cover
Contact Name
Khairil Fazal
Contact Email
khairil.fazal@ar-raniry.ac.id
Phone
+6285373325237
Journal Mail Official
jurnal.abrahamic@ar-raniry.ac.id
Editorial Address
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Ar-raniry, Banda Aceh Indonesia Jalan Abdur Rauf Kopelma Darussalam, Gedung Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Lt. I, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Provinsi Aceh 23111, Indonesia
Location
Kota banda aceh,
Aceh
INDONESIA
Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama
ISSN : 27977722     EISSN : 27976440     DOI : 10.22373/arj
Abrahamic Religions: Journal of Religious Studies is open access and peer review research journal published by the Study Program of Religions, UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Abrahamic Religions is a Journal of the Study Program of Religions and Religions as a forum for researchers, academics, professionals, practitioners, and students worldwide to share knowledge in the form of empirical and theoretical research studies, case studies, and literature reviews. Scope: Religion and Culture Conflict Resolution Religious Moderation Theology Religion and Science Philosophy of Religion Psychology of Religion History of Religions Sociology of Religion Religion and Ethics Religion and Literature Religion and Art Religion and Media Religion and Linguistics Religion and Health Religion and Globalization
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 1 (2023)" : 8 Documents clear
Toleransi: Peran Tokoh Agama sebagai Perekat Kerukunan Umat Beragama Samuel, Samuel; Tumonglo, Esther Epin
Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Prodi Studi Agama-Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/arj.v3i1.14734

Abstract

Religious Figures As Adhesives for Inter-religious Harmony in Toraja, starting from the phenomenon that the Toraja people, specifically the southern Toraja bordering the Enrekang area, which is predominantly Muslim, is a plural society from generation to generation while maintaining harmony between religious communities, especially Christian Muslims. This harmony has never been shaken by sara issues like in some other places. One of the glues is the religious leaders themselves. As the focus of this research, a research question was formulated, namely how religious figures play a role in gluing harmony between religious communities. These problems are studied using the theory of pluralism. Meanwhile, for field data, qualitative research methods were used, namely by observing with the aim of obtaining information about how the role of religious leaders in gluing inter-religious harmony. As a research finding, the role of religious leaders in gluing tolerance between religious communities, especially Christian Muslims in Toraja, is that religious leaders are able to act as role models or role models, coaches and are able to act as leaders for every community.ABSTRAKTokoh Agama Sebagai Perekat Kerukunan Antar Umat Beragama di Toraja, bertitik tolak dari fenomena bahwa masyarakat Toraja secara khusus Toraja bagian selatan yang berbatasan dengan daerah Enrekang yang mayoritas muslim adalah masyarakat majemuk dari turun temurun tetap memelihara kerukunan antar umat beragama khususnya Islam Kristen. Kerukunan tersebut tidak pernah tergoyahkan oleh isu-isu sara seperti di beberapa tempat lainnya. Salah satu perekat adalah tokoh agama sendiri. Sebagai focus penelitian ini dirumuskan question research yaitu bagaimana Tokoh Agama berperan dalam merekatkan kerukunan antar umat beragama. Permasalahan tersebut dikaji dengan menggunakan teori pluralisme. Sementara untuk data lapangan digunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan mengamati dan juga melalui wawancara bersama informan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang peran tokoh agama dalam merekatkan kerukunan antar umat beragama. Sebagai temuan penelitian bahwa peran tokoh agama dalam merekatkan toleransi antar umat beragama khususnya Kristen Islam di Toraja adalah tokoh agama mampu berperan sebagai teladan atau panutan, Pembina serta mampu berperan sebagai pemimpin bagi setiap uma
Manusia Penata Alam dan Bukan Penakluk Alam Manggala Kala’tasik, Veronika Restu
Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Prodi Studi Agama-Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/arj.v3i1.14867

Abstract

Man was created with the mandate or responsibility to nurture another creation. The creation of the others in this regard is no exception to nature. Nature by not merely being created by the Creator but, through the realm of man, the glory of God is revealed. Man who is a noble creation is given the trust to keep nature and continue to declare the glory of God. Man must take good care of, maintain, work on nature. Man's covetousness of the beauty and richness of nature makes man "forget" the mandate that the Creator entrusts. The universe is also a creation that has value for that man as a noble creation should have the consciousness to maintain that value (as a sesame of creation). The methodology used is a descriptive analysis study. The reference sources used are literacy references such as related books and journals. This writing intends to open up the mindset and give awareness of the importance of maintaining or being a stylist not a conqueror of nature. Qualitative methods are used through literature studies in this writing. The increasing needs of man seem to force to make desires a necessity that leads to the destruction of nature. For this reason, it is necessary to be aware and live enough and be grateful.ABSTRAKManusia diciptakan dengan mandat atau tanggungjawab untuk memelihara ciptaan yang lain. Ciptaan yang lain dalam hal ini tidak terkecuali alam. Alam dengan tidak hanya sekedar diciptakan oleh Sang pencipta begitu saja namun, melalui alam manusia kemuliaan Tuhan dinyatakan. Manusia yang adalah ciptaan yang mulia diberikan kepercayaan untuk menjaga agar alam tetap dan terus menyatakan kemuliaan Tuhan. Manusia harus menjaga, memelihara, mengusahakan alam dengan baik. Ketamakan manusia akan keindahan dan kekayaan alam membuat manusia “lupa” akan mandat yang Sang Pencipta percayakan. Alam semesta pun merupakan ciptaan yang mempunyai nilai untuk itu manusia sebagai ciptaan yang mulia seharusnya memiliki kesadaran untuk menjaga nilai tersebut (sebagai sesame ciptaan). Adapun metodologi yang digunakan adalah studi deskriptif analisis. Sumber rujukan yang digunakan adalah referensi literasi seperti buku dan jurnal terkait. Penulisan ini bermaksud untuk membuka pola pikir serta memberi kesadaran akan pentingya menjaga atau menjadi penata bukan penakluk alam. Digunakan metode kualitatif melalui studi pustaka dalam penulisan ini. Kebutuhan manusia yang semakin meningkat seolah-olah memaksa untuk menjadikan keinginan sebagai kebutuhan yang berujung pada pengrusakan alam. Untuk itu, diperlukan kesadaran serta hidup cukup dan bersyukur.
Torah sebagai Kitab Suci Yudaisme: Konsep dan klasifikasi Rizal Maulana, Abdullah Muslich; Camila, Marsha; Putri, Meisin Imanda; Hafitzah, Nabila; Sidqi, Nailatu Lutfiyah
Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Prodi Studi Agama-Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/arj.v3i1.15049

Abstract

Scripture is one of the essential parts of every religion, as from scripture, people can understand many things related to the belief in question, such as the concept of divinity, teachings, rituals, laws and regulations, and many others. Likewise, Jews own Torah which was revealed to the prophet Moses. In addition, there are also other books that they believe in the life of Jews. This study aimed to determine the definition, meaning, and classification of Torah according to Judaism. Accordingly, this study used a descriptive analysis method through a qualitative approach with literature studies to sufficiently understand the intended research purpose. This study concluded that Torah is Jews guideline of life, containing divine laws taught to Moses and transmitted to further generations. Torah, in detail, encompasses five books: Bereshit, Shemot, Vayiqra, Bemidbar, and Devarim. ABSTRAKAgama yang diyakini setiap umat  memiliki Kitab Suci sebagai salah satu bagian penting dari setiap agama, oleh karena dari kitab suci orang dapat memahami banyak hal yang berkaitan dengan kepercayaan terkait, seperti konsep ketuhanan, ajaran, ritual, hukum dan peraturan, dan banyak lainnya. Pun demikian umat Yahudi juga memiliki Torah yang diturunkan kepada Musa. Selain Torah, ada juga kitab-kitab lain yang mereka yakini mendeskripsikan kehidupan orang Yahudi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui definisi, makna, dan klasifikasi Torah menurut Yudaisme. Guna mencapai itu, penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif melalui pendekatan kualitatif dalam bentu studi pustaka untuk mampu menjawab tujuan penelitian yang dimaksud. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Torah adalah pedoman hidup orang Yahudi, berisi hukum-hukum ketuhanan yang telah diajarkan kepada Musa dan diturunkan kepada generasi selanjutnya. Torah, secara detail mencakup lima kitab: Bereshit, Shemot, Vayiqra, Bemidbar, dan Devarim.
Tradisi Sedekah Laut di Bungo Wedung Demak Ditinjau dari Perspektif Georges Bataille Rofi'ah, Zulfatur
Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Prodi Studi Agama-Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/arj.v3i1.15117

Abstract

The people of Bungo village, Wedung sub-district, Demak district, which are located in an area near the sea, have caused some of the residents to work as fishermen. Then, the fishermen and the surrounding community hold a marine alms tradition every year which must be preserved, this is believed to be very influential with the results obtained for these fishermen regarding offerings offered to supernatural creatures that live in the sea. With the aim of the community believing that there is a separate value and can receive good reciprocity for what they do. Besides that, Georges Bataille has a theory that can be applied to this sea alms tradition. Therefore, this study uncovers the problem of the marine alms tradition by elaborating Georges Bataille's theory. This paper is based on data collected through interviews with four different informants taking into account the characteristics of each and analyzed using various sources of related books and journals. From the results of this study, it was found that the religious way of the people of Bungo village in carrying out the sea alms tradition was in accordance with the theory described by Georges Bataille.ABSTRAKMasyarakat desa Bungo kecamatan Wedung kabupaten Demak yang terletak di area dekat laut menyebabkan sebagian penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Kemudian, para nelayan dan masyarakat sekitar mengadakan tradisi sedekah laut setiap tahunnya yang wajib dilestarikan, hal ini diyakini sangat berpengaruh dengan hasil yang didapatkan bagi para nelayan tersebut terkait sesajen yang dipersembahkan bagi makhluk ghaib yang hidup di laut. Dengan tujuan masyarakat meyakini ada nilai tersendiri dan dapat menerima timbal baik atas apa yang mereka lakukan. Di samping itu, Georges Bataille memiliki sebuah teori yang dapat diaplikasikan pada tradisi sedekah laut ini. Oleh karena itu, penelitian ini mengungkap permasalahan tradisi sedekah laut dengan menjabarkan teori Georges Bataille. Tulisan ini didasarkan pada data yang dikumpulkan melalui wawancara kepada empat informan yang berbeda dengan memperhatikan karakteristik masing-masing dan dianalisa menggunakan berbagai sumber buku dan jurnal yang berkaitan. Dari hasil penelitian tersebut, ditemukannya cara beragama masyarakat desa Bungo dalam pelaksanaan tradisi sedekah laut tersebut sesuai dengan teori yang dijabarkan oleh Georges Bataille.
Kontroversi Jazbah dan Suluk dalam Tarekat Al-Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah Nur, Faisal Muhammad
Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Prodi Studi Agama-Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/arj.v3i1.15243

Abstract

Jazbah and mysticism are part of the Islamic Shari'a and are also the spirit of the Islamic Shari'a to unite Allah SWT. The spiritual teachings of Jazbah and Sufi mysticism can be used as a solution to overcoming various kinds of problems in human life and can maintain harmony both internally and between religious communities, because the foundation of Sufi is love and compassion (mahabbah). This article belongs to literature research with a qualitative approach. The methodology used is a descriptive analysis study. The reference sources used are literacy references such as books and journals related to religious moderation. The results of the research in essence there is no controversy between fiqh scholars and tasawwuf scholars in the implementation of jazbah and mysticism in the Naqsyabandiyah order because that is one way to achieve the degree of ihsan.ABSTRAKJazbah dan suluk  merupakan bagian dari Syariát Islam dan juga merupakan ruh dari Syariát  Islam untuk meng-Esakan Allah Swt. Ajaran spiritual Jazbah dan suluk sufi dapat dijadikan sebagai solusi untuk menanggulangi berbagai macam problematika kehidupan manusia serta dapat menjaga kerukunan baik intern maupun antar ummat beragama, karena pondasi dari sufi adalah cinta dan kasih sayang (mahabbah). Artikel ini tergolong dalam penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif. Adapun metodologi yang digunakan adalah studi deskriptif analisis. Sumber rujukan yang digunakan adalah referensi literasi seperti buku dan jurnal terkait. Hasil penelitian pada hakekatnya tidak ada kontroversi antara ulama fiqih dengan ulama tasawuf dalam pelaksanaan jazbah dan suluk dalam tarekat Naqsyabandiyah sebab itu merupakan salah satu jalan untuk mencapai derajat ihsan. 
Religious Eschatology: The Doctrine of the Coming of the Savior In the End Times in the Perspective of Abrahamic Religion Mujahidin, Muhammad Saekul
Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Prodi Studi Agama-Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/arj.v3i1.15967

Abstract

Eschatology is a doctrine or teaching related to the last days, in the Abrahamic religious belief about eschatology, namely the arrival of a savior at the end of time for these religions, namely Christianity, Judaism and Islam, the three religions believe that at the end of time a when there will be a savior who will save them from the chaos that existed in the world before the apocalypse. This issue includes who is the true savior for Christianity, Judaism, and Islam. This paper aims to find out who is the savior of the end times for the Abrahamic Religion, namely Christianity, Judaism and Islam. The form of this research uses Research from the Library (Library Research) which is carried out by collecting data including books, journals and others as well as clarifying some of the literature related to this research. According to Christianity, Jesus is their savior, who will save Christians from various corruptions in the end times, then the Jews believe in the Messiah or the Messiah as their savior in the last days, because with the messiah they can live in peace. without any interference from others, and Muslims believe in the existence of Allah's Apostle, Jesus son of Mary, who will save you Muslims from the Fitnah of Dajjal at the end of time, so Muslims need Jesus' help to kill Dajjal before the apocalypse comes.
Moderasi Beragama sebagai Pemersatu Bangsa serta Perannya dalam Perguruan Tinggi Anzaikhan, M.; Idani, Fitri; Muliani, Muliani
Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Prodi Studi Agama-Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/arj.v3i1.16088

Abstract

Indonesia is a country that has a variety of ethnicities, cultures, and religions. Judging from these diverse backgrounds, the motto of the Indonesian state contained in the Garuda Pancasila is Bhineka Tunggal Ika. There are different mottos, but this one cannot be separated from its challenges. The challenge in question is the understanding that circulates in the midst of people's lives, causing conflict. The seeds of these ideas can emerge in the family, community, and college environment. In this case, it is necessary to have a middle ground attitude to resolve various differences and problems in society. The researcher uses a qualitative approach method with a literature study. The results of the discussion in this study are to know the definition, understanding of radicalism in the state, forms of spreading radicalism, and moderation in Islam. The researcher concludes that the challenges of a country's diversity can be overcome by cultivating an attitude of moderation so that it can become a unifying nation, especially in the university environment.ABSTRAKIndonesia merupakan negara yang memiliki aneka ragam suku, budaya, serta agama. Dilihat dari latar belakang yang beranekaragam tersebut sangat ideal jika semboyan negara Indonesia yang terdapat pada garuda Pancasila yaitu Bhineka Tunggal Ika. Adanya semboyan berbeda-beda tetapi tetap satu ini tidak lepas dari tantangannya. Tantangan yang dimaksud seperti paham paham yang beredar di tengah-tengah kehidupan masyarakat sehingga menimbulkan konflik. Bibit paham-paham itu dapat muncul dalam lingkungan keluarga, masyarakat, serta perguruan tinggi. Dalam hal tersebut diperlukan adanya sikap jalan tengah untuk menyelesaikan berbagai perbedaan dan masalah dalam kalangan masyarakat. Peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan studi kepustakaan. Hasil dari pembahasan dalam penelitian ini adalah mengetahui tantangan keberagaman Indonesia, pemahaman radikalisme dalam negara, bentuk penyebaran radikalisme, serta moderasi dalam Islam. Peneliti menyimpulkan bahwa tantangan keanekaragaman sebuah negara dapat diatasi dengan menumbuhkan sikap moderasi sehingga dapat menjadikan pemersatu bangsa terutama dalam lingkungan perguruan tinggi.
Interaksi Sosial Muslim dan Kristen Pasca Pembakaran Gereja di Pasar Sibuhuan Padang Lawas Sumatera Utara Harahap, Evi Rahmadani; Irwansyah, Irwansyah; Susanti, Neila
Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Prodi Studi Agama-Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/arj.v3i1.17366

Abstract

This study discusses the social interaction of Muslim and Christian communities after the burning of a church in Pasar Sibuhuan Village. The purpose of this study was to find out how the social interaction between Muslim and Christian communities after the burning of a church occurred in Pasar Sibuhuan Village, Padang Lawas Regency. The research method in this research is descriptive qualitative, that is, this research intends to reveal the events that occurred in the field with the actual conditions experienced by the research subjects, for example the social interaction of Muslim and Christian communities in Pasar Sibuhuan Village, Padang Lawas Regency. Furthermore, data collection methods in this study were in-depth interviews, observation, and documentation. In the research, the informants were Muslim and Christian communities in Pasar Sibuhuan Village. The results of this study show that the social interaction of Muslim and Christian communities in Pasar Sibuhuan Village leads to forms of associative interaction consisting of cooperation (gotong royong, mutual assistance, attending invitations) even though there has been an incident of burning a church in neighborhood VI of Sibuhuan Market. But there are still interactions that lead to dissociative ones consisting of conventions (loss of night patrols, loss of the culture of visiting neighbors on holidays, limited interaction).ABSTRAKPenelitian ini membahas tentang Interaksi sosial masyarakat Islam dan Kristen pasca terjadi peristiwa pembakaran Gereja di Kelurahan Pasar Sibuhuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana interaksi sosial antara masyarakat Islam dan Kristen pasca terjadi pembakaran gereja di Kelurahan Pasar Sibuhuan, Kabupaten Padang Lawas. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan peristiwa yang terjadi di lapangan dengan keadaan yang sebenarnya yang dialami oleh subyek penelitian misalnya interaksi sosial masyarakat Islam dan Kristen di Kelurahan Pasar Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas. Selanjutnya metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Dalam penelitian yang menjadi informan yaitu masyarakat Islam dan Kristen di Kelurahan Pasar Sibuhuan. Hasil Penelitian ini bahwa interaksi sosial masyarakat Islam dan Kristen di Kelurahan Pasar Sibuhuan mengarah kepada bentuk-bentuk interaksi asosiatif  terdiri dari  keja sama (gotong royong, saling membantu, menghadiri undangan) meskipun telah terjadi peristiwa pembakaran gereja yang berada di lingkungan VI Pasar Sibuhuan. Tetapi masih ada interaksi yang mengarah kepada yang disosiatif terdiri dari konravensi (hilangnya kegiatan ronda malam, hilangnya budaya mengunjungi tetangga pada saat hari-hari besar, interaksi terbatas). 

Page 1 of 1 | Total Record : 8