cover
Contact Name
Dhini Dewiyanti
Contact Email
jlbi@iplbijournals.id
Phone
+628122184048
Journal Mail Official
dhinijlbi@gmail.com
Editorial Address
Jl. Antropologi 20. Komp. UNPAD. Cigadung. Bandung
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia
ISSN : 23019247     EISSN : 26220954     DOI : https://doi.org/10.32315/jlbi
Jurnal ini menerima tulisan ilmiah dalam bentuk artikel hasil penelitian, artikel diskursus, dan artikel metode penelitian. Ruang lingkup keilmuan yang diwadahi oleh jurnal ini meliputi bidang arsitektur lanskap, arsitektur perilaku dan lingkungan, pengelolaan pembangunan dan pengembangan kebijakan, perancangan arsitektur, perencanaan dan perancangan kota, perencanaan wilayah dan perdesaan, perumahan dan permukiman, sains dan teknologi bangunan, sejarah dan teori arsitektur dan kota, sistem infrastruktur wilayah dan kota, serta bidang keilmuan lingkungan binaan lainnya.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 4 (2016): JLBI" : 9 Documents clear
Identifikasi Nilai Embodied Energy sebagai Upaya Mitigasi Energi dalam perencanaan Bangunan Yuni Sri Wahyuni; Dewi Larasati Z.R.
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 5 No. 4 (2016): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.6.1.9

Abstract

Siklus bangunan terdiri atas berbagai tahapan sepanjang daur hidup bangunan tersebut, dimana setiap tahapan mengandung kebutuhan energi yang menyertai aktivitasnya. Energi ini disebut Embodied Energy (EE). Nilai EE dapat menjadi dasar perhitungan potensi besaran Emission Carbon (EC) yang akan ditimbulkan suatu bangunan sehingga potensi dampak lingkungan akibat EC dapat diukur. Paper ini bertujuan menjelaskan hasil perhitungan EE material pada pembangunan perumahan sederhana di Indonesia. Harapannya adalah nilai EE ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam upaya mitigasi energi, yang pada akhirnya akan menjadi mitigasi potensi EC dan mencegah dampak kerusakan lingkungan sejak dini. Di sisi lain, kebutuhan perumahan sederhana yang bersifat massal membutuhkan pasokan material bangunan dalam jumlah besar. Mitigasi energi akibat penggunaan material yang besar ini diharapkan dapat dilakukan melalui pengukuran nilai EE. Metode penelitian yang digunakan adalah metode perhitungan nilai EE material perumahan sederhana serta analisis data secara kuantitatif, sehingga diketahui nilai EE yang signifikan dihasilkan oleh jenis pekerjaan tertentu, yang hasilnya digunakan untuk merumuskan usulan mitigasi. Hasil perhitungan EE material pada tipe-tipe perumahan sederhana menunjukkan bahwa komponen bangunan dengan nilai EE terbesar adalah pada pekerjaan dinding (35%-45%) dan pekerjaan atap bangunan (46%-48%). Berdasarkan hal itu, maka kedua item pekerjaan tersebut akan menjadi fokus mitigasi, melalui upaya penurunan nilai EE material yang tinggi melalui perencanaan desain dan usulan subtitusi material. Kunci keberhasilan dari kedua mitigasi energi tersebut ada pada efisiensi penggunaan volume material dan penggunaan material alternatif dengan nilai EE rendah yang dipilih untuk subtitusi.
Sustainable Waterfront Development sebagai Strategi Penataan Kembali Kawasan Bantaran Sungai Christy Vidiyanti
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 5 No. 4 (2016): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v5i4.221

Abstract

Bantaran sungai yang tidak tertata dapat menimbulkan banyak permasalahan. Banyaknya perumahan illegal di sekitar bantaran sungai mengakibatkan bukan hanya menyebabkan menyempitnya daerah aliran sungai, namun juga menurunkan kualitas hidup masyarakatnya. Untuk itu, penataan kembali (redevelopment) penting dilakukan untuk dapat menata kembali kawasan bantaran sungai dan daerah disekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan solusi pada penataan kawasan bantaran sungai. Studi kasus pada penelitian ini adalah daerah bantaran sungai Ciliwung segmen Kampung Melayu. Penataan bantaran sungai yang berkelanjutan dapat dilakukan dengan menghadirkan konsep desain yang berkelanjutan, kontrol terhadap air, dan pembangunan mengarah ke sungai. Keberlanjutan dari kawasan bantaran sungai dapat dilakukan dengan menghadirkan kawasan yang aktif sehingga dapat menjadi pusat aktifitas masyarakat yang pada akhirnya menimbulkan rasa memiliki.
Keberlanjutan Ruang Binaan Nusantara di Wilayah Pesisir Agung M. Nugroho
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 5 No. 4 (2016): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v5i4.222

Abstract

Makalah ini akan membahas tentang keberlanjutan arsitektur Nusantara khususnya pada aspek ruang binaan di wilayah pesisir. Pembahasan tentang ruang binaan Nusantara pesisir tidak lepas dari permasalahan yang secara umum terjadi di kawasan pesisir Indonesia terutama pada wilayah perkotaan tepian air. Pembahasan tentang keberlanjutan ruang binaan Nusantara bertujuan menggali nilai-nilai keyakinan dan keilmuan arsitektur nusantara pada ruang binaan masa lalu dan masa kini untuk masa depan yang lebih baik. Metode ilmiah yang dilakukan adalah kajian kualitatif diskriptif melalui analisis visual dan isi terkait karya arsitek dan tulisan yang berhubungan dengan arsitektur Nusantara khususnya pada aspek ruang binaan Nusantara. Hasil kajian mencakup menemukan dan mengenali kembali nilai-nilai alamiah dan manusiawi Nusantara masa lalu untuk ditumbuhkembangkan pada ruang binaan Nusantara masa kini dan dapat disebarluaskan ketepatgunaannya di masa depan. Nilai-nilai ruang binaan Nusantara mencakup aspek berkelanjutan, selaras alam, tanggap iklim, kesadaran kolektif dan kecerdasan pengetahuan budaya.
Sistem Pengolahan Sampah pada Permukiman Industri Studi Kasus: RW 02 dan RW 12 Kelurahan Cigondewah Kaler, Kecamatan Cigondewah, Kota Bandung Dadang Hartabela; Nurjirah Bakri; Dewi R. Syahriyah; Saiful Anwar
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 5 No. 4 (2016): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v5i4.223

Abstract

Pengolahan sampah yang baik merupakan hal penting bagi siapapun guna menjamin kualitas kesehatan pada suatu permukiman. Riset ini dilakukan untuk mengetahui sistem pengolahan sampah yang terjadi pada permukiman industri, baik secara mandiri maupun dengan bantuan pihak lain. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif, yaitu dengan menguraikan atau menjelaskan suatu fenomena yang terjadi. Adapun populasi pada penelitian ini ialah masyarakat dan wilayah permukiman di RW 02 dan RW 12. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik random sampling, yaitu teknik pemilihan sampel terhadap siapa saja yang ditemui tim peneliti pada saat penelitian. Hasil riset menemukan bahwa terdapat dua jenis limbah di permukiman industri Kelurahan Cigondewah Kaler ini, yaitu limbah organik dan anorganik. Limbah anorganik dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok, yaitu sampah tekstil, sampah plastik, dan sampah kardus. Permasalahan limbah anorganik tersebut diatasi oleh warga dengan cara pemilahan (sorting) kemudian dijual ke pihak lain. Sedangkan untuk limbah organik, masyarakat kampung Cigondewah belum melakukan upaya Pengolahan
Ruang Terbuka Hijau sebagai Katalis Urban dalam Revitalisasi Kawasan Kota Lama Trunojoyo Malang Medha Baskara
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 5 No. 4 (2016): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v5i4.224

Abstract

Penurunan kualitas dan vitalitas pada kawasan kota lama Trunojoyo Malang akibat berkurangnya kinerja kawasan dan terjadinya ketidaksesuaian antara kemampuan kawasan dengan kebutuhan masa kini. Studi ini bermaksud untuk menguji ruang terbuka Trunjoyo mampu menciptakan kawasan kota lama berkarakter unik yang mampu berperan skala kota dengan vitalitas yang tinggi secara fisik, sosial dan ekonomi. Secara spesifik ruang terbuka hijau sebagai katalis urban menekankan pada terbentuknya kawasan sebagai destinasi baru, yang selaras dan terintegrasi secara fisik maupun visual dengan lingkungan kota lama maupun kawasan lain disekitarnya. Studi berkesimpulan bahwa pengembangan strategis elemen katalis urban pada ruang terbuka hijau didasarkan pada karakteristik ruang terbuka di kawasan Trunojoyo dengan pengembangan kegiatan-kegiatan yang tepat yang dapat menjadi alternatif penggerak revitalisasi kawasan kota lama Malang.
Perencanaan Grenbelt pada Lansekap Bantaran Sungai Wilayah Perkotaan Cynthia E.V Wuisang; Dwight M. Rondonuwu
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 5 No. 4 (2016): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v5i4.225

Abstract

Pada banyak kota besar di Indonesia, eksistensi dan kehidupan, kelestarian dan juga estetika lingkungan dari beberapa sungai dan bantarannya telah terancam. Hal ini terlihat dengan adanya dampak negatif yang terjadi seperti erosi, banjir, adanya limbah polutan, penyempitan sungai ataupenggunaan lahan yang tidak sesuai pada tepian sungai.Penyebab utamanya adalah kurangnya pemahaman sistim alami dan pengelolaan yang kurang sesuai dengan karakter sungai-sungai yang mengalir di kawasan tersebut. Keterkaitan fisik dan sosial budaya masyarakat disekitarnya juga merupakan permasalahan lain yang perlu dikaji seperti manfaat domestik sungai tersebut bagi masyarakat untuk mandi, mencuci dan lainnya. Studi ini dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari karakter serta fungsi bantaran sungai di kawasan perkotaan sebagai satu bagian dari sistim DAS dan mengkaji model perencanaan lansekap yang berkaitan dengan tata hijau sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan bantaran sungai wilayah perkotaan. Studi dilakukan di wiayah perkotaan dengan metoda kualitatif dan dengan mengambil kasus kota Manado. Melalui studi ini diharapkan menjadi masukan bagi pemerintah terkait untuk dapat melakukan strategi penataan lansekap secara efisien dan produktif sehingga bentuk dan peran serta fungsi fisik dan ekologis yang diinginkan dan berkelanjutan dapat dicapai secara optimal.
Peranan Green Transportation untuk Mewujudkan Green Urban Area pada Kawasan Pusat Kota Simpanglima Semarang IM. Tri Hesti Mulyani; B. Pat Ristara Gandhi
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 5 No. 4 (2016): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v5i4.226

Abstract

Pemanasan global menjadi isu penting di seluruh belahan dunia.Temperatur bumi yang terus menerus meningkat membuat bumi semakin panas dan menimbulkan semakin menurunya kualitas lingkungan kota-kota di Indonesia. Untuk mencegah atau mengurangi menurunnya kualitas lingkungan perlu ada upaya yang sistematis dan komprehensif, antara lain dengan menerapkan delapan atribut kota hijau, yaitu: Green planning & designing;, Green open space, Green waste, Green transportation, Green water, Green energy; Green building, Green community, yang pada akhirnya mewujudkan kota berkelanjutan. Kawasan Pusat Kota Simpanglima Semarang diarahkan sebagai green urban area, dengan menerapan delapan atribut kota hijau, khususnya atribut green transportation. Bagaimana peranan green transportation untuk mewujudkan green urban area menjadi fokus utama utama pembahasan. Peranan tersebut ditelusuri melalui studi dokumentasi dan wawancara terstruktur ke responden ahli, dan metoda analisis Analytic Hierarchy Process. Hasil yang dicapai peranan green transportation untuk mewujudkan green urban area diungkapan melalui skala prioritas dan penilaian kinerja green urban area dari faktor green transportation.
Pengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang Studi Kasus: Kota Manado Ingerid L. Moniaga; Esli D. Takumansang
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 5 No. 4 (2016): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan RTH kota yang berbasis infrastruktur hijau (infrastruktur ekologis) harus terpadu dengan RTH sebagai komponen utama pembentuk ruang. Kota Manado merupakan kota yang memiliki sumberdaya alam yang sangat indah dengan bentang alam yang topografikal yakni berbukit, bergunung, dan berombak-ombak. Karakteristik kota yang alami seperti ini membutuhkan peren-canaan tata ruang yang berbasis ekologis dan berkelanjutan. Kawasaan perbukitan yang berfungsi lindung tangkapan air (catchment area) seharusnya merupakan kawasan yang dalam perencanaan dan pengendalian ruang Kota Manado difungsikan sebagai ruang terbuka hijau (RTH). Daerah-daerah yang sensitif terhadap perubahan harusnya dipreservasi atau dikonservasi sebagai infrastruktur hijau sehingga paradigma bahwa RTH bukanlah ruang-ruang sisa diantara ruang-ruang terbangun melainkan RTH merupakan unsur utama dalam tata ruang Kota. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi RTH pada kawasan perbukitan di Kota Manado dengan variabel analisis yakni kelerengan, topografi, jenis tanah, dan curah hujan, untuk menghasilkan penataan terintegrasi RTH dan Tata Ruang berdasarkan karakteristik wilayah Kota Manado. Metodologi penelitian ini dilakukan dengan metode analisis spasial yang menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.0 dan global mapper.
Investigasi Ventilasi Gaya-Angin Rumah Tradisional Indonesia dengan Simulasi CFD Suhendri; M. Donny Koerniawan
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 5 No. 4 (2016): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v5i4.228

Abstract

Bangunan modern di Indonesia hampir selalu menggunakan peralatan mekanis untuk menyediakan kenyamanan termal di dalam bangunan. Sementara bangunan tradisional dikenal tidak menggunakan strategi aktif dalam menyediakan kenyamanan termal bagi penghuninya. Dengan memfokuskan pada ventilasi gaya-angin, studi ini bertujuan untuk mempelajari pola pergerakan udara dan perubahan angin di dalam rumah tradisional Indonesia. Dua rumah tradisional dipilih sebagai studi kasus, Rumah Lampung dan Rumah Jawa, untuk dianalisis dengan simulasi komputer menggunakan software CFD. Sejalan dengan hasil studi, ventilasi alami pada rumah tradisional di Indonesia berpotensi menyediakan kenyamanan termal di dalam bangunan. Desain Rumah Jawa lebih dapat mengalirkan udara secara merata di dalam bangunan tanpa turbulensi dibanding Rumah Lampung. Namun, ventilasi gaya-angin yang terjadi pada Rumah Lampung dan Rumah Jawa belum optimal dalam mengurangi temperatur di dalam ruangan.

Page 1 of 1 | Total Record : 9