cover
Contact Name
M Garry Saputra
Contact Email
msaputra@bundamulia.ac.id
Phone
+628119991532
Journal Mail Official
jurnal.imaji@ubm.ac.id
Editorial Address
Jl Lodan Raya no 2 Jakarta Utara, Jakarta
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Titik Imaji
ISSN : 26204940     EISSN : 26212749     DOI : https://doi.org/10.30813/.v2i1.1523
Core Subject : Education, Art,
Titik Imaji merupakan jurnal ilmiah akademik yang diterbitkan oleh Progam Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain dan Teknologi, Universitas Bunda Mulia. Jurnal ini bertujuan untuk mengembangkan dan mempelajari keilmuan desain komunikasi visual secara teoritis dan pragmatis dalam konteks lintas disiplin ilmu. Jurnal ini mencakup kerangka kerja konseptual, model analitis dan simulasi, kritik seni, studi kasus, dan penelitian empiris yang berkaitan dengan ilustrasi, tipografi, fotografi, seni visual, identitas visual, komunikasi visual, budaya visual, audiovisual, desain web, periklanan, videografi, film, animasi, multimedia, dan desain gim.
Articles 94 Documents
ANALISA VISUAL DESAIN KARAKTER SERIAL ANIMASI “KUKU ROCK YOU” Nadya Nadya
Jurnal Titik Imaji Vol 4, No 1 (2021): Jurnal Titik Imaji
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/titik imaji.v4i1.2758

Abstract

Nowadays, the influence of technological developments is increasingly rapid and widespread, especially in the creative industry. The cultivation of animated films is getting more serious, this can be seen from the maturity of the character design processing. One of them is created by Indonesian studio film, called “Kuku Rock You”. This three-dimensional animated film won in the Asiagraph competition in 2008. This comedy genre film tells the story of a native chicken who is obsessed with becoming a rock singer with a funny and unique story.The purpose of this research is to analyze the character design in the Kuku Rock You animated series. This research use holistic character design theory, so that the results of this research can be useful for animators or illustrators in creating a similar product. This research used qualitative methods that provide descriptive data about character designs that are theoretically capable of being iconic characters and are expected   to be well received by the audience. The result of this research are a form of analysis of characters designs that exist in the Kuku Rock You series through a holistic character design theory approach.
KAJIAN KOMPOSISI VISUAL PADA FILM SERIAL NETFLIX DRAMA FIKSI ILMIAH BERJUDUL THE 100 KARYA JASON ROTHENBERG Martinus Eko Prasetyo
Jurnal Titik Imaji Vol 4, No 1 (2021): Jurnal Titik Imaji
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/titik imaji.v4i1.2802

Abstract

Sejak pandemi berlangsung pada bulan Februari 2020 hingga saat ini terutama di Indonesia, banyak teater Bioskop ditutup dan tidak lagi diperbolehkan beroperasi oleh Pemerintah karena alasan menekan penyebaran Covid-19 dan demi Kesehatan masyarakat. Hal ini membuat banyak penggemar sinematografi berubah haluan untuk mencari hiburan dalam film, yakni salah satunya menonton serial drama dalam platform Netflix. Netflix menjadi salah satu alternatif pilihan yang sangat diminati oleh masysrakat Indonesia untuk menikmati hiburan. Melihat hal ini, penulis ingin melakukan observasi langsung pada salah satu karya sinematografi terbaik yang ditayangkan di media digital Netflix, yang merupakan karya dari Jason Rothenberg, yakni film berjudul “The 100”. Film ini tidak hanya sekedar film yang hanya menceritakan tentang kehidupan manusia, kemanusiaan, tetapi mengangkat mengenai kemajuan teknologi, dan seakan-akan akhir dari planet bumi karena peperangan dan kegagalan antar umat manusia dalam mengelola teknologi. Perjalanan panjang film ini menghadirkan komposisi film yang tidak biasa sehingga penulis yakin bahwa film ini bisa memberikan sudut pandang berbeda dari sebuah film drama fiksi ilmiah yang tentunya film ini ditayangkan di media digital yang menjadi salah satu favourite masyarakat di tahun 2020-2021 yaitu Netflix. Film "The 100" sudah sampai pada season 7 terakhir dirilis pada tanggal 20 mei 2020, selama enam tahun perjalanan dari film ini konsistensi dari gaya pengambilan gambar yang diterapkan menjadikan peneliti ingin melakukan obeservasi lebih jauh beberapa cuplikan scene penting akan karya Jason Rothenberg dengan menggunakan pendekatan komposisi dan the rule of third dari Paul Wheeler pada bukunya yang berjudul "practical cinematography" khususnya pada seluruh episode cerita pada season pertama. Dimana diharapkan dengan adanya penelitian ini untuk mengetahui dan mengukur sampai sejauh mana dampak penyampaian pesan dan kesan yang dihasilkan dari penerapan komposisi terhadap sebuah karya film khususnya film "The 100" karya Jason Rothenberg.Kata Kunci:  Komposisi Sinematografi, Drama Fiksi Ilmiah, Media Digital
PENGENALAN BUDAYA MELALUI MOTION GRAPHIC “HAKKA, THE STORY AND PHILOSOPHY OF IT’S PEOPLE” Joses Ruby; Henny Hidajat
Jurnal Titik Imaji Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Titik Imaji
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/titik imaji.v4i2.3392

Abstract

Hakka adalah salah satu sub-etnis Tionghoa di Indonesia. Bangsa Hakka merupakan keturunan suku Han yang berada di Tiongkok. Bangsa Hakka tiba di Nusantara setelah berkali-kali terpaksa melakukan perpindahan masal dari asalnya yang terletak di Selatan Sungai Kuning, Tiongkok, bahkan hingga harus meninggalkan Tiongkok akibat peperangan, bencana alam dan sebab lainnya. Tiba di Nusantara Bangsa Hakka membangun kehidupan mereka dan berpartisipasi membangun Nusantara yang menjadi tempat tinggal barunya. Dalam upaya bertahan di Nusantara sebagai salah satu sub-etnis Tionghoa, mereka harus banyak beradaptasi, termasuk dalam kebudayaan. Berbagai bentuk kebudayaan Tionghoa telah mengalami masa yang cukup panjang dalam proses akulturasi dengan kebudayaan asli Indonesia. Walaupun kebudayaan Tionghoa pernah mengalami masalah politis, hingga perkembangannya melambat, namun berkat adanya perubahan kebijakan, budaya Tionghoa, termasuk Hakka, dapat kembali diterima.Bertujuan untuk melestarikan dan  mengembangkan kebudayaan Tionghoa, khususnya kebudayaan Hakka, serta berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan kebudayaan Indonesia, Yayasan Hakka Indonesia membangun Museum Hakka Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah. Namun museum tersebut belum memiliki materi edukasi berbentuk multimedia. Sementara itu, multimedia merupakan salah satu media yang dibutuhkan museum untuk menyampaikan materi edukasinya secara lebih informatif, menarik dan menghibur kepada para pengunjung, maupun kepada masyarakat luas. Untuk itu, penelitian ini akan menghasilkan suatu rekomendasi berupa suatu model video motion graphic, tentang sejarah dan kebudayaan masyarakat Hakka yang dapat disaksikan oleh pengunjung museum dan dapat dibagikan pula kepada masyarakat luas melalui jaringan internet. Dengan demikian diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang budaya Hakka dan Tionghoa secara umum dan meningkatkan harmonisasi hubungan baik dalam masyarakat. Sebagai pendekatan budaya, video ini menerapkan elemen yang menggunakan simbol, ornament, wana, tipografi, ilustrasi maupun audio yang terinsipirasi oleh budaya Tionghoa. Untuk menghasilkan rancangan yang sesuai dengan kebutuhan terutama untuk menyampaikan informasi secara jelas dan menarik, maka penelitian ini menerapkan metode penelitian kualitatif deskriptif, dengan perancangan yang sesuai tahap pemikiran desain.  
MERANCANG IDENTITAS VISUAL DAN TATA PAMER PAMERAN HYBRID “KEMBALI MERANGKAI ANGAN” DI TAMAN MINI INDONESIA INDAH R.A. Diah Resita I Kuntjoro-Jakti
Jurnal Titik Imaji Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Titik Imaji
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/titik imaji.v4i2.3310

Abstract

Masa pandemi Covid 19 menyebabkan salah satu institusi non formal yaitu museum seakan kehilangan fungsinya. ICOM sebagai lembaga resmi nirlaba yang secara internasional mengurusi bidang museum berafiliasi dengan UNESCO menulis bahwa sebagian besar museum di seluruh dunia bahkan tutup. Namun ke-20 museum di wilayah Taman Mini Indonesia Indah tidak menginginkan hal tersebut terjadi. Dengan bertekad kuat tetap melakukan kegiatan positif dan dengan memaksimalkan jaringan internet mulai merancang program-program menarik yang dapat mengajak pengunjung diluar wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi dan sekitarnya. Pengunjung virtual dapat hadir ke museum dari berbagai penjuru Indonesia bahkan datang dari luar negeri Indonesia. Kegiatan hybrid ini mencapai puncaknya di hari Museum Indonesia pada tanggal 12 Oktober 2021. Ke-20 museum di wilayah Taman Mini Indonesia Indah mempusatkan kegiatannya dalam pameran “Kembali Merangkai Angan”. Jumlah pengunjung yang hadir pada kegiatan pameran hybrid secara virtual meningkat setiap harinya. Pengunjung daring bisa mencapai kurang lebih 1,500 orang melalui laman Youtube, Instagram dan melalui zoom webinar yang diadakan ke-20 museum setiap harinya. Penyelenggara berharap dalam tata pamer yang berada diluar gedung museum ini dapat memberikan rasa yang berbeda kepada pengunjung yang hadir ke lokasi maupun yang datang secara virtual. Dengan kegiatan pameran hybrid ini, maka misi museum untuk tetap hadir di masyarakat dan menyampaikan tugas edukasi, perawatan, sensibilitas kepada pengunjung dapat tersampaikan dengan menyenangkan dan terhibur. 
ICON DESIGN OF SURABAYA HISTORICAL BUILDING Satrya Dirgantara
Jurnal Titik Imaji Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Titik Imaji
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/titik imaji.v4i2.3269

Abstract

Surabaya is a large city that is developing, there are often developments in the construction of buildings and places that aim to improve the economy. Although Surabaya is known as a metropolitan city, the city of Surabaya has many relics of colonial-era cultural heritage, many buildings – historic buildings of Dutch colonial heritage are still sturdy and magnificent to this day. This study raised 5 historic buildings in the city of Surabaya to be designed in the form of icons. The buildings include Heroes Monument, Surabaya Youth Hall, Surabaya City Hall, De Javasche Bank, and Kebonrojo Post Office. The goal is to implement this historic building in the form of an iconic vector. The function of this design is to spread the symbol of the historic buildings in the city of Surabaya. Design is done through data collection in the form of observation, documentation, and literature studies. Through this design, the historic building in Surabaya can be implemented as an iconic vector.
ANALISIS BUKU SIGAP MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI YANG DITERBITKAN OLEH PUSAT KRISIS KESEHATAN TAHUN 2016 Novena Ulita
Jurnal Titik Imaji Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Titik Imaji
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/titik imaji.v4i2.3246

Abstract

Dampak bencana tentunya menimbulkan korban yang banyak, yang diantaranya merupakan anak – anak. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mitigasi saat terjadinya bencana gempa bumi. Dari kampanye yang disampaikan oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) bahwa pengetahuan mitigasi bencana yang menjadi faktor dominan mendorong terjadinya keselamatan mandiri bagi korban bencana gempa bumi. Hal tersebutlah yang mendorong BNPB menyusun dan mendistribusikan buku mitigasi bencana gempa bumi kepada para pelajar yang ada di Indonesia. Salah satu buku mitigasi bencana gempa bumi yang dikeluarkan oleh Pusat Krisis Kesehatan kerjasama Kementrian Kesehatan dan Word Health Organization (WHO) juga diperuntukan bagi pelajar. Namun, buku tersebut telah dirancang lebih kepada sasaran pelajar secara umum saja. Padahal efektivitas penyampaian informasi dalam hal ini mitigasi bencana harus dapat tersampaikan pada beberapa kalangan pelajar yang memiliki tingkatan dan karakteristik berbeda. Maka dari itu penulis perlu melakukan peninjauan ulang secara desain dan penerapan strategi visual yang terdapat pada buku “Sudah Siapkah Kita Menghadapi Gempa Bumi?” yang diterbitkan oleh Pusat Krisis Kesehatan Indonesia agar dapat menemukan evaluasi dan rekomendasi untuk perancangan buku mitigasi bencana ke depannya. Dalam Penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik analisis konten, menganalisis konten buku dalam pengamatan aspek strategi visual dan desain yang disesuaikan dengan karakteristik pembaca pelajar. Dengan penelitian ini penulis diharapkan memberikan rekomendasi secara strategi visual dan desain yang dapat dikembangkan pada perancangan desain buku mitigasi bencana lainnya. 
Perancangan Ulang Kemasan untuk UMKM Bakso Mamarus, Imario Premio, & Sistik Krezzz Brian Alvin Hananto; Medelyn Aurellia; Helena Calista; Stefanny Kusuma; Vanessa Leoni
Jurnal Titik Imaji Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Titik Imaji
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/titik imaji.v4i2.2969

Abstract

Sebagai bentuk dukungan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam masa pandemi COVID-19, Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengadakan program ‘Si Kreatif’ yang membuka kesempatan bagi UMKM untuk mendapatkan pengolahan desain kemasan. Pengolahan dan perancangan ulang desain kemasan dilakukan agar UMKM tersebut dapat memiliki kemasan yang terlihat lebih menarik dan juga menjual. UMKM yang terlibat dalam program ‘Si Kreatif’ pada bulan Agustus 2021 ini adalah Bakso Mamarus, Sambal Baby Cumi Imario Premio, dan Sistik Krezzz. Ketiga produk tersebut kemudian mendapatkan kemasan baru yang dirancang oleh tim penulis sebagai bagian dari program ‘Si Kreatif’. Artikel ini ingin menjelaskan proses perancangan yang dilakukan dan membahasnya dengan lebih mendalam dan metodologis. Penulis berharap artikel ini dapat menjadi referensi terhadap perancangan-perancangan kemasan yang ada.
PERANCANGAN FILM PENDEK TENTANG KETAPEL BERJUDUL “STORY OF KETAPEL” Renaldo Rolina
Jurnal Titik Imaji Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Titik Imaji
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/titik imaji.v4i2.3312

Abstract

Slingshot is one of  may traditional games. Traditional games are recreational activities that have certain rules as a reflection of the nation. In this case, the catapult is one of the traditional games that has the potenial to show its cultural authenticity. than one of the media that is considered capable of sharing information about this catapult is a short film. In this design, the author uses qualitative method with techniques to collect data through field observation, questionnaires, literature studies and interviews. The author made a direct visit to the place where the catapult was made. Questionnaires were distributed to 158 people online on social media and the library funcioned to find data that could support the topic of the problems raised. In this study, the results of 158 questionnaires distributed stated that almost all respondents did not know how to play and make a slingshot. However, through the questionnaire it was also found that the community still has a high interest in catapults. So to solve the problem, the author make a short film telling about catapults that lead to teenagers and the community.The conclusion of this design is to provide information and direction to teenagers 17-25 years old to be able to learn to understand, love and preserve the traditional game of slingshot.
Makna Pesan Moral dalam Film Jojo Rabbit (Analisis Semiotika Roland Barthes) Ananda Pradipta Andiara; Benny Muhdaliha
Titik Imaji Vol 5, No 1 (2022): Jurnal Titik Imaji
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/.v5i1.3488

Abstract

Penelitian ini tentang film Jojo Rabbit, sebuah film fenomenal yang telah mendapatkan 46 piala dan 192 nominasi diberbagai festival film dunia, termasuk mendapatkan 9 nominasi Best Production Design dan 8 nominasi Best Costume Design. Film ini memiliki pesan moral yang dikonversikan secara sinematik melalui beberapa adegan yang terdapat di dalamnya, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggali pesan moral yang terdapat di dalam sajian visual film Jojo Rabbit Rabbit yang berdurasi 1 jam 48 menit 22 detik, dengan menggunakan Analisis Semiotika Roland Barthes, menggunakan paradigma penelitian kritis, melalui pendekatan penelitian kualitatif. Data-data penelitian ini bersumber dari data primer berupa observasi dan data sekunder berupa dokumentasi, studi pustaka. Teknik analisis menggunakan model Miles dan Huberman. Validitas data menggunakan triangulasi metode. Berdasarkan pembagian pembagian sequence film dengan teori freytag pyramid, penulis menemukan 7 sequences, dan berdasarkan definisi adegan (scene) menurut Pratista, peneliti menemukan 75 scenes yang kemudian peneliti kerucutkan menjadi 11 scenes. Sebelas scenes tersebut merepresentasikan konsep moral, yaitu: Konsep Introspeksi, Amanah, Berjuang Hidup, Menghilangkan Cemas tanpa Merokok, Diri yang Terbuka, Hidup Bersabar, Berkumpul Sehat dengan Keluarga, Bersyukur, Saling Menghormati, Kesiapan Matang dan Fleksibilitas, Tidak Skeptis Tanpa Alasan yang Benar. Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat menjadi rujukan pembaca untuk dapat lebih memahami makna yang terdapat film Jojo Rabbit dan dapat memberikan perspektif baru bagi peneliti semiotika film lainnnya khususnya yang menggunakan semiotika Roland Barthes.
Representation Nostalgia on Film Dilan 1990 Mahalia Sri Lingga
Titik Imaji Vol 5, No 1 (2022): Jurnal Titik Imaji
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/.v5i1.3517

Abstract

Dilan 1990, the movie described about the nostalgic era of 90s which filmed on the life of teenage love story. This film has reached up to 6.315.664 viewers and rewarded as the best-selling film in 2018. This 90s teen love story tells of Dilan's struggle in the long process of going through challenges in order to get Milea to become a lover his heart. The conditions of the 90s which were limited in technology, space and time showed a striking difference from the current conditions in communicating, interacting as well as in the principles of the love struggle adopted by youth at that time. According to the data and also record from social media, this film was dominated by teenage fans. Interestingly, the fact that the movie was being watched by mostly teenagers who in fact did not live that era. Therefore, departing from this reality, the writer captures that the construction of past love stories or nostalgia is a interesting and accepted story for the minlenial generation. Furthermore this study uses a descriptive qualitative method with a representation theory approach. This study describes the elements of exotic nostalgia in the discourse of the 1990 film Dilan.  Keywords: Dilan 1990 film, nostalgia, representation

Page 5 of 10 | Total Record : 94