cover
Contact Name
Riszqina
Contact Email
prodipeternakan@unira.ac.id
Phone
+6285940333753
Journal Mail Official
maduranch@unira.ac.id
Editorial Address
Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Madura Jl. Raya Panglegur Km 3,5 Pamekasan Phone: (0324) 322231 website: https://fp.unira.ac.id/
Location
Kab. pamekasan,
Jawa timur
INDONESIA
MADURANCH: JURNAL ILMU PETERNAKAN
  • jurnal_peternakan_maduranch
  • Website
Published by Universitas Madura
ISSN : 25283057     EISSN : 28286367     DOI : -
Jurnal MADURANCH merupakan Jurnal Ilmiah yang dikelola oleh Program Studi Peternakan Universitas Madura, memuat artikel tentang kajian-kajian ilmu Pertanian dan peternakan yang diangkat dari hasil penelitian. Jurnal Maduranch terbit setahun 2 kali ( Agustus dan Februari )
Articles 103 Documents
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DI KECAMATAN AMBUNTEN, KABUPATEN SUMENEP Suparno Suparno; Desi Maharani
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 2, No 1 (2017): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.29 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui nilai investasi dalam melakukan usahatani ayam petelur, (2) mengetahui pendapatan usaha tani yang diterima peternak dalam melakukan usahatani ayam ras petelur satu periode pemeliharaan, (3) menganalisis biaya dalam usahatani ayam petelur, (4) menganalisis keuntungan/laba dalam usahatani ayam petelur, (5) menganalisis Break Event Point (BEP) usahatani ayam ras petelur, (6) menganalisis Payback Period (PBP) ) usahatani ayam ras petelur, dan (7) menganalisis ROI pada usahatani ayam ras petelur. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ambunten , Kabupaten Sumenep. Untuk mengetahui kelayakan bisnis peternakan ayam petelur yang berlokasi di Kecamatan Ambunten menggunakan salah satu aspek dalam studi kelayakan bisnis, yaitu aspek ekonomi dan keuangan. Dalam aspek ekonomi dan keuangan yang dianalisa adalah: Investasi, Pendapatan, Biaya, Laba. Untuk dapat menentukan kelayakan bisnis peternakan ayam petelur digunakan analisis ROI, PBP, BEP. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai titik impas atau BEP, Peternak harus mampu menjual produknya sebanyak 31.556 butir per 100 ekor ayam atau sebanyak 1.972 kg bila diasumsikan 1 kg telur sama dengan 16 butir telur. Tingkat pendapatan yang harus dicapai oleh peternakan ayam petelur agar mencapai kondisi BEP adalah sebesar Rp 2.958.882 per 100 ekor ayam per bulan. kelima usaha peternakan ayam petelur di Kecamatan Ambunten dalam penelitian ini termasuk dalam usaha yang layak untuk dijalankan. Hal dapat dilihat dari rata-rata ROI yang dihasilkan yaitu sebesar 49 % dimana nilai ini lebih besar dari tingkat suku bunga bank sebesar 1,15 %. Sedangkan jumlah total investasi yang diperlukanpeternakan ayam ras petelur sebesar Rp 5.041.910.000 dengan jumlah laba sebesar Rp 2.477.961.460 membutuhkan rata-rata jangka waktu 2 tahun 3 bulan untuk menutup keseluruhan biaya investasinya.
UJI ORGANOLEPTIK TERHADAP BERBAGAI BAHAN DASAR NUGGET Selvia Nurlaila; Desi Maharani Agustini; Joko Purdianto
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 2, No 2 (2017): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.848 KB)

Abstract

Nugget adalah suatu bentuk produk daging giling yang dibumbui, kemudian diselimuti oleh perekat tepung (batter ), pelumuran tepung roti (breading ), dan digoreng setengah matang lalu dibekukan untuk mempertahankan mutunya selama penyimpanan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2016 – Juni 2016 di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Madura. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kesenangan terhadap warna, aroma, rasa tekstur dan kekenyalan nugget dilakukan uji organoleptik terhadap 100 (seratus) panelis. Materi penelitian menggunakan macam-macam bahan dasar nugget. Variabel yang diamati meliputi rasa, aroma, warna, tekstur dan kekenyalan nugget. Metode penelitian yang digunakan adalah RAL (3x100) dengan 3 perlakuan yang berbeda yaitu kode A01, B02,dan C03 dalam uji organoleptik dengan 100 kali ulangan, dan dilanjutkan dengan uji BNT (beda nyata terkecil). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan berbagai bahan dasar nugget (P > 0,05) berpengaruh sangat nyata terhadap warna, aroma, rasa, tekstur dan kekenyalan dengan rata-rata berkisar antara 2.47 % - 4,46%. Nugget yang paling disukai adalah nugget A01 dengan bahan dasar daging ayam. Nugget yang disukai oleh konsumen adalah nugget yang berwarna kuning keemasan, beraroma tidak amis, rasa enak, tekstur lembut dan kekenyalan empuk. Kepada produsen nugget agar produk nugget disukai konsumen dan terjual di pasaran untuk memperhatikan tingkat kesenangan konsumen tersebut dan perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang pembuatan nugget dengan bahan dasar lainnya, sehingga pemanfaat daging unggas dapat disenangi oleh semua konsumen. Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai informasi untuk mengembangkan kualitas nugget yang lebih optimal dan disukai konsumen.
PENENTUAN SUHU OPTIMUM PERTUMBUHAN JAMUR TRICHODERMA SP PADA PROSES FERMENTASI BOKASHIPLUS Moh Zali; JOKO PURDIYANTO
MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan Vol 8, No 8 (2011): HAYATI
Publisher : MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.139 KB)

Abstract

BokashiPlus merupakan kombinasi antara bahan organik dan effective microorganisme (EM) dengan jamur patogen Tricoderma sp. Agensi hayati biofungisidaTricoderma sp konidia-biomasa jamur. Fermentasi merupakan salah satu metode pengolahan limbah, dimana metode tersebut bertujuan merubah komposisi dan bentuk bahan menjadi produk yang bermanfaat. Suhu dalam proses fermentasi sangat tergantung dari konsentrasi mikroorganisme yang ditambahkan dalam bahan fermentasi. Rata-rata suhu fermentasi melebihi kadar yang semestinya mikroba berkembang, selebihnya akan mengurangi hasil produk. Sehingga perlu adanya suatu penelitian yang dapat menjadi tolak ukur penentuan pertumbuhan jamur Tricodherma sp dalam proses fermentasi BokashiPlus. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Dasar Teaching Farm Fakultas Pertanian Universitas Madura dan Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit Kabupaten Pamekasan, serta tempat produksi BokashiPlus milik mahasiswa wirausaha di Desa Bukek Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan. Materi penelitian adalah biakan jamur Tricodherma sp dan Bokashi. penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan,selanjutnya data dianalisis menggunakan analisa varian. Hasil pelitian menunjukkan perlakuan suhu yang berbeda terhadap panjang batang (Hifa) Tricodherma sp berbeda sangat nyata. P0 mempunyai nilai tertinggi yang diikuti P1, P2, P3 sebesar sebesar mencapai 4,8 μmm, 2,7 μmm,1,2 μmm dan batang Hifa terpendek mencapai 0,5 μmm. Sedangkan jumlah spora yang bertahan hidup juga menunjukkan berbeda sangat nyata pada P0 memberikan nilai yang lebih tinggi dari perlakuan P1, P2 dan P3 mencapai 143,9 x 106 spora, 81,8 x 103 spora, 39,08 x 10 spora dan spora yang bertahan hidup paling kecil mencapai 1,15 x 10 spora. Daya tumbuh pada media Bokashi memberikan nilai berbeda sangat nyata. P0 mempunyai jumlah spora yang bertahan hidup lebih baik dari P1, P2 dan P3. Pada umur 4 minggu menunjukkan perlakuan P0 jumlah spora yang masih bertahan hidup, mencapai 143,9 x 106 spora, P1 mencapai 81,8 x 103 spora, P2 mencapai 39,08 x 10 spora dan spora yang bertahan hidup paling kecil mencapai 1,15 x 10 spora. Hasil anava menunjukkan, panjang batang (Hifa) Tricodherma sp berbeda sangat nyata (P>0.001). Spora yang bertahan hidup menunjukkan tidak berbeda nyata (P<0.005). Daya tumbuh pada media Bokashi tidak berbeda nyata (P<0.005). Dari hasil penelitian disimpulkan Pertumbuhan spora Tricodherma sp mempunyai kualitas keseimbangan untuk tumbuh dengan baik pada suhu kamar (28°C) media organik yang didukung dengan isolat yang dengan kemampuan berkembang baik antara lain pertumbuhan konidia dan bakal buah spora. 
TATANIAGA SAPI MADURA DI PASAR HEWAN PAKONG KECAMATAN PAKONG KABUPATEN PAMEKASAN Akhmad Yudi Heryadi
MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan Vol 9, No 1 (2012): HAYATI
Publisher : MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1071.202 KB)

Abstract

Pasar hewan Pakong merupakan pasar yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten mempunyai letak yang stategis, yaitu berada di jalur lintas kecamatan yang menghubungkan Kecamatan Pakong, Waru, Batu Bintang, Palengaan dan Galis (Keppo) yang merupakan sentra pasar hewan yang ada di Kabupaten Pamekasan. Pelaksanaan pasar sapi Pakong pada hari minggu pukul 08.00 sampai dengan 15.00 WIB. Proses pemasaran mencakup petani/peternak (produsen), tukang tonton/tegguk (bahasa daerah : buruh pembawa sapi), makelar (blantik), pedagang kecil/besar dan jagal. Rata-rata ternak yang dipasarkan sekitar 150-200 ekor ternak. Sebelah utaraarea penjualan sapi pedet (pembibitan), yaitu di bawah 1,5 tahun untuk memenuhi konsumen peternak, sebelah timur sapi yang mempunyai rata-rata 300 kg (umur > 2,5 tahun), untuk konsumen jagal luar Pulau Madura, sebelah barat sapi dara, induk (betina) dan jantan untuk memenuhi konsumen jagal lokal dan peternak dan sebelah selatansapi sapi yang sudah terjual yang ditambatkan oleh pedagang. Besarnya retribusi pasar per ekor sapi sebesar Rp 5.000. Blantik yang berusaha dalam bidang jasa pemasaran dibantu oleh tukang teguk dan tukang pecut saat menjual sapi, besarnya tarif per ekor antara Rp. 10.000-15.000. Biaya tataniaga ternak per ekor mencapai Rp. 55.000 yang ditanggung langsung oleh peternak. 
PROFITABILITAS USAHA ITIK PEDAGING DI DESA JULUK KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP Akhmad Yudi Heryadi
MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan Vol 10, No 10 (2013): HAYATI
Publisher : MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.298 KB)

Abstract

Usaha peternakan itik semakin diminati sebagai alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat di pedesaan maupun di sekitar perkotaan. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan strategis yang lebih memihak pada usaha peternakan itik, antara lain adalah semakin terpuruknya usaha peternakan ayam ras skala kecil dan munculnya wabah penyakit flu burung yang sangat merugikan peternakan ayam ras maupun ayam kampung. Di samping itu, semakin terbukanya pasar produk itik ikut mendorong berkembangnya peternakan itik di Indonesia. Ternak itik mempunyai beberapa keunggulan, itik memiliki sifat lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan karena tidak terpengaruh iklim, lebih mudah dalam perawatan karena tidak rentan terhadap penyakit, pemeliharaannya lebih organik, tidak memerlukan pakan khusus, dan modal yang diperlukan untuk membuka usaha peternakan itik pun relatif kecil. Penelitian ini dilaksanakan di sentra peternakan itik rakyat di desa Juluk Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep mulai tanggal 01 Juni sampai tanggal 30 Juni 2013. Sampel penelitian yang digunakan sebagai media penelitian adalah peternak itik pedaging dengan pengambilan sampel secara Two Stage Cluster Sampling, yaitu mengambil sampel secara cluster berdasarkan skala pemeliharaan peternak dengan 2 (dua) tahapan atau Two Stage. Usaha ternak itik pedaging di Desa Juluk Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep, diketahui jumlah rata-rata pendapatan bersih usaha tani (NFI) adalah Rp. 3.712.430 (Tiga juta tujuh ratus dua belas ribu empat ratus tiga puluh rupiah), Nilai profitabilitas atau Gross Profit Margin (GPM) adalah = 168,441%, besarnya nilai laba yang memadai dalam usaha tani (ROI) adalah = 37,094% , sedangkan nilai bunga deposito Bank Indonesia (BI) saat penelitian adalah 6,5% pertahun atau 0,7222% per produksi (6,5% /9 kali produksi), atau ROI > nilai bunga deposito bank. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ternak itik pedaging di Desa Juluk Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep mampu menghasilkan laba yang memadai. 
PENGARUH SUPLEMENTASI SODIUM BICARBONATE DALAM PAKAN TERHADAP GAMBARAN HEMATOLOGIS, FREKUENSI NAFAS, DAN PH URIN PADA SAPI PERAH LAKTASI Cintya Naryadita Pratama
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 3, No 1 (2018): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.264 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi jumlah eritrosit, frekuensi nafas, dan pH urin sapi laktasi yang diberi pakan dengan disuplementasi sodium bicarbonate. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah 12 ekor sapi laktasi pada masa laktasi bulan ke 5 dan 6 pada periode ke I dengan bobot badan rata-rata sebesar 389,17 kg (CV 6,94%) dan produksi susu rata-rata sebesar 13,76 l (CV 10,61%). Ternak mendapat perlakuan selama 30 hari, perlakuan yang diberikan berupa T0 (ransum basal + tanpa sodium bicarbonate), T1 (ransum + Sodium bicarbonate 0,8% BK), dan T2 (ransum + Sodium bicarbonate 1% BK). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Parameter yang diukur meliputi jumlah eritrosit, frekuensi nafas, dan pH urin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh nyata (P>0,05) dari sodium bicarbonate terhadap jumlah eritrosit, frekuensi nafas, dan pH urin. Kesimpulan yang diperoleh yaitu, suplementasi sodium bicarbonate mencapai taraf 1% dari jumlah pakan tidak menghambat sintesis eritosit maupun metabolisme ternak.
AKTIVITAS HARIAN DAN DETEKSI STRES PADA SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) DAILY ACTIVITIES AND DETECTION OF STREE ON PO CATLE BY MEASUREMENT OF CORTISOL HORMONE LEVELS Jauhari Efendy
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 3, No 2 (2018): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.239 KB) | DOI: 10.53712/maduranch.v3i2.443

Abstract

The study aims to observe behavior and stress levels to PO cattles in group housing of "Balitbangtan Model". Materials research using 72 PO cattles are placed in group housing which is divided into 12 blocks each measuring 3 x 6 meters. Techniques of data collection is done through behaviour observation outside the housing for 24 hours using intermittent method. Blood sampling conducted in the morning starting at 08:30 up to 9:30 am for six days using venoject tube through the jugular vein in the neck of the cattle. Activities stand the daily behaviour of the dominant bulls performed (60.21%) and cows (51.40%) during the day on all treatments. Activities carried out by livestock lying on all treatments in time almost equally well at day or night. Sleep activity is only done at night with long time percentage of 44.15% in bulls and 29.27% in cows. The average levels of the PO cattle cortisol in each treatment was not significantly different, respectively 21.39 ng / mL and 36.48 ng / mL. Based on observations per individual, there are 10 heads that had cortisol levels above normal; of that number 6 tails are in the extreme category (above 80 ng / mL) so that it can be categorized that animals are stressed high enough
TINGKAT EFESIENSI RANSUM DENGAN PENGGUNAAN CACING TANAH (Lumbricusrubellus) SEBAGAI BAHAN PAKAN NON KONVENSIONAL SUMBER PROTEIN TERHADAP PERFORMANS AYAM BROILER Suhartina Suhartina
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 3, No 2 (2018): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.047 KB) | DOI: 10.53712/maduranch.v3i2.448

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efesiensi ransum dengan penggunaan cacing tanah (Lumbricus rubellus) sebagai bahan pakan non konvensional sumber protein terhadap performans ayam broiler.  Materi penelitian menggunakan 100 ekor ayam broiler, tepung cacing tanah, dan pakan broiler BP11.  Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan yaitu :  P0 = (kontrol) 100% BP11, P1 = 98% BP11 + 2% cacing tanah, P2 = 96% BP11 + 4% cacing tanah, P3 = 94% BP11 + 6% cacing tanah, P4 = 92 BP 11 + 8% cacing tanah. Variabel yang diamati meliputi tingkat konsumsi ransum, pertambahan berat badan, konversi ransum dan efesiensi ransum. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan tepung cacing tanah  berpengaruh  nyata (P ˃0,05) terhadap tingkat konsumsi ransum dan pertambahan berat badan (P˃0,01), sedangkan untuk konversi ransum berpengaruh baik pada Perlakuan 1 (P1).  Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai informasi untuk mengembangkan penggunaan  cacing tanah sebagai bahan pakan non konvensional sumber protein.
SURVEI PERMASALAHAN INSEMINASI BUATAN (IB) TERNAK SAPI DI KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI Bustami Bustami
Maduranch : Jurnal Ilmu Peternakan Vol 6, No 1 (2021): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.701 KB) | DOI: 10.53712/maduranch.v6i1.1070

Abstract

Program Inseminasi buatan (IB) di Kabupaten Bungo berkembang di daerah-daerah eks transmigrasi yaitu Kecamatan Kuamang Kuning dan kecamatan Jujuhan Ilir. Telah dilakukan pengkajian tentang profil dan permasalahan IB ternak sapi pada bulan Juli 2012. Metode pengkajian dilakukan secara survey dan pengamatan/pemeriksaan secara palpasi. Hasil pengkajian menunjukan .Pelaksanaan IB yang dilaksanakan adalah pada peternak dengan sistem pemeliharaan yang intensif yaitu ternak dikandangkan sepanjang waktu, pemberian pakan cut and carry, pakan tambahan adalah ampas tahun. Adapun semen beku/strawyang digunakan adalah subsidi Pemerintah yang didistribusikan langsung kepada masing- masing pos IB, kondisi straw masih layakuntuk digunakan.((PTM > 40%). Permasalahan reproduksi muncul setelah beranak pertama yaitu anestrus atau birahi tersembunyi,hingga mencapai 6-8 bulan.service perconseption 4 – 5 kali, prolapsus dan distokia terjadi pada induk sapi Bali,.Persepsi peternak terhadap masalah lamanya birahi kembali 90 % menyadarinya.Maka dari itupeternak yang mempunyai Induk sapi Bali memilih pejantan Simental60 %,Bali 30 % Angus/brangusdan 5 %. Limosin 5 %. Ketersediaan semen Sapi Bali di semua pos IB yang dikunjungi sangat terbatas sebulan maksimal hanyal10 dosis, sehingga peternak hanya memilih jenis sapi eksotik. Peternak yang mempunyai Induk sapi simental, 40 % memilih pejantan Limosin dan 60 % memilih Simental. Dengan demikian peternak menyadari dengan pilihan pejantan yang akan diinseminasidisesuaikan dengan kondisi induk.
KUALITAS FISIK DAN KUALITAS KIMIA UMB (UREA MOLASES BLOCK) YANG DIBERI ISI RUMEN SAPI PADA MASA SIMPAN YANG BERBEDA Mohammad Syafari; Nurul Hidayati; Malikah Umar
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 7, No 1 (2022): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.707 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan juni sampai agustus 2021 yang berlokasikan di laboratorium Kimia Dasar Fakultas Pertanian Universitas Madura. Jl Raya Panglegur KM. 3,5 Pamekasan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini dilakukan menggunakan analisis statistik deskriptif yang diukur pada penelitian ini meliputi ratarata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum. Dengan 6 perlakuan 5 ulangan dengan susunan sebagai berikut P0 : UMB isi rumen sapi tanpa disimpan, P1 : UMB isi rumen sapi penyimpanan 7 hari, P2 : UMB isi rumen sapi penyimpanan 14 hari, P3 : UMB isi rumen sapi penyimpanan 21 hari, P4 : UMB isi rumen sapi penyimpanan 28 hari, P5 : UMB isi rumen sapi penyimpanan 35 hari. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif masa simpan UMB yang diberi isi rumen sapi dapat berpengaruh terhadap kualitas fisik UMB meliputi : warna, aroma, dan tekstur. Pada panyimpana yang terlalu lama dapat merubah kualitas warna dan aroma. Pada perlakuan P4 dan P5 sudah mengalami perubahan warna dan aroma dengan lama penyimpanan 28 hari sampai 35 hari. Sedangkan pada kualitas kimia, Masa simpan UMB yang diberi isi rumen sapi dapat berpengaruh terhadap kualitas kimia UMB meliputi : lemak kasar, protein kasar, serat kasar, dan kadar air. Semakin lama penyimpanan kandungan lemak kasar, protein kasar,dan serat kasar semakin tinggi. Sedangkan pada kualitas kadar air semakin menurun Sehingga UMB isi rumen sapi yang paling baik dapat disimpan selama 21 hari

Page 4 of 11 | Total Record : 103