cover
Contact Name
Dwi Nurwulan Pravitasari
Contact Email
saintika_medika@umm.ac.id
Phone
+628123086679
Journal Mail Official
saintika_medika@umm.ac.id
Editorial Address
Editorial Office: Faculty of Medicine University of Muhammadiyah Malang Jl. Bendungan Sutami No 188A Malang, East Java
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga.
ISSN : 0216759X     EISSN : 2614476     DOI : https://doi.org/10.22219/
Core Subject : Health,
Journal of Saintika Medika is a peer-reviewed and open access journal that focuses on promoting medical sciences generated from basic sciences, clinical, and community or public health research to integrate researches in all aspects of human health. This journal publishes original articles, reviews, and also interesting case reports. Brief communications containing short features of medicine, latest developments in diagnostic procedures, treatment, or other health issues that is important for the development of health care system are also acceptable. Letters and commentaries of our published articles are welcome.
Articles 564 Documents
JUS BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola L.) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADATIKUS PUTIH (Rattus novergicus strain wistar) YANG DIINDUKSI ANTITUBERKULOSIS RIFAMPISIN DAN ISONIAZID Devi Iralawati, Antia; Hermayanti, Diah; Syafitri, Fathiyah
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 8, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.43 KB) | DOI: 10.22219/sm.v8i2.4114

Abstract

Latar Belakang: Rifampisin dan isoniazid merupakan obat yang direkomendasikan dalam pengobatan Tuberkulosis yang memiliki efek samping hepatotoksisitas. Jus belimbing manis diduga mempunyai efek hepatoprotektor karena mengandung flavonoid, tanin, dan vitamin C. Tujuan: Membuktikan efek hepatoprotektor jus belimbing manis terhadap penurunan kadar SGOT, SGPT, dan MDA tikus putih jantan yang diinduksi rifampisin dan isoniazid. Metode: Eksperimental, Post Test Only Control Group Design. Sampel dibagi 5 kelompok perlakuan. Kontrol negatif, kontrol positif diberi rifampisin dan isoniazid masing-masing 200 mg/KgBB/hari, dan 3 kelompok perlakuan yang diberi rifampisin, isoniazid, dan jus belimbing manis dengan dosis 4 ml/hari, 8 ml/hari, 12 ml/hari selama 14 hari. Data dianalisis dengan uji One-Way ANOVA, uji korelasi, dan uji regresi. Hasil Penelitian dan Diskusi: Analisa statistik dilakukan untuk masing-masing variabel dependent SGOT, SGPT, dan MDA. Uji One-Way ANOVA Sig 0,000<p(0,05) menunjukkanadanya perbedaan yang bermakna antar perlakuan. Uji korelasi Sig 0,000< p(0,05) dengan koefisien sebesar -0,827 dan -0,852, dan -0,555 mempunyai korelasi yang sangat kuat, yaitu semakin tinggi dosis jus belimbing manis maka semakin rendah kadar SGOT dan SGPT. Hasil uji regresi menunjukkan jus  belimbing manis berpengaruh terhadap penurunan kadar SGOT , SGPT, dan MDA sebesar 68,4%, 72,6%, dan 27,9%. Dosis jus belimbing manis 12 ml/hari merupakan dosis optimal untuk menurunkan kadar SGOT dan SGPT. Kesimpulan: Jus belimbing manis memiliki efek hepatoprotektor terhadap penurunan kadar SGOT, SGPT, dan MDA tikus putih jantan yang diinduksi rifampisin dan isoniazid.Kata Kunci: Jus belimbing manis (Averrhoa carambola L.), hepatoprotektor, antituberkulosis
DISTRIBUSI KASUS KEMATIAN AKIBAT ASFIKSIA DI MALANG RAYA YANG DIPERIKSA DI INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK RSSA TAHUN 2006-2007 Tasmono, H
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 6, No 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1627.732 KB) | DOI: 10.22219/sm.v6i1.1008

Abstract

Kematian akibat Asfiksia dapat  disebabkan oleh kejadian ke celakaan, bunuh diri atau pemb unuhan. Yang sering menimbulkan permasalahan adalah kejadian gantung diri apakah akibat  bunuh diri atau pembunuhan. Dari beberapa data di beberapa pusat pendidikan kedokteran didapatkan bahwa kejadian as fiksia terbanyak akibat gantung diri kar ena bunuh diri. Pada penelitian Retrospektif  ini dilakukan pendataan dan anal isa selama tahun 2006-2007 tentang ju mlah kejadian gantung diri insiden tentang jenis kelamin, umur  serta lokasi kejadian. Dari pendataan tersebut didapat kan jumlah kejadian tahun 2006 sebanyak 14 kasus, tahun 2007 seban yak 16 kasus dengan kematian terbanyak akibat gantung diri ( hanging ) dibandingkan dengan  burking suffocation maupun penyakit. Pada hanging ( 56% ) korban  jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada wanita ( 59% : 41% ) dengan  usia terbanyak 31 - 40 tahun yang kedua usia 11 – 20 tahun, sedangkan lokasi kejadian terbanyak di Kabupaten Malang.  Kata kunci : Asfiksia, gantung diri ( hanging ).
PENGARUH EKSTRAK DAUN KERSEN (MUNTINGIA CALABRA L.) TERHADAP PROFIL LIPID MENCIT PUTIH (MUS MUSCULUS) JANTAN YANG DIINDUKSI MINYAK JELANTAH Puspasari, Anita Fitri; Agustini, Sulistyo Mulyo; Illahika, Anung Putri
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 12, No 1 (2016): JUNI 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1972.554 KB) | DOI: 10.22219/sm.v12i1.5260

Abstract

ABSTRAK Hiperlipidemia merupakan salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner dan stroke. Hal tersebut dapat diketahui dengan hasil profil lipid. Saat ini, pencegahan hiperlipidemia dapat dilakukan dengan cara alami yang disebut fitofarmaka. Salah satunya yaitu ekstrak daun kersen mengandung flavonoid, saponin, dan tannin yang dapat memperbaiki profil lipid dalam darah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adakah pengaruh ekstrak daun kersen (Muntinga calabura l.) terhadap perbaikan kadar profil lipid mencit hyperlipidemia. Metode penelitian adalah True experimental dengan post test only control group design dengan kontrol negatif, kontrol positif, 3 perlakuan yang diinduksi minyak jelantah sebagai hiperlipidemia dan ekstrak daun kersen untuk perbaikan profil lipid dosis 1.5,3,6 (mg/200gBB/hari). Data dianalisis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji ANOVA, uji post hoc, uji regresi yang pengolahannya menggunakan SPSS 19.Hasil Uji One Way Anova pada variabel p=0,000 (p<0,05) terdapat perbedaan signifikan. Hasil uji post hoc didapatkan perbedaan bermakna (p<0,05) antar kelompok. Pada Uji regresi linier didapatkan dosis terbaik pada dosis 6 (mg/200gBB/hari) dengan presentaseperbaikan kolesterol total 65%, TG 79%, LDL 79%, dan HDL 75%. Flavonoid menghambat sintesis kolesterol dengan menghambat HMG-KoA reduktase. Saponin dan Tannin bekerja dengan menghambat penyerapan kolesterol dan trigliserida di usus. Kesimpulannya adalah ekstrak daun kersen berpengaruh terhadap perbaikan kadar profil lipid mencit putih hiperlipidemiaKata kunci : Hiperlipidemia, ekstrak daun kersen
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DAN TIMBULNYA CARIES DENTIS PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 KOTA MALANG Adityawan Prakoso, Reza; Mardiraharjo, Nanang; Yunita Sukmawati Noer, Sari
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 8, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.964 KB) | DOI: 10.22219/sm.v8i2.4105

Abstract

Hubungan Antara Kebiasaan Merokok dan Timbulnya Caries Dentis Pada Siswa SMK Muhammadiyah 1 Kota Malang. Latar Belakang: Caries merupakan suatu penyakit pada gigi kebiasaan merokok. Nicotine pada rokok mengakibatkan penghambatan ganglion sehingga sekresi saliva yang merupakan faktor protektif bagi gigi akan terhambat. Selain itu merokok juga mengganggu mikrosirkulasi gigi dan mulut sehingga jaringan gingiva yang divaskularisasi oleh pembuluh darah akan kekurangan oxygen dan bahan nutrisi yang diperlukan. Tujuan: Untuk membuktikan adanya hubungan antara kebiasaan merokok dan timbulnya caries dentis Metode: Analytical observation dengan pendekatan crosssectional. Sampel yang digunakan adalah siswa perokok dan non perokok yang kemudian dilakukan pemeriksaan caries, analisis data dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil Penelitian: 126 responden dimana laki-laki sebanyak 108 responden (85,7%) dan perempuan sebanyak 18 responden (14,3%). Frekuensi konsumsi rokok paling banyak adalah 5-14 batang sebanyak 24 responden (19,0%) dimana 22 berstatus caries dan 2 responden lainnya berstatus non caries dengan DMF-T 66 dan >15 batang sebanyak 24 responden (19,0%) dimana 19 responden berstatus caries dan 5 lainnya berstatus non caries dengan DMF-T 105 sedangkan yang mengkonsumsi rokok 1-4 batang per hari sebanyak 18 responden (14,3%) dimana 8 responden berstatus caries dan 10 responden lainnya berstatus non caries dengan DMF-T 17. Adapun 60 responden (47,6%) lainnya merupakan non perokok dimana 38 responden berstatus caries dan 22 responden lainnya berstatus non caries dengan DMF-T 140. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan nilai koefisien 0,266 dan nilai signifikansi 0,000 dengan nilai α 0.01 (p< α). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dan timbulnya caries dentis.Kata Kunci: Merokok, caries dentis.
Hipertensi dan Retinopati Hipertensi Sylvestris, Alfa
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 7, No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.879 KB) | DOI: 10.22219/sm.v7i2.4075

Abstract

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan penanggulangan yang baik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prevalensi hipertensi seperti ras, umur, obesitas, asupan garam yang tinggi, dan adanya riwayat hipertensi dalam keluarga. Prevalensi hipertensi di Indonesia 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya. Hipertensi menimbulkan akibat (komplikasi), baik jangka pendek maupun jangka panjang. Akibat jangka pendek disebabkan oleh kenaikan yang cepat dari tekanan darah sehingga terjadi kerusakan (nekrosis) pada dinding pembuluh darah. Akibat jangka panjang disebabkan oleh lamanya tekanan darah tinggi tersebut mempengaruhi dinding pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah sistemik berhubungan dengan peningkatan tonus vaskular, di dalam mekanisme tersebut, terdapat penurunan produksi atau akivitas mediator vasodilatasi seperti endothelium-derived nitric oxide dan protasiklin, pada saat yang sama terdapat mekanisme peningkatan produksi mediator vasokonstriksi seperti angiotensin II dan endotelin-1. Ketidakseimbangan tersebut dinamakan disfungsi endotel. Komplikasi hipertensi melibatkan beberapa organ vital tubuh seperti : penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit hipertensi serebrovaskular, hipertensi ensefalopati dan hipertensi retinopati. Pada keadaan hipertensi, pembuluh darah retina akan mengalami beberapa seri perubahan patofisiologis sebagai respon terhadap peningkatan tekanan darah. Terjadi spasme arterioles dan kerusakan endothelial pada tahap akut, pada tahap kronis terjadi hialinisasi pembuluh darah yang menyebabkan berkurangnya elastisitas pembuluh darah. Hipertensi retinopati menunjukkan keparahan dan kronisitas dari hipertensi dan tanda-tanda retinopati ini dapat dipakai untuk memprediksi mortalitas pada pasien hipertensi.Kata kunci : hipertensi – retinopati hipertensi – mortalitas pasien hipertensi
The Relationship Of Leukocyturia On The Incidence of Prominent Rupture of The Membrane in Preterm Pregnancy at the General Hospital of The University of Muhammadiyah Malang Ma'roef, Mochamad; Kusuma Putri, Ayu Prima
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 15, No 2 (2019): December 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.218 KB) | DOI: 10.22219/sm.Vol15.SMUMM2.10663

Abstract

Prelabor rupture of the membrane (PROM) requires greater attention because of the high prevalence and its tendency to increase. The incidence of PROM at  37 weeks of gestation (aterm) is around 6.45-15.6% and about 2-3 percent of all single preterm pregnancies and 7.4% in twin preterm pregnancies. The purpose of this study was to determine the relationship between leukosituria and the incidence of premature rupture of membrane at < 37 weeks of gestation at the General Hospital of the University of Muhammadiyah Malang during 2015-2017. This is an analytic observational research with a cross-sectional study approach. Data were analyzed with Chi Square. Out of 36 samples that fit in the inclusion criteria, 18 patients had preterm PROM while 18 others had Aterm PROM. PROM mostly occurs in multigravida patients (58.3%, 21 patients). Patients with 38-39 weeks of gestation had the highest prevalence of PROM. Out of 18 Preterm PROM patients, 9 patients had leukocyturia. Only 1 aterm patients had positive leukocyturia. The result of this study showed a significant relationship between the incidence of PROM and preterm pregnancy.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) TERHADAP PENURUNAN KONTRAKSI OTOT POLOS UTERUS TERPISAH MARMUT BETINA (CAVIA PORCELLUS) Ma’roef, Mochamad; Jannah2, Arifatul
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 11, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.834 KB) | DOI: 10.22219/sm.v11i2.4204

Abstract

Ma’roef, Arifatul. The Influence of Tamarind (Tamarindus indica) Fruit Extract On Reducing Isolated Uterine Smooth Muscle Contraction of Female Guinea Pig (Cavia porcellus) Background : Tamarind (Tamarindus indica) is medicinal plant that is easy to get and has many adventages. Flavonoid, tannin, and some minerals in this plant have been supposed to be able to inhibit uterine contraction that could reduce menstrual cramps and decrease preterm delivery. Objective : To know the influence of tamarind fruit extract on reducing isolated uterine smooth muscle contraction of female guinea pig. Methods : True experimental with post test only control group design. Non-pregnant female guinea pig uterine strips in De Jalon solutions were contracted by 0,03 IU oxytocin and 3 doses of extract were added to the preparation, namely 2 mg/ml (P1), 4 mg/ml (P2), and 6 mg/ml (P3). Those groups were compared to positive control(only oxytocin induced) and negative control (without intervention). The contractions were recorded for 20 minutes and the result was shown in Labscribe2 software. Result : The result of ANOVA showed a significant difference between control group and treatment (p=0,00).The correlation test result showed that the higher dose of tamarind extract, the less contractions will be. Linear regression result showed a strong influence of tamarind extract on reducing uterine contraction, namely 84,7% with 4 mg/ml as effective dose. Conclusion : Tamarind extract has influence on reducing the isolated uterine smooth muscle contraction of female guinea pig.Key word : tamarind, uterine contraction, guinea pig
STUDI KASUS DROP OUT PENGOBATAN TUBERKULOSA (TB) DIPUSKESMAS KODYA MALANG Hermayanti, Diah
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3295.251 KB) | DOI: 10.22219/sm.v6i2.1058

Abstract

Abstract   Background: Direct Observed Treatment Short Course (DOTS) were used for Tuberculosa (TB) Control in Indonesia. Long time periode of treatment caused its drop out problem. Discontinuation of treatment and  inadequate doses increased  resistance and cost. Objective: To examine tuberculosis drop out treatment cases. Methods: Descriptive study. The data were collected with purposive random sampling. Results: There were  1372 patients TB in Malang, the number of  drop out cases were 137 patients (17%).  The patients who treatment at the puskesmas as many as 25 people (1.8%). Only  four people who successfully interviewed, because patient address data were incomplete.  The patient age ranged between 19-67 years, 75%  of patients were reproductive age, 25% were elderly, and 75% werefemale. The Big income were 100% below the minimum wage in Malang Municipality,  and 50% were unemployement. The patient education were 50% primary school graduates, 25% high school graduate, and 25% college graduate. The level of knowledge about TB disease were categorized 50% as good, 25% as moderate, and 25% as less category. The Health behavior in relation to drop out TB treatment: 50% due to the relatively faraway from  the clinic, and 50% felt tired of taking medicine every day. Other causes for the occurrence of side effects. Conclusion: The high dropout rate of TB treatment due to many factors including low income, low education, poor health behaviors, and drug side effect. Keywords: tuberculosa, DOTS, drop out
SEORANG WANITA DENGAN ASPIRASI JARUM PENTUL HARI KE-14 Subkhan, Mohammad; Pradjoko, Isnu
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 14, No 1 (2018): JUNI 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.965 KB) | DOI: 10.22219/sm.Vol14.SMUMM1.6691

Abstract

Aspirasi benda asing merupakan masalah global dan seringkali menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa,Aspirasi benda asing lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa. Sekitar 75% sampai 85% aspirasi bendaasing terjadi pada anak dibawah 15 tahun yang lebih dari dua pertiga kasus terjadi pada anak-anak usia dibawah tiga tahun(3). Di Amerika angka kematian pada anak usia di bawah 4 tahun mencapai 7% pada tahun 1986(5). Pada kasus ini, penderitaadalah seorang perempuan berumur 14 tahun, datang ke IRD dikonsulkan ke bagian paru dengan keluhan tertelan jarumpentul saat sedang memakai hijab sambil bercanda dengan temannya. Kemudian dilakukan foto Rontgen tampak bentukanmetal jarum di daerah parakardial kanan Pada dewasa bronkus utama kanan lebih pendek dari bronkus utama kiri. Bronkusutama kanan membentuk sudut 25 derajat dari garis median, sedangkan bronkus utama kiri membentuk sudut 45 derajat.Pada anak usia dibawah 14 tahun hal ini tidak berlaku karena ukuran bronkus kanan dan kiri relatif sama, dengan percabanganbronkus kiri tidak sedekat pada bronkus kanan. Selanjutnya dilakukan ekstraksi jarum pentul yang telah teraspirasi denganmenggunakan bronkoskopi serat optik pada penderita. Ekstraksi jarum pentul berhasil dilakukan dengan baik.Kata Kunci : Aspirasi, ekstraksi jarum pentul
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KONVERSI BAKTERI TAHAN ASAM NEGATIF PADA PENGOBATAN TUBERKULOSA Hermayanti, Diah
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 10, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.704 KB) | DOI: 10.22219/sm.v10i1.4144

Abstract

Latar belakang : Pengendalian TBC di Indonesia, dilaksanakan dengan strategi Directly Observed Treatment Short Course (DOTS). Prinsip pengobatan TBC strategi DOTS menggunakan obat anti tuberkulosa (OAT) yang diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup, dan dosis tepat selama 6 – 8 bulan. Penderita dikategorikkan sebagai kasus konversi BTA negatif bila dalam pemeriksaan ulangan BTA masih dijumpai kuman BTA positif dalam sputumnya.Tujuan : mengeksplorasi lebih lanjut faktor-faktor yang diduga dapat menyebabkan terjadinya konversi BTA negatif pada akhirmasa intensif pengobatan dan pada penderita dengan kategori gagal. Metode : Penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan studi cross sectional, yang dilakukan di Poli Puskesmas Kedung Kandang Malang. Hasil penelitian : didapatkan 4 penderita yang masuk kriteria konversi BTA negatif dengan pendidikan 75% SD dan 25% SMP; status gizi berdasarkan IMT 75% termasuk kriteria kurus; 100% taat berobat; dan pada semua pemeriksaan kultur sputum tidak dijumpai pertumbuhan kuman. Kesimpulan : Status sosial ekonomi dan status gizi penderita TBC dengan konversi BTA negatif adalah rendah, namun kepatuhannya berobat cukup tinggi. Resistensi kuman TBC terhadap OAT program jangka pendek pada penelitian tidak dapat dievaluasi oleh karena tidak ada pertumbuhan kuman pada semua sampel sputum penderita.Kata kunci : DOTS, OAT, BTA, Konversi negative

Page 3 of 57 | Total Record : 564


Filter by Year

2009 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 20 No. 2 (2024): December 2024 Vol. 20 No. 1 (2024): June 2024 Vol. 19 No. 2 (2023): December 2023 Vol. 19 No. 1 (2023): June 2023 Vol. 18 No. 2 (2022): December 2022 Vol. 18 No. 1 (2022): June 2022 Vol. 17 No. 2 (2021): December 2021 Vol. 17 No. 1 (2021): June 2021 Vol. 16 No. 2 (2020): December 2020 Vol 16, No 1 (2020): June 2020 (on progress) Vol 16, No 1 (2020): June 2020 Vol. 16 No. 1 (2020): June 2020 Vol. 15 No. 2 (2019): December 2019 Vol 15, No 2 (2019): December 2019 Vol 15, No 1 (2019): JUNI 2019 Vol. 15 No. 1 (2019): JUNI 2019 Vol 14, No 2 (2018): DESEMBER 2018 Vol. 14 No. 2 (2018): DESEMBER 2018 Vol. 14 No. 1 (2018): JUNI 2018 Vol 14, No 1 (2018): JUNI 2018 Vol 13, No 2 (2017): DESEMBER 2017 Vol. 13 No. 2 (2017): DESEMBER 2017 Vol. 13 No. 1 (2017): JUNI 2017 Vol 13, No 1 (2017): JUNI 2017 Vol 12, No 2 (2016): DESEMBER 2016 Vol. 12 No. 2 (2016): DESEMBER 2016 Vol 12, No 1 (2016): JUNI 2016 Vol. 12 No. 1 (2016): JUNI 2016 Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015 Vol 11, No 2 (2015): Desember 2015 Vol. 11 No. 1 (2015): Juni 2015 Vol 11, No 1 (2015): Juni 2015 Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014 Vol 10, No 2 (2014): Desember 2014 Vol 10, No 1 (2014): Juni 2014 Vol. 10 No. 1 (2014): Juni 2014 Vol 9, No 2 (2013): Desember 2013 Vol. 9 No. 2 (2013): Desember 2013 Vol. 9 No. 1 (2013): Juni 2013 Vol 9, No 1 (2013): Juni 2013 Vol. 8 No. 2 (2012): Desember 2012 Vol 8, No 2 (2012): Desember 2012 Vol 8, No 1 (2012): Juni 2012 Vol. 8 No. 1 (2012): Juni 2012 Vol. 5 No. 2 (2009): Juli 2009 Vol. 7 No. 2 (2011): Desember 2011 Vol 7, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 7, No 1 (2011): Januari 2011 Vol. 7 No. 1 (2011): Januari 2011 Vol. 6 No. 2 (2010): Desember 2010 Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010 Vol 6, No 1 (2010): Januari 2010 Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010 Vol 5, No 2 (2009): Juli 2009 Vol. 5 No. 1 (2009): Januari 2009 Vol 5, No 1 (2009): Januari 2009 More Issue