cover
Contact Name
Firdaus Noor
Contact Email
jurnalurban@pascasarjanaikj.ac.id
Phone
+6221-3159687
Journal Mail Official
jurnalurban@pascasarjanaikj.ac.id
Editorial Address
Jl. Cikini Raya No. 73 Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Urban : Jurnal Seni Urban dan Industri Budaya
ISSN : 26142767     EISSN : 28283015     DOI : -
Urban: Jurnal Seni Urban is published twice a year (Apr and October) issued by the Postgraduate School of the Jakarta Institute of the Arts. Urban provides open access to the public to read abstract and complete papers. Urban focuses on creation and research of urban arts and cultural industries. Each edition, Urban receives a manuscript that focuses on the following issues with an interdisciplinary and multidisciplinary approach, which are: 1. Film 2. Television 3. Photograph 4. Theatre 5. Music 6. Dance 7. Ethnomusicology 8. Interior Design 9. Fine Arts 10. Art of Craft 11. Fashion Design 12. Visual Communication Design 13. Literature
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No.1: April 2021" : 6 Documents clear
Karakter Srimulat: Alih Wahana, Memori Kolektif, dan Identitas Humor Indonesia Fajarwati, Ade Ariyani Sari; Fathoni, Ahmad Faisal Choiril Anam
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 5, No.1: April 2021
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v5i1.47

Abstract

Changes are inevitable in everyone’s life. This condition almost always pushes artists to find new strategies in order to keep their works accepted by public at large. One of Indonesia’s comedy group called Srimulat is one of the art groups who have made some efforts to keep their existence. In this spirit, a comic artist, Hari Prast, has tried to bring back the identity and character of the Srimulat members through digital comic media. This article delves into the strategies used by the comedy group Srimulat and by Hari Prast using comic media. The analysis uses descriptive method through adaptation study in order to find the strategies of maintaining the character and identity of the comedy group of Srimulat. The result of the analysis shows that through adaptation – specifically through comic media, the character and identity of Srimulat’s jokes are maintainable up until now. In the adaptation process, the existence of the people’s and the art audience’s collective memory play an important role as the connecting bridge between work of arts and the audience who appreciate it. The link between the past and present knowledge of a community can be built through the strategy of adaptation so that the artists and their works can sustain and known from one generation to the next generation. Perubahan zaman tak terhindarkan bagi siapa saja. Keadaan ini sering kali membuat seniman  harus melakukan berbagai strategi pemertahanan terhadap karyanya agar tetap bisa diterima dan bertahan. Grup lawak Srimulat adalah salah satu kelompok seni yang melakukan berbagai strategi pemertahanan agar tetap eksis. Sejalan dengan itu, komikus Hari Prast mencoba menghadirkan kembali identitas dan karakter personel Srimulat lewat media komik digital.  Artikel ini akan memaparkan pemertahanan yang dilakukan oleh grup lawak Srimulat dan juga oleh Hari Prast lewat media komik. Analisis dilakukan dengan metode analisis deskriptif melalui pendekatan kajian alih wahana untuk melihat strategi pemertahanan karakter dan identitas grup lawak Srimulat. Hasil analisis menunjukkan bahwa melalui alih wahana salah satunya melalui media komik, karakter dan identitas lawakan Srimulat dapat terus bertahan hingga saat ini. Dalam proses pengalihwahanaan itu, keberadaan memori kolektif masyarakat dan penikmat karya seni sangat berperan penting sebagai jembatan penghubung antara karya seni dengan masyarakat penikmatnya. Pertalian antara pengetahuan masa lalu dan masa kini sebuah komunitas dapat dihubungkan melalui strategi alih wahana agar seniman dan karyanya  tetap dapat bertahan dan dikenal dari satu generasi ke generasi berikutnya. 
Maskulinitas dalam Film “Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak”: Sebuah Kajian Strukturalisme Genetik Pierre Bourdieu Sapuroh, Sapuroh
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 5, No.1: April 2021
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v5i1.45

Abstract

Marshall Clark, in the results of his article entitled “Men, Masculinities and Symbolic Violence in Recent Indonesian Cinema”, said that feminist research in Indonesian cinema still focused on female figures and their efforts to break free from the patriarchy trap. In fact, as mentioned by the French sociologist Pierre Bourdieu (2001: 114), to liberate women from male masculine domination, it is also necessary to make efforts to free men from the patriarchal structure that directs them to the imposition of domination. In this study, the writer chose the film “Marlina the Killer in Four Rounds” as a corpus because of the many reviews stating that this film succeeded in displaying the figure of Asian women who carry universal values to seek justice (Screen International, Apr. 12, 2017). This film has been a research subject a lot before, but no one has examined the work in terms of the masculinity displayed on male figures. Therefore, through Pierre Bourdieu’s genetic structuralism approach, the writer sees the characters in this film from habitus, capital, and the social arena that gave rise to social practices. The different social arenas represented by each character in the film gave rise to a struggle. This fight is what the film uses to weaken masculinity in male characters. However, efforts to weaken “masculinity” were not entirely successful because the power of the characters was also influenced by capital at least. Marlina, who was described as capable of killing a band of robbers, is still unable to defeat the domination of a steady and sturdy government. Marshall Clark, dalam hasil tulisannya yang berjudul “Men, Masculinities and Symbolic Violence in Recent Indonesian Cinema”, mengatakan bahwa penelitian feminis di sinema Indonesia masih berfokus pada tokoh-tokoh perempuan dan upaya mereka untuk membebaskan diri dari jerat patriarki. Padahal, sebagaimana disebutkan oleh sosiolog Prancis Pierre Bourdieu (2001: 114), untuk membebaskan perempuan dari dominasi maskulin laki-laki, perlu dilakukan pula upaya untuk membebaskan pria dari struktur patriarki yang mengarahkan mereka pada pemaksaan dominasi tersebut. Pada penelitian ini, penulis memilih film “Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak” sebagai korpus karena banyaknya ulasan yang menyatakan bahwa film ini berhasil menampilkan sosok perempuan Asia yang membawa nilai-nilai universal untuk mencari keadilan (Screen International, Apr. 12, 2017). Penelitian terhadap film ini telah banyak dilakukan sebelumnya, namun belum ada yang meneliti karya tersebut dari sisi maskulinitas yang ditampilkan pada tokoh laki-laki. Oleh karena itu, melalui pendekatan strukturalisme genetik Pierre Bourdieu, penulis melihat tokoh-tokoh dalam film ini dari habitus, kapital, dan arena sosial yang memunculkan adanya praktik sosial. Perbedaan arena sosial yang diwakili dari setiap tokoh dalam film memunculkan adanya pertarungan. Pertarungan inilah yang digunakan film tersebut untuk melemahkan maskulinitas pada tokoh laki-laki. Namun, upaya melemahkan “maskulinitas” tak sepenuhnya berhasil karena kekuasaan tokoh juga dipengaruhi oleh banyak sedikitnya kapital. Marlina yang digambarkan mampu membunuh segerombolan perampok tetap tidak mampu mengalahkan dominasi kekuasaan pemerintah yang ajeg dan kokoh.
Keurbanan dalam Berbagai Perspektif Achnas, Nan T.
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 5, No.1: April 2021
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v5i1.49

Abstract

Menyimak Kandungan Damai Dalam Sentuhan Karya Shukri Zain Wasono, Sunu
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 5, No.1: April 2021
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v5i1.46

Abstract

The idea, creative process, and theme of a poet's poetry can be traced through in-depth reading and interpretation of a number of poems, especially those contained in an anthology. This paper will discuss the thematic and stylistic reviews of Shukri Zain's poems in the anthology Damai Dalam Touch. This study uses descriptive analysis method through reading and in-depth meaning to reveal data, circumstances, phenomena, and is not limited to data collection, but also includes interpretation analysis. Through the analysis carried out, it was found several tendencies of Shukri Zain's poetry in the anthology Damai Dalam Touch, first, thematically, Shukri Zain's poems generally raised themes related to faith and Islam. Second, Shukri Zain's poems tend to be straightforward, but far from bombastic and vulgar. Finally, because the issues raised in his poems are related to matters of faith and Islam, the tone that is built in a number of Shukri Zain's poems tends to advise—not to say patronizing—the reader.Ide, proses kreatif, dan tema puisi seorang penyair dapat ditelusuri melalui pembacaan dan penafsiran mendalam terhadap sejumlah sajak, khususnya yang termuat dalam sebuah antologi. Tulisan ini akan membahas tinjauan tematik dan stilistik sajak-sajak Shukri Zain dalam antologi Damai Dalam Sentuhan. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif lewat pembacaan dan pemaknaan mendalam untuk mengungkapkan data, keadaan, fenomena, dan tidak terbatas pada pengumpulan data saja, namun juga meliputi analisis interpretasi. Lewat analisis yang dilakukan, ditemukan beberapa kecenderungan puisi karya Shukri Zain dalam antologi Damai Dalam Sentuhan, pertama, secara tematik, sajak-sajak Shukri Zain umumnya mengangkat tema yang berkaitan dengan keimanan dan keislaman. Kedua, sajak-sajak Shukri Zain cenderung lugas, namun jauh dari nada bombas dan vulgar. Terakhir, karena isu yang diangkat dalam sajak-sajaknya terkait dengan soal keimanan dan keislaman, nada yang terbangun dalam sejumlah sajak Shukri Zain cenderung menasihati—untuk tidak mengatakan menggurui—pembaca.
Oedipus Complex dalam Dua Film Karya Alfred Hitchcock: Psycho (1960) dan The Birds (1963) Tandian, Erina Adeline
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 5, No.1: April 2021
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v5i1.43

Abstract

Two movies called Psycho (1960) and The Birds (1963) by Alfred Hitchcock have similar theme about the relationship between male characters and their mothers. The difference is in the characterization, between a sane character and a character with mental disorder. The study on both movies uses qualitative method with psychoanalysis approach. The results of the analysis on these movies state that both male characters experience the Oedipus complex fixation. There are differences in the Ego and the Superego aspects on both male characters, which affect the ways they project their love desire towards their mothers.Film Psycho (1960) dan The Birds (1963) karya Alfred Hitchcock menceritakan tema serupa tentang hubungan para tokoh laki-laki dengan ibu mereka. Kedua film ini memiliki perbedaan karakterisasi tokoh, antara orang yang normal secara psikologis dan orang yang mengalami gangguan mental. Kedua film ini ditelaah menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan psikoanalisis. Hasil analisis terhadap dua film ini menyatakan bahwa kedua tokoh laki-laki mengalami fiksasi oedipus complex. Terdapat perbedaan Ego dan Superego, antara kedua tokoh laki-laki, yang berpengaruh pada cara memproyeksikan hasrat kecintaan terhadap ibu mereka. 
Menyoal Gender dalam Drama Opera Kecoa Karya Nano Riantiarno Sandra, Wili
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 5, No.1: April 2021
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v5i1.44

Abstract

Gender issues are complex in society. The difference in terms of sex, role and position often creates gender inequality. This article discusses gender issues portrayed by Nano Riantiarno in his play script titled Opera Kecoa (Cockroach Opera). This research uses descriptive analysis method to reveal data as qualitative information media with close description and loads of nuances to carefully describe the characteristics of one thing (indicator or group), situation, phenomenon, and not limited to data collecting, but also include analysis of interpretation. Through the analysis, it is disclosed that someone’s gender (in this case the characters in the play that are examined) are deeply affected by the role, position and power in the society. Those three factors determine the way someone will be treated in his/her social environment. Those three factors are also the main causes when someone experience gender injustice in his/her life both individually and socially.Permasalahan gender masih menjadi persoalan yang pelik di masyarakat. Perbedaan jenis kelamin, peran, dan posisi sering menimbulkan ketidakadilan gender. Tulisan ini akan membahas persoalan gender yang dipotret Nano Riantiarno lewat naskah dramanya yang berjudul Opera Kecoa. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengungkapkan data sebagai media informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti dan penuh nuansa untuk menggambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal (indikator atau kelompok), keadaan, fenomena, dan tidak terbatas pada pengumpulan data saja, namun juga meliputi analisis interpretasi. Lewat analisis yang dilakukan, ditemukan fakta bahwa gender 33 seseorang (dalam hal ini para tokoh yang diteliti) sangat dipengaruhi oleh peran, posisi, dan kekuasaannya di masyarakat. Ketiga hal itu juga menjadi faktor penentu perlakuan yang akan diterima seseorang di lingkungannya. Ketiga faktor itu pula yang sering menjadi penyebab utama seseorang mengalami ketidakadilan gender dalam kehidupannya baik secara individu maupun sosial.

Page 1 of 1 | Total Record : 6