cover
Contact Name
David Liauw
Contact Email
davidliauw@gmail.com
Phone
+628125770236
Journal Mail Official
jurnal.judimas@gmail.con
Editorial Address
STMIK Pontianak, Jalan Merdeka No. 372, Pontianak, Kalimantan Barat
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
JUDIMAS (Jurnal Inovasi Pengabdian Kepada Masyarakat)
ISSN : 27229734     EISSN : 27748766     DOI : http://dx.doi.org/10.30700/jm.v1i1
Core Subject : Science,
JUDIMAS (Jurnal Inovasi Pengabdian Kepada Masyarakat) adalah publikasi dalam bentuk artikel pengabdian kepada masyarakat. Judimas diterbitkan dua kali dalam satu tahun, Juni dan Desember. Berisi hasil-hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pemikiran, penerapan ataupun hasil-hasil pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan sebelumnya berbagai bidang ilmu diantaranya bidang sistem informasi, teknik informatika dan bidang-bidang terkait lainnya. JUDIMAS mencakup pengembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi hasil penerapan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk, model, konsep dan atau implementasi pengabdian kepada masyarakat sebagai upaya peningkatan partisipasi masyarakat pada pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 58 Documents
Manajemen Belajar Masa Pandemi Covid-19 Sekolah Bina Satria Arbana Syamantha
JUDIMAS Vol 3, No 2 (2022): JUDIMAS
Publisher : STMIK Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30700/jm.v3i2.1424

Abstract

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan, Adanya manajemen belajar siswa yang baik dimasa pandemi covid 19 di Smk Bina Satria Medan Kontribusi manajemen belajar siswa di masa pandemi covid 19 terlaksana “baik”. Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen belajar siswa Smk Bina Satria Medan adalah 63% valid, jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen belajar siswa di Smk Bina Satria baik.
PERAN WALI KELAS DALAM MEMBIMBING SISWA SMA NEGERI 9 MEDAN Arbana Syamantha
JUDIMAS Vol 3, No 2 (2022): JUDIMAS
Publisher : STMIK Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30700/jm.v3i2.1425

Abstract

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian melalui perhitungan presentase dengan menggunakan skala guttman. Maka dapat disimpulkan Peran Wali Kelas di SMA Negeri 9 Medan lebih menunjukkan “Baik” dengan nilai presentase 62% dari hasil yang dinyatakan berdasarkan frekuensi 40. Peneliti mendapakan aspek-aspek peran guru dengan melalui teori :Sardiman (2011) bahwa sehubungan dengan beberapa fungsi yang dimiliki guru maka terdapat beberapa aspek utama yang merupakan kecakapan serta
Penanganan Dampak Sosial Psikologis Korban Bencana Merapi Gunung Sinabung Fenty Zahara Nasution
JUDIMAS Vol 3, No 2 (2022): JUDIMAS
Publisher : STMIK Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30700/jm.v3i2.1426

Abstract

Tidak ada manusia yang bisa menolak bencana, bahkan takdir pun tetap harus diterima dengan lapang dada. Ketika terjadi bencana maka akan mucul berbagai dampak yang dirasakan oleh pengungsi. Hidup di tempat pengungsian yang penuh dengan keterbatasan sering menimbulkan ketidakpastian sampai kapan mereka akan tinggal. Hal ini berkaitan pada kemampuan pemerintah dalam menyediakan pengganti tempat tinggal yang permanen, di samping kemampuan dari korban bencana itu sendiri.Lokasi pengungsian kurang memadai ditinjau dari kepadatan hunian, asupan gizi, sarana MCK, sanitasil ingkungan, fasilitas sosial dan fasilitas umum. Kondisi ini dapat menyebabkan pengungsi terutama anakanakdan lansia rawan terhadap penyakit. Ketersediaan tenaga kesehatan, obat-obatan seringkali tidakseimbang dengan jumlah korban bencana yang membutuhkan penanganan kesehatan. Penanganannyaharus dilakukan secara terkoordinir dan terpadu dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, LSM,dunia usaha dan pemerintah terkait. Pada intinya dari hasil wawancara dan observasi pada informan dapat disimpulkan bahwa para pengungsi telah ditangani secara fisik, psikis dan sosial. Pemenuhan kebutuhan fisik meliputi pemenuhan kebutuhan makan, pakaian, tempat tinggal, pelayanan kesehatan, airbersih dan sarana MCK. Pemenuhan kebutuhan psikis dengan menghilangkan trauma (trauma healing) seperti menghibur, memberikan pembinaan mental psikologis agar tidak jenuh, pelayanan penguatanmental keagamaan, pendidikan dan informasi. Pemenuhan kebutuhan sosial dengan menerima kunjungan tamu, dan fasilitasi kegiatan sangat dibutuhkan,adanya kunjungan relawan untuk membantu, adanya kegiatan yang diberikan dari berbagai fihak seperti LSM atau para ilmuan psikologi serta psikolog dalam  memberikan kebutuhan psikologis mereka, mendengarkan keluhan mereka dan memberi kegiatan yang bersifat menambah pendapatan mereka seperti belajar buat kue, meronce gelang dan kalung yang smuanya bisa di berdayakan hasilnya, kemudian mengadakan kegiatan mendongeng, membaca buku-buku cerita yang semua buku diabwa oleh relawan. Melakukan acara cerdas cermat pada anak-anak di lokasi serta mewarwai dan bermain yang bersifat  penuh edukasi. Pemenuhan kebutuhan sosial psikologis di pengungsian dapat dikatakan terpenuhi meskipun serba terbatas. Oleh karena itu disarankan kepada pemerintah khususnya Kementerian Sosial dan lembaga terkait, dalam memberikan bantuan kepada korban perlu melakukan analisis kebutuhan agar tepat sasaran. Kepada masyarakat di daerah rawan bencana perlu peningkatan kesadaran tentang risiko bencana melalui sosialisasi dan simulasi siaga bencana, agar masyarakat berdaya menghadapi bencana dan risikonya.
Introduction to the 4.0 Education Revolution for Counseling Guidance Teachers Rufman Iman Akbar
JUDIMAS Vol 4, No 1 (2023): JUDIMAS
Publisher : STMIK Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30700/jm.v4i1.1329

Abstract

This community service activity is carried out to provide teachers with an understanding and ability to face the education era 4.0. Training is carried out by combining assignments, discussions, and reflections. The results can increase the knowledge and capacity of the teachers involved in the activity. The increase occurred quite significantly, based on the assessment that has been done. This service is carried out to provide increased understanding and ability in terms of developing constructivist concepts. From the evaluation results, further training is needed regarding the teacher's ability to utilize technology in learning, implement class changes, and use MOOCs in education. Furthermore, this training can also be carried out so that teachers can be more prepared to accept the changes in this educational revolution..
Menumbuhkan Kemandirian dan Minat Berwirausaha Pada Wanita Tuna Susila di UPT Pelayanan Sosial Wanita Tuna Susila dan Tuna Laras Brastagi Nurvica Sari P
JUDIMAS Vol 3, No 2 (2022): JUDIMAS
Publisher : STMIK Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30700/jm.v3i2.1429

Abstract

Permasalahan wanita tuna susila kerap kali didapati dalam lingkungan  masyarakat dengan berbagai macam penyebabnya yang sebagian besar adalah disebabkan faktor ekonomi. Hal ini juga terungkap dalam hasil wawancara yang dilakukan terhadap para wanita susila tersebut dimana sebagian besar dari mereka mengungkapkan bahwa penyebab mereka melakukan perbuatan asusila tersebut adalah karena suami yang menelantarkan dan tidak menafkahi mereka, sehingga mereka harus mencari cara untuk menghidupi diri mereka sendiri beserta anak mereka. Mereka juga mengatakan bahwa mereka terpaksa melakukan hal tersebut dikarenakan kebutuhan anak mereka yang sangat penting untuk dicukupi yaitu untuk membeli makanan dan susu. Sehingga hal inilah yang membuat mereka mencari jalan pintas yaitu dengan melakukan perbuatan asusila tersebut. Oleh karena itu diperlukan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan ini, yaitu dengan memberikan sebuah pembinaan mental/psikologi yang dapat menumbuhkan kemandirian serta minat berwirausaha. Hal ini diharapkan akan dapat menjadi bekal bagi mereka untuk dapat menafkahi hidup mereka sendiri sehingga mereka dapat mempunyai penghasilan dan tidak lagi terjerat dalam perbuatan asusila.
Kegiatan Bermain Origami Dalam Mengembangkan Keterampilan Motorik Halus Anak Usia Dini Rismawati Munthe
JUDIMAS Vol 3, No 2 (2022): JUDIMAS
Publisher : STMIK Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30700/jm.v3i2.1430

Abstract

Secara umum, istilah anak usia dini merujuk pada anak-anak yang masih berusia 0-8 tahun. Sebab kajian dalam rumpun keilmuan PAUD menyatakan bahwa PAUD dulaksanakan sejak usia 0-8 tahun atau lebihdikenal dengan istilah "usia emas". Sementara dalam ruang lingkup anak usia dini meliputi bayi (0-1tahun), balita (2-3 tahun), kelompok bermain (3-6 tahun) dan usia sekolah awal (6-8 tahun). Pada usia seperti inilah anak sangat membutuhkan stimulasi sesuai kelompok usia dan kemampuannya. Oleh karena itu, tahapan perkembangan pada anak usia dini mulai dari fisik, kognitif, bahasa ,emosi dan sosial. Apa sih yang dimaksud dari tahapan tersebut diatas?Anak mempunyai tahapan dalam perkembangannya, Perkembangan fisik anak usia dini yang berfokus pada pertambahan berat badan, tinggi, otak serta keterampilan motorik kasar dan halus.Motorik kasar yaitu kemampuan anak untuk bergerak, melompat, dan berlarian.Motorik halus yaitu,kemampuan dan keterampilan fisik yang lebih melibatkan otot kecil dan koordinasi pada mata dan tangan. Salah satu untuk meningkatkan motoric halus anak adalah dengan bermain origami, Permainan ini dilakukan di rumah origami langit biru, disini anak-anak akan diajarkan  oleh si pemateri bagaimana cara melipat, memegang gunting dan mengunting serta merekatkan gambar, semua dilakukan dengan menggunakan jari-jemari Tujuannya adalah melatih perkembanagn motoric halus anak agar kedepannya semakin bisa berfungsi sesuai thapan perkembanagn berikutnya dan tujuan lainnya adalah membuat anak happy dengan happy anak-anak akan melakukan hal lain secara smart 
Meningkatkan Kepercayaan Diri Pada Peserta Panti Rehabilitasi Narkoba Kamal Sibolangit Rismawati Munthe
JUDIMAS Vol 3, No 2 (2022): JUDIMAS
Publisher : STMIK Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30700/jm.v3i2.1431

Abstract

Penyalah gunaan narkoba  menjadi salah satu masalah yang sangat serius di Indonesia dan telah menjadi perhatian pemerintah Indonesia saat ini. Program rehabilitasi narkoba di panti rehabilitasi menjadi salah satu solusi untuk  dapat  membantu  pengguna  narkoba  mengatasi  ketergantungan  mereka  terhadap  narkoba . Permasalahan  narkoba  adalah permasalahan  yang kompleks jik a dikaitkan  dengan kehidupan pengguna narokoba  baik secara  fisik, psikis maupun sosial. Para pencandu narkoba sudah tersebar hampir diseluruh daerah yang ada di indonesia . Pemerintah indonesia sendiri telah mengupuayakan untuk mengurangi dampak buruk akibat penyelahgunaan narokoba, dengan cara memberikan pengarahan dan bentuk – bentuk sosial yang ada guna meningkatkan kepercayaan diri para pengguna narkoba sehingga rasa kepercayaan diri pun dapat meningkat produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan me ngenai pelaksanaan pengarahan untuk meningkatkan kepercayaan diri para pengguna narkoba yang ada pada pada panti rtehabilitas narkoba kamal Sibolangit  dan faktor pendukung dan penghambat  dalam  meningkatkan  kepercayaan  diri peserta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif . Tempat penelitian ini berapa panti rehabilitas narkoba kamal berastasi dengan peserta 24 orang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi literatur dari beberapa jurnal yang ada. Data yang terkumpul akan dianalisa kembali. Setelah itu diminta kembali pernyataan setelah di beri pengarahan. Hasil penelitian ini antara lain: Pertama, kegiatan memberi pengarahan peningkatan kepercayaan diri menjadikan peserta  lebih bisa percaya diri dengan orang baru dan mengajaknya  berkomunikasi. Yang dulunya mereka pasif dengan orang yang baru dikenal, sekarang mereka mulai bisa akrab dengan orang yang ba ru mereka kenal. Kedua, meningkatnya kepercayaan diri pada pengguna narkoba membuat mereka bisa diterima kembali oleh  masyarakat  dan  tidak  minder  lagi. Ketiga,  faktor pendukung  dan  penghambat  yang didapat  dari bimbingan sosial adalah antusiasme pengguna na rkoba pada saat bimbingan sosial dan adanya bimbingan dari para  ahli agama  seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha   dari luar yang menguasai materi sebagai faktor pendukung, sedangkan penghambatnya yaitu Pecandu Narkoba ada yang kurang dalam hal Pendidikan meski ada juga yang datang dari kalangan berpendidikan. Keempat setelah diberi pengarahan maka sore hari diminta feedback dari hasil pengarahan yang diberikan. Maka dari pihak mana pun  hendaknya lebih membiasakan pengguna  untuk gemar bertanya dan sharing dihadapan pengguna lainya . Intinya adalah agar mereka diberi kesempatan untuk membangun kembali kepercayaan diri setelah merasa terpuruk oleh Narkoba , tidak diterima lingkungan, keluarga  bahkan  saudara dan sahabat. M emberi pengarahan dan meminta feedback kembali Sehingga dapat membuat kepercayaan diri lebih meningkat dibandingkan sebelumnyaPenyalah gunaan narkoba  menjadi salah satu masalah yang sangat serius di Indonesia dan telah menjadi perhatian pemerintah Indonesia saat ini. Program rehabilitasi narkoba di panti rehabilita
Mengenali “Toxic Relationship” Dalam Keluarga Di Universitas Potensi Utama Linda Sitepu
JUDIMAS Vol 3, No 2 (2022): JUDIMAS
Publisher : STMIK Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30700/jm.v3i2.1428

Abstract

Keluarga yang saling menghargai, menghormati dan saling support adalah dambaan kita semua. Dan rumah merupakan tempat yang begitu aman dan nyaman untuk menjadi tempat tinggal kita bersama anggota keluarga. Namun enggak semua dari kita beruntung bisa mendapat hal-hal tersebut. Sejak masa anak-anak, remaja atau sudah berumah tangga, sebagian dari kita berada dalam keluarga yang malah membuatnya terhambat berkembang. Terjebak dalam lingkungan pasif yang menuntut begitu banyak hal untuk dijalani. Namun ya namanya kehidupan memang tidak selalu berjalan mulus seperti keinginan kita. Ada saja masalah yang terjadi, ada saja hambatan yang harus kita atasi. Apalagi dengan orang-orang yang paling dekat dengan kita, yaitu keluarga. Mulai dari masalah yang wajar, hingga yang tidak sehat. Dalam keluarga itu, berbagai macam masalah pasti akan terjadi, mulai dari pasangan suami istri, anak dengan orang tua, dan dengan saudara. Namun jika masalah yang terjadi terus menerus tanpa adanya solusi, yang membuat kita cemas, sedih, dan marah setiap memikirkannya. Bahkan membuat kita merasa harus mengurangi interaksi dan komunikasi dengan keluarga. Sehingga berada di luar rumah adalah pilihan yang tepat, untuk mencari kenyamanan di luar rumah. Hal tersebut menandakan bahwa kita sedang berada dalam keluarga yang beracun, atau biasa disebut toxic family. Adapun tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah : 1. Sejauh mana keluarga memandang toxic relationship family?, 2) Bagaimana kemampuan keluarga dalam menimbulkan keluarga yang sehat? 3) Bagaimana kemampuan keluarga menciptakan keluarga yang harmonis? 4) Bagaimana hubungan aksi reaksi dan komunikasi antar anggota keluarga?. Metode yang dilakukan adalah a. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman peserta mahasiswa dan mahasiswi tentang Mengenali “Toxic Relationship” Dalam Keluarga Di Universitas Potensi Utama, b. Sikap yang baik ketika selesai penyampaian materi tersebut.. Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan penyuluhan ini adalah, 1) Setelah penyuluhan adanya pemahaman mengenai makna dari “Mengenali “Toxic Relationship” Dalam Keluarga Di Universitas Potensi Utama didalam keluarga pada setiap peserta. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman peserta di Fakultas Psikologi Universitas Potensi Utama dalam memahami materi yang diberikan pada penyuluhan yang sudah diadakan dengan tema “Mengenali “Toxic Relationship” Dalam Keluarga Di Universitas Potensi Utama.