Articles
49 Documents
Search results for
, issue
"Vol 5, No 4 (2021): August Pages 1683- 3000"
:
49 Documents
clear
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division di Madrasah Ibtidaiyah
Desty Ayu Anastasha;
Mega Adyna Movitaria;
Safrizal Safrizal
Jurnal Basicedu Vol 5, No 4 (2021): August Pages 1683- 3000
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/basicedu.v5i4.1248
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil belajar matematika siswa MIN Punggung Lading yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang diterapkan yaitu 70. Hal ini disebabkan kurangnya keaktifan dan siswa dalam belajar, pembelajaran masih berpusat pada guru. Proses pembelajaran ini kurang efektif karena kurang berkembangnya kemampuan siswa dan hasil belajar yang tidak mencapai ketuntasan yang maksimal. Pembelajaran akan berhasil jika guru menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang tepat adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar. Tujuan penelitian ini adalah, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada operasi hitung pecahan menggunakan model kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V MIN Punggung Lading. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dengan prosedur penelitian melalui 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VA MIN Punggung Lading. Hasil penelitian diperoleh adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V yang menggunakan model pembelajaran ini.
Telaah Literatur ; Komponen Kurikulum IPS Di Sekolah Dasar pada Kurikulum 2013
Jumriani Jumriani;
Syaharuddin Syaharuddin;
Noorya Tasya Febrylia Witari Hadi;
Mutiani Mutiani;
Ersis Warmansyah Abbas
Jurnal Basicedu Vol 5, No 4 (2021): August Pages 1683- 3000
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/basicedu.v5i4.1111
Pembelajaran IPS bukan merupakan mata pelajaran yang hanya mengutamakan hafalan. Namun, Mata Pelajaran IPS bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang fakta serta materi yang harus diingat dan diimplementasikan untuk menumbuhkan rasa sadar akan tanggung jawab dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS tersebut diperlukan seperangkat rencana yang dijadikan sebagai elemen penting pedoman pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, memperhatikan elemen kurikulum pada setiap pada pelajaran merupakan kewajiban para pelaksana pembelajaran di Sekolah. Penelitian melalui studi literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi elemen kurikulum mata pelajaran IPS di tingkat Sekolah dasar, dengan tujuan artikel ini dapat menjadi sumber referensi elemen pokok kurikulum Mata Pelajaran IPS untuk tingkatan Sekolah Dasar. Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang sesuai, kemudian dilakukan diskusi secara naratif. Hasil diskusi memastikan bahwa kurikulum IPS di tingkat Sekolah Dasar mencakup empat komponen yaitu tujuan, materi, strategi pembelajaran dan evaluasi. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar harus memperhatikan berbagai komponen tersebut yang dijabarkan pada aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran IPS. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar mampu menciptakan warga negara yang baik, mampu berfikir kritis dan memecahkan masalah
Pengembangan Instrumen Penilaian Kreativitas Siswa melalui Analisis Rasch Model di Sekolah Dasar
Mila Aprilia;
Dindin Abdul Muiz Lidinillah;
Rosarina Giyartini
Jurnal Basicedu Vol 5, No 4 (2021): August Pages 1683- 3000
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/basicedu.v5i4.1199
Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya penerapan kreativitas dalam diri manusia di lingkungan sehari-harinya. Tujuan penelitian adalah untuk menunjukan deskripsi dari hasil analisis pengembangan instrumen penilaian kreativitas siswa Sekolah Dasar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan menggunakan pendekatan deskriptif, serta partisipan penelitian merupakan siswa Kelas IV SDN 2 Sukapura, salah satu sekolah di kabupaten Tasikmalaya, dengan jumlah sebanyak 30 responden. Hasil penelitian menujukkan bahwa pengembangan instrumen kreativitas sebagian besar berada pada kategori baik dengan proporsi sebesar 70%. Melalui analisis ini, diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa lebih besar dalam menyelesaikan item pada instrumen kreativitas siswa, dibuktikan oleh hasil penelitian yang menunjukan angka item pada separation dan reliability lebih besar dibandingkan angka person pada separation dan reliability. Selain itu pengembangan instrumen kreativitas ini dapat di terima oleh seluruh responden (tidak mengalami bias gender).
Analisis Faktor-Faktor yang Menghambat Belajar Membaca Permulaan Pada Siswa Sekolah Dasar
Novita Dian Dwi Lestari;
Muslimin Ibrahim;
Siti Maghfirotun Amin;
Suharmono Kasiyun
Jurnal Basicedu Vol 5, No 4 (2021): August Pages 1683- 3000
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/basicedu.v5i4.1278
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kesulitan yang dihadapi siswa Kelas I di SDN Sawohan 1 Buduran Sidoarjo yang menghambat belajar membaca permulaan. Penelitian ini termasuk penelitian observasional. Teknik pengumpulan data, menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif setelah terlebih dahulu direduksi (data reduction), dan diuji keabsaannya melalui uji kredibilitas data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kesulitan yang dihadapi siswa Kelas I SDN Sawohan 1 Buduran Sidoarjo yang berpotensi menghambat belajar membaca permulaan adalah sebagai berikut: 1) siswa sulit membaca abjad dengan lafal yang tepat, siswa sulit menunjukkan dan menyebutkan huruf vokal, siswa sulit menunjukkan dan menyebutkan huruf konsonan, siswa sulit menyebutkan beberapa bunyi gabungan huruf vokal dan konsonan, siswa sulit mengeja suku kata yang diinstruksikan, 2) faktor–faktor yang menghambat Siswa dalam Kesulitan Membaca Permulaan pada siswa Kelas I SDN Sawohan 1 Buduran Sidoarjo adalah faktor intelektual, faktor fisiologis, faktor lingkungan termasuk orang tua, dan faktor psikologis. Solusinya orang tua harus benar-benar mendampingi anak-anaknya pada saat belajar serta guru berinovasi dalam pembelajaran seperti menggunakan media dan metode yang cocok untuk belajar membaca permulaan
Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) Berbasis Blended untuk Meningkatkan Kreativitas Matematika di Sekolah Dasar
Abdul Sholeh;
Fahrurozi Fahrurozi
Jurnal Basicedu Vol 5, No 4 (2021): August Pages 1683- 3000
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/basicedu.v5i4.1022
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pembelajaran matematika dalam pengukuran satuan panjang yang bersifat penyampaian informasi dari guru kepada siswa yang bersifat hapalan serta rendahnya kreativitas. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengeksplorasi kreativitas belajar matematika dalam pengukuran di sekolah dasar melalui pendekatan realistic mathematic education (RME) berbasis blended. Penelitian ini menggunakan desain didactic yang mencakup tahapan analisis prospektif, analisis didactic metapedia, dan analisis prospektif ulang diterapkan pada siswa kelas 6 Sekolah Dasar di Kota Cirebon. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu tes soal uraian dan nontes melalui lembar observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan implementasi pendekatan RME berbasis blended dapat meningkatkan kreativitas matematika di sekolah dasar dengan tingkat pencapaian aspek bertanya 90 %, hasil pembelajaran 80 %, Refleksi 80 % dan menganalisis70 %, pada materi pengukuran satuan panjang dengan berpegang pada aktivitas manusia yang bersandar dengan pengalaman sehari-harinya dan berpedoman bahwa siswa belajar matematika dengan materi pelajaran dari situasi yang realistis (yaitu dari masalah konteks atau dari konteks matematis yang nyata bagi siswa) dengan mengkombinasikan pembelajaran berbantuan offline maupun online untuk membentuk suatu pembelajaran yang berintegrasi. Oleh karena itu implikasi bagi guru sekolah dasar untuk meningkatkan kreativitas matematika dapat dilakukan dengan pendekatan Realistic Mathematic Education
Implementasi Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan di Sekolah Dasar
Maria Melani Ika Susanti
Jurnal Basicedu Vol 5, No 4 (2021): August Pages 1683- 3000
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/basicedu.v5i4.1134
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pelaksanaan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan (EWPK) di sekolah dasar berdasar pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014. Penafsiran yang beragam tentang isi dan lampiran Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 di beberapa satuan pendidikan menyebabkan terlaksananya pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib di satuan pendidikan menjadi kurang optimal. Kondisi ini perlu diidentifikasi untuk mencari faktor yang menjadi kendala pada implementasi EWPK di satuan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya tindak lanjutnya. Penelitian ini berjenis kualitatif deskriptif yang dilakukan di 155 SD dari 8 (delapan) Kabupaten/Kota melalui kuesioner. Hasil penelitian ditemukan ketidaksejalanan antara Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 dengan implementasi di satuan pendidikan pada aspek (1) pengelolaan kegiatan EWPK; (2) sumber daya EWPK di satuan pendidikan; (3) rujukan yang digunakan dalam EWPK; (4) pola kegiatan EWPK; (5) materi dan metode EWPK; (6) pelaksanaan kegiatan selama pandemi; (7) penilaian EWPK; dan (8) peran pemangku kebijakan dalam implementasi EWPK
Pengembangan Buku Cegahan IPA untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di Sekolah Dasar
Estheria Finaningtyas Siwi;
Yohana Setiawan
Jurnal Basicedu Vol 5, No 4 (2021): August Pages 1683- 3000
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/basicedu.v5i4.1157
Kajian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya ketersediaan buku cerita bergambar untuk membantu siswa kelas IV berpikir kritis pada pelajaran IPA di SD Negeri 1 Purworejo. Tujuan dari kajian ini ialah mengetahui tingkat validitas buku cerita IPA bergambar untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas IV berpikir secara kritis. Secara teoretis, manfaat dari kajian ini ialah memberi pengalaman, juga kecakapan bagi mahasiswa agar bisa membuat inovasi dalam mengajar melalui buku cerita IPA serta menimbulkan keingintahuan yang tinggi dan peningkatan dalam proses berpikir kritis untuk anak kelas IV. Kajian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan, atau dikenal dengan Research and Development (R&D). Produk yang dikembangkan dalam kajian ini berupa pengembangan buku cegahan IPA guna memudahkan siswa dalam meningkatkan tahap berpikir kritis. Prosedur Borg dan Gall (1989) dipakai dalam kajian ini, yang menghasilkan produk akhir buku cegahan IPA. Pada prosedur ini penulis hanya menerapkan hingga tahapan kelima, yakni: kajian dan mengumpulkan informasi, merencanakan penelitian, mengembangkan produk awal, uji lapangan terbatas, serta revisi hasil uji lapangan terbatas. Hasil dari kajian ini ialah mengetahui kelayakan melalui tingkat validitas produk buku cegahan untuk meningatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas 4 SD dalam pelajaran IPA
Pengaruh Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di Sekolah Dasar
Setyani Wijaya;
Sri Lestari Handayani
Jurnal Basicedu Vol 5, No 4 (2021): August Pages 1683- 3000
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/basicedu.v5i4.1227
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi kalor dan perpindahannya. Penelitian ini dilakukan di SD Angkasa 4 tahun ajaran 2020/2021 pada semester genap. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain control group pre-test post-test. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 81 siswa dan sampel untuk kelas eksperimen 26 siswa dan kelas kontrol 27 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan menggunakan random sampling. Dalam perhitungan dibantu dengan bantuan SPSS versi 26 for windows. Teknik analisis data uji hipotesis menggunakan uji-t Independent T-Tes dari pengolahan data didapatkan hasil sebesar Asymp.(2-tailed) < α = 5% yaitu 0,010 < 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Process Oriented Guided Inquary Learning (POGIL) terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Angkasa 4 pada materi kalor dan perpindahannya.
Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Whole Person Approach Sebagai Strategi Kunci Implementasi Pendidikan Inklusif
Arisul Mahdi;
Grahita Kusumastuti;
Johandri Taufan;
Dea Resti Fransiska
Jurnal Basicedu Vol 5, No 4 (2021): August Pages 1683- 3000
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/basicedu.v5i4.1060
Artikel ini membahas tentang analisis pembelajaran whole person approach di kelas inklusif pada Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif di Kec. Pauh Kota Padang. Whole person approach yang merupakan core feature pendidikan inklusif perlu dilihat keterterapannya dalam pembelajaran di kelas inklusif. Tingkat penerapan Whole person approach akan menjadi acuan keberhasilan implementasi pendidikan inklusif. Metode deskriptif kuantitatif digunakan dalam penelitian ini, dengan teknik purposive sampling. Subjek penelitian adalah guru yang mengajar di Sekolah penyelenggara Pendidikan Inklusif di Kec. Pauh. Hasilnya, asesmen berkala belum dilakukan secara optimal terhadap semua peserta didik yang juga mempengaruhi terhadap proses perencanan pembelajaran yang masih jarang (60%) didasarkan pada hasil asesmen. Kemudian untuk penggunaan metode dan media sudah mulai digunakan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Sementara untuk proses evaluasi pembelajaran belum dilakukan per individu sesuai dengan kapasitas belajar masing-masing siswa. Di sisi lain, pengelolaan kelas sudah disesuikan dengan kebutuhan belajar siswa. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran Whole person approach belum secara optimal diterapkan di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
Peningkatkan Motivasi dan Self Efficacy Belajar Matematika melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Sekolah Dasar
Dyah Anungrat Herzamzam
Jurnal Basicedu Vol 5, No 4 (2021): August Pages 1683- 3000
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/basicedu.v5i4.1177
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan self efficacy belajar matematika menggunakan pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas V SD N 5 bumirejo kecamatan kebumen. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) secara kolaboratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi dan self efficacy belajar matematika pada siswa kelas V SD N 5 bumirejo kecamatan kebumen. Peningkatan motivasi dan self efficacy telah memenuhi kriteria keberhasilan. Hal itu ditunjukan dengan (1) Skor angket motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari sebelum tindakan sebesar 54,45% dengan kategori rendah, siklus I sebesar 68,91% dengan kategori sedang dan pada siklus II sebesar 83,34% dengan kategori tinggi (2) Skor angket self efficacy belajar siswa mengalami peningkatan dari sebelum diberikan tindakan sebesar 49,94 % dengan kategori rendah, pada siklus I sebesar 69,20% dengan kategori sedang dan pada siklus II sebesar 85,04% dengan kategori tinggi