cover
Contact Name
Unang arifin
Contact Email
bcsps@unisba.ac.id
Phone
+6285211144661
Journal Mail Official
bcsps@unisba.ac.id
Editorial Address
UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Jl. Tamansari No. 20, Bandung 40116, Indonesia, Tlp: +62 22 420 3368, +62 22 426 3895 ext. 6891
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bandung Conference Series: Psychology Science
ISSN : -     EISSN : 28282191     DOI : https://doi.org/10.29313/bcsps.v2i3
Bandung Conference Series: Psychology Science (BCSPS) menerbitkan artikel penelitian akademik tentang kajian teoritis dan terapan serta berfokus pada Psikologi dengan ruang lingkup sbb: Broken Home, Budaya Organisasi, Celebrity Worship, Delinkuensi, Dewasa Awal, Disiplin Kerja, Dukungan Sosial, Health belief, Interaksi Parasosial, Kemandirian Anak Usia Dini, Kematangan Karir, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Obesitas, Parasocial Relationship, Peak Performance, Pendidikan Karakter, Penyesuaian diri, Penyesuaian pernikahan, Pola Asuh, Prestasi Belajar, Psychological Well-Being, Religiusitas, Remaja Akhir, Self Esteem, Self regulation, Ta’aruf. Prosiding ini diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah Unisba. Artikel yang dikirimkan ke prosiding ini akan diproses secara online dan menggunakan double blind review minimal oleh dua orang mitra bebestari.
Articles 77 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science" : 77 Documents clear
Pengaruh Kepuasan Metoda dalam E-learning terhadap Academic Self-Efficacy pada Mahasiswa UNISBA Yanti Maryanty; Susandari
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.714 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.963

Abstract

Abstract. The pandemic causes changes that force us to see the fact that the world is undergoing changes, one of which is education in Indonesia which is also one of the areas affected by the Covid-19 pandemic. These changes can affect Academic Self-Efficacy in terms of e-learning learning, one of which is due to Method Satisfaction in E-learning. This study aims to determine how much influence the Satisfaction Method in E-learning has on Academic Self-Efficacy in UNISBA students. This research method is quantitative causality with research samples totaling 377 students from social science study programs at UNISBA using Cluster Random Sampling. Measurements were made using the Satisfaction Method in the E-learning Scale from Dawley (2007) and the Academic Self-Efficacy Scale from Zajacova (2005). The analysis was carried out using multiple linear regression, the results of the study stated that there was a significant effect of Method Satisfaction in E-learning on Academic Self-Efficacy in UNISBA students with a coefficient of determination of 45.2%, and the remaining 54.8% was the effect of of other variables not examined in this study. Abstrak. Pandemi menyebabkan terjadinya perubahan yang memaksa kita untuk melihat kenyataan bahwa dunia sedang mengalami perubahan, salah satunya pendidikan di Indonesia pun menjadi salah satu bidang yang terdampak akibat adanya pandemi Covid-19. Perubahan tersebut dapat memengaruhi Academic Self-Efficacy dalam hal pembelajaran e-learning, salah satunya akibat Kepuasan Metoda dalam E-learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kepuasan Metoda dalam E-learning terhadap Academic Self-Efficacy pada mahasiswa UNISBA. Metode penelitian ini adalah kuantitatif kausalitas dengan sampel penelitian yang berjumlah 377 mahasiswa dari prodi ilmu sosial di UNISBA dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Kepuasan Metoda dalam E-learning Scale dari Dawley (2007) dan Academic Self-Efficacy Scale dari Zajacova (2005). Analisis dilakukan dengan uji regresi linear berganda, hasil penelitian menyatakan adanya pengaruh yang signifikan dari Kepuasan Metoda dalam E-learning terhadap Academic Self-Efficacy pada mahasiswa UNISBA dengan nilai koefisien determinasi sebesar 45,2%, dan sisanya sebesar 54,8% lainnya merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pengaruh Workplace Spirituality terhadap Burnout pada Perawat Penanganan Pasien Covid-19 RSUD Syamsudin Sukabumi Nur Kholifah Rahimi Putri; Suhana
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.487 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.970

Abstract

Abstract. The increase in workload, work demands, health and safety risks during the COVID-19 pandemic resulted in physical, mental and emotional exhaustion which caused burnout in nurses. Workplace spirituality is one of the variables that can reduce the effect of burnout. This study aims to determine the effect of workplace spirituality on burnout in nurses handling COVID-19 patients. The method used is causality and data analysis through simple linear regression. Respondents in the study were 100 nurses who handled COVID-19 patients at Syamsudin Hospital, Sukabumi City. The measuring instrument used is the Workplace Spirituality Scale which has been adapted by Dr. Clara Moningka, S.Psi., M.Si in 2018 and Maslach Burnout Inventory – Human Services Survey (MBI – HSS). The results showed that workplace spirituality had an effect on burnout of 53.5%. Abstrak. Adanya peningkatan beban kerja, tuntutan pekerjaan serta risiko kesehatan dan keselamatan kerja di masa pandemi covid-19 ini mengakibatkan kelelahan fisik, mental dan emosional yang menyebabkan burnout pada perawat. Workplace spirituality merupakan salah satu variabel yang dapat mengurangi efek dari terjadinya burnout. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh workplace spirituality terhadap burnout pada perawat penanganan pasien covid-19. Metode yang digunakan yaitu kausalitas dan analisis data melalui regresi linier sederhana. Responden dalam penelitian yaitu 100 perawat yang menangani pasien covid-19 di RSUD Syamsudin Kota Sukabumi. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Workplace Spirituality yang telah diadaptasi oleh Dr. Clara Moningka, S.Psi., M.Si tahun 2018 dan Maslach Burnout Inventory – Human Services Survey (MBI – HSS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa workplace spirituality memberikan pengaruh terhadap burnout sebesar 53.5%.
Hubungan Self compassion dengan Psychological Well Being pada Remaja Korban Perundungan di Kota Bandung Hanastashya Rahmah Naichiendami; Dewi Sartika
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.218 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.981

Abstract

Abstract. The amount of news about bullying in Indonesia is increasing every year. Bullying is an act that is carried out intentionally and repeatedly by one person or more to cause suffering to another person who is weaker. Adolescents who are victims of bullying usually have a low level of self-compassion, and this will have an impact on their welfare or psychological well being. Self-compassion is an individual's ability to give attention and care for oneself when experiencing challenges, problems, and difficulties in life and being able to see these as part of the experience of human life. This study is a quantitative study to determine the relationship of self-compassion to the psychological well-being of adolescent victims of bullying in the city of Bandung. Subjects in this study amounted to 120 teenagers in the city of Bandung using accidental sampling technique. The measuring instrument in this study used the self-compassion scale by D.K Neff (2003) and the psychological well-being scale by Carol Ryff. The results of the Spearman rank correlation coefficient test (rs) for self-compassion with psychological well being were rs = 0.722 with p<0.05. Therefore, it is concluded that there is a positive relationship between self-compassion and psychological well-being, meaning that the higher the self-compassion score, the higher the psychological well-being of adolescents. Abstrak. Banyaknya pemberitaan mengenai perundungan di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Perundungan adalah satu tindakan yang dilakukan secara sengaja dan berulang oleh seseorang yang dilakukan oleh seseorang atau lebih untuk menimbulkan penderitaan terhadap orang lain yang lebih lemah. Remaja yang merupakan korban bully biasanya mempunyai tingkat self compassion yang rendah, dan akan berdampak pada kesejahteraan hidupnya atau disebut dengan psychological well being. Self compassion merupakan kemampuan individu untuk memberikan perhatian dan kepedulian terhadap diri sendiri ketika mengalami tantangan, masalah, dan kesulitan dalam hidup serta mampu melihat hal tersebut sebagai bagian dari pengalaman hidup manusia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif untuk mengetahui hubungan self compassion terhadap psychological well being remaja korban perundungan di Kota Bandung. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 120 remaja di kota Bandung dengan menggunakan teknik accidental sampling. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan skala self compassion oleh D.K Neff (2003) dan skala psychological well being oleh Carol Ryff. Hasil uji koefisien korelasi rank spearman (rs) untuk self compassion dengan psychological well being sebesar rs = 0,722 dengan p< 0,05. Oleh karena itu disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara self compassion dengan psychological well being, artinya semakin tinggi nilai skor self compassion maka akan semakin tinggi pula nilai psychological well being remaja.
Pengaruh Persepsi Mengenai Family Environment dan Self-Esteem terhadap Kekerasan dalam Pacaran Falda Muthia Khairunisa; Farida Coralia
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.359 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.986

Abstract

Abstract. Dating violence is defined as an intentional act of injuring by coercion physically, verbally and emotionally, even sexually by a partner. At 2020, cases of dating violence in Indonesia reached 1,573 cases of dating violence reported at Komnas Perempuan. This study aims to explain how the influence of family environment perception and self-esteem on dating violence among students who are victims of dating violence in the city of Bandung. This research is a causality study with a quantitative approach involving 12 men and 38 women as respondents. This study uses three measuring instruments, namely the Family Environment Scale (FES), Self-Inventory for Adults, and The Revised Conflict Tactics Scales 2. The analysis used is multiple linear regression. The results obtained are that there is no influence of perceptions about family environment and self-esteem on dating violence among students who are victims of dating violence in Bandung. While the types of violence that are most widely accepted are verbal and emotional in the form of overprotective and possessive attitudes. Abtrak. Kekerasan dalam pacaran didefinisikan sebagai tindakan yang disengaja dengan bentuk melukai dan paksaan secara fisik, verbal dan emosional, bahkan seksual yang dilakukan oleh pasangan. Tahun 2020, kasus kekerasan dalam pacaran di Indonesia mencapai angka 1.573 kasus kekerasan dalam pacaran yang terlapor di Komnas Perempuan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan bagaiamana pengaruh persepsi family environment dan self-esteem terhadap kekerasan dalam pacaran pada mahasiswa korban kekerasan dalam pacaran di kota Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dengan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 12 orang laki-laki dan 38 orang perempuan sebagai responden. Penelitian ini menggunakan tiga alat ukur yaitu Family Environment Scale (FES), Self-Inventory for Adults, dan The Revised Conflict Tactics Scales 2. Analisis yang diguanakan adalah regresi linier ganda. Hasil yang didapatkan adalah tidak terdapat pengaruh persepsi mengenai family environment dan self-esteem terhadap kekerasan dalam pacaran pada mahasiswa korban kekerasan dalam pacaran di kota Bandung. Sedangkan jenis kekerasan yang paling banyak diterima adalah verbal dan emosional dengan bentuk sikap overprotective dan posesif.
Pengaruh Keterlibatan Orang Tua terhadap Perilaku Merokok pada Remaja Putri Dwi Harna Pertiwi; Stephani Raihana Hamdan
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.667 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.1013

Abstract

Abstract. Smoking behavior is currently a problem that often occurs in adolescents. Cigarettes are tobacco products that have the potential to cause important health problems in Indonesia. Factors that can influence smoking behavior are external factors and internal factors, including parental engagement in adolescent behavior. The purpose of this study was to provide information on how big the influence of parental engagement on smoking behavior in adolescents in the city of Bandung. The method used in this study is a quantitative method. Sampling technique using purposive sampling. The measuring tool uses the Parental Engagement Questionnaire and the Smoking Assessment Questionnaire. The data analysis technique used in this research is simple regression analysis. The number of respondents in this study were 104 respondents. The results showed that the value t_count 3.741 > ttable 1.983, 50.96% of respondents had Parental Involvement in the high category and 78.85% had smoking behavior in the low category. This shows that parental involvement has a significant influence on smoking behavior in adolescents in the city of Bandung and the greater the involvement of parents in adolescent behavior, the smaller the smoking behavior carried out by adolescents. Abstrak. Perilaku merokok saat ini menjadi permasalahan yang sering terjadi di lingkungan remaja. Rokok merupakan produk tembakau yang berpotensi menjadi penyebab masalah kesehatan yang penting di Indonesia. Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku merokok adalah faktor eksternal dan faktor internal yang diantarannya adalah keterlibatan orang tua terhadap perilaku remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi seberapa besar pengaruh keterlibatan orang tua terhadap perilaku merokok pada remaja di Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik sampling dengan menggunakan purposive sampling. Alat ukur menggunakan Parental Engagement Questionnaire dan Smoking Assessment Questionnaire. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi sederhana. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 104 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diketahui nilai 3,741 > 1,983, sebanyak 50.96% responden memiliki Keterlibatan Orang Tua dalam kategori tinggi dan sebanyak 78,85% memiliki Perilaku Merokok dalam kategori rendah. Hal tersebut menunjukan bahwa Keterlibatan Orangtua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Perilaku Merokok pada remaja di Kota Bandung dan jika semakin besar keterlibatan orang tua dalam perilaku remaja maka semakin kecil perilaku merokok yang dilakukan oleh remaja
Pengaruh Loneliness at Work terhadap Komitmen Organisasi pada Teleworker Ghanny Rachmat Priandi; Anna Rozana
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.414 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.1024

Abstract

Abstract. Telecommuting is a work arrangement that allows employees who are outside certain geographic boundaries to still be able to work towards common goals with the help of communication technology to stay connected with others outside and within the organization. During telecommuting, employees often feel isolated from their co-workers. Based on that will lead them to loneliness at work. Lack of emotional attachment to the organization as a result of loneliness in the workplace can weaken employees' organizational commitment. The purpose of this study was to examine the effect of loneliness at work on the dimensions of organizational commitment to teleworkers. The research population was 44 employees of PT. X who carried out telecommuting. This study uses the Loneliness at Work Scale (LAWS) (2005) which has been adapted into Indonesian by Wahyuni ​​and Muafi (2021) and Dimensions of Organizational Commitment (1991) which Sulistiawan, Diah sari, & Situmorang (2020). The results of this study show that simultaneously, loneliness at work has a significant effect on an affective commitment by 19.1% (sig, .013) and on normative commitment by 54.8% (sig, .000). This means that loneliness at work has a significant effect on affective commitment and normative commitment. Abstrak. Telecommuting merupakan pengaturan kerja yang memungkinkan karyawan yang berada di luar batas geografi tertentu untuk tetap bisa bekerja mencapai tujuan bersama dengan bantuan teknologi komunikasi agar tetap terhubung dengan orang lain diluar maupun didalam organisasi. Selama melakukan telecommuting seringkali karyawan merasakan terisolasi dari rekan kerja mereka. Berdasarkan tersebut akan mengarahkan mereka kepada loneliness at work. Kurangnya ikatan emosional dengan organisasi akibat dari loneliness at work dapat melemahkan komitmen organisasi karyawan. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh antara loneliness at work terhadap dimensi komitmen organisasi pada teleworker. Populasi penelitian sebanyak 44 orang karyawan PT. X yang melaksanakan telecommuting. Penelitian ini menggunakan alat ukur Loneliness at Work Scale (LAWS) (2005) yang telah diadaptasi ke Bahasa Indonesia oleh Wahyuni dan Muafi (2021) dan Dimensi Komitmen Organisasi (1991) yang Sulistiawan, Diah sari, & Situmorang (2020). Hasil penelitian ini menunjukan secara simultan, loneliness at work berpengaruh signifikan terhadap komitmen affective sebesar 19.1% (sig, .013) dan terhadap komitmen normative sebesar 54.8 % (sig, .000). Artinya loneliness at work berpengaruh secara signifikan dengan komitmen affective dan komitmen normative.
Pengaruh FOMO terhadap Problematic Social Media Use pada Dewasa Awal Pengguna TikTok di Kota Bandung Fani Apriliani Darusman; Indri Utami Sumaryanti
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.231 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.1034

Abstract

Abstract. Along with the development of the digital age, there are various application platforms that provide various interesting features on smartphones, one of which is the TikTok application which currently has the highest download rating. In the use of social media in early adulthood, they already have good self-control. Researchers conducted a survey where the use of TikTok social media at this age used 1-3 hours, sometimes even uncontrolled in 1 access. This can lead to new social anxiety, namely Fear of Missing Out, this behavior can also lead to other negative consequences known as Social Media Use Problems. The purpose of this study was to determine how much influence Fear of Missing Out Probelematic Social Media Use had on adult TikTok users in Bandung. Measurements were made using the Fear of Missing Out Scale (FOMOs) and the Bergen Social Media Addiction Scale (BSMAS). The sample in this study found 280 early adults using TikTok in the city of Bandung. The analysis used is the Simple Regression Test technique. Obtained a significance value of 0.000 <0.05, it can be said that there is a significant effect between Fear of Missing Out on Problematic Social Media Use on TikTok adults in Bandung. The results obtained show an R^2 value of 0.553 which means that 55.3% of Social Media Use Problems are influenced by the Fear of Missing Out variable. Abstrak. Seiring merajanya era digital terdapat kemunculan berbagai platform aplikasi yang menyediakan berbagai fitur menarik dalam smartphone, salah satunya terdapat aplikasi TikTok yang saat ini memiliki peringkat pengunduhan tertinggi. Dalam penggunaan sosmed pada usiadewasa awal sudah memiliki self control yang baik. Peneliti melakukan survei dimana penggunaan sosial media TikTok pada usia ini menggunakan 1-3 jam , bahkan terkadang tidak terkontrol dalam 1 kali pengaksesan. Hal tersebut dapat menimbulkan perilaku kecemasan sosial baru yaitu Fear of Missing Out, perilaku ini juga dapat menimbulkan konsekuensi negatif lain yang dikenal dengan Problematic Social Media Use. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Fear of Missing Out terhadap Probelematic Social Media Use pada dewasa awal pengguna TikTok di Kota Bandung. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Fear of Missing Out Scale (FOMOs) dan Bergen Social Media Addiction Scale (BSMAS). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 280 orang dewasa awal pengguna TikTok di Kota Bandung. Analisis yang digunakan yaitu teknik Uji Regresi Sederhana. Didapatkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Fear of Missing Out terhadap Problematic Social Media Use pada dewasa awal pengguna TikTok di Kota Bandung. Hasil yang diperoleh menunjukan nilai R^2 sebesar 0,553 yang memiliki arti bahwa 55,3% Problematic Social Media Use dipengaruhi oleh variabel Fear of Missing Out.
Pengaruh Institutional Trust terhadap Perilaku Kooperatif dalam Konteks Penerapan Protokol Kesehatan Mutia Farah Nur Rahmah; Dewi Rosiana
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.316 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.1035

Abstract

Abstract. Covid-19 first appeared in Wuhan in 2019 and spread in Indonesia on March 2 2020. Cases of the spread of Covid-19 in Indonesia are increasing, so the government makes instructions to break the chain of spread of covid-19, one of which is the implementation of the 3M's health protocol. The cooperative behavior of the community in implementing health protocols is needed so that the COVID-19 pandemic ends quickly. The psychological variable that affects cooperative behavior is trust, where the level of trust will affect a person's cooperative behavior. The purpose of this study is to add information about the influence of institutional trust on the cooperative behavior of health workers at the Bandung City Health Center in the context of implementing health protocols during the Covid-19 pandemic. This study uses a quantitative approach with a non-experimental causality research design and data collection techniques using a questionnaire. The analysis technique uses Regression Test. This study involved 198 health workers at the Bandung City Health Center. The measuring instrument used in this research is the institutional trust questionnaire adapted by Rosiana (2019) and the cooperative behavior measurement tool using the cooperative behavior questionnaire created by the Central Statistics Agency of the Republic of Indonesia (BPS, 2020). The results of the study stated that institutional trust had an effect on cooperative behavior of 9.9%. Abstrak. Covid-19 muncul pertama kali di Wuhan pada tahun 2019 dan tersebar di Indonesia pada 2 maret 2020. Kasus penyebararan Covid-19 di Indonesia semakin lama semakin meningkat, sehingga pemerintah membuat instruksi-instruksi untuk memutuskan rantai penyebaran covid-19 salah satunya adalah diberlakukannya protokol kesehatan 3M. Perilaku kooperatif masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan sangat dibutuhkan agar pandemi covid-19 cepat berakhir. Variabel psikologis yang mempengaruhi perilaku kooperatif adalah trust, dimana tinggi rendahnya trust akan mempengaruhi perilaku kooperatif seseorang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menambah informasi mengenai pengaruh institutional trust terhadap perilaku kooperatif petugas kesehatan puskesmas Kota Bandung dalam konteks penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian kausalitas non eksperimen dan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis menggunakan Uji Regresi. Penelitian ini melibatkan 198 orang Petugas Kesehatan Puskesmas Kota Bandung. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner institutional trust yang diadaptasi oleh Rosiana (2019) dan alat ukur perilaku kooperatif menggunakan kuesioner perilaku kooperatif yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS,2020). Hasil penelitian menyatakan bahwa institutional trust memiliki pengaruh terhadap perilaku kooperatif sebesar 9,9%.
Pengaruh Psychological capital terhadap Work engagement pada Karyawan Milenial Aditya Putra Pamungkas Suheryanto; M. Ilmi Hatta
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.687 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.1038

Abstract

Abstract. This study examines the influence of Psychological capital on work engagement of Millennial employees in Bandung, the authors use the theory of Avolio & Luthans; and Schaufeli to be the basis and guidance in this study, the design of this study used a quantitative research design with non-experimental causality methods, with the aim of knowing how much psychological capital influences work engagement on millennial employees at startup companies in Bandung City, this research was conducted on 85 millennial employees at startup companies in the city of Bandung, using a measuring tool based on the Avolio and Luthans theory for psychological capital and using the long version of the Utrecth Work engagement Scale or (UWES-17) from Schaufeli & Bakker, the data obtained was tested by regression testing by passing several stages of the classical assumption test to find out whether it is possible to use multiple regression tests, the results of this study indicate that psychological capital has an influence on work engagement and of the four aspects of psychological capital that have the most influence on work engagement, aspects of hope with the influence of 19.1%. Abstrak. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh Psychological capital terhadap work engagement karyawan Milenial di Kota Bandung, penulis menggunakan teori dari Avolio & Luthans; dan Schaufeli untuk menjadi landasan dan tuntunan dalam penelitian ini, desain penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode kausalitas non eksperimental, dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh psychological capital terhadap work engagement pada karyawan milenial di perusahaan startup Kota Bandung, penelitian ini dilakukan pada 85 karyawan milenial di perusahaan startup di Kota Bandung, dengan menggunakan alat ukur yang berdasar pada teori Avolio dan Luthans untuk psychological capital dan menggunakan Utrecth Work engagement Scale versi panjang atau (UWES-17) dari Schaufeli & Bakker, data yang diperoleh di uji dengan uji regresi berganda dengan melewati beberapa tahap uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah bisa menggunakan uji regresi berganda, hasil penelitian ini menunjukan bahwa psychological capital memiliki pengaruh terhadap work engagement dan dari empat aspek psychological capital yang paling berpengaruh terhadap work engagement adalah aspek hope dengan pengaruh 19.1%.
Hubungan Persepsi Dukungan Sosial dengan Resiliensi Anak & Remaja Indonesia Selama Pandemi COVID-19 Anandita Ramadhyani; Hedi Wahyudi
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.506 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i1.1042

Abstract

Abstract. The COVID-19 pandemic is a collective event that affecting psychological conditions and brings adversities, including for Indonesian children and adolescents. Help and support perceived by children and adolescents helps them to get out of the difficult situations during the pandemic. This study aims to find out the correlation between perceived social support and resilience in Indonesia children and adolescents during the COVID-19 pandemic. This study was conducted using a quantitative approach and correlational methods through an online survey with a sample of 3,115 children and adolescents aged 10-18 years living in Indonesia. Measuremets were done using the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) to measure perceived social support and Children and Youth Resilience Measure Revision (CYRM-R) to measure resilience. The analysis technique was carried out using Spearman Rank correlation wih the results of 0.577 and p-value (Sig.) = 0.000 < α = 0.01 which showed a positive and moderate correlation between perceived social support and resilience. Abstrak. Pandemi COVID-19 merupakan kejadian kolektif yang mempengaruhi kondisi psikologis dan membawa kesulitan, termasuk bagi anak dan remaja Indonesia. Bantuan dan dukungan yang diperspsi oleh anak dan remaja membantu mereka untuk keluar dari keadaan sulit di masa pandemi. Penelitian ini ditujukan unuk mencari tahu keterkaitan antara persepsi dukungan sosial dengan resilensi pada anak dan remaja Indonesia selama pandemi COVID-19. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode korelasional melalui online survey dengan sampel sebanyak 3,115 anak dan remaja berusia 10-18 tahun di wilayah Indonesia. Pengukuran dilakukan menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) untuk mengukur persepsi dukungan sosial dan Child and Youth Resilience Measure Revision (CYRM-R) untuk mengukur resiliensi. Teknik analisis dilakukan menggunakan korelasi Rank Spearman engan hasil 0.577 dan p-value (Sig.) = 0.000 < α = 0.01 yang menunjukkan koreasi sedang (moderate) yang positif antara persepsi dukungan sosial dengan resiliensi.