cover
Contact Name
Dwi Nurwulan Pravitasari
Contact Email
saintika_medika@umm.ac.id
Phone
+628123086679
Journal Mail Official
saintika_medika@umm.ac.id
Editorial Address
Editorial Office: Faculty of Medicine University of Muhammadiyah Malang Jl. Bendungan Sutami No 188A Malang, East Java
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga.
ISSN : 0216759X     EISSN : 2614476     DOI : https://doi.org/10.22219/
Core Subject : Health,
Journal of Saintika Medika is a peer-reviewed and open access journal that focuses on promoting medical sciences generated from basic sciences, clinical, and community or public health research to integrate researches in all aspects of human health. This journal publishes original articles, reviews, and also interesting case reports. Brief communications containing short features of medicine, latest developments in diagnostic procedures, treatment, or other health issues that is important for the development of health care system are also acceptable. Letters and commentaries of our published articles are welcome.
Articles 564 Documents
Jalur Sinyal TGF-β Berperan Dalam Self Renewal, Diferensiasi, Dan Proliferasi Stem Cell Aisyah, Riandini; Jatmiko, Safari Wahyu
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 15, No 1 (2019): JUNI 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.036 KB) | DOI: 10.22219/sm.Vol15.SMUMM1.8002

Abstract

Keseimbangan proses seluler diperlukan untuk menjaga homeostasis suatu jaringan. Transforming Growth Factor-β (TGF-β) merupakan sitokin multifungsional yang berperan penting dalam regulasi beberapa proses seluler termasuk self renewal dan diferensiasi sel. Sifat pleiotropik TGF-β berimplikasi pada munculnya suatu proses patologis apabila terjadi deregulasi pada jalur pengaktifannya sehingga TGF-β juga berperan dalam meregulasi homeostasis . Jalur sinyal TGF-β berperan dominan pada diferensiasi sel dengan mengatur ekspresi gen-gen yang berfungsi dalam proses proliferasi sel dan perbaikan jaringan. Proses perkembangan stem cell yang meliputi self renewal dan diferensiasi sel dipengaruhi oleh faktor intrinsik yang terdiri dari epigenetik dan faktor transkripsi utama, sedangkan faktor ekstrinsik yang berpengaruh terdiri dari inhibitor dan jalur sinyal.  TGF-β  berperan dalam mengaktifkan sinyal proliferasi sel.
ANALISIS KEKUATAN M. QUADRISEP FEMORIS TERHADAP RESIKO GANGGUAN KESEIMBANGAN POSTURAL Dwi Prasetio, Aan; Djauhari, Thontowi; ., Rahayu
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 11, No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.897 KB) | DOI: 10.22219/sm.v11i1.4189

Abstract

Analisis Kekuatan M. Quadrisep femoris Terhadap Resiko Gangguan Keseimbangan Postural. Latar Belakang : Kekuatan otot M. Quadrisep femoris dapat mempengaruhi kontrol tubuh saat berjalan. Kelelahan pada M. Quadrisep femoris dapat mempengaruhi gangguan keseimbangan postural. Tujuan : Mengetahui efek kekuatan M. Quadrisep femoris terhadap resiko gangguan keseimbangan postural. Metode Penelitian : Jenis observasional analitik cross sectional. Populasinya semua mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. sampel adalah mahasiswa laki-laki yang aktif berolahraga usia 18-24 tahun yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis statistik dengan uji korelasi Spearman. Hasil Penelitian dan diskusi : dari 30 sampel, 22 orang memiliki fatigue index > 50 % yang diukur dengan WCT, 5 orang (17 %) mengalamigangguan keseimbangan ditandai perubahan lama berdiri > 3 detik pada One legged stance test, sedangkan 17 orang lainnya (57 %) mengalami sedikit perubahan keseimbangan dengan perubahan lama berdiri ? 3 detik pada One legged stance test. Hanya 8 orang dari total sampel (27 %) yang memiliki fatigue index < 50 %, perubahan keseimbangan dengan perubahan lama berdiri < 3 detik pada One legged stance test. Dari analisis korelasi spearman menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara WCT dengan One legged stance test (p < 0,05). Kesimpulan : Penurunan kekuatan M. Quadrisep femoris akan meningkatkan resiko gangguan keseimbangan postural.
OPTIMALISASI MEDIA UNTUK PERTUMBUHAN KULTUR TUNAS FOENICULUM VULGARE MILL KLON G DAN KLON M Rachmawati, Hidajah
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 5, No 1 (2009): Januari 2009
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.036 KB) | DOI: 10.22219/sm.v5i1.1034

Abstract

picture hosting
PERAN MADU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI PADA LUKA BAKAR Putri, Nabila Abiyasa; Asparini, Ruby Riana
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 13, No 2 (2017): DESEMBER 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.385 KB) | DOI: 10.22219/sm.v13i2.5413

Abstract

Luka bakar dapat didefinisikan sebagai luka yang disebabkan oleh api, air panas, kontak dengan material panas atau dingin, bahan kimia dan aliran listrik yang melewati jaringan. Luka bakar adalah tempat yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak karena lingkungan nutrisi yang hangat dan lembab.Pengobatan modern untuk mencegah timbulnya infeksi menggunakan silver sulfadiaze (SSD) namun beberapa penelitian menemukan bahwa penggunaan SSD dapat memperpanjang waktu penyembuhan luka. Sebagai pengobatan alternatif, madu dapat digunakan untuk mencegah infeksi tanpa memperpanjang waktu penyembuhan luka.Madu mengandung sejumlah besar karbohidrat, lipid, asam amino, protein, vitamin dan mineral  yang memiliki peran penting dalam penyembuhan luka. Madu juga mengandung beberapa senyawa organik, yang telah terindentifikasi antara lain seperti polyphenol, flavonoid, dan glikosida. Mekanisme madu sebagai antibakteri dapat diklasifikasikan secara langsung dan tidak langsung. Mekanisme secara langsung didasarkan pada kemampuan komponen madu untuk membunuh bakteri. Mekanisme secara langsung meliputi mekanisme terbentuknya hidrogen peroksida (H2O2), osmolalitas tinggi, pH rendah, faktor non - peroksida, dan fenol. Mekanisme tidak langsung adalah respon antibakteri dari host yang dirangsang oleh madu terhadap bakteri. Mekanisme antibakteri tidak langsung meliputi limfosit dan produksi antibodi, sitokin dan respon imun, dan nitrit oksida.Kata Kunci : Madu, Luka Bakar, Pertumbuhan Bakteri
PENGARUH PEMBERIAN MINYAK DEEP FRYING TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI JANTUNG TIKUS PUTIH (Rattus novergicus strain wistar) Destrin Nurfadilah, Lianda; Adilla Nurainiwati, Sri; Agustini, S.M
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 9, No 1 (2013): Juni 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.006 KB) | DOI: 10.22219/sm.v9i1.4126

Abstract

Pengaruh Pemberian Minyak Deep Frying Terhadap Perubahan Histopatologi Jantung Tikus Putih (Rattus novergicus strain wistar). Latar belakang: Peningkatan harga minyak tiap tahunnya mengakibatkan banyak masyarakat menggunakan minyak goreng berulang kali sehingga mengakibatkan terbentuknya senyawa radikal bebas yang dapat menyebabkan nekrosis sel otot jantung. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian minyak deep frying terhadap perubahan histopatologi jantung tikus putih (Rattus novergicus strain wistar). Metode: Penelitian ini merupakan true experimental menggunakan 20 ekor tikus, yang dibagi menjadi 4 kelompok dan diberi perlakuan selama 28 hari. Kelompok pertama diberikan pakan dan minum, kelompok II, III, IV diberikan 4x, 8x, 16x penggorengan. Tikus diberikan minyak deep frying dengan dosis 0.25 ml/ 100g BB/ hari menggunakan sonde lambung. Setelah 28 hari dilakukan pengambilan jantung tikus dan dibuat sediaan dengan pengecatan Hematoksilin Eosin kemudian dilakukan pengamatan sel nekrosis jantung. Hasil penelitian: Uji one way ANOVA didapatkan nilai sig = 0,000 (p < 0.01), terdapat pengaruh yang bermakna dari penggorengan berulang minyak deep frying terhadap nekrosis sel otot jantung. Uji Korelasi sig (2-tailed) = 0,000 (p < 0.01) dengan uji regresi didapatkan nilai R2 = 0,861, nekrosis sel otot jantung dipengaruhi minyak deep frying sebesar 86.1%. Kesimpulan: Pemberian minyak deep frying berpengaruh bermakna terhadap peningkatan jumlah sel nekrosis pada jantung tikus putih (Rattus novergicus strain wistar).Kata Kunci: minyak deep frying, stres oksidatif, nekrosis sel otot jantung.
PENGARUH PEMBERIAN QUERCETIN TERHADAP KADAR LEPTIN SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK ., Sudiarto; Suprihatin, Sri Hidayati
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v6i2.1019

Abstract

Obesity, one of the degenerative diseases, is a risk factor for chronical disease and an ultimate cause of metabolic syndrome which ismarked by the raising level of leptin on blood (hyperleptinemia). Metabolic syndrome is marked by the size of the waist is more than 40 inchfor man or 35 inch for woman, hypertension, hyperglycemia, high level of triglyceride, and the level of HDL (high-density lipoprotein) is low.This research is aimed to know the giving of quercetin (which has high anti oxide activities) on the declining level of leptin to the giving of DIO(Diet Induced Obesity). An experimental study using Post Test Control Group was done to the experimental wistar rats. Samples werechosen by using randomized complete block design. Rats were treated for 8 weeks. The dose of given quercetin were 2 mg/kgBB/day, 10mg/kgBB/day, and 50 mg/kgBB/day during the last 8 weeks of research. The variable measured in this research is the level of leptin onblood. Based on the experiment, quercetin is proven that gives influence to the level of leptin on obesity wistar rats’ serum compare to the givenlevel of leptin on controlled rats. There is different average on the level of leptin on wistar rats’ serum which being obesity on each grouptreatment. The giving of quercetin have significant correlation (p<0.05) with the level of leptin on wistar rats’ serum which being obesity (r = -0.704, p = 0.001). The conclusion from this research is the giving of quercetin to obesity rats for 8 weeks can decline the level of leptin onblood.Keywords: quercetin, leptin, high fat diet
PENGARUH PEMBERIAN KETAMIN TERHADAP JUMLAH SEL MAKROFAG PADA GINJAL TIKUS PUTIH DARI GALUR WISTAR MODEL SEPSIS rohman, bagus fajar
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 14, No 2 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.046 KB) | DOI: 10.22219/sm.Vol14.SMUMM2.7131

Abstract

Latar Belakang. Paparan  LPS  yang  akan  menyebabkan  terjadinya  sepsis  digambarkan dengan adanya pelepasan  sitokin proinflamasi  seperti TNF-α, IL-1β, IL-8 yang berhubungan dengan kerusakan endotel dan jaringan. Ketamin mensupresi produksi LPS-induced TNF-  , IL-6 dan IL-8 dan rhTNF-induced IL-6 and IL-8 dalam darah manusia. Tujuan. Mengetahui pengaruh pemberian ketamin terhadap jumlah sel makrofag ginjal dan pengaruh perbedaan waktu dan cara pemberian pemberian ketamin terhadap sel makrofag tikus.  Metode. Penelitian menggunakan metode experimental, dengan sampel hewan coba tikus putih rattus norvegicus dari galur wistar model sepsis menggunakan metode fecal induced peritonitis (FIP). Sampel dibagi menjadi enam kelompok perlakuan yaitu : kontrol negatif (-), kontrol positif (+), pemberian ketamin 5mg/kgbb pada jam ke-0 (A), ke-3 (B), ke-5 (C) dan pemberian berturut-turut pada jam ke 0,2,4 (D).  Analisa data menggunakan anova dan post hoc test.  Hasil. Analisis anova diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan ada perbedaan bermakna rerata antar tiap kelompok perlakuan. Hasil uji post hoc test didapat nilai signifikansi yang berbeda yang menunjukkan waktu pemberian ketamin berpengaruh positif terhadap jumlah makrofag ginjal tikus model sepsis.  Kesimpulan. Waktu dan cara pemberian ketamin berpengaruh positif terhadap jumlah makrofag ginjal tikus serta terdapat perbedaan jumlah makrofag pada setiap kelompok perlakuan pemberian ketamin.
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER-PASIEN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERASI Laksmi Pratita, Amelia; Sis Indrawanto, Iwan; Handaja, Djaka
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 10, No 2 (2014): Desember 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.051 KB) | DOI: 10.22219/sm.v10i2.4156

Abstract

Hubungan Antara Komunikasi Efektif Dokter- Pasien dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien Preoperasi. Latar Belakang :Kecemasan adalah satu perasaan subjektif yang dialam seseorang terutama oleh adanya pengalaman baru, termasuk pada pasien yang akan mengalami tindakan invasif seperti pembedahan. Kecemasan dapat dikurangi dengan tindakan fokus pada komunikasi efektif dokter-pasien bagi pasien dan keluarganya sebelum dilaksanakan tindakan operasi. Tujuan : untuk mengetahui hubungan antara komunikasi efektif dokter – pasien dengan tingkat kecemasan pada pasien preoperasi di Paviliun Dahlia Dr. H. Koesnadi Bondowoso. Metodologi Penelitian : jenis penelitian observational analitik dengan desain cross sectional, yang dilaksanakan di Paviliun Dahlia RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso mulai tanggal 2 januari 2012 sampai dengan 31 januari 2012. Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner tentang komunikasi efektif dokter-pasien, observasi dan wawancara untuk mengisi check list pada skala HARS sebagai alat ukur tingkat kecemasan pasien, sedangkan untuk mengetahui hubungan antar variabel digunakan uji Spearman. Hasil : Penelitian menghasilkan nilai approx sig pada spearman correlation = 0,000 lebih kecil dari p (0,05) yang berarti terdapat hubungan antara tingkat komunikasi dokter-pasien dan tingkat kecemasan. Kesimpulan : Komunikasi efektif dokter-pasien merupakan tindakan yang sangat penting, dimana semakin baik tingkat komunikasi dokter maka semakin menurun tingkat kecemasan pasien.Kata kunci : Komunikasi efektif dokter-pasien, kecemasan.
TINGKAT PENCAPAIAN STANDART KOMPETENSI DOKTER MAHASISWA FK-UMM PADA KEPANITRAAN KLINIK DI BAGIAN PENYAKIT DALAM RSUD JOMBANG Suswati, Irma
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 5, No 1 (2009): Januari 2009
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2147.06 KB) | DOI: 10.22219/sm.v5i1.1025

Abstract

free image hosting
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS X KOTA KEDIRI Prihanti, Gita Sekar; Rahayu, Mia Puteri; Abdullah, Mochamad Najib
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 12, No 2 (2016): DESEMBER 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2602.741 KB) | DOI: 10.22219/sm.v12i2.5276

Abstract

Latar belakang :Pemberian imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Berdasarkan data di Puskesmas X Kediri tahun 2015, didapatkan beberapa jenis imunisasi yang belum mencapai target misalnya imunisasi HB 0-7 hari (target 91% dengan pencapaian sebesar 90,5%), imunisasi DPT/HB 1 (target 95% dengan pencapaian 89,5%), Imunisasi DPT/HB 3 (target 90% dengan pencapaian sebesar 79%), dan imunisasi campak (target 90% dengan pencapaian 83,7%). Angka dropout imunisasi DPT/HB 1 – Campak ditargetkan sebesar ± 5%, namun pencapaiannya sebesar – 14,9%. Sedangkan Angka dropout DPT/HB 1 – DPT/HB 3 juga ditargetkan ± 5%, namun pencapaiannya sebesar – 14,9%. Pada anak usia kelas 1 SD dilakukan imunisasi DPT dengan target sebesar 98% dari 409 jiwa,  pencapaiannya masih kurang dari target yaitu sebesar 398 jiwa atau 97,3%. Imunisasi campak pada anak kelas 1 SD juga ditargetkan mencapai 98% dari 402 jiwa namun pencapaiannya masih kurang yaitu sebesar 388 jiwa atau 96,5%. Tujuan :Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah kerja Puskesmas X Kediri.Metode :Desain case-control. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Jumlah sampel 84 orang. Data diperoleh register kohort bayi tahun 2015 – Juli 2016 Pasien  Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas X  Kota Kediri. Hasil penelitian ::Hasil uji regresi logistik biner menunjukkan bahwa terdapat empat variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap kelengkapan imunisasi dasar, yaitu usia (p=0,029; CI=0,012-0,955; OR=0,106),pekerjaan (p=0,026; CI=1,300-9,539; OR=3,521), Pengetahuan (p=0,019; CI=0,054-0,928; OR=0,224), dan kehadiran balita (p=0,00; CI= -; OR= -).Berdasarkan nilai adjusted R square yaitu 0,354 (35,4%). Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kelengkapan imunisasi, ditunjukkan oleh nilai β tertinggi, yaitu faktor pekerjaan (β = 1,590).Sedangkan faktor yang tidak signifikan diantaranya pendidikan (p=0,309), Pendapatan (p=0,378), Sikap (p=0,057), dan Peran petugas (p=constant). Kesimpulan :Faktor-faktor yang mempengaruhi status kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas X  Kota Kediri meliputi faktor predisposisi(predisposing) yaitu usia, pekerjaan dan pengetahuan.Tidak ada hubungan antara faktor penguat (reinforcing) dan faktor pemungkin (enabling) denganstatus kelengkapan imunisasi dasar. Kata Kunci: Faktor yang mempengaruhi status kelengkapan imunisasi dasar, wilayah kerja Puskesmas X  Kota Kediri.

Page 2 of 57 | Total Record : 564


Filter by Year

2009 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 20 No. 2 (2024): December 2024 Vol. 20 No. 1 (2024): June 2024 Vol. 19 No. 2 (2023): December 2023 Vol. 19 No. 1 (2023): June 2023 Vol. 18 No. 2 (2022): December 2022 Vol. 18 No. 1 (2022): June 2022 Vol. 17 No. 2 (2021): December 2021 Vol. 17 No. 1 (2021): June 2021 Vol. 16 No. 2 (2020): December 2020 Vol. 16 No. 1 (2020): June 2020 Vol 16, No 1 (2020): June 2020 (on progress) Vol 16, No 1 (2020): June 2020 Vol. 15 No. 2 (2019): December 2019 Vol 15, No 2 (2019): December 2019 Vol 15, No 1 (2019): JUNI 2019 Vol. 15 No. 1 (2019): JUNI 2019 Vol. 14 No. 2 (2018): DESEMBER 2018 Vol 14, No 2 (2018): DESEMBER 2018 Vol. 14 No. 1 (2018): JUNI 2018 Vol 14, No 1 (2018): JUNI 2018 Vol 13, No 2 (2017): DESEMBER 2017 Vol. 13 No. 2 (2017): DESEMBER 2017 Vol. 13 No. 1 (2017): JUNI 2017 Vol 13, No 1 (2017): JUNI 2017 Vol 12, No 2 (2016): DESEMBER 2016 Vol. 12 No. 2 (2016): DESEMBER 2016 Vol. 12 No. 1 (2016): JUNI 2016 Vol 12, No 1 (2016): JUNI 2016 Vol 11, No 2 (2015): Desember 2015 Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015 Vol. 11 No. 1 (2015): Juni 2015 Vol 11, No 1 (2015): Juni 2015 Vol 10, No 2 (2014): Desember 2014 Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014 Vol 10, No 1 (2014): Juni 2014 Vol. 10 No. 1 (2014): Juni 2014 Vol. 9 No. 2 (2013): Desember 2013 Vol 9, No 2 (2013): Desember 2013 Vol 9, No 1 (2013): Juni 2013 Vol. 9 No. 1 (2013): Juni 2013 Vol 8, No 2 (2012): Desember 2012 Vol. 8 No. 2 (2012): Desember 2012 Vol 8, No 1 (2012): Juni 2012 Vol. 8 No. 1 (2012): Juni 2012 Vol. 5 No. 2 (2009): Juli 2009 Vol. 7 No. 2 (2011): Desember 2011 Vol 7, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 7, No 1 (2011): Januari 2011 Vol. 7 No. 1 (2011): Januari 2011 Vol. 6 No. 2 (2010): Desember 2010 Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010 Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010 Vol 6, No 1 (2010): Januari 2010 Vol 5, No 2 (2009): Juli 2009 Vol. 5 No. 1 (2009): Januari 2009 Vol 5, No 1 (2009): Januari 2009 More Issue