cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Fitopatologi Indonesia
ISSN : 02157950     EISSN : 23392479     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Fitopatologi Indonesia (JFI) is an official publication owned by the Indonesian Phytopathology Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia). In 2010, JFI management was given to PFI Komda Bogor. Since then, JFI has been published 6 times (January, March, May, July, September, and November).
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 16 No. 5 (2020)" : 5 Documents clear
Application of Guano Filtrate on Infection of Pepper yellow leaf curl virus in Chilli Plants Nada, Azmi Khoirin; Hidayat, Sri Hendrastuti
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 16 No. 5 (2020)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.16.5.191-199

Abstract

Application of Guano Filtrate on Infection of Pepper yellow leaf curl virus in Chilli Plants Pepper yellow leaf curl virus (PYLCV) is a member of Begomovirus genus, which causes yellow leaf curl disease in chili plants in Indonesia. This virus is transmitted by vector Bemisia tabaci (Hemiptera: Aleyrodidae). Research was carried out to determine the potential of guano in suppressing yellow leaf curl disease in chili pepper. Field experiment was conducted using factorial design in a randomized block design with 2 factors. The first factor was chili cultivar (‘Gelora’, ‘Bara’, and ‘Pelita 8’) and the second factor was treatment of guano filtrate (before virus inoculation, 1 week after virus inoculation, 2 weeks after virus inoculation, virus inoculation without guano, without virus inoculation nor guano). Virus inoculation was carried out using B. tabaci. In general, symptoms were developed 1 to 3 weeks after inoculation although the incubation period varied between chili cultivars. Green mosaic with leaf curling was mostly found in ‘Gelora’, whereas yellowing with leaf cupping was mostly found in ‘Bara’ and ‘Pelita 8’. Begomovirus infection on plant showing symptoms has been confirmed by polymerase chain reaction method. Application of guano did not cause suppression on disease incidence and severity. Similarly, it did not affect plant height and flowering period.
Corynespora cassiicola Causes Black Spots on Papayas Mucharomah, Kurniasih; Soesanto, Loekas; Mugiastuti, Endang
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 16 No. 5 (2020)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.16.5.200-206

Abstract

Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam produksi tanaman pepaya tersebut ialah penyakit noda hitam kelabu yang menyebabkan penampilan buah kurang menarik dan akhirnya menurunkan harga jual. Penelitian ini bertujuan mengisolasi, mengidentifikasi, dan menguji tingkat patogenisitas penyebab penyakit noda hitam pada pepaya varietas California. Identifikasi dilakukan berdasarkan karakter morfologi, sedangkan pengujian in vivo menggunakan rancangan acak lengkap dengan ulangan sebanyak lima kali. Perlakuan yang dicoba ialah letak buah vertikal (pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima), semua buah diinokulasi cendawan patogen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala bercak kecil berwarna kekuningan hingga cokelat tua adalah penyakit noda hitam, yang disebabkan oleh cendawan Corynespora cassiicola. Cendawan C. cassiicola mempunyai koloni berwarna cokelat kehitaman, permukaan koloni halus dengan tepian yang rata, dan melengkung seperti beludru. Cendawan C. cassiicola memiliki konidiofor tegak, sedikit bengkok, bersepta, tunggal dan ada yang bercabang, berwarna cokelat, sedangkan konidium tunggal, sedikit bengkok, dan bersepta 2–12. Patogenisitas cendawan ini tergolong sedang. Masa inkubasi tercepat terjadi pada buah dengan letak vertikal keempat, luas serangan tertinggi pada buah dengan letak vertikal pertama, dan keparahan penyakit tertinggi ialah pada buah dengan letak vertikal pertama.
Potency of Some Endophytic Bacteria Isolates for Biocontrol of Fusarium oxysporum f.sp cepae on Shallot munif, abdul; Novitasari , Wahyuning Dwi
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 16 No. 5 (2020)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.16.5.227-234

Abstract

Penyakit busuk pangkal (Fusarium oxysporum f.sp cepae) merupakan penyakit penting pada tanaman bawang merah yang menyebabkan kehilangan hasil tinggi. Penelitian bertujuan menguji kemampuan beberapa isolat bakteri endofit (APE22, APE35, BAT2-2, dan MER) yang berasal dari tumbuhan paku-pakuan, bakau, dan tanaman lada untuk mengendalikan F. oxysporum f.sp cepae pada bawang merah secara in vitro dan in planta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua isolat bakteri yang diuji mampu menghambat pertumbuhan F. oxysporum f.sp cepae secara in vitro dengan persentase penghambatan berkisar 37.78%–83.33% bergantung pada isolat yang diuji. Uji in planta di rumah kaca menunjukkan bakteri endofit mampu memacu pertumbuhan tanaman bawang merah dan menurunkan insidensi serta keparahan penyakit busuk pangkal. Di antara seluruh bakteri endofit uji, isolat BAT2-2 menunjukkan kemampuan menekan keparahan penyakit paling tinggi dibandingkan dengan isolat lainnya.
Phytonematode Community in The Robusta and Arabica Coffee Plantation in East Java Budiman, Aris; Supramana, Supramana; Giyanto, Giyanto; Kurniawati, Fitrianingrum
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 16 No. 5 (2020)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.16.5.207-215

Abstract

Fitonematoda merupakan salah satu penyebab penyakit pada tanaman kopi robusta dan arabika. Penelitian ini bertujuan menganalisis komunitas fitonematoda pada kopi robusta dan arabika serta distribusinya pada kondisi kesehatan pertanaman yang berbeda. Lokasi pengambilan sampel berada di Kebun Percobaan Sumber Asin (Desa Krajan, Kecamatan Sumbermanjing, Kabupaten Malang), Blawan (Desa Sempol, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso), dan Kalisat Jampit (Desa Kalisat, Kecamayan Ijen, kabupaten Bondowoso) Provinsi Jawa Timur. Sampel akar dan tanah diambil pada tanaman bergejala penyakit, tanaman di antara tanaman sakit dan sehat, dan tanaman sehat. Ekstraksi nematoda dari sampel akar dilakukan dengan metode pengabutan (mist chamber) dan sampel tanah dengan flotasi sentrifugasi. Peubah yang diamati ialah nilai prominensi (NP) dan proporsi sebaran fitonematoda penting. Fitonematoda yang diperoleh pada kopi robusta ialah Pratylenchus coffeae, Rotylenchulus reniformis, Meloidogyne spp., dan Hemicriconemoides cocophillus. Fitonematoda yang diperoleh pada kopi arabika ialah Radopholus similis, Meloidogyne spp., Paratylenchus sp., Criconemoides sp., dan Helicotylenchus sp. Fitonematoda didominasi oleh spesies P. coffeae dan R. reniformis pada kopi robusta serta R. similis dan Meloidogyne spp. pada kopi arabika. Terdapat perbedaan nilai prominensi pada masing-masing fitonematoda yang ditemukan. Nilai prominensi fitonematoda tertinggi dari ekstraksi perakaran kopi robusta terdapat pada P. coffeae, yaitu sebesar 295.83, sedangkan pada perakaran kopi arabika terdapat pada R. similis sebesar 259.16. Secara umum, pada spesies tersebut terjadi peningkatan populasi dari tanaman sehat ke tanaman bergejala penyakit.
The Effectiveness of Hot Water and Guano Tea Treatments on Aphelenchoides besseyi Nematode on Rice Seeds and Their Effects on the Growth of Rice Seedling Syarifah, Syarifah; Supramana, Supramana; Triwidodo, Hermanu
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol. 16 No. 5 (2020)
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.16.5.216-226

Abstract

Aphelenchoides besseyi merupakan salah satu nematoda penting terbawa benih yang menginfeksi padi dan dapat menyebabkan kehilangan hasil serta mengurangi kualitas gabah. Penelitian ini bertujuan mendapatkan metode yang efektif untuk mengendalikan nematoda A. besseyi pada benih padi melalui perlakuan air panas dan teh guano. Penelitian dilakukan terhadap tiga varietas padi, yaitu Pak Tiwi 1, Ciherang, dan IPB 3S, dua perlakuan perendaman, yaitu perendaman air panas suhu 55 °C dan perendaman dalam teh guano, serta tujuh waktu perendaman, yaitu 0, 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 menit. Perlakuan air panas suhu 55 °C dan teh guano efektif menurunkan populasi nematoda, namun pengaruhnya berbeda pada setiap varietas. Pada varietas Pak Tiwi 1 perendaman air panas efektif menurunkan populasi nematoda pada waktu perendaman 5-30 menit, dan daya tumbuh paling baik pada perendaman air panas dengan waktu 10 menit dan kontrol dengan waktu 20 menit. Pada varietas Ciherang, metode perendaman air panas efektif dengan rentang waktu 5-30 menit dan perendaman teh guano selama 30 menit efektif menurunkan populasi nematoda, serta interaksi terbaik yang menghasilkan daya tumbuh paling tinggi ditunjukkan pada perlakuan kontrol dengan waktu 10, 15, 20, 25, dan 30 menit, perendaman teh guano dengan waktu 5, 10, 25 menit, dan perendaman air panas dengan waktu 5 dan 10 menit. Pada varietas IPB 3S, penurunan populasi terbaik ditunjukkan pada perendaman teh guano dengan waktu 5 dan 30 menit, sedangkan daya tumbuh terbaik ditunjukkan pada perendaman air panas dengan waktu 5 menit.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Vol. 21 No. 1 (2025): Maret 2025 - IN PROGRESS Vol. 20 No. 6 (2024): November 2024 - IN PROGRESS Vol. 20 No. 5 (2024): September 2024 Vol. 20 No. 4 (2024): Juli 2024 Vol. 20 No. 3 (2024): Mei 2024 Vol. 20 No. 2 (2024): Maret 2024 Vol. 20 No. 1 (2024): Januari 2024 Vol 19 No 6 (2023): November 2023 Vol 19 No 5 (2023): September 2023 Vol 19 No 4 (2023): Juli 2023 Vol. 19 No. 4 (2023): Juli 2023 Vol 19 No 3 (2023): Mei 2023 Vol 19 No 2 (2023): Maret 2023 Vol. 19 No. 2 (2023): Maret 2023 Vol 19 No 1 (2023): Januari 2023 Vol. 18 No. 6 (2022): November 2022 Vol. 18 No. 5 (2022): September 2022 Vol. 18 No. 4 (2022): Juli 2022 Vol. 18 No. 3 (2022): Mei 2022 Vol. 18 No. 2 (2022): Maret 2022 Vol. 18 No. 1 (2022): Januari 2022 Vol 17 No 6 (2021) Vol 17 No 5 (2021) Vol 17 No 4 (2021) Vol 17 No 3 (2021) Vol 17 No 2 (2021) Vol 17 No 1 (2021) Vol 16 No 6 (2020) Vol. 16 No. 5 (2020) Vol 16 No 4 (2020) Vol. 16 No. 3 (2020) Vol 16 No 2 (2020) Vol 16 No 1 (2020) Vol 15 No 6 (2019) Vol 15 No 2 (2019) Vol 15 No 1 (2019) Vol 14 No 6 (2018) Vol 14 No 5 (2018) Vol 14 No 4 (2018) Vol. 14 No. 3 (2018) Vol. 14 No. 2 (2018) Vol 14 No 1 (2018) Vol. 14 No. 1 (2018) Vol. 13 No. 6 (2017) Vol 13 No 5 (2017) Vol. 13 No. 5 (2017) Vol 13 No 4 (2017) Vol. 13 No. 3 (2017) Vol. 13 No. 2 (2017) Vol. 13 No. 1 (2017) Vol 12 No 6 (2016) Vol 12 No 5 (2016) Vol 12 No 4 (2016) Vol 12 No 3 (2016) Vol 12 No 2 (2016) Vol 12 No 1 (2016) Vol 11 No 6 (2015) Vol 11 No 5 (2015) Vol 11 No 4 (2015) Vol 11 No 3 (2015) Vol 11 No 2 (2015) Vol 11 No 1 (2015) Vol 10 No 6 (2014) Vol 10 No 5 (2014) Vol 10 No 4 (2014) Vol 10 No 3 (2014) Vol 10 No 2 (2014) Vol 10 No 1 (2014) Vol 9 No 6 (2013) Vol 9 No 5 (2013) Vol 9 No 4 (2013) Vol 9 No 3 (2013) Vol 9 No 2 (2013) Vol 9 No 1 (2013) Vol 8 No 6 (2012) Vol 8 No 5 (2012) Vol 8 No 4 (2012) Vol. 8 No. 3 (2012) Vol. 8 No. 2 (2012) Vol. 8 No. 1 (2012) More Issue