Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PENELITIAN PERUBAHAN WARNA DAN ETILEN SELAMA PEMERAMAN DAUN TEMBAKAU KULTIVAR MADURA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP MUTU TEMBAKAU RAJANGAN JOKO PURDIYANTO
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 7, No 3 (2001): September, 2001
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v7n3.2001.93-97

Abstract

Colour alternation and et/tylene changes during ripening tobacco leaves cultivar Madura and its effect to the quality of slice Madura tobaccoThe colour change and elhylene production in the leaves of Madura tobacco (Nicotiana tabacum) during ripening was studied at "Labora¬ torium Biokimia Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Universitas Gadjahmada Yogyakata" and "Laboratorium Inti dan Atom Jurusan I'isika, FMIPA Universitas Gadjahmada Yogyakata". The change of colour was measured with Chrommameter CR-200. while the production of ethylcne, ACC (1-aminocyclopropanc-l-carboxylic acid) and MACC (malonyl-ACC) were measured with Photoaccuslic Spectroscopy, from the sample of 100 kg tobacco leaves cv. Jepon grown from April to September 1995 in Plakpak, Pcgantenan, Pamekasan, East Java. The experiment was designed as a completely randomized design in three replicates. The leaves samples were taken randomly from the mature middle leaves Results showed that endogenous ethylcne production al the irst day al a level of 169 ppb. was able to initiate ripening. Conversion percentage of ACC to ethylcne for 8 days ripening increased from 7.7 up lo 61.4 %. F tests least signiicantly different (1%). showed that yellow intensity signiicantly increased on the second day. This indicated thai ripening process was stated on the second day. On the other hand green intensity significantly decreased at the ifth day, thus no chlorophyl degradation. Brightness was signiicantly observed on Ihe third day of ripening, meaning that ripening stated on the third day. Based on the three criteria, the best ripening period was from the third lo the ilth day. This implies that the farmers will have three day periods of ripening which can be arranged to overcome the shotage of man power for slicing the leaves.
Hubungan Bobot Hidup dan Bobot Karkas Sapi Madura Malikah Umar; Selvia Nurlaila; Joko Purdiyanto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 7, No 3 (2020): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.45 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v7i3.8712

Abstract

ASBTRAKKarkas merupakan bagian dari ternak yang telah disembelih yang terdiri dari daging dan tulang, tanpa kepala, kaki, kulit dan jeroan. Berat karkas yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh perlakuan ternak sebelum dipotong.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan bobot hidup terhadap bobot karkas, rasio karkas sapi madura terhadap bobot hidupnya, dan memperoleh formulasi pendugaan bobot karkas berdasarkan bobot hidup. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan dengan menggunakan 50 ekor sapi yang dipotong di tempat pemotongan tersebut. Metode penelitian menggunakan metode observasi. Variabel yang diukur pada penelitian ini meliputi bobot hidup dan bobot karkas sapi madura. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara menimbang sapi yang akan menjadi sampel untuk memperoleh bobot hidup. Data dianalisis dengan menggunakan analisis persamaan regresi linier dan korelasi dengan menggunakan microsoft excel for Windows 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot hidup memiliki hubungan yang erat dengan bobot karkasnya dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0.889 dan persamaan regresi linier y = 0,4716x + 12,295 dengan bobot karkas mencapai 143,0 kg (52,14%) dengan bobot hidup rata-rata 275 kg.  Bobot hidup dapat digunakan untuk memprediksi bobot karkas pada sapi Madura.Kata Kunci:  bobot karkas, bobot hidup, estimasi, sapi madura  ABSTRACTThe carcass is part of cattle that have been slaughtered consisting of meat and bones, without head, legs, skin, and viscera. The carcass weight obtained is strongly influenced by the treatment of livestock before slaughter. This study aims to determine the relationship of life weight to carcass weight, the ratio of the carcass to live weight, and to obtain a formulation of carcass weight estimation based on the life weight of madura cattle. The study was conducted in Waru District Pamekasan Regency using 50 madura cattle. The survey method was used in this study. The variables measured in this study include life weight and carcass weight of Madura cattle. For data collection, cattle were weighed to obtain life weight.  Data were analyzed using linear regression equations and correlations using the Microsoft Excel for Windows 2010.  The results showed that life weight had a close relation with carcass weight with a coefficient of determination of 0.889 and linear regression equation y = 0.4716x + 12.295 on carcass weight reached 143.0 kg (52.14%) with an average body weight of 275. Live weight can be used to predict carcass weight in Madura cattle.Keywords: carcass weight, estimation, life weight, madura cattle 
PENGARUH LAMA SIMPAN TELUR ITIK TERHADAP PENURUNAN BERAT, INDEKS KUNING TELUR (IKT), DAN HAUGH UNIT (HU). Joko Purdiyanto
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 3, No 1 (2018): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.852 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan kualitas telur itik yang disimpan pada suhu kamar yang meliputi penurunan  berat, penurunan indeks kuning telur (IKT), dan penurunan nilai haugh unit (HU). Telur yang digunakan dalam penelitian ini adalah telur itik segar yang berumur 1 hari sebanyak 45 butir yang berasal dari peternak telur itik, dilakukan sortasi dari bentuk dan ukuran yang hampir sama. Sebelum disimpan telur itik terlebih dahulu dibersihkan dengan kain basah,  diberi label dan  disimpan  pada suhu ruang ± 27 0C. Data primer yang diambil adalah : suhu ruang, berat telur, tinggi kuning telur, diameter kuning telur, tinggi putih telur tebal, dan diameter putih telur. Data yang diperoleh disajikan dalam grafik untuk mengetahui tingkat penurunan masing-masing parameter yang diukur. Berdasarkan hasil penelitian, penyimpanan telur itik pada suhu 27 °C selama 35 hari akan mengalami penurunan berat sebesar 8.01 %. Indeks kuning telur, maka telur itik yang disimpan selama 20 melebihi 20 hari, maka nilai indeks kuning telurnya < 0.3 yang merupakan nilai indeks kuning telur dibawah rata-rata telur segar, hal ini menunjukkan bahwa telur sudah mengalami penurunan kualitas. Dan jika dilihat dari nilai haugh unitnya, dapat dijelaskan bahwa telur itik yang disimpan selama 10 hari masih dalam kualitas A, dan telur dengan lama penyimpanan sampai 20 hari termasuk dalam kualitas B, sedangkan telur yang disimpan setelah 20 hari termasuk telur dalam kelompok kualitas C.
EVALUASI KUALITAS DENDENG YANG BEREDAR DI PASARAN KABUPATEN PEMEKASAN DENGAN METODA UJI SENSORIS Joko Purdiyanto
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 1, No 1 (2016): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.012 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas dendeng yang paling diminati oleh konsumen di Kabupaten Pamekasan, sehingga dapat dipakai sebagai pedoman bagi para pengusaha dendeng untuk pengembangan produk olahannya. Sampel berupa dendeng dari berbagai merek yang dibeli di Toko Swalayan atau Pasar yang ada di Kabupaten Pamekasan. Dendeng hasil pembelian di pasaran, digoreng dan disajikan dalam cawan untuk dilakukan uji sensoris di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Madura. Jumlah Responden sebanyak 100 orang. Variabel yang dinilai :Tekstur, Warna, Rasa, dan Aroma. Pengujian Sensoris dengan menggunakan Metoda Hedonic Scale Test, masing-masing merek dendeng diberi kode dengan tiga angka untuk dilakukan penilaian. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisa sidik ragam atau Analisa Varians (Anova) serta dilanjutkan dengan Uji Rentang Newman-Keuls. Dendeng yang disukai konsumen di Kabupaten Pamekasan adalah dendeng yang berwarna coklat bersih, beraroma sedap, berasa manis dengan tekstur tidak keras.
EVALUASI KUALITAS DENDENG YANG BEREDAR DI PASARAN KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODA UJI SENSORIS Joko Purdiyanto
MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan Vol 9, No 1 (2012): HAYATI
Publisher : MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.438 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 18 sampai 23 Juni 2012 di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas madura. Bahan yang digunakan adalah enam merek dendeng sapi yang beredar di pasaran Kabupaten pamekasan, yaitu Dendeng Camilan Madura 1 (kode 374), Dendeng Camilan Madura 2 (kode 168), Dendeng Jamila (kode 374), Dendeng Kultum (kode 513), Dendeng SAE (kode 231) dan Dendeng Pangestu (kode 625). Untuk mengetahui tingkat kesenangan terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur (tingkat kekerasan) dilakukan pengujian sensoris terhadap 100 (seratus) panelis, dengan metoda Hedonic Scale Test.Dengan menggunakan Uji Rentang Newman-Keuls dengan hasil sebagai berikut: Ada perbedaan yang sangat nyata warna dendeng dengan kode 231, 513, 625 dengan 452, 374, 168. Sedangkan dendeng dengan kode 231,513,625 tidak berbeda nyata dan dendeng dengan kode 452,374,168 juga tidak berbeda nyata. Uji sensoris terhadap aroma terdapat perbedaan yang sangat nyata nyata aroma dendeng dengankode 231, 625 dengan 168, 513, 374. Sedangkan dendeng dengan kode 231, 625 tidak berbeda nyata , dendengdengan kode 452 tidak berbeda nyata, dan dendeng dengan kode168, 513, 374 juga tidak berbeda nyata. Uji sensoris terhadap rasa terdapat perbedaan yang sangat nyata rasa dendeng dengan kode 513, 231, 625 dengan 168, 374, 452. Sedangkan dendeng dengan kode 513, 231, 625 tidak berbeda nyata, dan dendeng dengan kode 168, 374, 452 juga tidak berbeda nyata. Uji sensoris terhadap tekstur (tingkat kekerasan) terdapat perbedaan yang sangat nyata tekstur dendang dengan kode 168, 625, 513 dengan 452, 374, 231. Sedangkan dendeng dengan kode 168, 625, 513 tidak berbeda nyata, dan dendeng dengan kode 452, 374, 231 juga tidak berbeda nyata. Dendeng yang disenangi konsumen adalah dendeng yang memiliki spesifikasi: warna coklat bersih, aroma sedap tidak mencolok, rasa manis dan tekstur lunak. Diharapkan kepada produsen, agar produk dendengnya dapat diterima oleh konsumen maka persyaratan serta spesifikasi tersebut dapat dijadikan pedoman. 
UJI ORGANOLEPTIK TERHADAP BERBAGAI BAHAN DASAR NUGGET Selvia Nurlaila; Desi Maharani Agustini; Joko Purdianto
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 2, No 2 (2017): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.848 KB)

Abstract

Nugget adalah suatu bentuk produk daging giling yang dibumbui, kemudian diselimuti oleh perekat tepung (batter ), pelumuran tepung roti (breading ), dan digoreng setengah matang lalu dibekukan untuk mempertahankan mutunya selama penyimpanan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2016 – Juni 2016 di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Madura. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kesenangan terhadap warna, aroma, rasa tekstur dan kekenyalan nugget dilakukan uji organoleptik terhadap 100 (seratus) panelis. Materi penelitian menggunakan macam-macam bahan dasar nugget. Variabel yang diamati meliputi rasa, aroma, warna, tekstur dan kekenyalan nugget. Metode penelitian yang digunakan adalah RAL (3x100) dengan 3 perlakuan yang berbeda yaitu kode A01, B02,dan C03 dalam uji organoleptik dengan 100 kali ulangan, dan dilanjutkan dengan uji BNT (beda nyata terkecil). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan berbagai bahan dasar nugget (P > 0,05) berpengaruh sangat nyata terhadap warna, aroma, rasa, tekstur dan kekenyalan dengan rata-rata berkisar antara 2.47 % - 4,46%. Nugget yang paling disukai adalah nugget A01 dengan bahan dasar daging ayam. Nugget yang disukai oleh konsumen adalah nugget yang berwarna kuning keemasan, beraroma tidak amis, rasa enak, tekstur lembut dan kekenyalan empuk. Kepada produsen nugget agar produk nugget disukai konsumen dan terjual di pasaran untuk memperhatikan tingkat kesenangan konsumen tersebut dan perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang pembuatan nugget dengan bahan dasar lainnya, sehingga pemanfaat daging unggas dapat disenangi oleh semua konsumen. Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai informasi untuk mengembangkan kualitas nugget yang lebih optimal dan disukai konsumen.
PENENTUAN SUHU OPTIMUM PERTUMBUHAN JAMUR TRICHODERMA SP PADA PROSES FERMENTASI BOKASHIPLUS Moh Zali; JOKO PURDIYANTO
MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan Vol 8, No 8 (2011): HAYATI
Publisher : MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.139 KB)

Abstract

BokashiPlus merupakan kombinasi antara bahan organik dan effective microorganisme (EM) dengan jamur patogen Tricoderma sp. Agensi hayati biofungisidaTricoderma sp konidia-biomasa jamur. Fermentasi merupakan salah satu metode pengolahan limbah, dimana metode tersebut bertujuan merubah komposisi dan bentuk bahan menjadi produk yang bermanfaat. Suhu dalam proses fermentasi sangat tergantung dari konsentrasi mikroorganisme yang ditambahkan dalam bahan fermentasi. Rata-rata suhu fermentasi melebihi kadar yang semestinya mikroba berkembang, selebihnya akan mengurangi hasil produk. Sehingga perlu adanya suatu penelitian yang dapat menjadi tolak ukur penentuan pertumbuhan jamur Tricodherma sp dalam proses fermentasi BokashiPlus. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Dasar Teaching Farm Fakultas Pertanian Universitas Madura dan Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit Kabupaten Pamekasan, serta tempat produksi BokashiPlus milik mahasiswa wirausaha di Desa Bukek Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan. Materi penelitian adalah biakan jamur Tricodherma sp dan Bokashi. penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan,selanjutnya data dianalisis menggunakan analisa varian. Hasil pelitian menunjukkan perlakuan suhu yang berbeda terhadap panjang batang (Hifa) Tricodherma sp berbeda sangat nyata. P0 mempunyai nilai tertinggi yang diikuti P1, P2, P3 sebesar sebesar mencapai 4,8 μmm, 2,7 μmm,1,2 μmm dan batang Hifa terpendek mencapai 0,5 μmm. Sedangkan jumlah spora yang bertahan hidup juga menunjukkan berbeda sangat nyata pada P0 memberikan nilai yang lebih tinggi dari perlakuan P1, P2 dan P3 mencapai 143,9 x 106 spora, 81,8 x 103 spora, 39,08 x 10 spora dan spora yang bertahan hidup paling kecil mencapai 1,15 x 10 spora. Daya tumbuh pada media Bokashi memberikan nilai berbeda sangat nyata. P0 mempunyai jumlah spora yang bertahan hidup lebih baik dari P1, P2 dan P3. Pada umur 4 minggu menunjukkan perlakuan P0 jumlah spora yang masih bertahan hidup, mencapai 143,9 x 106 spora, P1 mencapai 81,8 x 103 spora, P2 mencapai 39,08 x 10 spora dan spora yang bertahan hidup paling kecil mencapai 1,15 x 10 spora. Hasil anava menunjukkan, panjang batang (Hifa) Tricodherma sp berbeda sangat nyata (P>0.001). Spora yang bertahan hidup menunjukkan tidak berbeda nyata (P<0.005). Daya tumbuh pada media Bokashi tidak berbeda nyata (P<0.005). Dari hasil penelitian disimpulkan Pertumbuhan spora Tricodherma sp mempunyai kualitas keseimbangan untuk tumbuh dengan baik pada suhu kamar (28°C) media organik yang didukung dengan isolat yang dengan kemampuan berkembang baik antara lain pertumbuhan konidia dan bakal buah spora. 
PENELITIAN PERUBAHAN WARNA DAN ETILEN SELAMA PEMERAMAN DAUN TEMBAKAU KULTIVAR MADURA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP MUTU TEMBAKAU RAJANGAN JOKO PURDIYANTO
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 7, No 3 (2001): September, 2001
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v7n3.2001.93-97

Abstract

Colour alternation and et/tylene changes during ripening tobacco leaves cultivar Madura and its effect to the quality of slice Madura tobaccoThe colour change and elhylene production in the leaves of Madura tobacco (Nicotiana tabacum) during ripening was studied at "Labora¬ torium Biokimia Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Universitas Gadjahmada Yogyakata" and "Laboratorium Inti dan Atom Jurusan I'isika, FMIPA Universitas Gadjahmada Yogyakata". The change of colour was measured with Chrommameter CR-200. while the production of ethylcne, ACC (1-aminocyclopropanc-l-carboxylic acid) and MACC (malonyl-ACC) were measured with Photoaccuslic Spectroscopy, from the sample of 100 kg tobacco leaves cv. Jepon grown from April to September 1995 in Plakpak, Pcgantenan, Pamekasan, East Java. The experiment was designed as a completely randomized design in three replicates. The leaves samples were taken randomly from the mature middle leaves Results showed that endogenous ethylcne production al the irst day al a level of 169 ppb. was able to initiate ripening. Conversion percentage of ACC to ethylcne for 8 days ripening increased from 7.7 up lo 61.4 %. F tests least signiicantly different (1%). showed that yellow intensity signiicantly increased on the second day. This indicated thai ripening process was stated on the second day. On the other hand green intensity significantly decreased at the ifth day, thus no chlorophyl degradation. Brightness was signiicantly observed on Ihe third day of ripening, meaning that ripening stated on the third day. Based on the three criteria, the best ripening period was from the third lo the ilth day. This implies that the farmers will have three day periods of ripening which can be arranged to overcome the shotage of man power for slicing the leaves.
Pemberdayaan Kelompok Wanita Mawar Melalui Teknologi Pengolahan Produk Ayam Pedaging Selvia Nurlaila; Joko Purdiyanto; Malikah Umar; Bambang Kurnadi
Jurnal ABM Mengabdi Vol 8 No 1 (2021): Juli
Publisher : STIE Malangkucecwara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31966/jam.v8i1.856

Abstract

Pelaksanaan Program pengabdian kepada masyarakat dapat memberikan informasi, teknologi dan penerapannya dengan harapan adanya program ini dapat meningkatkan pendapatan ekonomi kelompok wanita Mawar serta bisa berkompetisi dengan menghasilkan produk berdaya jual tinggi dan dapat memasarkannya. Desa Bukek merupakan salah satu Desa di Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan. Mayoritas pekerjaan masyarakat adalah bertani dan beternak. Rata-rata pendapatannya diperoleh melalui kepala keluarga, dan kebanyakan ibu rumah tangga tidak memiliki pekerjaan. Komoditas ternak yang dipelihara antara lain sapi, kambing, domba, kelinci, ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging dan itik. Dalam pemeliharaan tidak jarang perempuan mengambil alih pekerjaan ini. Produksi ayam pedaging menjadi salah satu produk ternak unggas di wilayah ini. Awalnya mereka kurang menyukai mengkonsumsi daging ayam ras namun seiring pengetahuan yang mereka dapatkan akan gizi ayam pedaging timbul keinginan untuk mengetahui cara pengolahan produk ayam pedaging ini sehingga semua produk dari ayam pedaging dan hasil ikutannya menjadi produk yang mempunyai nilai jual tinggi.
Peningkatan SDM dan Ekonomi Rumah Tangga Kelompok Wanita Tani Mawar Desa Bukek Tlanakan Kabupaten Pamekasan Selvia Nurlaila; Bambang Kurnadi; Joko Purdiyanto
Darmabakti : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 2 No 2 (2021): Darmabakti : Junal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Lembaga Peneliian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Madura (UIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31102/darmabakti.2021.2.2.77-84

Abstract

Program pengabdian kepada masyarakat dapat memberikan informasi, teknologi dan penerapannya, dengan harapan adanya program ini dapat meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga pada kelompok wanita Mawar. Kegiatan dalam pengabdian ini berbentuk Kegiatan Pembinaan, pembelajaran dan pelatihan terhadap anggota Kelompok Wanita Mawar yang meliputi: pemberian materi dengan metode ceramah dan tanya jawab, praktek pembuatan pupuk organik dan pestisida, dan praktek budidaya sayuran organik. Kegiatan ini meliputi tiga tahap, yaitu: tahap perencanaan kegiatan dengan mengundang anngota kelompok wanita tani mawar, selama proses kegiatan ditujukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, pemahaman para peserta pelatihan disertai umpan balik berupa pertanyaan-pertanyaan dari para peserta yang telah mendapatkan transfer pengetahuan terkait sistem pertanian organik, serta tahap akhir kegiatan dengan mengukur keberhasilan dari seluruh program pelatihan. Hasil pengabdian kepada masyarakat direspon sangat baik oleh para anggota. Program ini sangat baik dalam memberikan peningkatan pendapatan rumah tangga dan menunjang program pemberdayaan anggota kelompok wanita mawar dalam memafaatkan pekarangan.