cover
Contact Name
Muhammad Syahrir
Contact Email
syahrir_gassa@yahoo.com
Phone
+6275172201
Journal Mail Official
sofyan@kemenperin.go.id
Editorial Address
http://litbang.kemenperin.go.id/jli/about/editorialTeam
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Litbang Industri
Core Subject : Science,
Jurnal Litbang Industri (JLI) is a scientific journal published regularly twice a year in June and December. JLI contains primary articles or reviews are sourced directly from results of industrial research such as processing of agricultural products, food processing, fishing industry, mining industry, industrial standardization, and pollution control. All submissions are reviewed by qualified reviewers in their field.
Articles 213 Documents
Reduksi pencemar limbah cair industri tahu dengan tumbuhan melati air (Echinodorus palaefolius) dalam sistem kombinasi constructed wetland dan filtrasi Monik Kasman; Anggrika Riyanti; Salmariza Sy; Muhammad Ridwan
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.213 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i1.3832.39-46

Abstract

Tofu industry wastewater contains high organic material which reduces dissolved oxygen, contaminates water, and odor that potentially contaminates and pollutes receiving surface water. Constructed wetland is one of the recently proven efficient technologies for wastewater treatment. This is due to vegetation diversity. Constructed wetland systems have been developed using water jasmine plants combined with filtration systems for the reduction of BOD, TSS, and oil and grease in tofu wastewater as a function of detention time. Detention times were varied at 5, 7, 9, 11, 13, and 15 days. The results revealed that the reduction of BOD, TSS, and oil and grease was influenced by detention time. The reduction efficiency of BOD, TSS, and oil and grease decreased with increasing the detention time. The combined system of constructed wetland and filtration using water jasmine plants effectively reduces the pollution parameters in tofu industry wastewater with a reduction efficiency for BOD, TSS, and oil and greasel of 52-95%, 45-67%, and 59-78% respectively with concentration of 97 mg/L, 40 mg/L, and 4.2 mg/L at the detention time of 15 days. This results fulfill the requirement of the liquid waste standard according to the Minister of Environment Regulation No. 5 year 2014.AbstrakLimbah cair industri tahu mengandung bahan organik tinggi yang dapat menurunkan oksigen terlarut, mengotori, dan menimbulkan bau menyengat sehingga berpotensi mencemari perairan penerima. Constructed wetland merupakan salah satu teknologi pengolahan limbah cair yang efisien, efektif, dan tepat guna karena menggunakan keragaman vegetasi. Penelitian sistem constructed wetland menggunakan tanaman melati air (Echinodorus palaefolius) yang dikombinasikan dengan sistem filtrasi bertujuan untuk penurunan pencemar BOD, TSS, dan minyak lemak dalam limbah cair industri tahu sebagai pengaruh variasi waktu detensi. Waktu detensi meliputi 5, 7, 9, 11, 13, dan 15 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reduksi pencemar BOD, TSS, dan minyak lemak dipengaruhi oleh waktu detensi. Efisiensi reduksi BOD, TSS, dan minyak lemak meningkat dengan bertambahnya waktu detensi. Sistem kombinasi constructed wetland dan filtrasi menggunakan tumbuhan melati air efektif mereduksi parameter pencemar limbah cair industri tahu dengan efisiensi reduksi untuk BOD, TSS, dan minyak lemak berturut-turut 52-95%, 45-67%, dan 59-78% dengan konsentrasi 97 mg/L, 40 mg/L dan 4,2 mg/L pada waktu detensi 15 hari. Hasil ini mememenuhi baku mutu limbah cair industri tahu sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun  2014.
Upaya mengatasi cacat produksi botol kemasan air 600 ml dengan metode Statistical Process Control Mahros Darsin; Mochamad Asrofi; Joni Anggianto; Soesatijono Soesatijono
Jurnal Litbang Industri Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1774.581 KB) | DOI: 10.24960/jli.v10i2.6139.129-137

Abstract

This research aim is to find out the type of defects in production process of 600 ml bottle water at PT TIB Jember, then some attempts to resolve the problem. The p-chart of Statistical Process Control was employed. The control chart in September 2019 shown that some data beyond the ultimate control limit (UCL). The defects were categorized into three: whitening, deviate form, and broken. The Pareto chart revealed that the aforementioned defects were 59.7%, 26.36% and 15.07% respectively. By using the fishbone diagram some root cause of the defects were found. First, the unstable workplace temperature which disturbs the preform melting process prior to blowing, therefore causing whitening the bottle. Second, the heater which is often turned off while processing that caused deviate form. The frequently turned off the heater was caused by cracked-damage along with the hoses of overdue. Some suggestions were given, one of them was replacing the hoses by the new ones. The new control chart in October 2019 showed that all data within the limits following the replacement of the hose. It also reduced the rate of the defect by 0.19% from 0.74% to 0.55%.
Effect of Organic Waste Concentration on Reactor Performance in Anaerobic Co-Fermentation of Wastewater of Tofu Industry and Organic Solid Waste Sofyan Sofyan; Salmariza Salmariza
Jurnal Litbang Industri Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.352 KB) | DOI: 10.24960/jli.v5i1.660.13-22

Abstract

Fuel crisis of oil and gas that are faced currently requires a thought to look for an alternative energy. The objective of this study was to observe the effect of organic waste addition on reactor performance and to increase the production of biogas as an alternative renewable energy. The wastewater used was the wastewater from agglomeration of soy pulp in tofu industry, while the solid waste used was a mixture of organic waste from household and market waste. The study was conducted by fermenting the wastewater and organic waste together with sample volume 300 ml. The reactors were operated semi-continuously with substrate feeding every two weeks. The treatment used in this study were mass comparison of organic waste and wastewater (0:100)%; (5:95)%; (10:90)%; (20:80)%; (30:70)%; and (40:60)%. The results showed that the addition of organic waste affected the reactor performance and the amount of biogas produced. Anaerobic co-fermentation of wastewater from tofu industry and organic waste produced biogas more than fermentation of wastewater without organic waste. The highest amount of biogas was obtained in the treatment of organic waste addition as much as 30% with average volume of biogas was 728 ml in steady state condition.ABSTRAKKrisis bahan bakar minyak dan gas yang dihadapi saat ini memerlukan pemikiran untuk mencari energi alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh penambahan sampah organik terhadap kinerja reaktor anaerobik dan meningkatkan produksi biogas sebagai salah satu energi alternatif terbarukan. Limbah cair yang digunakan adalah limbah cair dari penggumpalan bubur kedelai pada industri tahu, sedangkan sampah organik yang digunakan adalah gabungan sampah organik dari rumah tangga dan sampah pasar. Penelitian dilakukan dengan mendigestasi limbah cair industri tahu dan sampah organik secara bersama-sama dalam reaktor anaerobik dengan volume sampel 300 ml. Reaktor dioperasikan secara semi kontinyu dengan pengumpanan substrat setiap dua minggu sekali. Perlakuan yang dilakukan adalah perbandingan massa sampah organik dan limbah cair yaitu (0:100)%; (5:95)%; (10:90)%; (20:80)%; (30:70)%; dan (40:60)%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan sampah organik mempengaruhi kinerja reaktor dan jumlah biogas yang dihasilkan. Fermentasi anaerobik limbah cair industri tahu dan sampah organik menghasilkan biogas lebih banyak dibandingkan dengan fermentasi limbah cair industri tahu tanpa sampah organik. Jumlah biogas terbanyak diperoleh pada perlakuan penambahan sampah organik 30% dengan volume biogas rata-rata 728 ml pada kondisi tunak.
Algoritma ant-lion optimizer untuk meminimasi emisi karbon pada penjadwalan flow shop dependent sequence set-up Dana Marsetiya Utama; Teguh Baroto; Dewi Maharani; Fathiha Raudhatul Jannah; Ricca Andhini Octaria
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.468 KB) | DOI: 10.24960/jli.v9i1.4775.69-78

Abstract

Industri manufaktur akhir-akhir ini dituntut untuk memperhatikan isu lingkungan. Pemakaian energi pada produksi umumnya menghasilkan emisi karbon. Emisi karbon ini menjadi permasalahan di lingkungan. Untuk mengurangi pemakaian emisi karbon, penelitian ini menggabungkan metode penjadwalan dan emisi karbon sebagai solusi dalam masalah lingkungan. Kasus pada artikel ini adalah flow shop dependent sequence set-up. Jurnal ini mengusulkan algoritma baru Ant Lion Optimizer (ALO) yang terinspirasi oleh alam untuk meminimasi emisi karbon. Beberapa percobaan numerik dilakukan untuk mengetahui parameter terbaik dari Algoritma ALO. Untuk menguji keefektifan dari algoritma, Algoritma ALO ini dibandingkan dengan beberapa algoritma populer saat ini. Hasil percobaan numerik menunjukan algoritma ALO efektif untuk meminimasi emisi karbon.ABSTRACTManufacture industry recently is required to pay attention of enviromental issue. The use of energy in production generally produces carbon emissions. This carbon emission is a problem in the environment. This study combines scheduling methods and carbon emissions as a solution to environmental issues to reduce the use of carbon emissions. The case in this article is the flow shop dependent sequence set-up. This journal proposes a new Ant Lion Optimizer (ALO) algorithm inspired by nature to minimize carbon emissions. Several numerical experiments were conducted to determine the best parameters of the ALO algorithm. This ALO algorithm is compared with several popular algorithms today. The numerical experiment results show that the ALO algorithm is useful for minimizing carbon emissions.
Studi Penentuan Difusivitas Panas Mangga Arummanis Terproses Minimal Lamhot P Manalu; Amos Lukas; Gustri Yeni
Jurnal Litbang Industri Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.965 KB) | DOI: 10.24960/jli.v2i2.607.107-113

Abstract

The important limitation in process design for agricultural products is the lack of information on their thermal properties. Although a lot of experimental data can be found, the variety of products and the differences in measurement method make limitation on the value of the available data, especially for Indonesian products. These data are required to get information about temperature change when product was processed like heating or cooling. It is worth to optimize efficiency of energy. The objective of this study was to predict thermal diffusivity and conductivity of minimmaly processed product of arummanis mangoes. The value was determined numerically with direct and indirect methods. The result showed that thermal conductivity was 0.6058 W/moC while thermal diffusivity was 1.70 x 10-7 m2/s (direct method).ABSTRAKPada perancangan suatu sistem pengolahan hasil pertanian diperlukan pengetahuantentang sifat-sifat panas suatu bahan diantaranya panas jenis, konduktivitas, dan difusivitas panas. Nilai-nilai tersebut untuk produk pertanian lokal sangat jarang ditemukan, sehingga dalam aplikasinya sering digunakan data sifat panas dari literatur luar yang belum tentu sesuai dan tepat dengan produk dalam negeri, hal ini dapat menyebabkan terjadinya bias dalam perhitungan dan perancangan. Studi ini bertujuan untuk menentukan sifat-sifat panas dari produk mangga arummanis terproses minimal. Hasil studi ini mendapatkan bahwa nilai panas konduktivitas panas mangga arummanis terproses minimal adalah 0.6058 W/moC, sedangkan nilai difusivitas panasnya adalah 1.70x10-7 m2/detik.
Pengaruh penambahan natrium tetra boraks untuk pengawetan limbah batang kelapa sawit A Ardinal; Salmariza Sy; S Sofyan
Jurnal Litbang Industri Vol 11, No 1 (2021)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.785 KB) | DOI: 10.24960/jli.v11i1.6981.59-66

Abstract

Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini kurang lebih 11 juta hektar. Selain menghasilkan buah kelapa sawit yang melimpah, kebun sawit ini juga menghasilkan limbah replanting berupa batang kelapa sawit pada saat dilakukan regenerasi kebun. Tujuan dari penelitian ini adalah pengawetan limbah replanting batang kelapa sawit dengan natrium tetra boraks (Na2B3O4). Perlakuan yang dilakukan yaitu dengan memvariasikan bagian batang sawit (kayu bagian dalam dan bagian luar batang sawit).  Konsentrasi pengawet natrium tetra boraks yaitu 1; 2,5 dan 5% dengan waktu perendaman 2, 4, dan 6 hari. Dari analisis awal limbah kayu bagian dalam sebelum pengawetan diperoleh rata-rata kadar air 35,1%, kuat lentur 26,48 kg/cm2, kuat tekan 3,73 kg/cm2, dan kerapatan 0,19 g/cm3. Sedangkan kayu bagian luar sebelum pengawetan memiliki rata-rata kadar air 25,5%, kuat lentur 32,16 kg/cm2, kuat tekan 5,47 kg/cm2, dan kerapatan 0,25 g/cm3. Perlakuan terbaik diperoleh pada kayu bagian luar dengan perendaman selama 4 hari dan konsentrasi natrium tetra boraks 2,5%. Setelah dilakukan pengawetan terjadi peningkatan kuat tekan,  kuat lentur, dan kerapatan. Kayu perlakuan terbaik memiliki rata-rata kuat lentur 44,71 kg/cm2, kuat tekan 6,47 kg/cm2, dan kerapatan 0,30 g/cm3. Kadar air rata-rata menurun setelah proses pengeringan menjadi 8,25%. Kayu  hasil pengawetan dapat digunakan untuk membuat produk asesoris dan produk furniture lainnya.
Karakteristik Sponge Cake Berbahan Dasar Tepung Beras Merah, Hitam, dan Putih dari Beberapa Daerah di Sumatera Barat Tuty Anggraini; Yossie Kharisma Dewi; Kesuma Sayuti
Jurnal Litbang Industri Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.909 KB) | DOI: 10.24960/jli.v7i2.3378.123-136

Abstract

Pigmented rice such as red and black rice contains bioactive compound including flavonoids that can act as antioxidants. However, the use of red and black rice has not been as popular as white rice thus need to improve the utilization of these type of rice. The alternative is conducted by increasing the fiber and antioxidant intake. Red and black rice can be utilized as the main material to make sponge cake. West Sumatera had many cultivars of black, red, and white rice. The research was aimed to know the antioxidant activity, polyphenols, anthocyanin and the physical characteristics of the sponge cake from different varieties of red, black, and white rice from some areas in West Sumatra. The results showed that the sponge cake of black rice had the highest value of antioxidants, polyphenols, and anthocyanin as well as the physical characteristics compared to sponge cake of red and white rice. Sponge cake of black rice from Solok Selatan was the best product with antioxidant activity 44.94%, at a concentration 1000 ppm, total polyphenols 13.79%, and anthocyanin content 10.31 mg/l.ABSTRAKBeras berpigmen seperti beras merah dan beras hitam mengandung sejumlah komponen bioaktif, seperti senyawa flavonoid yang dapat berperan sebagai antioksidan. Namun, penggunaan beras merah dan hitam belum sepopuler beras putih sehingga perlu dilakukan suatu alternatif untuk meningkatkan pemanfaatan jenis beras tersebut guna meningkatkan asupan serat dan antioksidan. Beras merah dan beras hitam dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam pembuatan sponge cake. Sumatera Barat memiliki banyak kultivar beras hitam, merah dan putih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan, kadar polifenol, antosianin serta karakteristik fisik sponge cake dari berbagai varietas beras merah, hitam dan putih dari beberapa daerah di Sumatera Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sponge cake beras hitam memberikan nilai antioksidan, kadar polifenol dan antosianin yang lebih tinggi, serta karakteristik fisik yang lebih baik dibanding sponge cake beras merah dan putih. Spongecake dari beras hitam varietas Solok Selatan dipilih menjadi produk terbaik dengan aktivitas antioksidan 44,94% pada konsentrasi 1000 ppm,total polifenol 13,79% dan kandungan antosianin 10,31 mg/L.
Pengaruh Pengurangan Kadar Air dan Penggunaan Bahan Pengikat Kadar Air dalam Pembuatan Cake Bengkuang Wilsa Hermianti; Yulia Helmi Diza; Firdausni Firdausni; Tri Wahyuningsih
Jurnal Litbang Industri Vol 6, No 2 (2016)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.044 KB) | DOI: 10.24960/jli.v6i2.1913.117-125

Abstract

Yam contains a high water content ranging from 86-90% therefore when be processed to be a product such as cake will also result a high water content and cause the product is not durable. By the nature characteristics of the yam was then made utilization efforts became yam cake in order to develop yam processing, increase value added, and diversify food processing based on raw materials of local potential in Padang City. Yam can be used by processing them into a semi wet food such as cake with a dominant amount of yam up to 50% of the cake batter, but only had a shelf life for 3 days. To increase the shelf-life study was carried out water content reduction of raw materials and using of a binder in the making of yam cake. The treatment of water content reduction of yam was done using juicer and pressing. A comparison as a control was performed without reduction of water content. The use of water content binder was conducted with the addition of coconut, cornstarch, and rice flour. Yam cake formulas using binder of water content  with cornstarch and reduction the water content of raw material by pressing showed optimal results with a preferred value of organoleptic panelist, the water content 28.50%, carbohydrate 56.31%, protein 6.13%, fat 10.23%, energy 341.86 kcal/100g, dietary fiber 5.98%, calcium 27.77 mg/100g, and 5.92% inulin, storability for 5 days at room temperature and 4 weeks at refrigerator temperature.ABSTRAKBengkuang mengandung kadar air yang tinggi berkisar 86-90% sehingga jika diolah untuk menjadi produk berupa cake akan memberikan kadar air yang juga tinggi dan menyebabkan produk menjadi tidak tahan lama. Dengan sifat alami bengkuang tersebut maka dilakukan upaya pemanfaatannya menjadi cake bengkuang dalam rangka pengembangan olahan dari bengkuang, peningkatan nilai tambah, dan diversifikasi olahan pangan berbasis bahan baku lokal yang cukup potensi di kota Padang. Bengkuang dapat dimanfaatkan dengan mengolahnya menjadi pangan semi basah berupa cake bengkuang dengan jumlah bengkuang yang dominan yakni sampai 50% dari adonan cake namun hanya mempunyai ketahanan simpan selama 3 hari. Guna meningkatkan masa simpannya dilakukan penelitian pengurangan kadar air bahan baku bengkuang dan penggunaan bahan pengikat dalam pembuatan cake bengkuang. Perlakuan pengurangan kadar air bengkuang dilakukan dengan menggunakan juicer dan dipress. Sebagai pembanding (kontrol) dilakukan tanpa pengurangan kadar air. Penggunaan bahan pengikat kadar air bengkuang adalah dengan penambahan kelapa, tepung maizena, dan tepung beras. Cake bengkuang menggunakan formula bahan pengikat kandungan air bengkuang dengan tepung maizena serta pengurangan kadar air bahan baku bengkuang dengan dipress memberikan hasil yang optimal dengan nilai organoleptik yang disukai panelis, kadar air 28,50%, karbohidrat 56,31%, protein 6,13%, lemak 10,23%, energi 341,86 kkal/100g, serat pangan 5,98%, kalsium 27,77mg/100g, dan inulin 5,92%, daya simpan selama 5 hari pada suhu kamar dan 4 minggu pada suhu kulkas.
Aplikasi gambir (Uncaria gambir Roxb) melalui proses pencucian berulang sebagai antioksidan pada pangan berminyak F. Firdausni; Wilsa Hermianti; Yulia Helmi Diza
Jurnal Litbang Industri Vol 10, No 1 (2020)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.387 KB) | DOI: 10.24960/jli.v10i1.6212.73-81

Abstract

Gambir mengandung katekin sebagai komponen utama yang merupakan  senyawa polifenol berpotensi sebagai antioksidan dan antibakteri. Antioksidan alami gambir dapat diaplikasikan pada pengolahan pangan sebagai pengganti antioksidan sintetis. Senyawa antioksidan dapat mencegah terjadinya proses oksidasi dari asam lemak pada produk yang mengandung lemak dan minyak. Pengolahan gambir melalui proses pencucian berulang dilakukan untuk menghasilkan gambir dengan katekin tinggi. Penelitian bertujuan melihat efektifitas antioksidan alami gambir murni terhadap pangan berminyak (pinyaram dan keripik singkong). Penelitian dilakukan dengan  perlakuan penambahan katekin gambir pada pinyaram, kontrol (tanpa katekin gambir), katekin gambir  0,5 g/kg,  1,0 g/kg, 1,5 g/kg dan BHT 0,2 g/kg sebagai antioksidan sintetis pembanding. Pada keripik singkong  kontrol, katekin gambir 0,2 g/kg, 0,4 g/kg, 0,6 g/kg, 0,8 g/kg dan BHT 0,2 g/kg sebagai antioksidan sintetis. Hasil perlakuan optimal pada pinyaram  pada penggunaan katekin gambir 1,0 g/kg dengan kadar lemak 24,5%, bilangan peroksida 0,18 meq/kg (1 minggu penyimpanan) dan polifenol 643 ppm. Sedangkan pada keripik singkong 0,6 g/kg dengan kadar lemak 30,94%, bilangan peroksida 0,29 meq/kg dan polifenol 391 ppm.  Ketahanan daya simpan sampai minggu ke-2 untuk pinyaram dan minggu ke -3 untuk keripik singkong dengan organoleptik rasa disukai.
Stabilitas Ekstrak Kurkumin Kunyit dan Klorofil Daun Pandan Menggunakan  Tocoferol dan Dekstrin Elizarni Elizarni; Firdausni Firdausni; Hazil Anwar; Risma Sari
Jurnal Litbang Industri Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.819 KB) | DOI: 10.24960/jli.v4i2.643.97-103

Abstract

Stability level of natural dyes is lower than synthetic dyes in treatment process, heating, and storage because natural dyes are easy to degrade or fade. The research was conducted to study the natural dyestuff manufacturing in the form of raw turmeric powder, pandan leaves which have a good stability in use as a food additive. The purpose of research was to get the optimum curcumin extract from turmeric and pandan leaves’s chlorophyll with variations of hot water used and pH. In the obtaining extract was used optimum a tocopherol and dextrins to get a dry powder of turmeric and pandan leaves. The result of research showed that the best pH solution for the extraction of turmeric was pH 4 at a heating temperature 600C with absorbance value 0.8539, while the optimum pH for chlorophyll extraction from Pandan leaves was pH 10 with absorbance value 0.9208. The use of 1-3% dextrin could increase the stability of the dyes.ABSTRAK Zat warna alam mempunyai tingkat kestabilan yang rendah dibandingkan pewarna sintetis dalam proses pengolahan, pemanasan, dan penyimpanan, karena pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pembuatan zat warna alam dalam bentuk bubuk dari bahan baku kunyit, daun pandan yang memiliki tingkat kestabilan yang baik dalam penggunaannya sebagai bahan tambahan makanan. Tujuan penelitian untuk mendapatkan ekstrak kurkumin dari kunyit dan klorofil dari daun pandan yang optimum dengan variasi pemakaian air panas dan pH. Terhadap ekstrak dilakukan pemakaian a tocoferol dan dekstrin yang optimum untuk mendapatkan bubuk kering dari kunyit dan daun pandan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH larutan ekstraksi yang terbaik untuk kunyit adalah pH 4 pada suhu pemanasan 600C dengan nilai absorban 0,8539, sedangkan untuk pH optimum ekstraksi klorofil dari daun pandan adalah pH 10 dengan absorban 0,9208. Pemakaian dekstrin 1-3% dapat meningkatkan kestabilan zat warna.

Page 2 of 22 | Total Record : 213