Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Status Mutu Air dan Sedimen Perairan Desa Sukolilo Kec. Labang Kabupaten Bangkalan Abida, Indah Wahyuni; Andayani, Sri; Yanuhar, Uun; Hardoko, Hardoko
Rekayasa Vol 11, No 2: Oktober 2018
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.449 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v11i2.4422

Abstract

Kualitas perairan pesisir yang baik sangat penting dalam menunjang kehidupan organisme yang berada didalamnya. Adanya beban masukan dari daratan akan menyebabkan perubahan pada kualitas perairan baik pada badan air maupun pada dasar perairannya.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status mutu air dan sedimen perairan Desa Sukolilo Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan. Metode penelitian menggunakan pengambilan data dengan metode purposive sampling dimana lokasi pengambilan sampel adalah area penangkapan kerang simping. Pengambilan sampel air dan sedimen dilakukan pada 3 titik di perairan desa Sukolilo Kec. Labang Kab. Bangkalan. Pengukuran parameter fisika kimia perairan dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Status mutu air dan sedimen ditentukan dengan menghitung Indek Pencemaran berdasarkan Kepmen LH No.115 tahun 2003 dengan nilai baku mutu untuk biota laut berdasar pada Kepmen LH No.51 tahun 2004 dan CCME tahun 2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Indeks Pencemaran air berkisar 5,662-6,269 dengan status mutu tercemar sedang, sedangkan pada sampel sedimen mempunyai nilai Indeks Pencemaran berkisar 8,834-9,474 dengan status mutu tercemar sedang. Kata Kunci: Status Mutu air, Indeks Pencemaran, Perairan Sukolilo
Struktur Komunitas dan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Muara Sungai Porong Sidoarjo Abida, Indah Wahyuni
Rekayasa Vol 2, No 2: Oktober 2009
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1455.522 KB) | DOI: 10.21107/rys.v2i2.2201

Abstract

This study aims to determine the community_ structure and abundance ofphytoplankton and the factors thizt affect the estuary waters Porong Sidoarjo. Method of research zs aone with descriptive method that zs ex post facto. Analysis of water samples carried out at the Laboratory of Soil and Marine Science Laboratory University Trunojoyo. From the research results indicate that the phytoplankton communzty structure in Porong River estuary waters are 2 classes of Bacillariophyceae (14 genera) and Dinophyceae (2 genera) with abundance ranginsfrom 18,07/ cells/L- 29,305 cells1L. The diversity index showed a low stability of the popu1ation with a low uniformity index so that no species dominance. Factors affecting the abunaance of phytoplankton is the brightness level of low water due to the high suspended material.Keywords: Community structure, Phytoplankton, Porong River Estuary
TINGKAT KEKRITISAN DAN KESESUAIAN LAHAN MANGROVE DI KABUPATEN SAMPANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Firman Farid Muhsoni; Mahfud Efendy; Haryo Triajie; Aries Dwi Siswanto; Indah Wahyuni Abida
Jurnal Kelautan Vol 6, No 2: Oktober (2013)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v6i2.786

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kondisi kekritisan dan kesesuaian lahan mangrove di kabupaten Sampang. Tahap pekerjaan: (1) tahap persiapan; (2) proses pengolahan citra; (3) cek lapangan; (4) analisis data; (5) uji akurasi; dan (6) hasil analisis. Penentuan tingkat kekritisan dan kesesuaian lahan dengan menggunakan pemodelan SIG dengan model indeks. Hasil analisis citra mendapatkan mangrove di Kabupaten Sampang mencapai 914,54 Ha, yang tersebar di 6 Kecamatan. Tingkat kekritisan mendapatkan mangrove dalam kondisi rusak 600,8 Ha (65,7%), mangrove dalam kondisi baik  292,5 Ha (32%) dan mangrove dalam kondisi rusak berat 21,1 Ha (2,3%). Mangrove dalam kondisi tidak rusak sebagian besar terdapat di Kecamatan Sampang mencapai 109,6 Ha atau 11,98%. Mangrove kondisi rusak sebagian besar di Kecamatan Sreseh (39,39 Ha atau 39,39%), mangrove dalam kondisi rusak berat sebagian besar di Kecamatan Sreseh (11,1 ha  atau 1,21%). Kesesuaian lahan mangrove mendapatkan lahan yang sesuai untuk mangrove seluas282,9 Ha (30,9%), cukup sesuai untuk lahan mangrove 624,1 Ha (68,2%) dan sesuai bersyarat mencapai 7,6 Ha (0,8%). Daerah yang sangat sesuai sebagian besar di Kecamatan Sampang (155 Ha).Kata Kunci: kekritisan mangrove, kesesuaian lahan, sistem informasi geografis
DAYA HAMBAT EKSTRAK METANOL RUMPUT LAUT (Euchema spinosum) TERHADAP BAKTERI Aeromonas hydrophila Y Yunus; Apri Arisandi; Indah Wahyuni Abida
Jurnal Kelautan Vol 2, No 2: Oktober (2009)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v2i2.854

Abstract

Rumput laut secara tradisional telah lama dimanfaatkan sebagai bahan makanan, kosmetik dan obat-obatan, karena kaya akan mineral, elemen makro dan elemen  mikro lainnya, disamping itu rumput laut juga berfungsi sebagai bahan antimikroba seperti penyakit bakteri Aeromonas hydrophila yang sering menginfeksi ikan pada budidaya air tawar sehingga banyak merugikan petani. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan penelitian tentang konsentrasi ekstrak metanol rumput laut yang efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi ekstrak metanol rumput laut Eucheuma spinosum yang tepat untuk menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophyla. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, Pertama menggunakan Uji MIC  konsentrasi sebagai berikut : 25%; 12,5%; 6,25%; 3,125%; 1,56%; 0,78%; 0,39%; 0,195%; 0,098%; 0,049%; 0,025%; dan 0,0125%. Kedua menggunakan Uji Cakram konsentrasi 3%, 6%, 9%, 12%, dan 0%  sebagai kontrol. Hasil uji MIC setelah dibandingkan dengan kontrol positif sangat rendah yaitu sebesar 0,049%, hasil ini menunjukkan bahwa konsentrasi tersebut menghambat pertumbuhan bakteri Aeromnas hydrophila. Pada hasil uji cakram kemampuan ekstrak rumput laut pada konsentrasi 3%, 6% dan 9% dalam menghambat bakteri Aeromons hydrophila bersifat bakteriostatik, sedangkan pada konsentrasi 12% bersifat bakteriosidal.  Kata Kunci : Eucheuma spinosum, Polifenol, Aeromonas hydrophila
LIMBAH IKAN SEBAGAI ALTERNATIF UMPAN BUATAN UNTUK ALAT TANGKAP PANCING TONDA Indah Wahyuni Abida; Firman Farid Muhsoni; Aries Dwi Siswanto
Jurnal Kelautan Vol 2, No 1: April (2009)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v2i1.907

Abstract

Masalah yang dihadapi alat tangkap pancing adalah ketersediaan umpan yang tidak kontinyu. Tujuan penelitian ini untuk memanfaatkan limbah ikan agar mempunyai nilai tambah, mengetahui kemampuan dan kemanfaatan teknologi umpan buatan. Metode yang digunakan eksperimen, dengan uji anova dan analisa usaha. Daerah uji di perairan desa Pangeranan Kabupaten Bangkalan perairan Laut Jawa. dengan koordinat   060.59’.734” LS dan 1120.42’.827” BT. Hasil dari uji coba lapangan mendapatkan ikan Karapu Lumpur, Kerapu Toke, Pari, Keting. Rata-rata penangkapan 38 ekor dengan berat 11,4 kg tiap trip, dengan rata-rata hasil umpan alami sebanyak 51,5%, limbah rajungan  19,9%, limbah pemindangan 17,3% dan limbah udang 11,3%. Perlakuan terbaik menggunakan umpan alami (ikan belanak). Sedangkan perbandingan antara umpan buatan  menunjukkan hasil yang sama (tidak berbeda nyata). Perhitungan analisis ekonomi mendapatkan hasil nilai NPV0 (Rp. 30.655.975), Gros B/C rasio1 (1,57), nilai Net B/C1 (5,2). Nilai pay back period 3,69 tahun, Sedangkan  rentabilitas 27,07%. Kata Kunci : Pancing Tonda, Umpan Buatan, Bangkalan
EFEKTIVITAS HORMON 17 α-METILTESTOSTERON UNTUK MEMANIPULASI KELAMIN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA PEMELIHARAAN SALINITAS YANG BERBEDA Wayan Jajhang Bustaman; Apri Arisandi; Indah Wahyuni Abida
Jurnal Kelautan Vol 2, No 1: April (2009)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v2i1.903

Abstract

Secara alami produksi benih ikan nila sebagian besar merupakan individu betina, dengan perbandingan 1 jantan : 3 – 6 betina. Hal tersebut dapat menyebabkan biomass yang dihasilkan lebih kecil, sehingga produksi budidaya tidak maksimal, maka budidaya monoseks jantan merupakan salah satu cara untuk memaksimalkan produksi dengan menggunakan hormon 17 α-Metiltestosteron. Desain Penelitian ini menggunakan 3 perlakuan dengan 3 kali ulangan melalui dua tahap. Tahap yang pertama dilakukan dengan metode perendaman selama 6 jam, tahap yang kedua pada perlakuan A setelah perendaman secara terkontrol selanjutnya dipelihara dalam air dengan salinitas 0 0/00, perlakuan B setelah perendaman dengan hormon MT 5 mg/l selanjutnya dipelihara dalam air dengan salinitas 5 0/00, perlakuan C setelah perendaman dengan hormon MT 10 mg/l selanjutnya dipelihara dalam air dengan salinitas 10 0/00. Data yang diambil dengan mengukur jumlah persentase jantan, ADG, SR, Efek pemberian hormon dan kualitas air. Sehingga dapat diketahui persentase kelamin jantan ikan nila pada perlakuan A (62 %), perlakuan B (78 %), perlakuan C (85 %). Persentase ADG pada perlakuan A (66,1 %), perlakuan B (50,2 %), perlakuan C (47,1 %) dan pertumbuhan berat ikan nila pada perlakuan A lebih cepat dari perlakuan B dan C dan pertumbuhan panjang ikan nila pada perlakuan C lebih cepat dari perlakuan A dan B. Laju kelangsungan hidup ikan nila pada perlakuan A menghasilkan 92,5 %, perlakuan B menghasilkan 93 % dan perlakuan C menghasilkan 95 %. Efek negatif akibat pemberian hormon pada perlakuan B dan C dapat diketahui dengan kelainan pada tubuh ikan diantaranya kelainan rongga tanpa bola mata, kelainan tubuh terlipat, kelainan tubuh tidak berekor, kelainan ekor terlipat, sedangkan pada perlakuan A tidak terdapat adanya kelainan pada tubuh ikan.Kata Kunci : Hormon 17 α-Metiltestosteron, manipulasi kelamin dan salinitas
TINGKAT KETAHANAN KESEGARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) MENGGUNAKAN ASAP CAIR R Riyantono; Indah Wahyuni Abida; Akhmad Farid
Jurnal Kelautan Vol 2, No 1: April (2009)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v2i1.904

Abstract

Salah satu potensi hayati sumber perikanan yang ada di wilayah perairan Indonesia adalah ikan mas. Permasalahan yang sering dihadapi pada saat pasca panen ikan mas adalah banyaknya tingkat kerusakan (pembusukan ikan) karena kurangnya tingkat pemahaman tentang kualitas ikan. Asap cair (Bio-Awet) merupakan produk penemuan yang digunakan sebagai pengganti formalin, borak, H2O2 Antisept, dan lain sebagainya yang selama ini masih banyak digunakan  masyarakat. Dari hasil pengamatan dengan uji organoleptik dapat dilihat bahwa ikan mas menggunakan asap cair bertahan hingga jam ke-28, Sedangkan ikan mas tanpa menggunakan asap cair hanya bertahan sampai jam ke-20. Lama waktu berlangsungnya proses prorigor motis adalah kurang dari 1jam. Fase rigor motis ikan mas tanpa menggunakan asap cair hanya jam ke-8, sedangkan ikan mas menggunakan asap cair bertahan hingga ke-16. Untuk ikan mas tanpa menggunakan asap cair fase autolisis dimulai jam ke-12, sedangkan fase autolisis pada ikan mas dengan menggunakan asap cair dimulai diatas jam ke 16. Perbedaan lamanya waktu fase penurunan mutu ikan mas tanpa menggunakan  asap cair dengan ikan mas menggunakan asap cair, karena adannya kandungan karbonil, fenol, asam pada kandungan asap cair yang berperan sebagai antioksidan sehingga dapat memperpanjang masa simpan produk asapan atau pun ikan. Kata Kunci  : Asap cair, Ikan Mas dan Tingkat Kesegaran ikan.
PENGARUH FOSFAT (TSP 36) TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Y Yunus; Indah Wahyuni Abida; Firman Farid Muhsoni
Jurnal Kelautan Vol 3, No 2: Oktober (2010)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v3i2.925

Abstract

During its growing and development, sea-weed needs nutrient from sea water, instead of light quality and also sufficient organic matter such as nitrate and phosphat. Phosphat is one of the essential organic matters for metabolism of plants cell and also sea-weed growing. This research is aimed to know the effect of phosphat (TSP 35) addition toward the sea-weed growing Eucheuma cottonii, which was done on Desember 2009 in Laboratorium of marine science, agriculture faculty, Trunojoyo university. The design used for this research is complete random sampling with 5 treatments within phoslat (TSP 36) concentration PO = control, PI =0,1, P2 = 0,2, P3 = 0,4 and P4 = 0,8 ppm with 3 repetitions. The result shows that sea-weed growing is affected by phosphat addition. Treatment PI is significantly different with treatment P3 and P4, and not significantly different with treatment PO don P2. The most appropriate sea-weed growing condition is gained from treatment P4 with value 55,33 gram, with daily-growing average value 0,53%.Kate Kunci: Phosfat (TSP 36), Euchema cottonii, growing.
ANALISA TINGKAT PREVALENSI DAN DERAJAT INFEKSI PARASIT PADA IKAN KERAPU MACAN (Ephinephilus fuscoguttatus) DI LOKASI BUDIDAYA BERBEDA Marzuki Musyaffak; Indah Wahyuni Abida; Firman Farid Muhsoni
Jurnal Kelautan Vol 3, No 1: April (2010)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v3i1.851

Abstract

Fish is the potential protein source for human. People consumption of fish requires attention related to whether the fish is safe to consume. This research is aimed at finding kind of parasite attack Groupers (E. fuscoguttatus) and the prevalence and the infection level in the different farming location. The research method used that is by taking Groupers size between 10 cm - 35 cm as many  fish from all population in each location with the assumption of percentage the prevalence used was 10%. Sample then analyzed for amount and type of parasite attacked and determined level of prevalence and degree of parasite infection. Result showed the type of parasite attack Groupers are Anasakis sp., Diphyllobothrium sp., Caligus sp., Diplectanum sp., Ergasillus sp., and Argulus sp. The different location of farming didn’t influence the parasite prevalence degree in Groupers. It is known that in location 1 in Lamongan, the prevalence level is 60% and the amount of fish attacked is 12, while in location 2 which is in Situbondo regency the prevalence degree is 50% with 10 fish attacked. t-test result showed that the level of infection degree did not differ perhaps because of the water condition quality between two location was relatively similar and still in the normal category, and also farmers have known the farming techniques well. Key Words : Prevalence, Degree of parasite infection, Groupers
HUBUNGAN ANTARA KELIMPAHAN FITOPLANKTON DENGAN ZOOPLANKTON DI PERAIRAN SEKITAR JEMBATAN SURAMADU KECAMATAN LABANG KABUPATEN BANGKALAN Novi Indriyawati; Indah Wahyuni Abida; Haryo Triajie
Jurnal Kelautan Vol 5, No 2: Oktober (2012)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v5i2.868

Abstract

Fitoplankton (plankton tumbuhan) merupakan produsen dalam rantai makanan sehingga sangat penting untuk mendukung kehidupan biota laut, sedangkan zooplankton (plankton hewan) merupakan konsumen pertama sehingga sangat penting sebagai penghubung antara produsen dengan hewan – hewan pada tingkat tropik yang lebih tinggi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kelimpahan fitoplankton dengan zooplankton di perairan sekitar Jembatan Suramadu. Metode yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana untuk mengetahui hubungan antara kelimpahan fitoplankton dengan zooplankton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kelimpahan fitoplankton tinggi pada saat nilai kelimpahan zooplankton rendah dan nilai kelimpahan zooplankton tinggi pada saat nilai kelimpahan fitoplankton rendah. Hasil analisis regresi linear sederhana bahwa diketahui nilai R2 = 0.307 yang artinya bahwa kelimpahan zooplankton dipengaruhi 30.7 % oleh kelimpahan makanan yang dalam hal ini adalah fitoplankton, sedangkan 69.3 % dipengaruhi oleh faktor lain yaitu dapat berupa parameter perairan dan faktor ekologis seperti terjadi pemangsaan oleh predator. Kata kunci : Fitoplankton, zooplankton, Jembatan Suramadu
Co-Authors Abdus Salam Junaedi Aditya Januar Putera Afifa, Fitria Hersiana Ainnun Innaya Ainnun Innaya Akhmad Farid Akhmad Munairi Amalia Khofifah Anggraeni, Vita Ani Setiawati Apri Arisandi Aries Dwi Siswanto Asmaul Khusna Cahya Laila Oktaviana Putri Chandra , Adyos Bobby Chandra, Adyos Bobby Dyah Agustin Wulandari Dyah Ayu Sulistyo Rini Endang Tri Wahyurini Eva Ari Wahyuni Faizin, Muhammad Sahrul Farah Gustia Jana Fareza Nabila Dhea Fatma Putri Febi Ayu Pramithasari Firman Farid Muhsoni Fitria Hersiana Afifa Fitria Hersiana Afifa Hafiludin, Hafiludin Hardoko Hardoko Haryo Triajie Haryo Triajie Haryo Triajie, Haryo Ilham Ainalyaqin, Muhammad Innaya, Ainnun Insafitri, I Jabbar, Faris Abdul Karsa, Ananta Putra Khalifa, Elma Nor Kristin Natalia Ambat Laela, Maulida Nur Laksani, Mertiara Ratih Terry M. Sholeh Mahfud Efendy Marzuki Musyaffak Meria Zakiyah Alfisuma Mertiara Ratih Terry Laksani Moh Ismail Muhammad Zainuri Ningsih, Anita Wahyu Nisrina Nisrina Novi Indriyawati Nur Fitria, Shinta Nur Hamida Laili Nurdini, Jihannuma Adibiah Pramithasari, Febi Ayu Putri, Fareza Nabila Dhea Fatma Qonita Nadia Komalasari R Rachmawatie R Riyantono Rahman Rahman Rena Maherlina Rizka Rahmana Putri Rohmah, Silfi Maulidatur Shobikhuliatul Jannah Juanda Sri Andayani Susi Dwi Widyaningsih Taufik Budhi Pramono Wahyu Rehabdian Rengga Ariwinata Wati, Tarisa Sholikha Wayan Jajhang Bustaman Y Yunus Y Yunus Yanuhar, Uun Yogi Eko Prasetyo Yogi N, Duwi Karisma Yuhardi, Erick Zainul Hidayah Zakiyah, Fitriyatuz