASI Muslimah, Hanifah Nurul; Falah, Asep Miftahul
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 10 No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v10i2.2104

Abstract

In Ciamis, batik was known around the 19th century after the Diponegoro war. To bring together batik artisans, the Batik Cooperative was established. In order to have a distinctive character, the cooperative launched a typical Ciamis motif, one of which is the most famous one, the Ciung Wanara motif. In the midst of modernization, the cooperative is still carrying out the manufacturing process to marketing as before, even though the land is getting narrower. Ciamis Batik an cooperatives are increasingly shaky with the presence of batik print. Because of its presence, the disappearance of Ciamis Batik has become something that must be presented to the public. Ciamis Batik needs to be maintained its existence and sustainability as a cultural asset of the Ciamis area. On the other hand, cooperative also continue to make efforts to keep cooperatives running. Keywords: Existence, Ciamis batik, cooperative-------------------------------------------------------------------------------Di Ciamis, batik dikenal sekitar abad 19 setelah peperangan Diponegoro. Untuk menghimpun para perajin batik, didirikanlah Koperasi Batik. Agar mempunyai ciri khas, koperasi meluncurkan motif khas Ciamis salah satunya yang paling terkenal adalah motif Ciung Wanara. Ditengah modernisasi, koperasi masih melakukan proses pembuatan sampai pemasaran seperti dahulu meskipun lahannya semakin sempit. Batik Ciamis dan koperasi semakin goyah dengan hadirnya batik print. Karena kehadirannya tersebut, semakin hilangnya keberadaan Batik Ciamis menjadi hal yang harus dipresentasikan kepada masyarakat. Batik Ciamis perlu dipertahankan eksistensi dan kelestariannya sebagai aset budaya daerah Ciamis. Di sisi lain, koperasi juga terus melakukan usaha untuk membuat koperasi tetapi berjalan.Kata kunci: Eksistensi, Batik Ciamis, koperasi
TREND FASHION, AURAT DAN KOMUNITAS EMAK_EMAK DI LINGKUNGAN UJUNG BERUNG T.H.A, Ghaza Ayeesha; Falah, Asep Miftahul
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 10 No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v10i2.2105

Abstract

The trend of fashion style in this modern era has developed a lot with a more attractive style. So that today’s women are starting to change their fashion style to keep up with the times to look fashionable and not out of date. For women and mothers(Emak-Emak) in particular, of course you don’t want to be left behind in clothing, both in terms of models and how to close the genitals as well. This study aims to (1) find out how the role of Emak-emak in a trend, especially in bergo veils and (2) to find out how this veil is a trend because of Emak-emak. This study uses a qualitative method which uses data collection techniques through written documents and uses existing analytical theories, and this study also uses a fashion trend analysis approach. The results of this study indicate that the influence of mothers on the trend is indeed large because of attitudes and traits that are easily influenced and influenced. Keywords: emak-emak, bergo veils, trend, fashion-------------------------------------------------------------------------------Trend gaya busana di era modern ini sudah banyak berkembang dengan gaya yang lebih menarik. Sehingga perempuan-perempuan jaman sekarang mulai merubah gaya berbusananya mengikuti jaman agar terlihat modis dan tidak ketinggalan jaman. Untuk perempuan dan ibu-ibu khususnya, tentu saja tidak ingin ketinggalan dalam berbusana, baik secara model dan Bagaimana Menutup Aurat juga. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana peran emak-emak dalam sebuah trend khususnya pada kerudung bergo dan (2) Untuk mengetahui Bagaimana bisa kerudung ini trend karena emak-emak. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif yang mana menggunakan teknik pengumpulan data melalui dokumen tertulis dan menggunakan teori-teori analisis yang sudah ada, dan penelitian ini juga menggunakan pendekatan analisis trend fashion. asil penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh emak-emak pada Trend memang besar adanya karena sikap dan sifat yang mudah terpengaruhi dan mempengaruhi.Kata Kunci: Emak-emak, kerudung bergo, trend, busana
EKSISTENSI KAIN TENUN DI ERA MODERN Nuraini, Siti; Falah, Asep Miftahul
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 10 No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v10i2.2106

Abstract

The development of woven fabrics for the past few years has been very rapid, judging from the competitions and also fashion shows that carry the theme of traditional fabrics, woven fabrics are the most displayed. This makes us aware that Indonesian woven fabrics have been attached to traditional fabrics that have been around for a long time but still exist today. In the period 2018 until now, woven fabrics are very shining, seen only by modern children but can trigger them to be interested and interested in wearing woven fabrics, this is one of the right steps to maintain the existence of woven fabrics in this era modern. the focus and concentration of the design is directed at qualitative methods with data collection through observation with a cultural approach method. Its function is to try to dispel the paradigm around children today about ancient woven fabrics and try to restore the existence of woven fabrics in this modern era, so that we can all hope that the popularity of woven fabrics is growing today in society. Keywords: woven fabric development, modern, existance-------------------------------------------------------------------------------Perkembangan kain tenun selama beberapa tahun ini sungguh pesat, dilihat dari banyaknya perlombaan dan juga fashion show yang mengusung tema tentang kain tradisional, maka kain tenun pun paling banyak di tampilkan. Hal ini membuat kita sadar bahwa kain tenun indonesia sudah sngat melekat dengan kain tradisional yang sudah sangat tua namun tetap eksis hingga saat ini. Pada kurun waktu 2018 hingga saat inilah kain tenun sangat bersinar, tak hanya dilihat oleh anak zaman modern saja melainkan dapat memicu mereka untuk tertarik dan penasan untuk mngenakan kain tenun, ini adalah salah satu langkah yang tepat untuk mempertahankan ke eksis-an kain tenun di zaman modern ini. fokus dan konsentrasi perancangan diarahkan pada metode kualitatif dengan mengumpulkan data dengan cara observasi dengan metode pendekatan budaya. Fungsinya ialah mencoba menghilangkan paradigma disekitar anak zaman sekarang tentang kain tenun yang kuno dan mencoba mengembalikan kembali eksistensi kain tenun di era modern ini, dengan demikian kita semua dapat berharap agar kembalinya popularitas kain tenun semakin berkembang saat ini di masyarakat.Kata kunci: kain tenun, modern, eksistensi
PERGESERAN BUSANA ONE SET DARI PIYAMA MENJADI BUSANA SEHARI_HARI Ummah, Nisa Haritsatul; Falah, Asep Miftahul
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 10 No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v10i2.2107

Abstract

Trends in the fashion world are constantly changing and these changes are influenced by many factors, one of which is the social and economic conditions at that time. The Covid-19 pandemic requires everyone to adapt to the new normal (era new normal), including trends in the fashion world. The fashion trend in question is the shift in one set of clothing from pajamas to everyday clothing. In essence, most of the fashion in the past came from the upper class and flowed to the lower classes. Ordinary people always hope to improve their social position by following the fashion of those who have rights. But at this time the trend was started by celebrities not the nobility. As in the one-set fashion which is currently on the rise, starting with celebrities who use these clothes for outdoor occasions, then various groups of people start to follow them to use these clothes also on outdoor occasions. Keywords: One set clothing, pajamas, outdoor clothing, fashion trends, nightwear-------------------------------------------------------------------------------Tren pada dunia fashion terus berubah dan perubahan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah keadaan sosial dan ekonomi pada saat itu. Pandemi Covid-19 mengharuskan setiap orang untuk beradaptasi dengan tatanan normal baru (era new normal), termasuk tren dalam dunia fesyen. Tren fesyen yang dimaksud yaitu pergeseran busana one set dari piayama menjadi busana sehari-hari. Pada hakekatnya, sebagian besar fashion di masa lalu berasal dari kelas atas dan mengalir ke kelas-kelas di bawahnya. Orang biasa selalu berharap meningkatkan posisi sosial mereka dengan mengikuti fashion orang-orang yang memiliki hak. Namun di masa ini tren dimulai oleh para selebriti bukan kaum bangsawan. Seperti pada busana one set yang sekarang sedang naik daun, berawal dari selebriti yang menggunakan busana tersebut untuk digunakan pada kesempatan outdoor, lalu mulai diikuti oleh berbagai macam kalangan untuk menggunakan busana ini juga pada kesempatan outdoor.Kata Kunci: Busana one set, piyama, busana outdoor, tren fesyen, baju tidur
PERANCANGAN BUKU RESEP MAKANAN OLAHAN ACI SEBAGAI MEDIA PENGENALAN JAJANAN KHAS SUNDA DENGAN FOTOGRAFI Taslima, Kumala Putri; Iskandar, Andang; Savitri, Savitri
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 10 No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v10i2.2108

Abstract

Food recipe books provide information to their readers in the form of text that contains: about the ingredients for cooking and the procedure for making it. Besides text, information too shown in a visual form through photos of displayed food. From the photo, the reader can observe the food to be made, so that it gives an idea of the final form of the food. Therefore, the technique used in this work is photography. Because the technique is able to visually capture food clearly and in detail. In order to produce more interesting photos accompanied by certain settings on the the food. This food recipe book raises the theme of typical Sundanese aci processed snacks. Aci is Sundanese language from tapioca flour or starch which has a clean white color and sticky and chewy texture. The purpose of this food recipe book is as a medium of information to introduce Sundanese snacks to the wider community.Keywords: Photography, Recipe book, Snacks, Design, and Visual-------------------------------------------------------------------------------Buku resep makanan memberikan informasi kepada pembacanya berupa teks yang memuat tentang bahan-bahan untuk memasak serta tata cara membuatnya. Selain teks, informasi juga ditunjukan dalam bentuk visual melalui foto makanan yang ditampilkan. Dari foto tersebut para pembaca dapat mengamati makanan yang akan dibuatnya, sehingga memberi gambaran tentang wujud akhir dari makanannya. Oleh sebab itu, teknik yang digunakan pada karya ini adalah fotografi. Karena teknik tersebut mampu menangkap visual makanan secara jelas dan detail. Supaya dapat menghasilkan foto yang lebih menarik disertai juga dengan penataan tertentu pada makanannya. Buku resep makanan ini mengangkat tema jajanan olahan aci khas Sunda. Aci merupakan bahasa Sunda dari tepung tapioka atau tepung kanji yang mempunyai warna putih bersih dan tekstur lengket serta kenyal. Tujuan dari karya buku resep makanan ini sebagai media informasi untuk mengenalkan jajanan khas Sunda tersebut kepada masyarakat luas.Kata kunci: Fotografi, Buku resep, Jajanan aci, Desain, dan Visual
ASPEK VISUAL PADA KESENIAN KUDA LUMPING WAHYU TURONGGO JATI SEBAGAI KESENIAN TRADISI MASYARAKAT KUWARU KEBUMEN Anjani, Anggita Ayu; Supriatna, Supriatna; Nagara, Martien Roos
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 10 No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v10i2.2111

Abstract

Lumping horse art also called jaran braid or jathilan is a traditional dance from Java that features a group of soldiers riding horses. This dance uses horses made of bamboo or other materials woven and cut to resemble the shape of a horse, decorated with artificial hair from plastic rope or the like that is curled or braided. Through further search, there is a visual aspect that exists in this art. The visual aspect of the art of lumping horse Wahyu Turonggo Jati has a characteristic that is certainly different from other lumping horse arts, especially from visual ebeg (woven lumping horse) which has its own meaning and values. The research method used is a qualitative method with a semiotic descriptive approach through a direct interview of the leader of lumping horse art Wahyu Turonggo Jati, Kuwaru, Kebumen. It is hoped that the results of research from the visual aspects of lumping horse art can provide insight for researchers, art education, the community and readers can also attract interest in lumping horse art.Keywoard: Visual Aspect, Lumping Horse Art, Wahyu Turonggo Jati-------------------------------------------------------------------------------Kesenian kuda lumping disebut juga jaran kepang atau jathilan merupakan tarian tradisional dari Jawa yang menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu atau bahan lainnya yang dianyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda, dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya yang digelung atau dikepang. Melalui penelusuran lebih lanjut, terdapat aspek visual pada kesenian ini. Aspek visual yang ada pada kesenian kuda lumping Wahyu Turonggo Jati memiliki ciri khas yang tentunya berbeda dari kesenian kuda lumping lainnya, terutama dari visual ebeg (anyaman kuda lumping) yang memiliki makna dan nilai-nilai tersendiri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif semiotik melalui wawancara langsung terhadap pemimpin kesenian kuda lumping Wahyu Turonggo Jati, Kuwaru, Kebumen. Diharapkan hasil penelitian dari aspek visual pada kesenian kuda lumping dapat memberikan wawasan bagi peneliti, pendidikan seni, masyarakat dan pembaca juga dapat menarik minat terhadap kesenian kuda lumping.Kata Kunci: Aspek visual, Kesenian Kuda Lumping, Wahyu Turonggo Jati
STUDI TEKNIK DAN KARAKTERISTIK PADA LUKISAN EKSHIBISI ‘FROM ME, TO YOU’ SUANJAYA KENCUT Wicitra, Kirana Kusuma; Supriatna, Supriatna; Nagara, Martien Roos
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 10 No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v10i2.2112

Abstract

This research is based on the writer’s curiosity about the results achieved in the painting processes. In this case, the main object of the author’s research is the works of Suanjaya Kencut in his exhibition entitled ‘From Me, To You’ at the end of 2021. Inspired by the Balinese traditional customs of Sajen, as well as his memory of Kencut’s childhood experience, which make the exhibition so interesting. After conducting an observation and documentation study, it was found that the works of Suanjaya Kencut did not clearly show the tradition of offerings. Apart from the fact that the subjects in the painting are flower dolls, and the colors are so contrasting, the ideas and gestures shown by the dolls raise social issues and the peace of others. Traditionally, Balinese people have always observed this symbiosis in their timeless ritual offerings as a small but meaningful movement, which recognizes all forms of life as something sacred, part of human daily life. Using a pointillist style in his work, each point symbolizes an element of the vast universe. Based on this background, this research also shows some of the painting techniques used by Suanjaya Kencut which are the characteristics of his works. In addition, the overall visual characteristics of the work, both from the aspect of visual composition and its basic meanings. Based on the observations that have been made, the painting technique, the use of contrasting colors and the choice of the subject of the painting—the button-eyed doll has become an icon in the name of Suanjaya Kencut itself. The author hopes that the existence of this journal will have a good impact on Indonesian art education, especially art friends who are currently in the process of searching for icons or characteristics in their artworks.Keywords: art technique, art characteristics, Suanjaya Kencut-------------------------------------------------------------------------------Penelitian ini didasari atas rasa keingintahuan penulis terhadap hasil yang dicapai pada prosesproses melukis. Yang dalam hal ini, objek utama dalam penelitian penulis merupakan karya-karya milik Suanjaya Kencut pada ekshibisinya yang berjudul ‘From Me, To You’ dipenghujung tahun 2021. Terinspirasi dari adat tradisi masyarakat Bali—Sajen, serta memorinya pada pengalaman masa kecil Kencut, yang membuat ekshibisi tersebut begitu menarik. Setelah melakukan studi observasi dan pendokumentasian, ditemukan fakta bahwa karya-karya milik Suanjaya Kencut sama sekali tidak memperlihatkan tradisi sajen secara gamblang. Selain karena subjek pada lukisan yang merupakan boneka-boneka bunga, serta pewarnaan yang begitu kontras, gagasan dan gestur yang ditunjukan oleh boneka tersebut yang mengangkat permasalahan sosial dan kedamaian sesama. Secara tradisional, orang Bali selalu memperhatikan simbiosis ini dalam ritual abadi mereka sesajen sebagai gerakan kecil tapi bermakna, yang mengakui semua bentuk kehidupan sebagai sesuatu yang suci, bagian dari keseharian manusia. Menggunakan gaya pointilis pada karyanya, yang setiap titik melambangkan unsur alam semesta yang luas. Dengan dasar latar belakang tersebut pula penelitian ini menujukkan pada beberapa teknik lukis yang digunakan Suanjaya Kencut yang menjadi kekhasan karya-karyanya. Selain itu, karakteristik yang dihasilkan secara keseluruhan visual karya tersebut, baik dari aspek komposisi visual maupun makna-makna dasarnya. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pula, teknik melukis, penggunaan warna kontras serta pemilihan subjek lukisannya—boneka bermata kancing tersebut menjadi sebuah icon atas nama Suanjaya Kencut itu tersendiri. Besar harapan penulis dalam terdapatnya jurnal ini membawa dampak baik bagi pendidikan seni rupa Indonesia, terutama para kawan-kawan seni yang pada saat ini sedang dalam masa pencarian icon ataupun ciri khas pada karya seninya.Kata Kunci: teknik seni, karakteristik seni, Suanjaya Kencut
VISUALISASI NAGA PADA KARYA SENI RUPA KLASIK TIONGKOK Noor Zaman, Farid Kurniawan
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 10 No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v10i2.2223

Abstract

Besides turtles, qirins, and poenixes, dragons are mythological creatures that have existed for thousands of years in China. The dragon is a symbol of wisdom, strength and good luck in Chinese culture. This research was conducted to find out the visualization of dragons in China, as well as how the visuals of dragons appear in various Chinese artworks. This research uses descriptive analysis method. The results of this study are, the Chinese dragon has 9 characteristics which are a combination of other creatures like having a head like a camel, scales like a fish, horns like a deer, eyes like a demon, ears like an ox, a neck like a snake, belly like an oyster, feet like a tiger, and claws like an eagle. Due to its very important role in Chinese culture and having deep symbols and meanings, dragon visuals often appear in works of art such as paintings, sculptures, ornaments on clothing, architecture, interiors, exteriors and other public arts. It is hoped that this research can add insight and become a reference for understanding how to visualize dragons in classical Chinese art.Keywords: Dragon, visualization, Chinese art.----------------------------------------------------------------------------------Selain kura-kura, qirin, dan poenix, naga merupakan makhluk mitologi yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu di Tiongkok. Naga adalah simbol kebijaksanaan, kekuatan, dan keberuntungan dalam budaya Tiongkok. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan visualisasi dari naga di Tiongkok, serta bagaimana visual naga muncul di berbagai karya seni Tiongkok. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi analisis. Hasil penelitian ini adalah, naga Tiongkok memiliki 9 karakteristik yang merupakan kombinasi dari makhluk-makhluk lainnya seperti memiliki kepala seperti unta, sisiknya seperti ikan, tanduknya seperti rusa, matanya seperti siluman, telinganya seperti lembu, lehernya seperti ular, perutnya seperti tiram, telapak kakinya seperti harimau, dan cakarnya seperti rajawali. Dikarenakan perannya begitu penting dalam kebudayaan Tiongkok serta memiliki symbol dan makna yang cukup dalam, visual naga seringkali muncul dalam karya-karya seni rupa seperti lukisan, patung, ornament pada pakaian, arsitektur, interior, eksterior serta seni publik lainnya. Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan serta menjadi acuan untuk memahami bagaimana visualisasi naga pada karya seni rupa klasik Tiongkok.Kata kunci: Naga, visualisasi, seni rupa Tiongkok.
SENI LUKIS KONTEMPORER KARYA ANDIE ARADHEA DALAM PENDEKATAN KRITIK SENI Damayanti, Anandhita Alvina; Nagara, Martien Roos
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 10 No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v10i2.2224

Abstract

“Contemporary Painting by Andie Aradhea”. This issue focuses on the background of Andie Aradhea contemporary painting, why Andie Aradhea is decorative and contemporary, and the aesthetic forms of contemporary painting by Andie Aradhea. The purpose of this research is to understand and explain the background of contemporary paintings by Andie Aradhea, to understand and to explain and analyze the aesthetics of contemporary paintings by Andie Aradhea. The method of this research uses qualitative methods. Research location at Painting Studio & Creative Art Wening 459 Cimahi, West Java. Data is obtained through observation, interviews and documentation. Data analysis uses the interaction of analysis with Dharsono Soni Kartika’s art criticism approach, to find out the anesthetics using Monroe Beardsley’s aesthetic theory. The results of the research show the concern of the adventure of an artist to the people.Keywords: Background, Contemporary, Decorative, Aesthetics.----------------------------------------------------------------------------------Seni lukis kontemporer karya Andie Aradhea ini memfokuskan permasalahan pada bagaimana latar belakang seni lukis kontemporer, mengapa seni lukis Andie Aradhea bergaya dekoratif dan kontemporer, bagaimana bentuk estetik seni lukis kontemporer karya Andie Aradhea. Tujuan penelitian ini untuk memahami dan menjelaskan latar belakang seni lukis kontemporer, memahami dan menjelaskan serta menganalisis estetika seni lukis kontemporer Andie Aradhea. Metode atau langkah-langkah penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di Studio Lukis & Ruang Seni Cipta Wening 459 Cimahi, Jawa Barat. Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan dan interpretasi analisis dengan pendekatan kritik seni Dharsono Sony Kartika, untuk mengetahui makna estetiknya menggunakan teori estetika Monroe Beardsley. Hasil penelitian menunjukkan kepedulian rasa cinta perjalananseorang seniman.Kata Kunci: Latar belakang, Kontemporer, Dekoratif, Estetika.

Page 1 of 2 | Total Record : 11


Filter by Year

2022 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 13 No 1 (2025): INOVASI DAN KREATIVITAS DALAM KARYA DESAIN Vol 12 No 2 (2024): KREATIVITAS DAN INOVASI SENI VISUAL DALAM KARYA DESAIN Vol 12 No 1 (2024): TRADISI KARYA RUPA DESAIN Vol 12, No 1 (2024): TRADISI KARYA RUPA DESAIN Vol 11, No 3 (2023): KARYA RUPA DALAM BINGKAI TRADISI DAN BUDAYA Vol 11 No 3 (2023): KARYA RUPA DALAM BINGKAI TRADISI DAN BUDAYA Vol 11 No 2 (2023): KARAKTERISTIK RUPA DALAM TRADISI DAN BUDAYA Vol 11, No 2 (2023): KARAKTERISTIK RUPA DALAM TRADISI DAN BUDAYA Vol 11, No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL Vol 11 No 1 (2023): INOVASI DAN APLIKASI PADA KARYA VISUAL Vol 10, No 3 (2022): EKSISTENSI SENI DAN BUDAYA DALAM INTERPRETASI VISUAL Vol 10 No 3 (2022): EKSISTENSI SENI DAN BUDAYA DALAM INTERPRETASI VISUAL Vol 10 No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL Vol 10, No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL Vol 10 No 1 (2022): MEDIA PENERAPAN KARYA RUPA DALAM TEKNIK DAN TEKNOLOGI Vol 10, No 1 (2022): TEKNIK DAN TEKNOLOGI MEDIA KARYA VISUAL Vol 9, No 3 (2021): EKSPLORASI DAN IMPLEMENTASI POTENSI RUPA Vol 9 No 3 (2021): EKSPLORASI DAN IMPLEMENTASI POTENSI RUPA Vol 9, No 2 (2021): VISUAL ARTISTIK DALAM TEKNIK DAN POLA RUPA Vol 9, No 1 (2021): KARYA RUPA DALAM PERSPEKTIF MAKNA, FUNGSI, DAN IMPLEMENTASI Vol 8, No 3 (2020): MOTIF, MAKNA, DAN MEDIA DALAM TEKNIK KARYA RUPA Vol 8, No 2 (2020): ANALISIS MAKNA KARYA VISUAL DALAM SENI PUBLIK Vol 8, No 1 (2020): REPRESENTASI, PARTISIPASI, DAN GERAKAN SENI Vol 7, No 3 (2019): IMPLEMENTASI IDENTITAS BUDAYA LOKAL Vol 7, No 2 (2019): POTENSI TRADISI DALAM BUDAYA KONTEMPORER Vol 7, No 1 (2019): IDENTITAS BUDAYA VISUAL: APRESIASI DAN EKSPLORASI Vol 6, No 3 (2018): IMPLEMENTASI MEDIA DAN TEKNIK DALAM KARYA RUPA Vol 6, No 2 (2018): REFLEKSI TRADISI DALAM ESTETIKA RUPA Vol 6, No 1 (2018): APLIKASI, STRATEGI, DAN ORIENTASI SENI DALAM RUPA, MEDIA, DAN WACANA Vol 5, No 3 (2017): EKSPLORASI RAGAM HIAS DAN BUSANA KONTEMPORER Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA Vol 4, No 3 (2016): KEARIFAN LOKAL DALAM TRANSFORMASI VISUAL Vol 3, No 3 (2015): DIALEKTIKA RUPA DALAM KEBUDAYAAN KONTEMPORER Vol 3, No 1 (2015): REALITAS TRADISI DALAM PERSEPSI VISUAL Vol 1, No 3 (2013): REPRESENTASI POTENSI DAN ESTETIKA SENI RUPA Vol 1, No 2 (2013): JERAT TRADISI DALAM KONTEMPORER Vol 1, No 1 (2013): MEDIA DALAM BUDAYA RUPA More Issue