cover
Contact Name
Meinia Prasyesti Kurniasari
Contact Email
meiniaprasyesti@fisip.unair.ac.id
Phone
+62315034015
Journal Mail Official
palimpsest@fisip.unair.ac.id
Editorial Address
Departemen Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kampus B, Universitas Airlangga Jalan Dharmawangsa Dalam, Surabaya 60286, Jawa Timur
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan
Published by Universitas Airlangga
Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan (p-ISSN: 2086-0994) (e-issn: 2745-6862) is open access, peer-reviewed and scientific journal published by Department of Information and Library Science, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Airlangga. The objective of Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan is to publish outstanding and original articles which advance the theoretical understanding of, and promote and report empirical research about the widest range of library and information science topics. The journal encourages, and welcomes, submission of papers which report findings using, research study, literature study, and book review. We are committed to ensuring that advertising, reprint or other commercial revenue has no impact or influence on editorial decisions. Our main goal is to disseminate current and original articles from researchers and practitioners on various. Focus and Scope Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan receives manuscripts from both original and literature reviews in the field of library and information science. - Library - Information Society - Data Science - Library Management - Information and Disability - Information Management - Archives and Documentation - Information Policies - Information Behaviour
Articles 55 Documents
The Identity Construction Process of Readers of Javanese Literature among Urban Young People Mushlihah, Nur Qoni'atul
Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11 No. 2 (2020): PALIMPSEST: JURNAL ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/pjil.v11i2.24195

Abstract

Aktifitas membaca saat ini tidak diartikan sebagai sebuah kegiatan fisik yang hanya melibatkan unsru-unsur visual saja, namun merupakan aktifitas budaya yang di dalamnya terjadi proses konsumsi dan produksi yang penuh dengan makna. Jenis bacaan populer semakin berkembang di masyarakat sehingga menyurutkan bacaan-bacaan lama seperti sastra Jawa. Di tengah maraknya bacaan populer yang banyak digemari anak muda, terdapat sekelompok anak muda urban yang gemar terhadap bacaan karya sastra Jawa yang dinilai kuno, serius, dan berat. Aktifitas membaca yang dilakukan anak muda ini tidak hanya menghasilkan makna secara individual, namun membentuk aktifitas budaya baru di antara sesama penggemar karya sastra Jawa. Makna yang dihasilkan oleh penggemar akan direpresentasikan dalam kehidupan dan membentuk sebuah identitas. Studi kualitatif ini berusaha untuk mengungkap makna dan identitas yang terbentuk dari hasil membaca karya sastra Jawa oleh anak muda urban. Studi ini menggunakan metode etnografi dengan perspektif cultural studies yang terpusat pada eskplorasi kualitatif aktifitas membaca sebagai praktik kebudayaan. Dengan dibantu teori Sirkuit Budaya milik Stuart Hall studi ini mengungkap bagaimana pemaknaan yang dilakukan oleh anak muda urban menghasilkan makna yang beragam dan menjadi identitas khusus yang identik dari anak muda urban sebagai pembaca karya sastra Jawa. Studi ini menghasilkan lima tipologi identitas pembaca karya sastra Jawa yaitu: Early Identity, Unconsistant Identity, Consistant Identity, Constructional Identity, Resistance Identity. 
Reading Culture in Building Writing Practice Abilities among Writers of Lingkar Pena Forum Surabaya Fardiana, Rizky Ayu
Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11 No. 1 (2020): PALIMPSEST: JURNAL ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/pjil.v11i1.21862

Abstract

AbstractThe phenomenon of the emergence new writers in Indonesia provides its own unique view. This is inseparable from the development of writing trends. Interestingly, if the writer used to be dominated by adults who have long been in the world of authorship, now many emerging new writers originating from a reader. Most writers who begin writing have their roots in their habit of reading books. To develop a reading interest in writers, a supportive environment is needed, one of which is to follow the writing organization or community. Forum Lingkar Pena is an organization engaged in writing and reading. Forum Lingkar Pena activity that focuses on writing and reading helps new writers develop their writing skills. This qualitative study seeks to uncover the habit of reading and capital used by writers to develop writing skills. This study uses anethnographic method that centers on the activities of the authors in the Forum Lingkar Pena organization and uses snowball sampling techniques in determining its information, by conducting in-depth interviews with five informants who are writers of Forum Lingkar Pena. With the help of the theory of habitus and the production of capital belonging to Pierre Bourdieu, this study reveals how the capital obtained by the author in the realm is influenced by the reading habit they have. This study produced three types of writers, namely novice writer, intermediate writer and expert writer. In addition, researchers also found new findings that the habitus of reading certain readings will form writers to produce works similar to the reading they enjoy.Keywords: reading culture; habitus; capital production; writer; Forum Lingkar PenaAbstrakFenomena pertumbuhan penulis di Indonesia tidak terlepas dari adanya perkembangan tren menulis. Menariknya, jika dahulu penulis didominasi oleh kalangan yang telah lama berada di dunia kepenulisan, kini banyak bermunculan penulis-penulis baru yang berawal dari seorang pembaca. Sebagian besar penulis mengawali keinginan menulis dari kebiasaan membaca. Untuk mengembangkan kebiasaan membaca pada penulis, diperlukan peran aktif lingkungan terdekat seperti keluarga, lembaga pendidikan formal, maupun komunitas dan organisasi kepenulisan. Forum lingkar pena merupakan organisasi yang bergerak pada bidang menulis dan membaca. Kegiatan Forum Lingkar Pena berfokus pada literasi termasuk kegiatan menulis dan membaca dimana membantu penulis dalam mengembangkan kemampuan menulisnya. Studi kualitatif ini berusaha untuk mengungkap habitus membaca dan modal yang digunakan penulis untuk mengembangkan praktik menulis. Studi ini menggunakan metode etnografi yang terpusat pada aktifitas penulis dalam organisasi Forum Lingkar Pena dan menggunakan teknik snowball sampling dalam penentuan informannya, dengan melakukan wawancara mendalam terhadap lima informan yang merupakan penulis anggota Forum Lingkar Pena. Dengan dibantu teori habitus dan produksi modal milik Pierre Bourdieu, studi ini mengungkap modal yang didapatkan penulis dalam ranah dipengaruhi oleh habitus membaca penulis di masa lalu yang dipraktikkan kembali pada bentuk yang berbeda sesuai dengan kondisi sosial. Penelitian ini menghasilkan tiga tipe penulis, yaitu novice writer, intermediate writer dan expert writer.Kata kunci: budaya membaca; habitus; produksi modal; penulis; Forum Lingkar Pena
Librarian Personal Branding in Library and Archives Service of Bengkulu Province Saputra, Jenni Noka; Darubekti, Nurhayati; Sa'diyah, Lailatus
Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11 No. 2 (2020): PALIMPSEST: JURNAL ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/pjil.v11i2.24196

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk personal branding pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Bengkulu dalam upaya untuk membentuk citra yang positif terhadap profesi pustakawan dan perpustakaan dan juga berupaya untuk meningkatkan kunjungan pemustaka ke perpustakaan melalui personal branding yang dilakukan oleh pustakawan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan rancangan bersifat kualitatif yang diperoleh dengan wawancara dan observasi terhadap informan. Metode purposive sampling digunakan untuk memperoleh informan dalam penelitian ini dengan mengambillima informan yang sesuai dengan pertimbangan tersebut. Periode penjaringan data pada penelitian ini dimulai dari bulan Maret sampai Juni 2020. Peneliti menggunakan teori pedoman pembentukan personal branding oleh Peter Montoya yang terdapat delapan aspek kemudian membandingkan dengan personal branding yang ditampilkan oleh informan yang didapat melalui observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan dari kelima informan hanya satu informan yang menerapkan delapan aspek pembentukan personal branding dari Peter Montoya.
Information Seeking Behaviour about Parenting among New Mothers Workers (a study case on Stikes Bhakti Husada Mulia) Adriyana, Lasenta; Wicaksono, Moch.Fikriansyah
Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11 No. 1 (2020): PALIMPSEST: JURNAL ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/pjil.v11i1.21867

Abstract

AbstractInformation becomes a necessity that cannot be separated from everyone, both in work, study, and in daily lives. The development of information is supported by the ease of internet access that is present today both for ordinary people and for an institution. In the work environment at the STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, the search for information using the internet is usually done, especially in meeting daily information needs. One of the most frequently sought information is about parenting carried out by new moms who work in BHM STIKES and have children under five. New moms who work cannot fully accompany their children even though the important moment of a child in his growth period at 0 to 5 years old or commonly called the child's golden age. So that information about parenting is expected to help in daily parenting. This study will analyze how the information seeking behavior about parenting by new moms who work at STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun. The informants in this study were new moms who worked on STIKES BHM with employee status, active lecturers, lecturers who were studying further, and laboratory assistants.Keywords: new moms; seeking information behavior; parenting; STIKES BHM. AbstrakInformasi menjadi suatu kebutuhan yang tidak lepas dari setiap orang, baik dalam pekerjaan, studi, maupun dalam kehidupan sehari-harinya. Perkembangan informasi didukung dengan kemudahan akses internet yang hadir saat ini baik bagi masyarakat biasa maupun bagi sebuah institusi. Dalam lingkungan kerja di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, pencarian informasi menggunakan internet sudah biasa dilakukan, terutama dalam memenuhi kebutuhan informasi sehari-hari. Salah satu informasi yang sering dicari adalah tentang parenting yang dilakukan oleh ibu baru yang bekerja pada STIKES BHM dan memiliki anak usia balita. Ibu baru yang bekerja tidak dapat mendampingi anaknya secara penuh padahal moment penting anak dalam masa pertumbuhan adalah di usia 0 sampai 5 tahun atau biasa disebut usia emas anak. Sehingga informasi tentang parenting diharap dapat membantu dalam pola asuh sehari-harinya. Tujuan Penelitian ini akan menganalisis bagaimana perilaku pencarian informasi tentang pola asuh atau parenting untuk anaknya oleh ibu baru yang bekerja di STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun. Informan dalam penelitian ini adalah ibu baru yang bekerja pada STIKES BHM dengan status karyawan, dosen yang aktif mengajar, dosen yang sedang studi lanjut, dan laboran.Kata kunci: ibu baru; perilaku pencarian informasi; pola asuh; STIKES BHM
New Media Literacy Skills among Adolescent in Recognizing Cyber Sexual Harassment in Surabaya Saadah, Shofiatus
Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11 No. 2 (2020): PALIMPSEST: JURNAL ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/pjil.v11i2.24197

Abstract

Kemampuan literasi media remaja menjadi sangat penting dengan masifnya penggunaan sosial media. Remaja sebagai salah satu pengguna terbanyak media sosial memerlukan kemampuan literasi media untuk meminimalisir terpapar oleh perilaku pelecehan seksual di ranah online. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran kemampuan literasi media remaja dalam mengenali cyber sexual harassment di twitter. Peneliti menggunakan konsep New Media Literacy yang dikembangkan oleh Chen Der- Thanq. Kemampuan literasi media tersebut memiliki empat tipe yang berturut- turut yakni functional consuming, critical consuming, functional prosuming, serta critical consuming. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif deskriptif serta penentuan sampel purposive sampling dan mendapatkan 257 sampel. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan didapatkan hasil tertinggi yaitu pada variabel functional consuming pada kategori sangat tinggi dengan skor rata- rata 3,43. Serta variabel functional prosuming dengan skor terendah 2,83 yang masuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan data temuan peneliti, kemampuan New Media Literacy remaja masuk dalam kategori baik.
Information Searching Behaviour About Fashion in Shopaholic Students in Surabaya Puspitasari, Yuniar Dwi
Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11 No. 1 (2020): PALIMPSEST: JURNAL ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/pjil.v11i1.21887

Abstract

AbstractInformation about fashion is an activity that is intended to find information about fashion that you want to know. Information discovery activities are not only to fulfill the information needs but also to increase students' knowledge about fashion. In information discovery activities students can obtain information on the internet such as social media, websites, markets, and on television. But in the process of finding information there are still quite a lot of students who experience obstacles and constraints ranging from accessing to purchasing something. Regarding fashion, it is very pleasing to lifestyle, where fashion can be the identity, features, or differences of the individual's expression. Besides that, a person's lifestyle will draw attention to the situation and realize it or not will make a person have a hedonic nature or often called consumptive. This research uses descriptive quantitative. This study uses the Everyday Life Information Seeking Behavior theory by Reijo Savolainen (1995). The research location was conducted at the University in Surabaya, namely at Airlangga University, PERBANAS, Surabaya University, and Surabaya State University. The sampling method uses purposive sampling with a total of 100 respondents. The results of the study show the facts about students who find fashion information most often sought is clothing as much as 70% with an average duration of 1-2 hours at night. Besides that, the habit of meeting the desired information needs is accessing an idol figure and also viewing photos/videos on social media 82%. The second is shopaholic student information source preferences in finding information needed by students using smartphones to access Instagram social media. And information sources used to find information are 75% handpicked information sources. Related to problems in information discovery. Where shopaholic students who spent the information found 63%, related to the information obtained related to product/product information as much as 58%. The mode search information that was carried out was fulfilled by carrying out the activity of searching again by using the free and relevant source of information.Keywords: Information discovery behavior, students, fashion, lifestyle  AbstrakPerilaku penemuan informasi fashion merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menemukan informasi tentang fashion yang ingin diketahui. Aktivitas penemuan informasi tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan informasi juga dengan tujuan untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang fashion. Dalam aktivitas penemuan informasi mahasiswa bisa mendapatkan informasi di internet seperti media sosial, website, market place maupun di televisi. Namun dalam proses penemuan informasi masih cukup banyak mahasiswa yang mengalami hambatan dan kendala mulai dari pengaksesan sampai dengan pembelian barang. Berbicara tentang fashion erat kaitannya dengan gaya hidup, dimana fashion bisa menjadi identitas, ciri, atau gambaran atas ekspresi individu tersebut. Disamping itu, gaya hidup seseorang akan berpengaruh pada perilaku dan disadari atau tidak akan membuat seseorang memiliki sifat hedonis atau sering disebut konsumtif. Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan teori Everyday Life Information Seeking Behaviour oleh Reijo Savolainen (1995). Lokasi penelitian yaitu dilakukan di empat Universitas di Surabaya, yaitu di Universitas Airlangga, PERBANAS, Universitas Surabaya, dan Universitas Negeri Surabaya. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah 100 responden. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan mahasiswa dalam penemuan informasi fashion yang paling sering dicari yaitu pakaian sebanyak 70% dengan rata-rata durasi 1-2 jam pada malam hari. Disamping itukebiasaan dalam memenuhi kebutuhan informasi yang diinginkan yaitu mengakses sosok idola dan juga melihat foto/video di media sosial 82%. Yang kedua yaitu preferensi sumber informasi mahasiswa shopaholic dalan penemuan informasi mayoritas mahasiswa menggunakan smartphone, untuk mengakses media sosial instagram. Dan mayoritas sumber informasi yang digunakan untuk melakukan penemaun informasi ialah sumber informasi yang dipilih sendiri 75%. Yang ketiga terkait penyelesaian masalah dalam penemuan informasi. Dimana mahasiswa shopaholic yang mengalami kendala dalam penemuan informasi terdapat 63%, mayoritas bentuk kendala yang pernah dialami yaitu terkait informasi barang/produk sebanyak 58%. Hasil penelusuran informasi fashion yang dilakukan mayoritas terpenuhi dengan melakukan kegiatan pencarian ulang dengan menggunakan sumber informasi yang gratis dan relevan.Kata kunci : Perilaku penemuan informasi, mahasiswa, fashion, gaya hidup
Digital Literacy Skills in an Effort to Increase Business Profits among Small Business Actors in the City of Surabaya Zahro, Eka Khusniatuz
Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11 No. 2 (2020): PALIMPSEST: JURNAL ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/pjil.v11i2.24198

Abstract

Pelaku usaha di tuntut untuk memiliki kemampuan menerima sebuah informasi dan juga diimbangi dengan kemampuan untuk menelusur dan mengidentifikasi informasi yang diterima terutama dalam bentuk digital atau yang disebut dengan kemampuan literasi digital. Kota Surabaya menjadi salah satu kota yang berpotensi menghasilkan sebuah produk atau usaha untuk membantu perekonomian masyarakat. Terbukti dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Surabaya saat ini mendapat perhatian khusus oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dimana Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah dengan jumlah UMKM yang tinggi yaitu mencapai 260 ribu lebih pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kondisi kemampuan pelaku usaha skala kecil di Kota Surabaya dalam menggunakan media digital pada sebagian pelaku usaha di Kota Surabaya saat ini lebih condong di kelompokkan ke dalam kelompok early majority dan masih melakukan pemasaran usaha dalam bentuk offline. Melihat kondisi tersebut, maka di perlukan kemampuan literasi digital bagi setiap individu sebagai pelaku usaha agar dapat dengan mudah dalam mencari, menemukan, memanfaatkan dan menggunakan teknologi informasi. Penelitian menggunakan jenis penelitian kuantitaif deskriptif dan metode pengumpulan sampel yang digunakan ialah purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 104. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kemampuan literasi digital pada pelaku usaha skala kecil di Kota Surabaya dalam kategori sangat tinggi. Terdapat dampak positif kemampuan pemasaran online terhadap omset penjualan dalam satu bulan dan dampak positif intensitas mengikuti forum di media sosial dengan laba bersih dalam satu tahun.
Digital Gap caused by Demographic Condition among Rural Society Oktavianoor, Renaldy
Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11 No. 1 (2020): PALIMPSEST: JURNAL ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/pjil.v11i1.21888

Abstract

AbstractDigital gap or digital divide is a problem that emerged in the community because of the development of ICT (information and communication technology) are less prevalent. This problem is often experienced by rural communities, for urban communities first get a chance to feel the impact of the development of ICT infrastructure when compared with rural communities. Ariyanti stated that the digital divide is caused by four factors, infrastructure, skill, language content, and utilization. Therefore, researchers interested in conducting research in Argosari village, Lumajang. This research uses descriptive quantitative method with a sampling technique using accidental sampling. The results of this research found that all respondents own a smartphone, but internet access availability in the village Argosari still poor. Skill owned by villagers of Argosari still much in the learning phase using ICT tools, with a percentage of 64%. The ability of the respondents in understanding the English language content still many expressed very difficult in understanding the English language content on the Internet, with a percentage of 51%. On the utilization of ICT tools, 80% of respondents have started using their ICT tools for browsing activity. Researchers found that there is a relationship between the age of a person with activities you do while using technological devices; there is a relationship between a person's last education level with their skills in operating the technological features of the device; there is a relationship between education level last person with their skill in operating a search engine; there is a relationship between a person's last level of education with their ability to understand content in English.Keywords: digital divide; rural communities; information and communication technology AbstrakKesenjangan digital atau digital divide merupakan sebuah permasalahan yang muncul di masyarakat karena adanya perkembangan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) yang kurang merata. Permasalahan ini kerap dialami oleh masyarakat rural (masyarakat pedesaan), karena masyarakat urban (masyarakat perkotaan) lebih dulu mendapatkan kesempatan untuk merasakan dampak pembangunan infrastruktur TIK jika dibandingan dengan masyarakat rural. Ariyanti menyatakan bahwa kesenjangan digital disebabkan oleh 4 faktor, yaitu faktor infrastruktur, skill, konten bahasa, dan pemanfaatan. Karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Desa Argosari, Lumajang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa seluruh responden sudah memiliki smartphone, akan tetapi akses internet yang tersedia di Desa Argosari masih buruk. Skill yang dimiliki masyarakat Desa Argosari masih banyak yang dalam tahap belajar menggunakan perangkat TIK, dengan persentase 64%. Kemampuan para responden dalam memahami konten yang berbahasa inggris masih banyak yang menyatakan sangat kesusahan dalam memahami konten yang berbahasa Inggris di internet, dengan persentase 51%. Pada bagian pemanfaatan perangkat TIK, sebanyak 80% responden sudah mulai menggunakan perangkat TIK mereka untuk aktivitas browsing. Peneliti menemukan bahwa terdapat hubungan antara usia seseorang dengan aktivitas yang dilakukan saat menggunakan perangkat teknologi; terdapat hubungan antara jenjang pendidikan terakhir seseorang dengan skill mereka dalam mengoperasikan fitur pada perangkat teknologinya; terdapat hubungan antara jenjang pendidikan terakhir seseorang dengan skill mereka dalam mengoperasikan search engine; terdapat hubungan antara jenjang pendidikan terakhir seseorang dengan kemampuan mereka dalam memahami konten yang berbahasa Inggris.Kata kunci: kesenjangan digital; masyarakat rural; teknologi informasi dan komunikasi
Gresik Hijabers Community: Production and Consumption of Hijab Fashion Information Qibtiyah, Ariatul
Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11 No. 2 (2020): PALIMPSEST: JURNAL ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/pjil.v11i2.24194

Abstract

Dengan semakin berkembang nya teknologi informasi dan komunikasi, juga semakin beragam nya media sosial yang ada saat ini menjadikan aktivitas produksi dan konsumsi informasi dapat dilakukan oleh seluruh kalangan masyarakat dengan mudah. Salah satu informasi yang saat ini sedang trend dikalangan masyarakat terutama kalangan perempuan adalah informasi terkait fashion hijab, yang mana informasi fashion hijab tersebut saat ini sedang banyak diproduksi oleh para kalangan influencer maupun selebriti berhijab dan juga banyak dikonsumsi oleh masyarakat melalui media sosial. Oleh sebab itu hal tersebut menjadi suatu fenomena bahwa melalui media sosial saat ini peengguna tidak hanya berperan sebagai konsumer informasi saja melainkan mereka juga dapat berperan sebagai produser informasi yang aktif pada akun-akun pribadi milik mereka. Penelitian ini dilakukan pada anggota komunitas Hiabers Gresik dengan mendapatakan responden sebanyak 54 responden. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana aktivitas produksi dan konsumi informasi fashion hijab yang dilakukan oleh anggota komunitas Hijabers Gresik, sekaligus ingin mengetahui keterkaitan antara aktivitas produksi dan konsumsi informasi fashion hijab yang telah dilakukan. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui alasan mengapa para reponden memproduksi dan mengkonsumsi informasi fashion hijab tersebut pada akun media sosial mereka. Untuk mendapatkan hasil dari penelitian ini, peneliti melakukan wawancara terstruktur dengan menyebarkan kuesioner kepada para responden. Dan hasil nya adalah bahwa 100% responden melakukan aktivitas produksi dan konsumsi informasi fashion hijab, dengan sebanyak 31% responden memproduksi informasi fashion hijab untuk tuntutan pekerjaan berupa foto endorse, paid promote dan juga model gaun pengantin muslimah sebuah Wedding Organizer, dan sebelum memproduksi 33% responden membutuhkan informasi fashion hijab seputar trend fashion hijab yang sedang up to date (meliputi gaya hijab, outfit busana muslim). Aktivitas produksi dan konsumsi informasi fashion hijab ini dilakukan dengan memanfaatkan media sosial yang ada, yang mana sebanyak 48% responden menggunakan instagram untuk mengakses dan menciptakan informasi fashion hijab secara bersamaan. Sehingga dengan kemudahan yang ditawarkan oleh media sosial yang merupakan representasi dari web 2.0 menjadikan aktivitas produksi dan konsumsi informasi fashion hijab ini sangat mudah dilakukan serta aktivitas produksi informasi fashion hijab dapat dijadikan sebagai ladang bisnis yang menguntungkan dengan mendatangkan feedback secara tidak langsung.
Information Searching Behaviour among UKM Cinematography Students Universitas Airlangga Reghita, Lavena
Palimpsest: Jurnal Ilmu Informasi dan Perpustakaan Vol. 11 No. 1 (2020): PALIMPSEST: JURNAL ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/pjil.v11i1.21889

Abstract

Abstract Information seeking behavior among students of Cinematography to produce film work, is motivated by a gap that can lead to information needs based on the interests of students of Cinematography. Information needs of students Cinematography UKM is based on information needs based on environmental factors, namely information relating to the storyline. In addition, most students of Cinematography UKM produce films with the theme of one's experience. To meet these needs, students of UKM Cinematography have obstacles in the process of finding information, this proves that students of UKM Cinematography carry out the process of finding information. This study aims to determine the description of information seeking behavior in students of cinematographic, therefore this study uses the Wilson-Ellis Information Seeking Behavior Model. The method used in this research is quantitative descriptive method using total sampling technique. This study provides results regarding information related to the story line (65.6%) as the needs needed by Sinematogarfi UKM students, with the theme of one's experience (67.2%) which is done by conducting research (50.8%) first. The obstacle that is often experienced by students of UKM Cinematography is the difference of opinion (36.1%) when discussing with other UKM. For the references that are often used by students of UKM Cinematography, most of them are articles (73.8%) that are done at the browsing stage. In addition, seminars, workshops, film operations and film festivals (50.8%) are the preferred access for most students of Cinematography.Keywords: Information Searching Behavior; Information Needs; Student Cinematography AbstakPerilaku pencarian informasi di kalangan mahasiswa Sinematografi untuk menghasilkan karya film, dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan yang dapat menimbulkan kebutuhan informasi berdasarkan minat mahasiswa  Sinematografi. Kebutuhan informasi mahasiswa UKM Sinematografi didasarkan pada kebutuhan informasi yang didasarkan pada faktor lingkungan yaitu informasi yang berkaitan dengan jalan cerita. Selain itu, sebagian besar mahasiswa UKM Sinematografi memproduksi film bertema pengalaman sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut mahasiswa UKM Sinematografi mengalami kendala dalam proses pencarian informasi, hal ini membuktikan bahwa mahasiswa UKM Sinematografi melakukan proses pencarian informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pencarian informasi pada mahasiswa sinematografi, oleh karena itu penelitian ini menggunakan Model Perilaku Pencarian Informasi Wilson-Ellis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini memberikan hasil mengenai informasi terkait alur cerita (65,6%) sebagai kebutuhan yang dibutuhkan oleh mahasiswa UKM Sinematogarfi, dengan tema pengalaman seseorang (67,2%) yang dilakukan terlebih dahulu dengan melakukan penelitian (50,8%). Kendala yang sering dialami mahasiswa UKM Sinematografi adalah perbedaan pendapat (36,1%) saat berdiskusi dengan UKM lain. Untuk referensi yang sering digunakan mahasiswa UKM Sinematografi, sebagian besar berupa artikel (73,8%) yang dikerjakan pada tahap browsing. Selain itu, seminar, lokakarya, operasi film dan festival film (50,8%) merupakan akses yang disukai oleh sebagian besar mahasiswa Sinematografi. Kata Kunci: Perilaku Mencari Informasi; Kebutuhan Informasi; Sinematografi Mahasiswa