cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 473 Documents
RANCANG BANGUN ANTENA ARRAY MIKROSTRIP PATCH TRIANGULAR-CIRCULAR UNTUK APLIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) ., Alif Farino
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2019): Jurnal S1 Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1009.372 KB)

Abstract

Pada tugas akhir ini menguraikan tentang proses perancangan, simulasi, pembuatan dan implementasi membangun antena array mikrostrip patch triangular-circular yang digunakan dalam komunikasi antar titik jaringan WLAN (Wireless Local Area Network) dengan tujuan untuk memperkuat daya tangkap sinyal wireless adapter terhadap sinyal wifi. Proses rancang bangun dilakukan melalui perhitungan dimensi secara teori dan kemudian menggunakan software Ansoft HFSS v13 sebagai alat simulasi sebelum melakukan rancang bangun. Bentuk rancangan antena mikrostrip terdiri dari sebuah patch triangular-circular elemen tunggal yang di modif menjadi 4 elemen array, modifikasi elemen tunggal menjadi 4 elemen array  bertujuan untuk menaikan gain dari antena. Pada antena mikrostrip dengan bentuk patch triangular dengan spesifikasi panjang sisi segitiga a = 39,7 mm dan patch circular dengan spesifikasi jari-jari a = 17,1 mm. Spesifikasi media dasar rancangan menggunakan substrat FR-4 Epoxy dengan ketebalan 1,6 mm dengan konstanta dielektrik 4,4. Teknik pencatuan yang digunakan adalah dengan teknik micostrip line feed. Setelah melakukan beberapa simulasi diperoleh hasil yang terbaik pada frekuensi 2,45 GHz dengan return loss -19,42, VSWR sebesar 1,87 dan gain sebesar 3,13 dB dengan pola radiasi directional. Hasil simulasi tersebut telah memenuhi standar yaitu VSWR ≤ 2 dan Return Loss ≤ 10. Berdasarkan hasil pengujian di laboratorium telekomunikasi diperoleh hasil penguatan daya (gain) rata-rata dari antena pada jarak 5 meter sebesar 3,13 dBm, pada jarak 10 meter sebesar 1,93 dBm, pada jarak 15 meter sebesar 5,87 dBm, pada jarak 20 meter sebesar 10,2 dBm dan pada jarak 25 meter sebesar 6,6 dBm. Untuk meningkatkan nilai kualitas sinyal (Signal Strength) dan penguatan daya (gain) yang lebih bagus lagi, sebaiknya dilakukan penambahan jumlah elemen array patch antena menjadi 8 elemen. 
ANALISIS QUALITY OF SERVICE DENGAN METODE WALK TEST TERHADAP PENGARUH POSISI PENGAMBILAN DATA USER PADA EVENT MOBILE LEGEND TELKOMSEL ., Alit Asmaul Fauzi
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2019): Jurnal S1 Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.547 KB)

Abstract

Satisfaction in playing games is highly sought after for game lovers in the world, especially online games, online games require users to have a fast internet connection so that online games remain stable when played, research is done to be able to know the quality of internet network speed needed so that the stability of the internet network can be maintained such as searching for the value of QoS ( quality of service ) and its parameters, namely delay, throughput, jitter, packet loss and delay and the research conducted is focused on the mobile legend event held by Telkomsel using the walk test method . Based on the measurements carried out there are a lot of measurement data that show the quality of delay values which often show numbers on a bad scale and on the first day 4g (1st floor before event delay 473 ms, and during the event   first day 4g (1st floor at the event) 96 ms, second day 4g (1st floor before the event) 318 ms, during the event second day 4g (1st floor at event 86.6 ms, second day 3g (2nd floor before event) 597 ms, and at second day 3g (2nd floor at the event) 96 ms, second day 4g (2nd floor before the event) ms, at the time second day 4g (2nd floor at event) 78.6 ms, second day 4g (3rd floor before event 449 ms, then second day 4g (3rd floor at the event) 94 ms At jitter before the event takes place in a good category that ranges from 21 ms - 74.3 ms and when the event takes place in the category is very good ranging from 0.2 ms - 1.6 ms At the time before the value event packet loss is in a very good category ranging from 0% - 0.6% and when the event takes place in a very good category ranging from 0% - 0.5% At the time before the event throughput also entered a very good category ranging from 94 bps - ­ 1010 bps. then at the time of the event the category was very good ranging between 117 bps - 610 bps
PERHITUNGAN TERMIS DAN KEMAMPUAN HANTAR ARUS KABEL BAWAH TANAH 20 KV PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK ., Ahmad Mohajir Lutfhi
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2018): Jurnal S1 Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (867.22 KB)

Abstract

Jaringan pada sistem distribusi tegangan menengah atau Jaringan Tegangan Menengah (JTM) merupakan bagian dari sistem distribusi yang berhubungan langsung ke pelanggan. Dalam pemasangan kabel tanah, ada beberapa hal yang sangat menentukan kemampuan hantar arus kabel antar lain : cara pemasangan kabel, perbedaan suhu penghantar dan suhu tanah (ambient),, rugi-rugi dielektrik, resistansi kabel, faktor rugi-rugi selubung, faktor rugi-rugi perisai, dan resistansi termal. Untuk mengetahui kemampuan hantar arus pada kabel tanah, dibutuhkan perhitungan termis pada penyulang tersebut. Adapun metode untuk menghitung kemampuan hantar arus kabel tanah menggunakan standar IEC 60287 yang berdasarkan model Neher-McGrath dalam tahun 1957. Penggunakan standar IEC 60287 untuk menjelaskan cara menghitung kemampuan hantar arus, rugi-rugi panas yang terdapat pada kabel, dan resistansi termal bagian-bagian kabel yang digunakan pada penyulang Cemara 9 PT.PLN (Persero) Area Pontianak. Dari perhitungan kemampuan hantar arus (KHA) kabel bawah tanah NA2XSEYBY 3 x 150 mm2 yang telah dilakukan, dapat disimpulkan kemampuan hantar arus kabel NA2XSEYBY 3 x 150 mm2 untuk kondisi instalasi jarak sumbu kabel dengan permukaan tanah 70 cm, resistivitas termal tanah 1,0 K.m/W, suhu tanah 30oC adalah 254,5761 ampere. Nilai tersebut masih dibawah kemampuan hantar arus menurut data elektrikal yang kabel tersebut yaitu sebesar 292 ampere.Berdasarkan data beban penyulang Cemara 9 pada bulan Maret 2017, terjadi arus beban maksimum sebesar 203,6 ampere. Arus beban maksimum yang terjadi masih dibawah nilai perhitungan kemampuan hantar arus (KHA), sehingga penyulang Cemara 9 masih layak dalam melayani beban. Hasil perhitungan dengan nilai resistivitas termal dan temperatur tanah yang bervariasi mempengaruhi kemampuan hantar arus (KHA) kabel NA2XSEYBY 3 x 150 mm2, tingginya nilai resistivitas termal dan temperatur tanah akan mengurangi kemampuan hantar arus (KHA) kabel tersebut. Kata kunci :    rugi-rugi dielektrik, faktor rugi-rugi selubung, faktor rugi-rugi perisai, resistansi termal, KHA
Perancangan Penampil Informasi Menggunakan Raspberry Pi Dan Jalur Komunikasi VNC Viewer Redi Ratiandi Yacoub., Bary Ananda Putra, Aryanto Hartoyo,
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 2, No 1 (2019): Jurnal S1 Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (917.7 KB)

Abstract

Saat ini penyampaian informasi sudah menggunakan cara yang lebih mudah. Seperti kita lihat terutama di kota kota besar, karena pentingnya informasi bagi masyarakat agar dapat mengetahui apa yang terjadi di ruang lingkup masyarakat tersebut. Seiring perkembangan jaman penyampaian informasi sudah mengunakan cara yang moderen atau cara yang lebih mudah, seperti penyampaian informasi melalui televisi, surat kabar, dan berita. perancangan penampil informasi menggunakan Raspbarry Pi dan komunikasi VNC Viewer dengan menggunakan pemograman C++  dan Prosesing IDE sebagai kompailer, data informasi berupa gambar, teeks, dan video yang akan ditampilkan ke layar LCD monitor dapat memudahakan masyarakat dalam memperoleh informas.
ANALISIS RENCANA ANGGARAN BIAYA PENERANGAN JALAN UMUM DI KOTA SINTANG ., Deny
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Mahasiswa Prodi Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (939.303 KB)

Abstract

Abstrak- Perencanaan sistem PJU yang sesuai standar yang berlaku merupakan aspek penting dalam penataan suatu daerah/kota. Demikian pula pada penerangan jalan umum (PJU) pada ruas jalan Abdul Rasyid KN dan jalan MT. Haryono di Kota Sintang yang memiliki panjang 4,769 Km dan lebar jalan 6 meter telah direncanakan dengan susunan single side untuk penggunaan lampu jenis SON-T150 Watt, Tinggi tiang 10 meter serta ornamen sepanjang 2 meter menghasilkan  iluminasi rata-rata yaitu 6 - 12 lux. Hal tersebut sesuai standar yang berlaku berdasarkan IES (Illuminating Engineering Society). Jumlah titik penerangan jalan umum sebayak 134 titik dengan jarak antar tiang sepanjang 36 meter. Tujuan penyusunan rencana anggaran biaya (RAB) penerangan jalan umum sebagai pertimbangan Pemerintah Kabupaten Sintang dalam merealisasi pembangunan penerangan jalan umum. Hasil analisis rencana anggaran biaya penerangan jalan umum dengan tarikan kabel penghantar saluran udara membutuhkan biaya sebesar Rp. 711.677.177,20 dengan total daya listrik yang tersambung pada penerangan jalan umum ialah sebesar 23.000 VA dengan perkiraan biaya sebesar Rp. 31.222.500,00, sehingga total rencana anggaran biaya penerangan jalan umum kota Sintang termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp. 817.189.644,91 dan dibulatkan menjadi Rp. 817.189.600,00. Dengan analisis anggaran biaya yang dapat menjadi pertimbangan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang dalam merealisasi penerangan jalan umum khususnya pad ruas jalan Abdul Rasyid KN dan jalan MT. Haryono. Kata kunci : PJU, RAB, lux, single side
ANALISA PERANCANGAN ANTENA OMNI VERTIKAL SEBAGAI TRANSCEIVER PENGUAT ROUTER WIFI DENGAN FREKUENSI 2,4 GHZ ., Muhammad Hanafi
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Mahasiswa Teknik Elektro
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.595 KB)

Abstract

Omnidirectional antenna (Omni) is a type of antenna that has a pattern radiance whole or in all directions in the amount of 360 ° in the vertical position, as it has a beam thorough omni antenna does not have a coverage area that is too far away, then this antenna is more devoted to relations wireless communication indoors antenna which is paired to a wifi router that functioned as an amplifier reconfigured so this antenna will work as a transceiver amplifier with a working frequency of 2.4 GHz for wireless LAN (local area network). The parameters that must be considered in designing antennas for wireless LAN is working frequency, Input Impedance, SWR (Standing Wave Ratio) and Gain, and omni antenna designed to have input impedance parameter value 34.65 + J 7.24 ohms, the SWR 1.44 and Gain 8.32 dB. In the connectivity test used the command line via the command prompt provided by MS-DOS on a computer with a Windows-based operating system, and testing applications use power beam analyzer wifi version of Android-based smartphones. To test the speed of the download and upload, conducted through speedtest.net on two different networks that wifi.id network with download speeds of 15.22 Mbps, upload 10.48 Mbps network and the Faculty of Engineering at 1.09 Mbps download speed, upload 0.11 Mbps, which is influenced by the speed speedtest maximum value and minimum speeds provided by ISP (internet Service Provider). Keywords : Antena Omni, Transceiver, Router Wifi, frekuensi 2,4 GHz
STUDI PERHITUNGAN TEGANGAN BACK FLASHOVER DI TERMINAL ISOLATOR PADA SUTET 275 KV BENGKAYANG-MAMBONG AKIBAT SAMBARAN PETIR LANGSUNG ., Bayu Cipto Rahmono
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2019): Jurnal S1 Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.73 KB)

Abstract

 Di masa sekarang kebutuhan energi listrik semakin meningkat sejalan dengan berkembangnya teknologi. Perkembangan yang pesat ini harus diikuti dengan perbaikan mutu energi listrik yang dihasilkan, yaitu harus memiliki kualitas dan keandalan yang tinggi. Gangguan yang terbesar dalam sistem tenaga listrik terjadi di daerah penyaluran (transmisi) dan diantara sekian banyak gangguan yang terjadi, petir merupakan salah satu penyebabnya, hal ini dikarenakan letak Indonesia khususnya daerah Kalimantan Barat mempunyai iklim tropis dan kelembaban yang tinggi. Fenomena back flashover akan terjadi bila tegangan pada isolator saluran lebih besar atau sama dengan tegangan kritis lompatan api isolator sehingga lompatan api terjadi pada isolator tersebut. Lompatan api balik (back flashover) akan berpeluang lebih besar terjadi bila amplitudo arus surja petir semakin tinggi dan isolator yang paling berpeluang dapat terjadi lompatan api balik (Back Flashover) adalah isolator yang terletak pada lengan paling atas atau yang paling dekat dengan kawat tanah. Untuk menghitung gangguan karena lompatan api balik (back flashover) yaitu menggunakan metode perhitungan gelombang berjalan. Perhitungan gangguan kilat pada menara yang di lakukan yaitu pada fhasa karena fhasa yang duluan kena sambaran petir langsung  yaitu fhasa , tegangan pada puncak menara dan tegangan impuls isolator kV akan semakin kecil dengan bertambahnya besar waktu puncak gelombang surja petir T µdet. Hasil penelitian jumlah probabilitas lompatan api untuk kedua sirkuit dari saluran transmisi ganda yang menyebabkan dengan arus petir minimum I (kA) pada waktu puncak gelombang surja petir T ( yaitu pada fasa   = 0.0979. Dari perhitungan ligthing performance yang di peroleh dari perhitungan untuk transmisi 275 kV Bengkayang – Mambong adalah 24.773 gangguan /km/tahun, Jumlah gangguan akibat sambaran petir adalah  0.31 yang terjadi pada saluran udara  per 128.2 km panjang saluran/tahun
ANALISIS INTER RADIO ACCESS TECHNOLOGIES HANDOVER LTE TO UMTS MENGGUNAKAN USER EQUIPMENT SEBAGAI MEASUREMENT REPORTING ., Dian Wahyudi
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2018): Jurnal S1 Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1429.422 KB)

Abstract

Kecenderungan  user  yang  selalu  bergerak  tetapi  tetap  ingin  mendapatkan   informasi  dengan  bandwidth  serta kecepatan akses yang tinggi membuat operator penyedia layanan harus menerapkan sistem perpindahan yang baik, agar mobilitas pengguna tidak mengalami terputusnya hubungan komunikasi pada saat bergerak. Penelitian skripsi ini fokus pada pembahasan analisis Inter RAT handover antara LTE to UMTS. Unjuk kerja dari analisis handover ditentukan  dengan hasil drive test menggunakan  handphone  yang telah terinstal nemo handy dengan metode idle mode dan data mode. Skenario dari handover ini berdasarkan Intra-system  event A1 sampai dengan A5 dan Inter- system B1 dan B2 yang telah tetapkan oleh 3GPP dari event ini berdasarkan nilai hasil drive test yang dilakukan. Setelah  melakukan  drive  test,  analisa  berikutnya  dilakukan  dengan  memploting  hasil  drive  test  kedalam  nemo analyze untuk mendapatkan nilai paremeter pada titik terjadinya handover. Dari hasil ploting yang dilakukan maka pada jaringan 4G LTE metode idle mode didapatkan RSRP dengan nilai -117,5 dBm, RSRQ dengan nilai -12,3 dB dan metode data mode didapatkan RSRP dengan nilai -114 dBm, RSRQ dengan nilai   -10 dB. Pada jaringan 3G UMTS sebagai penerima jaringan dari 4G LTE, didapatkan nilai pada metode idle mode yaitu RSCP dengan nilai -97,5 dBm, Ec/No dengan nilai -10 dB dan metode data mode RSCP dengan nilai -111 dBm, Ec/No dengan nilai -10dB. Dari hasil ploting didapatkan juga nilai dari RSSI pada titik handover jaringan 4G LTE dengan nilai -88,2 dBm pada metode idle mode, -84 dBm pada metode data mode. Untuk RSSI jaringan 3G UMTS dengan nilai -87,5 dBm pada metode idle mode, -101 dBm pada metode data mode. Kata Kunci : Inter-RAT, Handover, Drive test, parameter 4G LTE, parameter 3G UMTS
Evaluasi Setting Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan Tanah di Gardu Induk Ngabang ., Muhammad Faidhal Anwar Limbong
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 2, No 1 (2019): Jurnal S1 Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.664 KB)

Abstract

Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berfungsi menyalurkan listrik ke konsumen. Penyedia jasa ketenagalistrikan diharuskan memberikan pelayanan dan penyediaan tenaga listrik dengan tingkat kualitas, kontinuitas, keandalan dan efisiensi yang baik. Gangguan yang cukup sering terjadi pada sistem distribusi adalah gangguan hubung singkat antar fasa atau gangguan fasa tanah. Besarnya arus gangguan hubung singkat, sistem proteksi dituntut meningkatkan keandalannya. Salah satu upayanya adalah mengoptimalkan kerja peralatan proteksi. Agar dapat bekerja dengan baik, diperlukan koordinasi setting relai yang tepat, sesuai dengan syarat teknis dan standar PLN. Diantara peralatan pada sistem proteksi yang digunakan saluran distribusi adalah relai arus lebih (OCR) dan relai gangguan tanah (GFR), kedua relai proteksi ini sangat penting mengatasi terjadinya gangguan hubung singkat. Pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi setting OCR dan GFR penyulang Air Besar dan penyulang Jelimpo di Gardu Induk Ngabang dengan bantuan aplikasi DigSILENT PowerFactory 15.1.7. Penyulang Air Besar memiliki panjang saluran 26,8 kms dan penyulang Jelimpo 24 kms. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh setting waktu OCR dan GFR pada penyulang Air Besar  di recloser Serimbu 0,35 detik, kemudian di relai penyulang (outgoing) 0,75 detik sedangkan relai di ­sisi incoming 20 kV 1,15 detik. Sedangkan pada penyulang Jelimpo di recloser Batara 0,25 detik, kemudian di recloser perbatasan 0,55 detik, selanjutnya di relai penyulang (outgoing) 0,85 detik dan relai di sisi incoming 20 kV 1,15 detik. Relai proteksi bekerja dimulai dari recloser, selanjutnya relai outgoing dan relai incoming sebagai back up protection. Nilai waktu koordinasi antar pengaman sudah sesuai dengan standart IEC 60255 dengan grading time 0,3-0,5 detik.
ANALISIS PERUBAHAN KEMIRINGAN SUDUT ANTENA TERHADAP UNJUK KERJA PERANGKAT NANOSTATION2 LOCO (NS2L) PADA OUTDOOR HOTSPOT SYSTEM ., Mishan
Jurnal Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Mahsiswa Teknik Elektro UNTAN
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.755 KB)

Abstract

Inclination is the angle formed by tilt angle to vertical line. This research determine the effect of tilt angle to the performance of the device, changes the quality, affordability and stability of connections. In addition, this research also presented the comparative performance of the device after tilt angle changed  and  find  the optimal angle. This research, explained  the change in  angle of inclination generally affected the main lobe and back lobe in the antenna’s beam of NanoStation2 Loco. Inclination angle also causes the signal strength and connection stability affected, especially on devices at distance over 100 m from the antenna. This research made changes three times to the antenna’s tilt. There are 10 °, 20 ° and 30 °. From the angle change, the result indicates that the most effective use of research sites of the Faculty of Engineering, University Tanjungpura Pontianak is tilted at angle of 20°. This is proved by results of measuring Received Signal Strength Indicator and Packet Loss that be the main indicator to determine the quality of the antenna. From the data showed the measurement of signal strength under -90 dBm at distance over 100 m will lead the connection and stability to be poor connection. This situation is shown by the high number percentage of packet loss that occurs during pingtest. At the point of measurement locations under 100 m and minimum obstacle, change angles do not have a big impact and quality of the antenna is in excellent. In addition to the distance from the antenna, the obstacle factors (barriers of the building) is also a big influence on the quality of the antenna.

Page 11 of 48 | Total Record : 473