cover
Contact Name
Astrid Hapsari Rahardjo
Contact Email
arsitekta@tau.ac.id
Phone
+6287871841660
Journal Mail Official
arsitekta@tau.ac.id
Editorial Address
Jl. Swadarma Raya No.58, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan,12250
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Arsitekta
Core Subject : Engineering,
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Arsitektur Tanri Abeng University dengan frekuensi terbit dua kali setahun, yaitu pada bulan Mei dan November. Jurnal ini adalah media bagi para dosen, peneliti, mahasiswa dan praktisi untuk berbagi pemikiran tentang perancangan arsitektur dan perkotaan secara berkelanjutan. Fokus publikasi diarahkan pada telaah mengenai riset, pemikiran dan inovasi di bidang perancangan bangunan, ruang dalam, ruang luar, kawasan maupun pengembangan perkotaan, serta kajian terkait teori, sejarah dan dokumentasi arsitektur yang menunjang keberlanjutan.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 02 (2020): Arsitekta : Jurnal Arsitektur Kota dan Berkelanjutan" : 5 Documents clear
Kajian Elemen Arsitektur Cina Studi Kasus: Bangunan Klenteng di Kawasan Pecinan Glodok Dian Monica Erveline Basri; Andreas Nopratha Masieh; Fadlika Bella Shafira; Puji Astuti Sandora
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol. 2 No. 02 (2020): Arsitekta : Jurnal Arsitektur Kota dan Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1319.979 KB) | DOI: 10.47970/arsitekta.v2i02.197

Abstract

Hubungan Cina dan Indonesia telah terjalin sejak jaman kerajaan-kerajaan di Nusantara melalui kegiatanperdagangan yang dilakukan oleh kedua bangsa. Hal ini dibuktikan oleh pengaruh budaya yang dibawa olehsaudagar-saudagar Cina yang menetap di Nusantara. Salah satu pengaruh budaya tersebut dapat kita lihat padaarsitektur bangunan Tionghoa di Indonesia, utamanya pada bangunan klenteng. Klenteng-klenteng masyarakatTionghoa di Indonesia telah ada sejak abad 16. Klenteng-klenteng yang bertahan sekarang telah mengalamiberbagai peristiwa sejarah di masa lampau, sehingga bentuk arsitektur klenteng yang kita temukan sekarangtelah berbeda dari bentuk arsitektur aslinya. Daerah dengan jumlah klenteng terbanyak yang dapat ditemukandi Jakarta terdapat di kawasan pecinan Glodok, oleh karenanya studi kasus diambil dari area tersebut. Penelitianini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa kecocokan elemen arsitektur bangunan klenteng yangterdapat di Glodok Jakarta Barat dengan elemen arsitektur Cina. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwaelemen arsitektur bangunan klenteng di Glodok memiliki kemiripan dengan elemen arsitektur Cina.
Interaksi Arsitek dan Teknik Sipil Dalam Perencanaan Pulau Reklamasi, Studi Kasus Centrepoint of Indonesia, Makassar Adecar Nugroho; Wenny Sihombing; Anggita Krisnandini
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol. 2 No. 02 (2020): Arsitekta : Jurnal Arsitektur Kota dan Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.037 KB) | DOI: 10.47970/arsitekta.v2i02.198

Abstract

Perencanaan desain arsitektur selalu berjalan secara simultan dan saling mendukung dengan teknik sipil. Dalamproses konstruksi, pendekatan integrated design dilakukan dengan menerapkan teknik design loops. Teknik inidigunakan sebagai alternatif alur desain yang linear di mana proses interaksi dari beberapa disiplin akan sangatminim. Namun pada kenyataannya untuk mengidentifikasi permasalahan dalam proyek dari sisi sipil danarsitektur serta solusi yang dapat diterapkan dibutuhkan interaksi yang sangat terintegrasi. Konsep integrateddesign menjadi acuan dalam proses perencanaan layout dari Centrepoint of Indonesia di Kota Makassar. Areaini berlokasi di pesirir laut sehingga didominasi oleh area waterfront. Hasil studi geografis di sekitar tapakmenunjukan adanya beberapa karakteristik lahan yang perlu diberikan perlakuan khusus terkait manajemen airdan teknik kelautan. Berdasarkan proses design loop ini, dilakukan perubahan layout yang menjadi keluaranpertama dari perencanaan zoning arsitektur, di mana hasil pemodelan gelombang menunjukan adanyagelombang ekstim yang datang dari sisi barat sehingga membutuhkan proteksi yang lebih tinggi dari sisi tersebut.Perubahan ini tidak langsung menggugurkan nilai perencanaan yang di usung oleh pihak arsitek namun malahmempertajamnya tanpa mengesampingkan faktor keamanan yang diusung pihak perencana teknik sipil. Sebagaicontoh lain, hasil pemodelan hidrodinamika mengindikasikan bahwa dibutuhkan kanal di antara pulau untukmeningkatkan kualitas air di sekitar pulau pulau reklamasi, adanya kanal-kanal di area site, menimbulkan suatukonsep arsitektur yaitu waterfront design dengan elemen utama lansekap yaitu promenade. Konsep desainlansekap tersebut menciptakan elemen estetika yang dapat meningkatkan added-value bagi properti di area ini.
Analisa Rumah Sederhana Sehat Terhadap Kenyamanan Ruang (Studi Kasus: Rumah Tipe 18/24, 22/60, 36/72 di DKI Jakarta) Randy Dwiyan Delyuzir
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol. 2 No. 02 (2020): Arsitekta : Jurnal Arsitektur Kota dan Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1142.679 KB) | DOI: 10.47970/arsitekta.v2i02.199

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa standard rumah sehat dan kenyamanan ruang pada 3 tipe rumahtangga di DKI Jakarta. Sampel pengukuran yaitu 3 tipe rumah tangga di DKI Jakarta (18/24, 22/36 & 36/72),berdasarkan data dari BPS DKI Jakarta, sebanyak 58.09% rumah tangga di DKI Jakarta dengan luasan <19-49m². Metode yang digunakan adalah kualitatif melalui observasi dan studi literatur. Pada tipe 18/21 dan 22/36belum memiliki sarana pembuangan asap pada area dapur, tipe 36/72 area dapur sudah memiliki saranapembuangan asap pada belakang rumah. Luas sirkulasi pada tipe 18/21 sebesar 9 m² atau 50% dari luas lantaidan luas perabot 3.7 m² atau 20.5% dari luas lantai. Luas sirkulasi tipe 22/36 sebesar 12.5 m² atau 56.8% dariluas lantai dan luas perabot 4.3 m² atau 19.7%. Luas sirkulasi tipe 36/72 sebesar 21.5 m² atau 59.7% dari luaslantai dan luas perabot 10.2 m² atau 28.3% dari luas lantai.
Kajian Semiotika Iklan Media Luar Ruang Yang Terletak Di Nodes Dalam Teori Image Of The City, Studi Kasus: Kota Jakarta Dan Bandung Mohamad Wisnu Ibadi
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol. 2 No. 02 (2020): Arsitekta : Jurnal Arsitektur Kota dan Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (982.931 KB) | DOI: 10.47970/arsitekta.v2i02.200

Abstract

Kevin Lynch di dalam bukunya yang berjudul Image of the City, menyatakan unsur-unsur visual lingkungan yangterdapat pada elemen-elemen kota seperti Path, Nodes, District, Edges, dan Landmark, memiliki perananpenting dalam membentuk citra kota bagi warga kota dan pengamat. Dari penelitian sebelumnya, periklananmedia ruang luar (reklame) pada kota-kota di Indonesia saat initernyata telah dengan sangat masif menempatilokasi-lokasi strategis yang terdapat pada elemen-elemen kota dalam teori Image of The City. Iklan Media LuarRuang atau dikenal oleh Pemerintah Daerah dengan nama Reklame di Dinas Pendapatan Daerah, adalah Iklanyang terletak di ruang publik perkotaan dan daerah dalam bentuk billboards, spanduk dan lain-lain.. Penelitianini bertujuan untuk mengkaji Iklan Media Luar Ruang dari Ilmu Semiotika dengan menggunakan metodepenelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk pemerintah daerahuntuk lebih memperhatikan pengaruh Iklan Media Luar ruang terhadap ruang publik perkotaan yang seharusnyamenjadi milik warga kota. Penelitian ini mengkhususkan kepada Iklan Media Luar Ruang terletak di Nodes dalamImage of The City dengan mengambil studi kasus di kota Jakarta dan Bandung.
Identifikasi Potensi Pengembangan Jalur Pejalan Kaki Di Koridor Jalan Tegar Beriman, Cibinong Firmansyah Bachtiar
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol. 2 No. 02 (2020): Arsitekta : Jurnal Arsitektur Kota dan Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (972.667 KB) | DOI: 10.47970/arsitekta.v2i02.201

Abstract

Rencana pengembangan konsep Cibinong Situ Front City berdampak pada kebutuhan pengembangan infrastruktur penunjang di sekitar lokasi terkait. Jalan Tegar Beriman adalah salah satu koridor utama pintu masuk kawasan pusat pemerintahan Kabupaten Bogor yang termasuk dalam deliniasi pengembangan Situ Front City. Pengembangan kawasan Situ Front City berpotensi menstimulasi peningkatan frekuensi pejalan kaki terutama pada kawasan yang dipengaruhi keberadaan kantor-kantor pemerintahan dan juga potensi wisata di sekitar Situ Kebantenan dan Situ Cikaret. Saat ini, penataan jalur pedestrian sudah dilakukan dari sekitar Kantor Bupati hingga ke Kantor Dinas PUPR Kabupaten Bogor. Penelitian ini difokuskan untuk melihat titik potensi bangkitan pejalan kaki dan ketersediaan ruang pengembangan jalur pejalan kaki pada Ruang Milik Jalan (Rumija) eksisting. Teridentifikasinya potensi dan ketersediaan ruang tersebut akan menjadi pertimbangan dalam prioritas pengembangan segmen jalur pejalan kaki lanjutan disepanjang Koridor Tegar Beriman.

Page 1 of 1 | Total Record : 5