cover
Contact Name
Riszqina
Contact Email
prodipeternakan@unira.ac.id
Phone
+6285940333753
Journal Mail Official
maduranch@unira.ac.id
Editorial Address
Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Madura Jl. Raya Panglegur Km 3,5 Pamekasan Phone: (0324) 322231 website: https://fp.unira.ac.id/
Location
Kab. pamekasan,
Jawa timur
INDONESIA
MADURANCH: JURNAL ILMU PETERNAKAN
  • jurnal_peternakan_maduranch
  • Website
Published by Universitas Madura
ISSN : 25283057     EISSN : 28286367     DOI : -
Jurnal MADURANCH merupakan Jurnal Ilmiah yang dikelola oleh Program Studi Peternakan Universitas Madura, memuat artikel tentang kajian-kajian ilmu Pertanian dan peternakan yang diangkat dari hasil penelitian. Jurnal Maduranch terbit setahun 2 kali ( Agustus dan Februari )
Articles 103 Documents
PENGARUH PENAMBAHAN KALIUM IODAT (KIO3) TERHADAP KADAR IODIUM, KADAR AIR, pH, DAN WARNA KUNING TELUR PADA TELUR ASIN suryo pratomo unggul yudho; Imam Thohari; Agus Susilo
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 2, No 2 (2017): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.067 KB)

Abstract

The purpose of this research was to find the cocentration of potassium iodate (KIO3 ) on salted yolk eggs characteristics iodium content, moisture content, pH, and colour. The material that used in this research were duck eggs, salt, potassium iodate (KIO3 ), bricks powder, and water. The method used experiment research using Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments and 3 replications. The concentration of potassium iodate (KIO3 ) addition that used as treatments were P0 (0ppm), P1 (500ppm), P2 (1000ppm), P3 (1500ppm), and P4 (2000ppm). Data were acquired and processed using Microsoft Excel, then were analyzed with analysis of variance (ANOVA), there were signifcantly influence continued by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Result of this research showed that there was no iodium that was detected in salted yolk eggs ini any treatments, concentration of potassium iodate (KIO3 ) give a significant effect (P<0.01) on colour intensity b* (yellowness), significant (P<0.05) on colour intensity a* (redness), but didn’t give different effect (P>0.05) on moisture content, pH, and colour intensity L* (lightness) of salted yolk eggs. The conclusion is adding of potassium iodate (KIO3 ) on salted yolk eggs showed didn’t give a efficient result because there was no iodium that was detected in salted yolk eggs. Based on the research results, there should be more research on the quality of salted egg that gets the addition of potassium iodate (KIO3) with the different test methods and different media of dough salted eggs dressing.
BIAYA TRANSAKSI USAHA TANI SAPI POTONG DI KABUPATEN PAMEKASAN Farahdilla kutsiyah
MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan Vol 8, No 8 (2011): HAYATI
Publisher : MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.878 KB)

Abstract

This article analyzed the transaction costs of the cattle’s farmers. Survey and direct field observation were conducted in Pamekasan Regency. Respondents determinition used cluster randomly sampling methods.Sampel size was taken 131 peasants. The collected data was analyzed discriptively and multiple linier regression test. The research showed that the increasing factor significantly are execution costs and the amount of using of transaction service. Meanwhile this execution costs are the major contribution to the total transaction cost 
EVALUASI KUALITAS DENDENG YANG BEREDAR DI PASARAN KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODA UJI SENSORIS Joko Purdiyanto
MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan Vol 9, No 1 (2012): HAYATI
Publisher : MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.438 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 18 sampai 23 Juni 2012 di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas madura. Bahan yang digunakan adalah enam merek dendeng sapi yang beredar di pasaran Kabupaten pamekasan, yaitu Dendeng Camilan Madura 1 (kode 374), Dendeng Camilan Madura 2 (kode 168), Dendeng Jamila (kode 374), Dendeng Kultum (kode 513), Dendeng SAE (kode 231) dan Dendeng Pangestu (kode 625). Untuk mengetahui tingkat kesenangan terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur (tingkat kekerasan) dilakukan pengujian sensoris terhadap 100 (seratus) panelis, dengan metoda Hedonic Scale Test.Dengan menggunakan Uji Rentang Newman-Keuls dengan hasil sebagai berikut: Ada perbedaan yang sangat nyata warna dendeng dengan kode 231, 513, 625 dengan 452, 374, 168. Sedangkan dendeng dengan kode 231,513,625 tidak berbeda nyata dan dendeng dengan kode 452,374,168 juga tidak berbeda nyata. Uji sensoris terhadap aroma terdapat perbedaan yang sangat nyata nyata aroma dendeng dengankode 231, 625 dengan 168, 513, 374. Sedangkan dendeng dengan kode 231, 625 tidak berbeda nyata , dendengdengan kode 452 tidak berbeda nyata, dan dendeng dengan kode168, 513, 374 juga tidak berbeda nyata. Uji sensoris terhadap rasa terdapat perbedaan yang sangat nyata rasa dendeng dengan kode 513, 231, 625 dengan 168, 374, 452. Sedangkan dendeng dengan kode 513, 231, 625 tidak berbeda nyata, dan dendeng dengan kode 168, 374, 452 juga tidak berbeda nyata. Uji sensoris terhadap tekstur (tingkat kekerasan) terdapat perbedaan yang sangat nyata tekstur dendang dengan kode 168, 625, 513 dengan 452, 374, 231. Sedangkan dendeng dengan kode 168, 625, 513 tidak berbeda nyata, dan dendeng dengan kode 452, 374, 231 juga tidak berbeda nyata. Dendeng yang disenangi konsumen adalah dendeng yang memiliki spesifikasi: warna coklat bersih, aroma sedap tidak mencolok, rasa manis dan tekstur lunak. Diharapkan kepada produsen, agar produk dendengnya dapat diterima oleh konsumen maka persyaratan serta spesifikasi tersebut dapat dijadikan pedoman. 
PETERNAK SAPI MADURA NON IB MEMILIKI PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PROGRAM IB KASUS: DI KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN Suparno Suparno
MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan Vol 10, No 10 (2013): HAYATI
Publisher : MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.602 KB)

Abstract

Inseminasi Buatan (IB) kurang mendapatkan sambutan dari peternak yaitu sebesar 4,23 persen dari 12.345 orang peternak di seluruh Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan, sebesar 522 peternak sapi Madura non IB. Tujuan penelitian adalah; (1) mendeskripsikan alasan peternak tidak mengikuti program IB, (2) mendeskripsikan persepsi peternak sapi Madura non IB terhadap program IB, (3) mengidentifikasikan atribut anak sapi non IB yang menjadi pilihan, (4) menganalisis sikap kepercayaan peternak sapi Madura non IB terhadap hasil anak sapi non IB dan IB. Metode penelitian menggunakan metode survai melalui pendekatan studi kasus. Penentuan sampel dengan area sampling, besarnya yang terpilih 54 orang peternak dari 522 orang peternak sapi Madura non IB. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Analisis data meliputi analisis deskriptif, rataan skoring, dan analisis model sikap Fishbein. Alasan peternak non IB sapinya tidak dikawinkan dengan IB yaitu (a) asal usul pejantan tidak jelas keturunannya, (b) sapinya takut rusak karena anus dirogoh dengan tangan dan alat kelamin dimasukkan alat inseminasi saat melakukan inseminasi. Persepsi peternak sapi Madura non IB mempersepsikan program IB kurang baik, hal ini berhubungan dengan minat dan penilaian peternak sapi Madura non IB terhadap program IB yang kurang baik. Atribut yang menjadi pilihan peternak sapi Madura non IB adalah (a) tanduk melengkung ke dalam, (b) punuk bulat besar, (c) alis hitam/celak tebal, (d) bergelambir, (e) ada kantong rusuk, (f) ada punuk bawah berlipat ke dalam tipis, (g) leher pendek dan lebar, (h) mata sipit, (i) telinga kecil seperti daun bambu, (j) kaki panjang kuat dan kokoh, (k) ada garis hitam dipunggung. Penilaian sikap peternak sapi Madura non IB terhadap anak sapi hasil non IB adalah baik, sedangkan anak sapi hasil IB adalah biasa 
ANALISIS EFISIENSI USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN DAN POLA MANDIRI DI KECAMATAN LARANGAN KABUPATEN PAMEKASAN Dedeh Ritta Sumiarsih
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 3, No 1 (2018): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.234 KB)

Abstract

Efisiensi dalam usaha sangat menentukan keberhasilan pengelolaan usaha peternakan ayam ras pedaging agar mampu menghasilkan produk yang bsa bersaing dipasar, dan sekaligus membuka peluang kesempatan kerja serta memberikan pendapatan bagi peternak pola kemiitraan dan pola mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pendapatan rata- rata, menganalisis alokasi faktor- faktor yang mempengaruhi produksi sekaligus tingkat efisiensi teknis, efisiensi harga/alokatif dan efisiensi ekonomis usaha peternakan ayam ras pedaging pola kemitraan dan pola mandiri. Data yang digunakan adalah data produksi selama satu periode pemeliharaan seluruh usaha peternakan ayam ras pedaging pola kemitraan dan pola mandiri antara Februari 2017 – Maret 2017 di Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa berdasarkan uji beda t test peternak ayam ras pedaging pola mandiri memiliki pendapatan rata-rata yang berbeda dibanding dengan peternak pola kemitraan, hal ini ditunjukkan dengan nilai R/C ratio peternak mandiri sebesar 1,25 lebih tinggi dibanding peternak pola kemitraan yang hanya sebasar 1,06. Dalam hal ini peternak yang bersaha secara mandiri lebih menguntungkan daripada peternak yang menjadi anggota pola kemitraan.Hasil uji terhadap faktor produksi menunjukkan bahwa variabel bibit ayam (DOC) dan pakan berpengaruh nyata (significant) pada α = 1% dan berhubungan positif dengan produksi; dengan nilai koefisien yang cukup besar, yang artinya bahwa pertambahan bibit ayam (DOC) atau pakan akan meningkatkan produksi, sedangkan variabel vaksin, obat dan vitamin juga berpengaruh nyata namun menunjukkan hubungan yang negatif terhadap produksi, artinya perlu adanya pembatasan penggunaan vaksin, obat dan vitamin agar produksi bisa optimal.Analisis efisiensi teknis yang dicapai eternak ayam ras pedaging secara keseluruhan adalah sebesar 0,868. Selain dipengaruhi secara nyata oleh faktor produksi bibit, pakan, vaksin, obat dan vitamin dan  tenaga kerja namun dipengaruhi juga oleh faktor-faktor sosial ekonomi.Pencapaian efisiensi harga/alokatif dan efisiensi ekonomis pada peternak pola kemitraan sebesar 1,816 dan 1,587, sedangkan efisiensi harga/alokatif dan efisiensi ekonomis peternak pola mandiri adalah sebesar 1,838 dan 1,593. Secara keseluruhan, hal tersebut mengimplikasikan bahwa masih perlu adanya upaya-upaya peternak umtuk mengalokasikan faktor-faktor produksi lebih efisien agar bisa mencapai hasil produksi yang optimum.
“SKENARIO” MADURA SEBAGAI PULAU SAPI Farahdilla Kutsiyah
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 3, No 1 (2018): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.851 KB)

Abstract

Tahun 2012 Pemerintah Provinsi Jawa Timur memplot bahwa Pulau Madura  dijadikan sebagai Pulau sapi, namun geliat pengembangannya hingga saat ini tidak mengalami  perubahan  yang signifikan. Oleh karena itu prasyarat tercapainya kondisi tersebut adalah adanya kesungguhan pemerintah melalui penerapan program/kegiatan, insentif dan pendekatan kebijakan pengembangan sapi potong di Pulau Madura serta pendampingan yang berkelanjutan untuk mencerdaskan peternak. Skenario yang paling memungkinkan bisa diterapkan adalah Pulau Madura minimal harus ada balai penelitian, pelatihan dan pengembangan sapi Madura. Dalam mengoptimalkan pelestarian, perbaikan mutu genetik dan ketersediaan sapi Madura, maka pemetaan wilayah diterapkan. Pemetaan wilayah sebaiknya dibagi tiga, pertama wilayah yang bertanggung jawab sebagai wilayah sumber bibit sapi Madura. Kedua, wilayah pengembangan sapi Madura dan persilangannya dan terakhir desa wisata budaya sapi sonok. Tidak kalah pentingnya peternak dan kelompok tani dikondisikan untuk bersama-sama digiring dan menerapkan kandang komunal, menjadikan wilayahnya sebagai village breeding centre, mengimplemetasikan media untuk terciptanya ekonomi produktif, mengimplementasikan agrotechnopark dan membentuk lembaga koperasi peternak. Disamping itu daya dukung wilayah disediakan dalam bentuk ketersediaan bahan baku maupun ketersediaan infrastruktur. Diharapkan dengan instrumen-instrumen tersebut terjadi peningkatan produktivitas sapi Madura dan juga nilai tambah dari hulu (pakan, biogas, pupuk) hingga hilir (industri kerajinan kulit, pengemasan daging dan pengolahannya serta turunannya-branded daging sapi madura).
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAPI MADURA WILAYAH PESISIR KABUPATEN SUMENEP Yudi Heryadi
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 3, No 2 (2018): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.968 KB) | DOI: 10.53712/maduranch.v3i2.447

Abstract

Ternak Sapi Madura mempunyai tempat khusus dalam kehidupan masyarakat Madura. Populasi sapi di wilayah pesisir Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep lebih banyak daripada di wilayah daratan atau pegunungan. Rumah tangga pemelihara sapi di Kecamatan Bluto pada tahun 2016 yaitu sebanyak 5.410 unit. Bagaimana strategi pengembangan usaha Sapi Madura diterapkan di Wilayah Pesisir Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan peternak. Analisis data menggunakan SWOT. Batasan penelitian ini meliputi, usaha ternak sapi, pengembangan usaha ternak dan strategi pengembangan usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden meliputi : umur 30-45 tahun yaitu 7 orang dengan presentase 70%, tingkat pendidikan merata pada SD, SMP dan SMA sebesar 20%. Pengalaman Usaha 60% pada kisaran 5-6 tahun. Pemeliharaan  2 dan 4 ekor sebesar 40% dan 30%. Hasil analisis faktor ekternal dan internal pengembangan usaha ini Strategi SO, Memanfaatkan jalur transportasi dan pasar ternak untuk meningkatkan penghasilan dan permintaan daging sapi dan Peningkatan pengalaman dalam beternak dan pemenuhan daging untuk meningkatkan kesejahteraan peternak. Strategi WO, Meningkatkan ketersediaan pakan untuk ternak dan Memanfaatkan harga ternak sapi untuk permintaan daging dan pemenuhan daging bagi masyarakat. Strategi ST, Peningkatan jumlah populasi ternak untuk meningkatkan fluktuasi harga pasar dan Memanfaatkan pengalaman yang baik untuk meningkatkan petumbuhan pada ternak sapi. Strategi WT, Meningkatkan pakan berkualitas tinggi untuk ternak dan Mempertahankan mutu genetik ternak sapi. Nilai matriks faktor internal sebesar (3,16) faktor eksternal sebesar (2,87) hasil dari matrix space berada pada Kuadran I, merupakan situasi yang sangat menguntungkan serta mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif dengan koordinat titik P (1.62 ; 2.47). Kesimpulan dan saran : strategi kekuatan-peluang (mendukung strategi agresif) dimana memadukan kekuatan yang dimiliki dengan memanfaatkan peluang yang ada di wilayah pesisir Kabupaten Sumenep
KUALITAS KIMIA DAN JUMLAH BAKTERI PADA PUPUK KOMPOS DENGAN PEMBERIAN ISI RUMEN SAPI Nurul Hidayati
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 6, No 1 (2021): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.896 KB) | DOI: 10.53712/maduranch.v6i1.1069

Abstract

Proses pengomposan merupakan suatu proses yang menentukan keberhasilan produk kompos yang baik. Isi rumen sapi diduga dapat mempercepat proses pelapukan, sehingga sanga potensial sekali jika diaplikasi pada saat proses pengomposan. Pemberian isi rumen sapi terhadap kualitas kimia pupuk kompos yang dihasilkan masih perlu dikaji. Sehingga tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas kimiad an jumlah bakteri pada pupuk kompos dengan pemberian isi rumen sapi. Penelitian ini dilakukan dengan metode percobaan (eksperimen) menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiriatas Kontrol (P0) : jerami dan kotoran sapi tanpa isi rumen sapi, P1-P4 : jerami dan kotoran sapi serta isi rumen diberikan berturut-turut pada kompos umur 0, 10, 20, dan 30 hari, Perbandingan jerami dan kotoran sapi yang digunakan yaitu 1:1 (b/b), serta 10% isi rumen. Pengamatan dilakukan pada sifat kimia kompos yang meliputi kadar N, P, K, C-Organik, rasio C/N. Selain itu diamati juga jumlah bakteri total kompos. Pemberian isi rumen sapi pada saat pengomposan mempengaruhi sifat kimia dan jumlah bakteri kompos. Kompos yang diberi isi rumen sapi memiliki kandungan N, P, K, C-organik yang lebih tinggi daripada kontrol, sedangkan rasio C/N lebih rendah. Pemberian isi rumen sapi juga meningkatkan jumlah bakteri total pada kompos.
PENGARUH BIOURINE TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN RUMPUT GAJAH (PENNISETUM PURPUREUM) DI KELURAHAN POLAGAN KABUPATEN SAMPANG Mohammad Maulid Bagas Nur Laras; Riszqina Riszqina
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 7, No 1 (2022): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.734 KB)

Abstract

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian biourine terhadap pertumbuhan rumput gajah (Pennisetum purpureum). Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret hingga bulan Mei 2021 di Kampung Tajung Kelurahan Polagan Kabupaten Sampang. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Materi yang digunakan (1) Lahan petak untuk penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum)sebanyak 24 petak percobaan; setiap petak seluas 2,25 m2 , (2) Pupuk NPK (300 Kg/ha) sebagai pupuk dasar diawal sebelum melakukan penelitian eksperimen, (3) Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) sebagai media penelitianeksperimen tersebut. Perlakuan dalam penelitian tersebut menggunakan empattaraf biourine yaitu B1, B2, B3, dan B4 sebesar: 7 ml/l/petak, 8 ml/l/petak, 9 ml/l/petak, dan 10 ml/l/petak, masing-masing 6 ulangan. Tiap petak diisi 9 stek rumput gajah (Pennisetum purpureum). Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah tinggi tanaman, lebar daun,jumlah daun dan produksi berat segar rumpat gajah. Pengamatan dilakukan setiap7 hari sekali. Data yang diperoleh akan ditabulasi dan dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (Anova) serta uji lanjut BNT jika ada perbedaan yang nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata (1) tinggi tanaman rumput gajah pada minggu ke 6 untuk perlakuan B1, B2, B3, dan B4 adalah 175 cm; 143 cm; 153 cm, dan 142 cm, (2) lebar daun rumput gajah pada minggu ke 6 untuk perlakuan B1, B2, B3, dan B4 adalah 7,1 cm, 6,3 cm, 6,8 cm, dan 5,6 cm, (3) jumlah daun rumput gajah pada minggu ke 6 untuk perlakuan B1, B2, B3, dan B4 adalah 78,7 helai; 79,1 helai; 77,9 helai; dan 77,9 helai, (4) produksi berat segarper petak rumput gajah pada minggu ke 6 untuk perlakuan B1, B2, B3, dan B4 adalah 10,4 Kg; 8,9 Kg; 8,2 Kg; dan 6,9 Kg. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian biourine dengan taraf 7 ml/l/petak memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) dan hasil yang terbaik dibandingkan perlakukan 8 ml/l/petak, 9 ml/l/petak, dan 10 ml/l/petak pada tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun dan produksi berat segar rumput gajah (Pennisetum purpureum) di Kampung Tajung Kelurahan Polagan Kabupaten Sampang
PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI BIBIT MADURA MELALUI PENDEKATAN ONE TAMBON ONE PRODUCT (OTOP) DI PULAU MADURA Farahdilla Kutsiyah
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 1, No 1 (2016): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.419 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan mengekplorasi potensi budaya sapi sonok dan pemanfaatannya untuk pengembangan agribisnis sapi bibit madura melalui pendekatan OTOP. Penelitian dilaksanakan di Desa Dempo Barat Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan. Jenis data sebagian besar deskriptif yang digali melalui eksplorasi, observasi, studi pustaka dan indept interview (wawancara mendalam). Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Strategi pengembangan agribisnis sapi bibit madura melalui pendekatan OTOP meliputi village breeding centre, penyuluhan,pendampingan, pertanian terpadu, pengembangan budidaya mengkudu, inovasi teknologi merujuk kelembagaan peternak, corporate farming ala madura, kerajinan & inovasinya terkait dengan sapi sonok, complete feed, home industri jamu sapi, koperasi peternak, penguatan kelembagaan sapi sonok, plot 10peternak unggulan, pemasaran, evaluator, identifikator & fasilitator, pengolahan mengkudu, rekording & pendataan surat keterangan layak bibit/SKLB, pasar tradisional, desa wisata budaya sapi sonok dan penguatan kelembagaan petani (2) Desa yang bisa diplot untuk target OTOP tahap pertama di DesaDempo Barat Kecamatan Pasean. Disarankan (1) Pemda memplot dalam renja SKPD (satuan kerja perangkat daerah/RKPD (rencana kerja pembangunan daerah) lingkup ekonomi untuk mengalokasikan anggaran bagi desa yang menjadi target OTOP (2) Kreatifitas dan inovasi dalam pengembangan agribisnis sapi bibit madura harus selalu digali oleh semua SKPD dan pihak-pihak terkait untuk memunculkan kegiatan-kegiatan baru yang aplikatif dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Page 3 of 11 | Total Record : 103