Proyeksi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
Proyeksi adalah Jurnal ilmiah di bidang ilmu sosial dan humaniora mencakup ilmu administrasi, sosiologi, sosiatri, ilmu politik, administrasi negara, ilmu pemerintahan, hubungan internasional, ilmu komunikasi, antropologi dalam cakupan yang mendalam.
Articles
123 Documents
DINAMIKA HUBUNGAN IKHWANUL MUSLIMIN SURIAH DAN REZIM PEMERINTAHAN HAFEZ AL ASSAD TAHUN 1979-1982
Idiyansa Idiyansa;
Safira Safira;
Rismilga Ariska;
Lutfiana Lutfiana;
Ai Ling
Proyeksi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 25, No 1 (2020): PROYEKSI, Jurnal Ilmu Ilmu Sosial dan Humaniora
Publisher : FISIP Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (55.689 KB)
|
DOI: 10.26418/proyeksi.v25i1.2596
Ikhwanul Muslimin terkenal sebagai organisasi Islam terbesar yang berada di kawasan Timur Tengah dan bahkan sudah meluas hampir ke seluruh negara. Di sejumlah negara, Ikhwanul Muslimin dipandang sebagai lawan politik oleh rezim yang berkuasa. Salah satunya adalah di Suriah, masuknya Ikhwanul Muslimin ke Suriah membawa dampak signifikan bagi pemerintahan saat itu yang dipimpin oleh Hafez Al – Assad. Ikhwanul Muslimin mampu menjadi oposisi kuat dalam melawan pemerintah. Tulisan ini disajikan guna menjawab pertanyaan bagaimana Dinamika Hubungan Ikhwanul Muslimin Suriah dan Rezim Pemerintahan Hafez Al Assad pada tahun 1979 hingga 1982. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, sumber data dalam tulisan ini berasal dari studi pustaka dengan telaah buku, jurnal, laporan, penelitian, serta data dari internet dengan sumber yang terpercaya yang di gunakan untuk menjelaskan fenomena lebih jauh. Hasil dari tulisan ini memperlihatkan. Pertama, Kebijakan empat pilar yang dibuat oleh pemerintahan Hafez mendapat banyak penolakan dari kelompok oposisi khususnya ikhwanul muslimin, sehingga terjadi pemberontakan dan serangan yang kemudian mempengaruhi kekuasaan pemerintahan, maka dari itu rezim pemerintahab hafez melakukan sekuritisasi untuk mempertahankan kekuasaanya dan mencapai tujuan politiknya. Kedua, Terdapat beberapa kebijakan counter terrorism yang dilakukan oleh rezim pemerintahan Hafez melalui tiga strategi yang dilakukan untuk mengatasi masalah terorisme di Suriah. Kata kunci: Ikhwanul Muslimin, Rezim Hafez Al Assad, Suriah
Model Pemberdayaan Masyarakat Miskin Perkotaan (Studi Kasus Pemberdayaan Warga Miskin melalui KUBE di Kota Pontianak)
M Hatta Yurli
Proyeksi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 20, No 2 (2015): PROYEKSI, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
Publisher : FISIP Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (466.679 KB)
|
DOI: 10.26418/proyeksi.v20i02.907
Penelitian ini membahas tentang model pemberdayaan masyarakat miskin perkotaan, studi kasus pemberdayaan warga miskin melalui melalui KUBE di Kota Pontianak. Masalah penelitian meliputi untuk mengetahui karakteristik kemiskinan perkotaan di Kota Pontianak, bagaimana peran dan fungsi pendamping dalam membentuk warga miskin agar dapat melakukan pola pemberdayaan masyarakat serta pembinaan KUBE pada warga miskin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi partisipasi dan studi dokumentasi. Pendekatan teori yang digunakan adalah teori pembangunan sosial dan sistem sosial. Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa bantuan KUBE kepada masyarakat miskin tidak menunjukan upaya penanganan kemiskinan, bahkan bantuan tersebut mengarah pada ketidaktepatan sasaran, dimana penerima bantuan KUBE tersebut sudah memiliki usaha sebelum mendapat bantuan, dan mereka rata-rata tidak masuk dalam kriteria penerima bantuan KUBE. Peran pendamping yang tidak fokus dalam menjalankan tugasnya secara professional. Terkait dengan model pemberdayaan masyarakat miskin diperkotaan ada 4 tahapan pengembangan yaitu : tahap pengembangan potensi (potensial development), tahap menghimpun potensi masyarakat (potensial rekrutmen), tahap partisipasi sosial (social participation) dan tahap kemandirian (independence). Peran masyarakat yang merupakan kekuatan lokal dapat membangun pola pemberdayaan masyarakat itu sendiri dengan bersandarkan pada prinsip ekologi dan keadilan sosial, serta menjunjung tinggi nilai-nilai HAM dengan membangun suatu pola partisipasi masyarakat secara alami. Kata Kunci : Kemiskinan, Pemberdayaan masyarakat, KUBE
Pengaruh Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai di Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
- Isdairi
Proyeksi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 19, No 1 (2014): PROYEKSI, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
Publisher : FISIP Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (332.703 KB)
|
DOI: 10.26418/proyeksi.v19i01.927
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dan latihan kepemimpinan yang telah diikuti oleh pegawai pemerintah daerah Kabupaten Ketapang yang terdiri dari beberapa sub variabel-sub variabel yaitu sub variabel materi diklat, sub variabel metode diklat, sub variabel tenaga diklat maupun yang menyangkut sub variabel fasilitas diklat serta pengaruhnya terhadap prestasi kerja pegawai yang dilihat dari sub variabel kemampuan, dan sub variabel motivasi.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang telah mengikuti pendidikan dan latihan kepemimpinan baik tingkat tiga maupun tingkat empat mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 yaitu sebanyak 205 orang pegawai. Pengambilan data dilakukan dengan mempergunakan kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan mempergunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.Hasil penelitian menunjukan bahwa pendidikan dan latihan kepemimpinan yang telah diikuti oleh pegawai Pemda Kabupaten Ketapang dapat membawa pengaruh kepada peningkatan prestasi kerja pegawai yang ditunjukan dengan bertambahnya pengetahuan pegawai, kreativitas dalam bekerja, tingkat kesalahan dalam bekerja berkurang, komunikasi yang terjalin diantara pegawai berjalan relatif harmonis, termasuk juga loyalitas terhadap organisasi. Selain itu kepatuhan pegawai terhadap organisasi meskipun sudah dapat membawa perubahan akan tetapi belum signifikan. Perubahan- perubahan terhadap prestasi kerja pegawai belum signifikan dengan banyaknya pegawai yang sudah mengikuti pendidikan dan latihan kepemimpinan. Begitu juga dengan motivasi pegawai meskipun sudah membawa perubahan dalam hal kepangkatan dan jabatan, akan tetapi belum diikuti dengan perubahan yang signifikan dengan jenjang karier. Kata Kunci: Pengembangan sumber daya manusia, Pendidikan dan latihan kepemimpinan, Prestasi kerja
PENGELOLAAN PEMANFAATAN DAUN PURIK DI KECAMATAN EMBALOH HILIR KABUPATEN KAPUAS HULU KALIMANTAN BARAT
Sri Haryaningsih
Proyeksi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 22, No 1 (2017): PROYEKSI, Jurnal Ilmu Ilmu Sosial dan Humaniora
Publisher : FISIP Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (167.892 KB)
|
DOI: 10.26418/proyeksi.v22i1.2431
Di tengah merosotnya harga komoditi karet, masyarakat Kabupaten Kapuas khusus di Kecamatan Embaloh Hilir memiliki komoditi cadangan unggulan yang memiliki nilai ekonomis tinggi, yaitu daun purik. Daun Purik (kratom) digadang-gadang sebagai komoditi unggulan yang bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat Kapuas Hulu. Budidaya daun purik memang berpeluang meningkatkan taraf hidup masyarakat di Kecamatan Embaloh Hilir. Potensi daun purik daerah Kapuas Hulu sangat besar, bahkan sekarang posisinya sudah bisa menggantikan karet dan emas, sehingga daun purik bisa jadi andalan penopang perekonomian masyarakat Kapuas Hulu yang saat ini masih mengandalkan karet. Penanaman dan penjualan Daun purik telah memberikan peluang usaha bagi petani setempat karena daun purik laku dijual ke tengkulak yang datang dari Pontianak. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Pengelolaan Daun Purik Di Kecamatan Embaloh Hilir Kabuapaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat belum berjalan optimal, dikarenakan belum adanya koordinasi, antara pihak masyarakat dan pemerintah (Camat dan Kepala Desa) serta para pedagang atau pengusaha, sehingga memberi kesan pemerintah tidak mau tahu, atau membiarkan masyarakat untuk melakukan penjualan secara individu, baik dalam mencari informasi maupun jaringan pengusaha yang mau membeli, dapat disimpulkan bahwa dalam proses pengelolaan komoditi daun purik belum terorganisir dengan baik, bahkan belum adanya legalitas dari pemerintah mengenai pemanfaatan dan penjualan daun Purik.Kata Kunci: Pengelolaan, Pemanfaatan, Daun Purik, Kecamatan Embaloh Hilir.
Model Pemberdayaan Ekonomi Melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan Perkebunan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Lokal di Kawasan Perbatasan Kalimantan Barat - Sarawak
Netty Herawati
Proyeksi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 23, No 2 (2018): PROYEKSI, Jurnal Ilmu Ilmu Sosial dan Humaniora
Publisher : FISIP Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (305.282 KB)
|
DOI: 10.26418/proyeksi.v23i2.2451
Reorientasi penanganan pembangunan kawasan perbatasan dari orientasi keamanan (security approach) menjadi pendekatan kesejahteraan (prosperity approach), mengharuskan komitmen pemerintah, kesiapan masyarakat serta minat dan dukungan pihak swasta untuk mengatasi kesenjangan pembangunan wilayah dengan negara tetangga. Paradigma baru pembangunan ekonomi daerah, mengamanatkan penciptaan kesempatan kerja, sekaligus mempertimbangkan karakteristik penduduk lokal sehingga dapat mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.Guna mempercepat dan memperkuat pembangunan ekonomi sesuai dengan keunggulan dan potensi strategis wilayah perbatasan Kalimantan Barat, perlu dibuat suatu konsep pembangunan berkelanjutan di kawasan parbatasan yang memiliki potensi pengembangan perkebunan kelapa sawit. Salah satu alternatif pemecahan masalah pembangunan kawasan perbatasan yang dapat dilakukan adalah memberdayakan ekonomi masyarakat lokal untuk meningkatkan daya tahan sosial ekonomi masyarakat sekaligus memperkuat pertahanan keamanan negara dari sisi nir militer.Penelitian yang dilakukan di kecamatan Sekayam yang merupakan wilayah lini satu perbatasan Kalimantan Barat-Sarawak ini dimaksudkan untuk mengembangkan model pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal dalam bentuk kerjasama bagi hasil antara petani dengan perusahaan kelapa sawit yang memiliki karakteristik lahan yang spesifik. Hasil penelitian berupa model program pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal di kawasan perbatasan dimaksudkan untuk dapat memberikan manfaat yang luas seperti : 1) peningkatan kesejahteraan petani kelapa sawit yang bekerja di perusahaan perkebunan; 2) mengurangi potensi konflik dengan menumbuhkan hubungan harmonis antara petani dengan perusahaan untuk menjamin pembangunan perkebunan berkelanjutan, dan 3) meningkatnya pertahanan keamanan dari aspek sosial masyarakat di kawasan perbatasan negara.
SOCIAL CONFLICT MANAGEMENT AMONGST COMMUNITY AND COMPANY IN THE PALM OIL PLANTATION LOCATION KINANDE VILLAGE, LEMBAH BAWANG, BENGKAYANG
A.B.Tangdililing Tangdililing
Proyeksi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 24, No 2 (2019): PROYEKSI, Jurnal Ilmu Ilmu Sosial dan Humaniora
Publisher : FISIP Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (182.48 KB)
|
DOI: 10.26418/proyeksi.v24i2.2462
Social conflicts that occured and are not managed can have an impact on low productivity community and related parties, because the climate of the social environment is not conducive. Conversely, if the potential for social conflict can be managed properly could a positive impact on efforts realizing social welfare, but if it is unable to manage it, it can have a negative impact on the peace, unharmony social life. This paper focuses on aspects of social problems which cold be the potential to emerge, namely the potential for conflict and the problem of economic access gaps among local communities and migrants, smallholders and companies, and between communities and large plantations. This type of research is classified as descriptive research with a qualitative approach that is to describe the situation and conditions and the existence of oil palm plantation companies in Kinande Village, Lembah Bawang District, Bengkayang district. The results obtained that the conflict between the two parties was managed in a way such as holding negotiations to reach a win-win solution agreement, such as forming a plasma farmer, and allowing the company to use the land on the agreement among Kinande people andpalm oil plantation company.
Pola Akomodasi Sosial Antar Kelompok Etnik Pada Masyarakat Multikultural Di Mempawah
mochtaria m noh
Proyeksi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 19, No 2 (2014): PROYEKSI, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
Publisher : FISIP Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (488.281 KB)
|
DOI: 10.26418/proyeksi.v19i02.463
Pasca konflik etnik di Sambas masih menyisakan konflik yang bersifat tertutup (latent). Hal itu ditandai oleh masih belum adanya kata damai diantara kedua kelompok etnik yang berkonflik dan belum dapat kembalinya warga etnik Madura ke kampung halamannya di wilayah Kabupaten Sambas. Penelitian ini fokus pada Pola Akomodasi Sosial di antara kelompok etnik Melayu, Madura dan Tionghoa (Cina). Akomodasi ini penting karena tanpa akomodasi kelompok etnik yang berbeda tidak mungkin hidup bersama. Pertanyaan penelitian ini adalah “Bagaimana pola akomodasi antar kelompok etnik dalam interaksi sosial?”. Metode penelitian yang digunakan adalah paradigma kualitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan (metode deskriptif) pola akomodasi ketiga kelompok etnik tersebut. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa pola-pola akomodasi yang diterapkan adalah melalui pemahaman dan penerapan nilai-nilai agama dan budaya, pemahaman dan pemaknaan budaya dan stereotip terhadap masing-masing etnik, serta melaksanakan strategi akomodasi seperti: konsensus (musyawarah), penegakan hukum positif (adjusdication), toleransi (tolerance). Untuk itu kondisi yang telah tercipta ini perlu dibina secara terus menerus melalui berbagai kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan politik yang relevan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Kata Kunci : Akomodasi, Etnik, Multikultural, Toleransi .
Model Relationship Marketing Pada Bank Umum Konvensional (Studi Empirik Pada Nasabah Bri, Bank Kalbar, Bank Mandiri dan BNI di Kalimantan Barat)
- Ramadania
Proyeksi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 19, No 1 (2014): PROYEKSI, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora
Publisher : FISIP Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (468.951 KB)
|
DOI: 10.26418/proyeksi.v19i01.928
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengalisis hubungan antara kualitas layanan, kepuasan, kepercayaan dan komitmen dalam membangun loyalitas pada pelanggan (nasabah) yang memiliki orientasi hubungan yang tinggi terhadap organisasi dalam setting perbankan konvensional. Loyalitas adalah tujuan relationship marketing yang dibangun tidak hanya melalui kepuasan namun juga oleh kepercayaan dan komitmen sebagai mediator kunci dalam membangun loyalitas.Penelitian ini dilakukan pada BRI, Bank Kalbar, Bank Mandiri dan BNI di Kota Pontianak dan Singkawang Kalimantan Barat. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang melibatkan 440 responden. Variabel diukur dengan menggunakan 44 item menggunakan skala Likert dengan skala 1 sampai dengan 5. Hubungan antara variabel dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis jalur.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model Relationship Marketing dalam Bank konvensional memiliki kriteria model fit. Berdasarkan analisis jalur, diperoleh bahwa: 1) kualitas pelayanan mempunyai hubungan positif dengan kepuasan dan komitmen, 2) kepercayaan mempunyai hubungan positif dengan komitmen, 3) komitmen mempunyai hubungan positif dengan loyalitas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepuasan, kepercayaan dan komitmen adalah variabel perantara yang menguhungankan kualitas layanan dan loyalitas pelanggan (nasabah).
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN DI KALIMANTAN BARAT
Martoyo *
Proyeksi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 21, No 2 (2016): PROYEKSI, Jurnal Ilmu Ilmu Sosial dan Humaniora
Publisher : FISIP Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (209.549 KB)
|
DOI: 10.26418/proyeksi.v21i2.2426
Kebijakan pembangunan kawasan perbatasan di masa lampau di-image-kan sebagai "halaman belakang" wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kondisi tersebut membawa implikasi terhadap kondisi kawasan perbatasan saat ini yang terisolir dan tertinggal dari sisi sosial dan ekonomi. Munculnya paradigma ini, disebabkan sistem politik dimasa lampau yang sentralistik dan sangat menekankan stabilitas keamanan. Sehingga kebijakan pembangunan kawasan perbatasan selama ini memang belum dapat dilakuian secara optimal dan kurang terpadu, serta seringkali terjadi tarik mena rik kepentingan antara berbagai pihak baik secara horizontal, sektoral maupun vertikal.Kondisi masyarakat sekitar daerah perbatasan di Kalmantan Barat seperti lepas dari perhatian kebijakan pemerintah daerah, karena dominannya pemerintah pusat, sehingga pemerintah daerah dalam mneciptakan pelayanan publik di kewasan perbatasan masih mengalami ksesulitan aksesibilitas baik laut maupun darat menuju pusat-pusat pertumbuhan. Ssulitnya aksesibilitaskehidupan memunculkan kecenderungan masyarakatperbatasan Kalimantan Barat dalam meningkatkan kehidupannya melakukan interaksi dengan masyarakat di wilayah negara tetangga (Serawak- Malaysia Timur). Kata Kunci : Kebijakan, Pembangunan dan Kawasan Perbatasan;
Review Etnografi Masyarakat Pastoralis : “ book Fields on the Hoof Nexus of Tibetan Nomadic Pastoralism”
Efriani Efriani;
Jagad Aditya Dewantara
Proyeksi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 23, No 1 (2018): PROYEKSI, Jurnal Ilmu Ilmu Sosial dan Humaniora
Publisher : FISIP Universitas Tanjungpura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (257.842 KB)
|
DOI: 10.26418/proyeksi.v23i1.2446
Beberapa sosiolog mengkatogerikan masyarakat nomadik sebagai bentuk kehidupan masyarakat pra-desa, yang tidak memungkinkan berkembangnya berbagai tata kehidupan dan organisasi sosial. Namun, tidak sedikit kajian para etnografer yang menunjukkan fenomena sebaliknya. Masyarakat dengan mata pencaharian beternak atau menggembalakan ternak yang hidupnya berpindah-pindah, menunjukkan adanya tata kehidupan dan organisasi sosial yang bersifat tetap atau stabil. Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan satu masyarakat pastoralis yang hidup nomadik di dataran tinggi Tibet sebagai masyarakat nomadik yang memiliki tata kehidupan sosial dan budaya yang bersifat stabil. Artikel ini menggunakan kajian literatur atas buku Fields on the Hoof Nexus of Tibetan Nomadic Pastoralism yang ditulis oleh Robert B. Ekvall pada Tahun 1983. Melalui etnografi Robert B. Ekvall ditemukan bahwa masyarakat pastoralis yang hisup nomadik di dataran tinggi Tibet, memiliki pola kehidupan yang stabil. Masyarakat pastoralis nomadik Tibet, mengenal stratifikasi sosial yang erat kaitannya dengan kepemilikan ternak. Terdapat Pola ketenagakerjaan yang merupakan kombinasi dari pola-pola kemasyarakatan dengan pola-pola produksi domestik. Sistem ekonomi bersumber dari kekuatan produksi ternak seperti, daging, bulu, susu, darah, kulit dan kotoran bahkan tanduk. Kekuatan produksi tersebut menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat pastoralis. Kawanan ternak menjadi penghasilan subsisten para masyarakat pastoralis. Bahkan pola perkawinan dan bentuk keluarga di dasarkan pada alasan-alasan ekonomi dari pada alasan-sanksi hubungan seksual dan keamanan bagi anak dan bagi institusi perkawinan.