cover
Contact Name
JAHIDIN
Contact Email
alrubaiyn@uho.ac.id
Phone
+6281388353548
Journal Mail Official
Jahidin_geofisika@uho.ac.id
Editorial Address
Kantor Jurusan Teknik Geofisika, Gedung GKU Kampus Bumi Tridharma Anduonohu Kendari, 93132
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 26858657     EISSN : 26858649     DOI : 10.56099
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) merupakan jurnal ilmiah yang memuat hasil-hasil penelitian yang mencakup kajian teoretik, simulasi dan modeling, eksperimen, rekayasa dan eksplorasi dalam bidang Fisika dan Aplikasinya. Bidang-bidang yang masuk dalam ruang lungkup jurnal ini adalah: Fisika Teori Fisika Komputasi Fisika Instrumentasi Fisika Energi Fisika Material Fisika Medik Geofisika Biofisika Astrofisika Meteorologi (Fisika Atmosfer)
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 02 (2019): Edisi Agustus JRGI (Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia)" : 6 Documents clear
Pemodelan 2D Data Magnetik Menggunakan Transformasi RTP untuk Pendugaan Sesar di Daerah Kasihan, Pacitan, Jawa Timur Muhammad Fikar; La Hamimu; Abdul Manan
Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia Vol 1, No 02 (2019): Edisi Agustus JRGI (Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia)
Publisher : Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Reduction to Pole atau RTP adalah salah satu proses dalam pengolahan data magnetik untuk menghilangkan pengaruh sudut inklinasi magnetik dengan mengubah arah medan magnetik yang awalnya dipol menjadi monopol guna memperjelas anomali medan magnetik. Pada penelitian ini, pemodelan data magnetik menggunakan transformasi RTP bertujuan untuk menentukan anomali medan magnetik dan menduga keberadaan sesar di Daerah Kasihan, Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai anomali medan magnetik berkisar antara -27.9 nT sampai dengan 153.5 nT. Berdasarkan hasil pemodelan 2D data magnetik dengan transformasi RTP diperoleh bahwa sesar berada dari permukaan sampai kedalaman 4000 meter. Disamping itu, daerah penelitian diketahui tersusun atas batuan dasit dan andesit serta diselingi oleh batugamping dan breksi. Sesar tersebut memotong breksi, dasit serta batugamping sampai kedalaman sekitar 4000 m. Selanjutnya dapat diduga bahwa sesar pada daerah penelitian merupakan jenis sesar geser.
ANALISIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK BATUAN ULTRABASA DI DAERAH PASCA PENAMBANGAN NIKEL KECAMATAN WOLO KABUPATEN KOLAKA waode ulfa intan safitri
Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia Vol 1, No 02 (2019): Edisi Agustus JRGI (Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia)
Publisher : Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Research has been carried out in the post-nickel mining area of Wolo district of Kolaka regency regarding the analysis of the magnetic susceptibility of ultrabasa rocks found the pattern of susceptibility values in the post-mining area is higher ranging from 180 x 10-5 SI to 1019,6 x 10-5 SI and in the mining area the value lower magnetic susceptibility ranges from 172,6 x 10-5 SI to 516,9 x 10-5  SI. The dominant magnetic mineral contained in ultramafic rock samples is hematite (αFe2O3). The rock types contained in ultrabasic rock samples are olivine websterite with magnetic susceptibility value 253,2 x 10-5 SI and lherzolite with magnetic susceptibility value 803,7 x 10-5 SI.Key words: Magnetic Susceptibility, Ultrabasa Rock, Nickel, Wolo District, Kolaka Regency 
Interpretasi Sebaran Zona Mineralisasi Emas Berdasarkan Metode Polarisasi Terinduksi Di Daerah “Y” Gunung Pongkor Jawa Barat Muhammad Ichsanul Akbar Natsir; Jamhir Safani; Erwin Anshari
Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia Vol 1, No 02 (2019): Edisi Agustus JRGI (Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia)
Publisher : Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kandungan emas daerah Pongkor merupakan endapan emas hidrothermal tipe ephitermal (berupa urat-urat kuarsa) low sulphidation, dengan mineral pembawa yang mengandung logam dan non-logam. Dengan menggunakan metode Induced Polarization (IP) yang memanfaatkan sifat kelistrikan dan polarisabilitas batuan, dapat dideteksi adanya mineral-mineral sulfida yang disseminated dan berasosiasi dengan mineral logam lainnya yang disokong oleh metode resistivity. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa zona penyebaran mineralisasi emas berdasarkan penampang 2D dan 3D data resistivity dan Chargeability yang didukung dengan data geologi yang ada. Pemodelan penampang 2D data resistivity dan Chargeability dilakukan dengan menggunakan software Res2dinv yang kemudian diinput kedalam software surfer 13 dan pemodelan penampang 3D data resistivity dan Chargeability dilakukan dengan menggunakan software Geosoft Oasis Montaj, yang dimana penampang 3D ini akan digunakan untuk mengetahui kedalaman serta sebaran mineral logam pada daerah penelitian. Data pengukuran merupakan data sekunder dengan panjang lintasan pengukuran IP sepanjang 2000 meter dan berjumlah 5 lintasan, serta masing-masing lintasan memiliki spasi antar elektroda sepanjang 50 meter. Interpretasi dilakukan dengan mengkorelasikan penampang 2D true resistivity dan true Chargeability. Hasil interpretasi menyatakan bahwa zona mineralisasi emas ditandai dengan nilai high resistivity (200 – 2365,7 Ωm) dan high Chargeability (500 – 810 msec). Hal ini disebabkan oleh sistem mineralisasi pada daerah penelitian merupakan sistem epithermal. Dari 5 lintasan yang diolah, indikasi keterdapatan zona mineralisasi emas hampir terdapat pada tiap lintasan yang diklasifikasikan berdasarkan zona mineralisasi tinggi, sedang dan rendah. Volume potensi mineralisasi emas berdasarkan nilai Chargeability terestimasi pada sistem ephitermal ini adalah  174.028.250 m3.
Koreksi Distorsi Topografi Data Gravitasi Menggunakan Metode Taylor dan Metode Ekuivalen Titik Massa Al Rubaiyn; Jamhir Safani; Wa Ode Nurfadilah
Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia Vol 1, No 02 (2019): Edisi Agustus JRGI (Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia)
Publisher : Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Koreksi distorsi topografi merupakan upaya membawa nilai medan gravitasi yang terpapar ditopografi ke suatu ketinggian bidang tertentu. Koreksi penting ini penting dilakukan untuk mecegah kesalahan dalam interpretasi data medan potensial dan penentuan sumber anomali. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan ulasan koreksi data topografi dan penerapannya pada data lapangan. Data yang digunakan merupakan data citra GGMplus beresolusi tinggi Pulau Kabaena. Koreksi topografi yang digunakan adalah metode ekuivalen titik massa yang dibuat dalam bahasa Matlab dan metode Taylor yang dibuat dalam bahasa Fortran. Hasil proyeksi menunjukan bahwa metode Taylor membutuhkan waktu komputasi kontinuasi lebih cepat dan efisien namun kurang memberikan hasil yang proyeksi medan gravitasi smooth dibandingkan metode ekuivalen titik massa. Metode Taylor cocok untuk daerah dengan topografi yang tidak terlalu bervariasi. Metode ekuivalen titik massa kurang efektif pada daerah dengan kecuraman yang tinggi. 
KarakterisasI Reservoar Karbonat Berdasarkan Petrofisika Deterministik Pada Sumur Eksplorasi di Cekungan Tengah Sumatera Julianto Ahmad; Erzam Sahaluddin Hasan; Harisma H
Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia Vol 1, No 02 (2019): Edisi Agustus JRGI (Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia)
Publisher : Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semua penelitian ini bertujuan untuk mengetahui properti petrofisika secara deterministik pada zona reservoar Formasi Batu Raja di Cekungan Jawa Tengah Utara melalui data log dengan variabel volume serpih (Vsh), porositas (Ф), dan saturasi air (Sw).  Data yang digunakan antara lain log gamma ray, log spontaneous potential, log caliper, log resistivitas, dan log porositas yang digunakan untuk mendeterminasikan zonasi yang memiliki potensi keterdapatan fluida hidrokarbon. Adapun sumur yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sumur A-1, B-1, dan C-1.Hasil analisis petrofisika secara deterministik menunjukkan nilai volume serpih (Vsh) pada sumur A-1 sebesar 0,47, B-1 sebesar 0,33, dan C-1 sebesar 0,13 berdasarkan metode linear. Nilai Porositas (Ф) pada sumur A-1 sebesar 0,26, B-1 sebesar 0,12, dan C-1 sebesar 0,14 menggunakan log kombinasi neutron-densitas. Nilai saturasi air (Sw) pada sumur A-1 sebesar 0,32, sumur B-1 sebesar 0,60, dan sumur C-1 sebesar 0,64 berdasarkan metode Indonesia
Analisis Aspek Linier Morfometrik Sub-DAS Lahundape Menggunakan Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) pada Wilayah Kota Kendari Suryawan Asfar; Ali Okto; Andi Makkawaru; Mirnayanti Karim
Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia Vol 1, No 02 (2019): Edisi Agustus JRGI (Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia)
Publisher : Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research activity was carried out in the Lahundape Sub-watershed, using morphometric linear analysis where the analysis was carried out by extracting river networks using digital elevation data, namely Digital Elevation Model (DEM). From the results of data processing and analysis which found that the area of the Lahundape Sub-basin reaches 6.97 km2, the circumference of the Lahundape Sub-basin area reaches 23.74 km, the length of the Lahundape Sub-watershed reaches 6.91 km, the width of the Lahundape Sub-Basin reaches 1.01 km. The Lahundape Sub-watershed has a total of 5 river orders with a total number of rivers as much as 917, the length of the river flow The Lahundape Sub-watershed has increased in order 1 and decreased to order 5, with an average value of river length between 0.06 km up to 0.78 km and the total Lsm value reaches 1.73 km. The length of the river flow ratio of each order has increased were for the 2nd order/1st order (II/I) of 0.45 km, 3rd order/2nd order (III/II) of 0.46 km, 4th order/3rd order (IV/III) of 0.72 km, 5th order/4th order (V/IV) of 0.87 km. The Lahundape Sub-watershed river branching ratio has an average value of 3.42, where for the value of 1st order/2nd order of 4.72, 2nd order/3rd order of 4.31, 1st order 3/4th order of 2.92, and for 4thorder/5th order of 1.71.

Page 1 of 1 | Total Record : 6