cover
Contact Name
Wahyu Andy Nugraha
Contact Email
jurnalkelautan@trunojoyo.ac.id
Phone
+6282234502425
Journal Mail Official
jurnalkelautan@trunojoyo.ac.id
Editorial Address
Jurusan Kelautan dan Perikanan, Universitas Trunojoyo Madura, Jl. Raya Telang PO. BOX 2 Kamal, Bangkalan, Jawa Timur, Indonesia 69162
Location
Kab. bangkalan,
Jawa timur
INDONESIA
Juvenil: Jurnal Ilmiah Kelautan dan Perikanan
ISSN : -     EISSN : 27237583     DOI : -
Juvenil: Journal of Marine and Fisheries Sciences, is a scientific journal in the field of marine and fisheries science published electronically and periodically four times a year by the Department of Marine Affairs and Fisheries, Trunojoyo University, Madura. This journal aim to become a medium of dissemination of high quality research and scientific note in the fiend of marine and fisheries. This journal can be accessed and downloaded freely for everyone. The article published in this journal have been pass the rigorious peer review by the expert reviewer. This journal accept every article that contain the following, but not limited to, scope: Juvenil: Journal of Marine and Fisheries Sciences, is a scientific journal in the field of marine and fisheries science published electronically and periodically four times a year by the Department of Marine Affairs and Fisheries, Trunojoyo University, Madura. This journal is expected to function as a medium for the dissemination of quality scientific research results as well as scientific rebuttal (notes) in the marine and fisheries sector which can be accessed online and free of charge by the Indonesian community and the international community. The articles (articles) published in this journal are articles that have passed peer-review (partner bebestari). This journal accepts every article which contains, but is not limited to, the scope: 1. Ecology and biology of marine and fisheries 2. Marine and Aquaculture 3. Marine and Aquatic Conservation 4. Marine Water Pollution 5. Management of marine and aquatic resources 6. Marine and fishery processing technology
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 4 (2022)" : 9 Documents clear
Histopatologi Jaringan Insang Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch,1792) Akibat Paparan Logam Berat Kromium (Cr) DI Sungai Desa Geluran Kabupaten Sidoarjo Yogi Eko Prasetyo; Indah Wahyuni Abida; Mertiara Ratih Terry Laksani; Rizka Rahmana Putri
Juvenil Vol 3, No 4 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i4.17615

Abstract

ABSTRAKKromium (Cr) merupakan salah satu logam berat, kromium di alam bebas memiliki valensi (Cr3+) dan valensi (Cr6+). Cr6+ lebih toksik dibandingkan dengan Cr3+, karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Dampak kromium bagi organisme akuatik dapat mengganggu metabolisme tubuh akibat terhalangnya enzim dalam proses fisiologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar kromium dan mengetahui pengaruh kromium terhadap histopatologi jaringan insang, usus, dan hati ikan betok di Sungai Desa Geluran Sidoarjo. Penelitian ini di ambil pada bulan Desember 2020 sampai bulan April 2021. Metode yang digunakan pada pengambilan data adalah metode purposive sampling, dimana titik 1 sebelum ada pembuangan limbah, titik 2 dekat dengan pembuangan limbah dan titik 3 pada pertemuan air setelah pembuangan limbah dengan aliran air lain. Jumlah sampel ikan yang digunakan untuk preparat histologi yakni sebanyak 3 ekor pada setiap stasiun. Hasil analisa kromium didapatkan hasil pada titik 1, 2 dan 3 masing masing berkisar antara 0,001-0,004 ppm;  0,013, - 0,028ppm dan 0,011-0,021ppm. Hasil analisa histopatologi organ ikan jaringan insang pada titik 1 ditemukan berupa hiperplasia, di titik 2 dan 3 terdapat fusi lamela. Kata kunci: histopatologi, insang, ikan betok (Anabas testudineus), logam berat kromiumABSTRACTKromium (Cr) is one of the heavy metals, kromium in nature has valence (Cr3+) and valence (Cr6+). Cr6+ is more toxic than Cr3+, because it is easily soluble in water. The impact of kromium on aquatic organisms can disrupt the body's metabolism due to the obstruction of enzymes in physiological processes. This study aims to determine the levels of kromium and determine the effect of kromium on the histpathology of the gill, intestine, and liver tissue of Betok fish in the Geluran Sidoarjo River Village. This research was taken from December 2020 to April 2021. The method used in data collection is a purposive sampling meth where point 1 is before waste disposal, point 2 is close to waste disposal and point 3 is at the confluence of water after waste disposal with other water flows. The number of fish samples used for histological preparations was 3 at each station. The results of kromium analysis obtained results at points 1, 2 and 3 each ranging between 0.001-0.004 ppm; 0.013, - 0.028ppm and 0.011-0.021ppm. The results of histopathological analysis of the gill tissue of fish organs at the first point were found to be in the form of hyperplasia, at the second and third points there was lamella fusion.Keywords: histopathology,gill, betok fish (Anabas testudineus), kromium heavy metal
Penilaian Keberlanjutan Pengelolaan Hasil Tangkapan Ikan Layang (Decepterus sp.) di WPP 712, Perairan Utara Kabupaten Sumenep Ari Deki Wahyudi; Achmad Fachruddin Syah
Juvenil Vol 3, No 4 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i4.18169

Abstract

ABSTRAKLaut jawa memiliki potensi sumberdaya perikanan yang menjanjikan, hasil tangkapan utama di laut jawa yaitu ikan layang dengan komposisi 60% dari total produksi dengan alat tangkap purse seine. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan data indikator pada masing masing domain, memberikan penilaian pada domain dengan metode (EAFM), dan mengetahui rekomendasi perbaikan pada pengelolaan perikanan ikan layang (Decepterus sp.) di perairan utara Sumnep. Metode EAFM menggunakan analisa data multi criteria analysis pada 6 domaian, yaitu domain sumberdaya ikan, habitat dan ekosistem, teknik penangkapan, ekonomi, sosial, dan kelembagaan. Hasil yang diperoleh yaitu pada domain sumberdaya ikan memperoleh nilai indeks komposit 88.28, habitat dan ekosistem sebesar 91.04, teknik penangkapan sebesar 86.67, sosial sebesar 75.14, ekonomi sebesar 92.21, kelembagaan sebesar 75.84.Status pengelolaan sumberdaya perikanan mendapatkan status (baik sekali) dengan nilai indeks komposit sebesar 84.86.Kata kunci: Ikan layang, EAFM, Pengankapan, Laut JawaABSTRAKThe Java Sea has a promsing potential for fisheryresources, the main catch in the Java Sea is flyfish with a composition of 60% of the total production with purse seine fishing gear. This study aims to identify the need for indicator data in each domain, provide an assement of the domain using the (EAFM) method, and find out recommendations for improvement in the management of scad fish (Decepterus sp.) fisheries in the northern waters of Sumenep. The EAFM method uses multi-criteria analysis of data on 6 domains, namely the domain of fish resources, habitats and ecosystems, fishing techniques, economics, social, and institutions. The result obtained are in the fish resources domain, the composite indexs value is 88.28, habitat and ecosystem is 91.04, fishing technique is 86.67, sosial is 75.41, economic is 92.21, institutional is 75.84, The status of fishery resources management is (very good) with an index value composite 84.86.Keywords: Flying fish, EAFM, Capture, Java Sea
Kajian Kandungan Logam Berat kadmium Pada Air, Sedimen, dan Ikan Bawal (Pampus argenteus) di Tempat Pelelangan Ikan Branta Kabupaten Pamekasan Susi Dwi Widyaningsih; Indah Wahyuni Abida; Febi Ayu Pramithasari; Fitria Hersiana Afifa
Juvenil Vol 3, No 4 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i4.17564

Abstract

ABSTRAKKadmium (Cd) merupakan salah satu jenis logam berat pencemar di suatu badan perairan yang dapat bersumber dari limbah bahan bakar dan kegiatan industri. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang didalamnya terdapat berbagai aktivitas masyarakat dan juga lalu lalang kapal nelayan berperan menyumbang masukan logam berat Cd ke perairan dan biota. Penelitian dilakukan pada Februari-Maret 2022 untuk mengetahui hubungan kualitas air dengan kelarutan logam Cd; kadar logam Cd pada air, sedimen, dan ikan bawal (P. argenteus) di sekitar TPI Branta, Kabupaten Pamekasan. Kajian secara deskriptif menunjukkan adanya hubungan yang berbanding lurus antara suhu dan tingkat kecerahan perairan dengan tingkat kelarutan logam berat Cd. Sedangkan hubungan pH serta salinitas menunjukkan hasil berbanding terbalik terhadap tingkat kelarutan Cd. Kadar Cd pada air laut sebesar 0,0023 mg/L; sedimen berkisar antara 0,0138-0,0179 mg/L; dan pada ikan bawal (P. argenteus) berkisar 0,0015-0,0019 mg/L. Meninjau baku mutu air laut dan batas logam berat pada pangan, kadar Cd air laut, sedimen dan ikan bawal masih memenuhi baku mutu dengan nilai BAF dan BSAF sebesar 0,7435 dan 0,1084. Batas maksimum konsumsi ikan bawal (P. argenteus) pada orang dewasa sebesar 4631,3 kg/minggu, sedangkan pada anak-anak sebesar 27546,4 kg/minggu.Kata Kunci: logam berat kadmium, Pampus argenteus, batas maksimum konsumsiABSTRACTCadmium (Cd) is a type of heavy metal pollutant in a body of water which can be sourced from fuel waste and industrial activities. The Fish Auction (TPI), in which there are various community activities and also the passing of fishing boats, plays a role in inputting the heavy metal Cd into the waters and biota. The research was conducted in February-March 2022 to determine the relationship between water quality and Cd metal solubility; levels of Cd metal in water, sediment, and pomfret (P. argenteus) around TPI Branta, Pamekasan Regency. Descriptive studies show that there is a directly proportional relationship between temperature and the brightness level of the waters with the solubility level of the heavy metal Cd. Meanwhile, the relationship between pH and salinity shows an inverse relationship with the solubility level of Cd. Cd content in seawater is 0.0023 mg/L; sediment ranged from 0.0138-0.0179 mg/L; and in pomfret (P. argenteus) it ranges from 0.0015 to 0.0019 mg/L. Looking at seawater quality standards and heavy metal limits in food, Cd levels of seawater, sediment and pomfret still meet quality standards with BAF and BSAF values of 0.7435 and 0.1084. The maximum consumption limit for pomfret (P. argenteus) for adults is 4631.3 kg/week, while for children it is 27546.4 kg/week.Keywords: heavy metal cadmium, pomfret, maximum consumption limit
Kajian Kelimpahan Mikroplastik Pada Berbagai Tekstur Sedimen Di Kawasan Pantai Wisata Mangrove Desa Labuhan Chulud Ayu Zuanita Susanto; Shinta Nur Fitria; Dewi Purwaningrum; Mara Dwi Fadila; Haryo Triajie; Adyos Bobby Chandra
Juvenil Vol 3, No 4 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i4.18001

Abstract

AbstrakSampah plastik merupakan masalah besar di dunia yang akhirnya menimbulkan adanya mikroplastik pada lingkungan perairan dan menyebabkan beberapa dampak bagi lingkungan perairan. Mikroplastik yang masuk ke dalam perairan akan masuk ke dalam badan air dan akhirnya akan mengendap pada sedimen. Kawasan hutan mangrove menjadi tempat hidup biota yang terdapat pada kawasan tersebut. Maka perlunya adanya kajian mikroplastik pada kawasan Pantai Wisata Hutan Mangrove Desa Labuhan dengan tujuan mengetahui karakteristik sedimen, mengetahui kelimpahan dan bentuk mikroplastik, serta mengetahui hubungan antar tekstur sedimen dengan kelimpahan mikroplastik. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan September-November 2021, pengambilan sampel dilakukan pada 5 stasiun dan 3 titik pada setiap stasiun. Parameter yang dianalisis adalah tekstur sedimen, kelimpahan dan bentuk mikroplastik serta hubungan antar kelimpahan mikroplastik dengan tekstur sedimen. Hasil yang diperoleh yaitu pada kawasan mangrove memiliki karakteristik tekstur sedimen lumpur berlempung. Kelimpahan mikroplastik pada air sebesar 9-168 partikel/50 L, sedangkan kelimpahan mikroplastik yang ditemukan pada sedimen sebanyak 17-36 partikel/50 gram sedimen kering. Bentuk mikroplastik yang ditemukan yaitu fiber, fragmen, dan film. Bentuk fiber merupakan bentuk paling mendominasi pada air dan sedimen.Kata Kunci: Kelimpahan Mikroplastik, Tekstur Sedimen, MangroveAbstractPlastic waste is a big problem in the world that causes microplastics in the sky environment and causes several impacts on the aquatic environment. Microplastics that enter the waters will enter the water body and will eventually settle in the sediment. The mangrove forest area is a place to live for the biota found in the area. So it is necessary to study microplastics in the Mangrove Forest Tourism Beach area ofLabuhan Village with the aim of knowing the characteristics of sediment, knowing the shape and shape of microplastics, and knowing the relationship between sediment texture and microplastics. Sampling was carried out in September-November 2021, sampling was carried out at 5 stations and 3 points at each station. The parameters analyzed were the texture of the sediment, the shape of the microplastic, and the relationship between the microplastic and the texture of the sediment. The results obtained are that the mangrove area has a characteristic texture of loamy mud sediments. The abundance of microplastics in water was 9-168 particles/50 L, while the number of microplastics found in sediments was 17-36 particles/50 grams of dry sediment. The forms of microplastics found were fiber, fragments, and films. The form of fiber is the most dominant form in water and sediment.Keywords: Microplastic Abundance, Sediment Texture, Mangrove 
Seagrass Ecological Quality Index Pada Lokasi Yang Berbeda di Madura Nisa Riska Alif; Insafitri Insafitri; Wahyu Andy Nugraha
Juvenil Vol 3, No 4 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i4.18172

Abstract

ABSTRAKPenelitian dilakukan dilakukan di perairan Pulau Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken, Sumenep dan di perairan Desa Prancak, Kecamatan Sepuluh, Bangkalan. Tujuan penelitian untuk mengetahui nilai SEQI dan tutupan lamun di perairan Pulau Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken, Sumenep dan di perairan Desa Prancak, Kecamatan Sepuluh, Bangkalan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah transek garis pada 3 titik dan menggunakan transek kuadrat nerukuran 50 x 50 cm pada 2 lokasi yang berbeda. Parameter ketahanan yang digunakan kekayaan spesies lamun, tutupan lamun, tutupan makroalga, tutupan epifit, dan transparansi air. Pada penelitian ini ditemukan 4 jenis lamun yaitu Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Cymodocea serrulata, dan Cymodocea rotundata dan rata-rata persentase tutupan lamun memperoleh 50% pada perairan Kecamatan Sapeken dan 22% pada kecamatan Sepuluh. Sedangkan hasil dari Seagrass Ecological Quality Indeks (SEQI) memperoleh 0.74 pada perairan Kecamatan Sapeken dan masuk dalam kategori baik dan pada perairan Kecamatan Sepuluh memperoleh hasil 0.62 masuk dalam kategori sedang.Kata kunci: SEQI, penutupan lamun, Sapeken, SepuluhABSTRACTThe research was conducted in the waters of Pagerungan Besar Island, Sapeken District, Sumenep and in the waters of Prancak Village, Sepuluh District, Bangkalan. The purpose of the study was to determine the value of SEQI and seagrass cover in the waters of Pagerungan Besar Island, Sapeken District, Sumenep and in the waters of Prancak Village, Sepuluh District, Bangkalan. The method used in this study is a line transect at 3 points and uses a ner squared transect measuring 50x50 cm at 2 different locations. The resistance parameters used are rich in seagrass species, seagrass cover, macroalgae cover, epiphytic cover, and water transparency. In this study, 4 types of seagrasses were found, namely Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Cymodocea serrulata, and Cymodocea rotundata and the average percentage of seagrass cover obtained 50% in the waters of Sapeken District and 22% in Subdistrict Sepuluh. Meanwhile, the results of the Seagrass Ecological Quality Index (SEQI) obtained 0.74 in the waters of Sapeken District and were included in the good category and in the waters of District Ten obtained a result of 0.62 in the medium category.Keywords: SEQI, seagrass closure, Sapeken, Sepuluh
Pengaruh Penambahan Natrium Hidroksida (NaOH) Terhadap Kandungan Magnesium Pada Bittern Dalam Ekstraksi Magnesium Hidroksida Mg(OH)₂ Nike Ika Nuzula; Aan Putri Nurjanah; Ary Giri Dwi Kartika; wiwit Sri Werdi Pratiwi; Onie Wiwid Jayanthi
Juvenil Vol 3, No 4 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i4.17974

Abstract

ABSTRAKProduksi garam pada pulau Madura sangat tinggi yang dilakukan secara terus menerus pada musim kemarau menggunakan metode tradisional dengan media tanah maupun geomembrant (Zainuri et.al 2016) sehingga menghasilkan limbah bittern yang melimpah. Bittern memiliki kandungan mineral salah satunya magnesium (Mg) yang dapat dijadikan inovasi baru yakni senyawa magnesium hidroksida Mg(OH)₂ dengan cara ekstraksi. Penambahan natrium hidroksida NaOH dalam kstraksi magnesium hidroksida pada penelitian ini dilakukan dengan berdasarkan perbandingan antara mol magnesium dan mol natrium hidroksida yakni 1:0,90; 1:0,95; 1:1; 1:1,05; 1: 1,1 dengan tujuan mengetahui perlakuan yang paling optimal. Berdasarkan hasil uji ANOVA dengan siginifikasi sebesar 0,605 yang artinya tidak ada pengaruh secara nyata pada penambahan natrium hidroksida pada bittern. Jika dilihat dari data perlakuan dengan perbandingan mol 1 : 1 yakni sebesar 76802,70833 mg/Kg merupakan perlakuan yang paling optimal dari semua perlakuan dan perlakuan perbandingan mol 1 : 0,90 yakni sebesar 75858,245 mg/Kg merupakan perlakuan yang paling rendah.Kata Kunci: Bittern, Magnesium, Natrium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida.ABSTRACTSalt production on the island of Madura is very high which is carried out continuously during the dry season using traditional methods with soil and geomembrane media resulting in abundant bittern waste. Bittern contains minerals, one of which is magnesium (Mg) which can be used as a new innovation, namely magnesium hydroxide Mg(OH)₂ by extraction. The addition of sodium hydroxide NaOH in the extraction of magnesium hydroxide in this study was carried out based on the ratio between moles of magnesium and moles of sodium hydroxide, namely 1: 0.90; 1:0.95; 1:1; 1:1.05; 1: 1.1 with the aim of knowing the most optimal treatment. Based on the results of the ANOVA test with a significance of 0.605, which means that there is no significant effect on the addition of sodium hydroxide to bittern. When viewed from the treatment data with a mole ratio of 1: 1, which is 76802.70833 mg/Kg, it is the most optimal treatment of all treatments and a mole ratio of 1: 0.90, which is 75858.245 mg/Kg, is the lowest treatment.Keyword: Bittern, Magnesium, Natrium Hydroxide dan Magnesium Hydroxide.
Komposisi Hasil Tangkapan Dari Modifikasi Cantrang DI Perairan Branta Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan Khofifah Dwi Kusuma Wardani; Muhammad Zainuri
Juvenil Vol 3, No 4 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i4.17510

Abstract

ABSTRAKAlat tangkap cantrang merupakan alat tangkap yang menyerupai kantong besar yang mengerucut yang dioperasikan di dasar perairan dengan target ikan demersal. Alat tangkap cantrang terbuat dari bahan jaring seperti kantong besar berbentuk kerucut dan semakin ke belakang ukurannya semakin mengerucut. Cantrang dioperasikan pada dasar perairan yang bersubstrat/berpasir dan tidak terdapat karang dengan ikan demersal sebagai terget penangkapan. Alat tangkap cantrang terdiri dari bagian utama yaitu sayap, badan serta kantong. Sayap berfungsi sebagai penggiring ikan masuk ke dalam badan dan untuk selanjutnya ikan akan masuk ke dalam kantong. Pelabuhan Perikanan Branta merupakan salah satu pelabuhan yang ada di Kabupaten Pamekasan, Madura yang dikelola oleh Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Branta. Deskripsi alat bantu penangkapan dilakukan dengan metode wawancara dan pengukuran putaran kapstan dan diameter kapstan untuk mengetahui kecepatan tarikan kapstan. Hasil yang diperoleh adalah bahwa rata-rata yang kecepatan penarikan yang digunakan gardan adalah 22,69 m/menit. Diameter gardan yang digunakan yaitu 67,5 cm sedangkan tali selambar yang digunakan memiliki panjang 1000 m dan mesin gardan yang digunakan adalah mesin dongfeng dengan kekuatan mesin 30 PK.Kata kunci : Cantrang, Perairan Branta ABSTRACTCatering fishing gear is a fishing gear that resembles a large conical bag that is operated at the bottom of the water with demersal fish targets. Catering fishing gear is made of net material such as a large cone-shaped bag and the more you go back the smaller the size. Catering is operated on the bottom of the waters that are substrate/sandy and there are no corals with demersal fish as fishing targets. Catering fishing gear consists of the main parts, namely the wings, body, and pockets. The wings function as a dribbler of fish into the body and henceforth the fish will enter the bag. Branta Fishing Port is one of the ports in Pamekasan Regency, Madura which is managed by the Class III Branta Port Management Unit (UPP). The description of the fishing aids was carried out by interviewing and measuring the rotation of the capstan and the diameter of the capstan to determine the pulling speed of the capstan. The results obtained are that the average pulling speed used by the axle is 22.69 m/minute. The diameter of the axle used is 67.5 cm while the rope used is 1000 m long and the axle machine used is a Dongfeng machine with an engine power of 30 PK.Keywords: Catering, Branta Waters
Evaluasi Kondisi Terumbu Karang DI Pulau Gili Labak Kabupaten Sumenep Dewi Zahrotun Nayyiroh; Firman Farid Muhsoni
Juvenil Vol 3, No 4 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i4.17511

Abstract

Abstrak Semakin dikenalnya pulau Gili Labak sebagai destinasi wisata berdampak bertambahnya pengunjung, hal ini menyebabkan diantaranya banyaknya terumbu karang yang rusak. Evaluasi kondisi terumbu karang perlu dilakukan sehingga diketahui tingkat kerusakannya. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kondisi kualitas air dan mengevaluasi kondisi terumbu karang di Pulau Gili Labak. Metode penelitian tutupan karang menggunakan metode LIT (Line Intersect Transect). Hasil penelitian suhu perairan 28-32 0C, pH 8-9, salinitas 22-35 ppt dan Oksigen terlarut 10-19, kecerahan 100% masuk kategori ideal untuk karang. Persen tutupan terumbu karang karang stasiun 1 pada kedalaman 3 meter berdasarkan bentuk pertumbuhannya mendapatkan hasil tutupan karang hidup sebesar 62%, sehingga masuk kategori baik. Pada stasiun 2 di kedalaman 7 meter mendapatkan hasil tutupan karang hidup sebesar 84%, sehingga masuk kategori baik sekali.Kata kunci : Terumbu karang, Gili Labak Abstrak  The increasing recognition of Gili Labak Island as a tourist destination has an impact on increasing visitors, this has caused many coral reef to be damaged. Evaluation of the condition of coral reefs needs to be carried out so that level damage is know. The Purpose of this study was to evaluate condition of water quality and evaluate the condition of coral reef on Gili Labak Island. The coral cover research method used the LIT (Line Intersect Transect method. The result of the study were water temperature 28-32 ℃, pH 8-9, salinity 22-35 ppt and dissolved oxygen 10-19, 100% brightness was in the ideal category for corals. Percentage of coral reef cover station 1 at a depth of 3 meters based on its growth form resulted in live coral cover of 62%, so it was in the category. At station 2 at a depth of 7 meters, the result of cover live coral cover were 84% so it was in very good categoryKeywords : Coral reef, Gili Labak
Analisis Kesesuaian Ekowisata Pantai Jumiang di Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan Wahyudi Rahman; Akhmad Farid
Juvenil Vol 3, No 4 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i4.17690

Abstract

ABSTRAKEkowisata bahari adalah jenis kegiatan wisata bahari yang berada di wilayah pesisir, di permukaan laut, dan di bawah laut. Ekowisata pantai merupakan kegiatan wisata yang dilakukan dengan obyek utama berupa pantai. Kegiatan yang dapat dilakukan di pantai umumnya adalah bersantai, bermain air atau berenang di pantai serta menikmati pemandangan dan panorama alam di pantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), Daya Dukung Kawasan (DDK) Pantai Jumiang di Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Hasil kajian IKW pantai Jumiang adalah 83,33%. Nilai Daya Dukung Kawasan (DDK) Pantai Jumiang adalah 1256 orang per hari. Nilai Daya Dukung Pemanfaatan (DDP) Pantai Jumiang adalah 126 orang per hari.Kata Kunci : Indeks Kesesuaian Wisata, Daya Dukung Kawasan (DDK), Daya Dukung Pemanfaatan, Pantai JumiangABSTRACTMarine ecotourism is a type of marine-related tourism activity covering coastal areas, above sea level and below sea level. Coastal ecotourism is a tourist activity carried out with the main object in the form of a beach. Activities that can be done on the beach are generally relaxing, playing water or swimming on the beach and enjoying the scenery and natural panorama on the beach. This study aims to determine the value of the Tourism Suitability Index (IKW), Regional Carrying Capacity (DDK) of Jumiang beach in Tanjung Village, Pademawu District, Pamekasan Regency. This research is a qualitative method. The results of the Jumiang beach IKW study were 83.33% (according to). The Regional Carrying Capacity (DDK) value of Jumiang beach is 1256 people per day. The value of the Utilization Carrying Capacity (DDP) of Jumiang Beach is 126 people per day. Keywords: Tourism Suitability Index, Regional Carrying Capacity, Utilization Carrying Capacity, Jumiang beach

Page 1 of 1 | Total Record : 9