cover
Contact Name
Julitinus Harefa
Contact Email
missiocristo@gmail.com
Phone
+6282191306517
Journal Mail Official
missiocristo@gmail.com
Editorial Address
Jl. Wonorejo IV No. 58 - 62A Surabaya, 60263
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Missio Cristo
ISSN : 26206633     EISSN : 26566567     DOI : https://doi.org/10.58546
Core Subject : Religion,
Jurnal “Missio-Cristo” merupakan jurnal teologi yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Sola Gratia Indonesia dan sebagai sarana publikasi hasil penelitian baik di dalam maupun di luar Sekolah Tinggi Teologi Sola Gratia Indonesia. Jurnal ini memuat artikel yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya dengan ruang lingkup teologi sistematika, biblika, historika, misiologi dan pratikka. Informasi mengenai panduan teknis penulisan artikel dan prosedur penggarapan naskah telah tersedia di pihak penerbit. Proses penanganan naskah melalui tim editor sebagai kelayakkan gaya dan format dan dilanjukkan melalui Peer Review Process sesuai persyaratan dan pedoman penulisan artikel yang baik dan benar. Penerbitan Jurnal ini dilakukan enam bulan sekali, yakni: pada bulan April dan Oktober.
Articles 45 Documents
Kepemimpinan Para Rasul Teladan Bagi Kepemimpinan Kristen Masa Kini Berdasarkan Kisah Para Rasul 1-6 Ferri Melki Pandeirot; Tjutjun Setiawan; Rinawati
Jurnal Missio Cristo Vol. 6 No. 2: Jurnal Missio-Cristo Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sola Gratia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58456/missiocristo.v6i2.49

Abstract

Leadership is an ever-present topic that can be found in almost any knowledge discipline. Good or bad fate of society or mankind is determined by its leaders. This research examines how the spiritual condition of the Apostles after Jesus was ascended to heaven. After Jesus was ascended to heaven, the apostles and followers of Jesus lost a figure, a leader, an example giver who guided their lives. This situation could have affected the spiritual condition and firmness in holding all the teachings and commands of Jesus; how their leadership was when facing Jewish leaders, priests, chief guards of the Temple, elders and scribes, the Religious Court and the Sadducees who generally hated them, as well as the attitude they showed to the public, especially the early church. This study uses a descriptive qualitative method with a literature study approach based on research on the Book of the Apostles 1-6. The purpose of this research is that today's ministers of God may learn how to behave correctly when they lose a role model and spiritual leader in their lives and how to continue Christian leadership through the example of the apostles and other disciples. Because actually the example of life is the main sermon for believers of all ages so that through the words and deeds of the Gospel of Jesus can be witnessed to the ends of the world, to be a blessing to many people. The author concludes that the example followed by the apostles from the Lord Jesus, the Great Teacher, can be shown through their leadership who relied on the Holy Spirit to the Jews and the early congregation who believed in the news of salvation. Even the leadership, attitude of life and example of the apostles became a culture in the early congregation so that it became a magnet and extraordinary movement for the development of Christians in the early years of the Christian era. The leadership of the apostles has also animates and changes the lives of many people and raises many leaders who love Christ. ABSTRAK BAHASA INDONESIA Kepemimpinan adalah topik yang selalu ada dan dapat dijumpai di hampir semua disiplin ilmu. Baik buruknya nasib masyarakat ataupun umat manusia ditentukan oleh pemimpinnya. Penelitian ini mengkaji bagaimana kondisi kerohanian Para Rasul setelah Yesus terangkat ke sorga, Sejak Yesus terangkat ke sorga, para rasul dan murid-murid Yesus yang lain kehilangan figur, sosok pemimpin, pemberi teladan yang menuntun kehidupan mereka. Situasi ini bisa saja mempengaruhi kondisi kerohanian serta keteguhan dalam memegang semua ajaran dan perintah Yesus; bagaimana kepemimpinan mereka ketika menghadapi pemimpin Yahudi, imam-iman, kepala pengawal Bait Allah, tua-tua dan ahli Taurat, Mahkamah Agama serta orang-orang Saduki yang secara umum membenci mereka, juga sikap yang mereka tunjukkan pada orang banyak terutama jemaat mula-mula. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kepustakaan berdasarkan penelitian pada Kitab Para Rasul 1-2. Tujuan dari penelitian ini agar para pelayan Tuhan masa kini boleh belajar bagaimana bersikap yang benar ketika kehilangan sosok teladan dan pemimpin rohani dalam kehidupan mereka dan bagaimana melanjutkan kepemimpinan Kristen lewat teladan para rasul dan murid-murid lainnya. Sebab sesungguhnya teladan hidup adalah khotbah yang utama bagi orang percaya segala zaman sehingga lewat perkataan dan perbuatan Injil Yesus boleh disaksikan sampai ke ujung dunia, menjadi berkat bagi banyak orang. Penulis mengambil kesimpulan bahwa teladan yang diikuti oleh para rasul dari Tuhan Yesus sang Guru Agung, dapat ditunjukkan lewat kepemimpinan mereka yang mengandalkan Roh Kudus pada orang-orang Yahudi serta jemaat mula-mula yang percaya akan berita keselamatan. Bahkan kepemimpinan, sikap hidup dan teladan para rasul menjadi suatu budaya pada jemaat mula-mula sehingga menjadi magnet dan kegerakkan yang luar biasa bagi perkembangan umat Kristen pada awal tahun Masehi. Kepemimpinan para rasul juga telah menjiwai dan mengubah hidup banyak orang serta memunculkan banyak pemimpin yang mengasihi Kristus.   
Kajian KAJIAN DOGMATIKA TENTANG IDENTITAS KRISTUS BAGI KAWULA MUDA KRISTEN Mey Daman Lawolo
Jurnal Missio Cristo Vol. 6 No. 2: Jurnal Missio-Cristo Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sola Gratia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58456/missiocristo.v6i2.54

Abstract

This article shows that Christ, who is the center of Christianity, is often misunderstood by Christians. In particular, young people who are the next generation of the church have a less comprehensive knowledge of Christ due to the church's role in paying less attention to doctrinal teaching in the congregation. For young people, Christ is known only as a helper, family, and when identifying Christ with the Father and the Holy Spirit. Therefore, in this article, the author aims to rectify this misunderstanding and equip young people through church services to recognize Christ as a divine and human Person who has a distinction with the Father and the Holy Spirit. Through the literature review research method, the author presents the identity of Christ that must be understood by young people as the central existence of Christian beliefs on which Christian beliefs rest. By investigating biblical revelations and related literature, the author concludes that Jesus Christ is not only a person who is willing to help and become the head of the Christian family. In fact, Christ is not the Father or the Holy Spirit. Christ is a person who is different from the Father and the Holy Spirit. He is God who became man (John 1:14) in order to save sinful humanity. Therefore, the Person of Christ is the Savior of mankind who must be known and preached by the youth from an early age. ABSTRAK BAHASA INDONESIA Artikel ini menunjukkan bahwa Kristus menjadi pusat Kekristenan sering disalahpahami oleh orang Kristen. Khususnya kawula muda yang menjadi generasi penerus gereja memiliki pengenalan yang kurang komprehensif terhadap Kristus dikarenakan peran gereja yang kurang memerhatikan pengajaran doktrinal di kalangan jemaat. Bagi kawula muda, Kristus dikenal sebatas Penolong, Keluarga, dan tatkala mengidentikkan Kristus dengan Bapa dan Roh Kudus. Oleh karena itu, dalam artikel ini Penulis bertujuan untuk meluruskan pemahaman yang keliru tersebut serta memperlengkapi kawula muda melalui pelayanan gereja supaya mengenal Kristus sebagai Pribadi ilahi dan manusia yang memiliki distingsi dengan Bapa dan Roh Kudus. Melalui metode penelitian kajian pustaka, Penulis  menyajikan identitas Kristus yang harus dipahami oleh kawula muda sebagai sentral eksistensi kepercayaan umat kristiani yang padanya bersandar kepercayaan orang Kristen. Dengan menyelidiki penyataan Alkitab dan literatur-literatur yang terkait, Penulis menyimpulkan bahwa Yesus Kristus tidak hanya sebatas Pribadi yang bersedia menolong dan menjadi Kepala Keluarga umat Kristen. Bahkan Kristus bukanlah Bapa atau Roh Kudus. Kristus adalah Pribadi yang berbeda dengan Bapa dan Roh Kudus. Dia adalah Allah yang menjadi manusia (Yoh. 1:14) demi menyelamatkan umat manusia yang berdosa. Oleh sebab itu, Pribadi Kristus adalah Juruselamat manusia yang harus dikenal dan diberitakan oleh kawula muda sejak dini. 
Pengaruh Pastoral Konseling Terhadap Pertumbuhan Iman di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Manukan Surabaya Erlin Maharani; Teguh Santoso
Jurnal Missio Cristo Vol. 6 No. 2: Jurnal Missio-Cristo Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sola Gratia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58456/missiocristo.v6i2.56

Abstract

The concept of pastoral counseling in this study was tested in relation to the concept of faith growth in the Manukan Congregational GKJW Surabaya. The purpose of this study was to find out whether there is an influence of pastoral counseling on the growth of faith in the current GKJW Congregation of Manukan Surabaya. This study took the population of the Jawi Wetan Christian Church (GKJW) Manukan Congregation in Surabaya. The approach used is to use quantitative methods and use regression analysis with the aim to measure the effect partially and also simultaneously between pastoral counseling on the growth of faith. The respondents who were involved were the servants and also the GKJW Manukan congregation ranging in age from 17 years to 70 years with a total of 150 people. There were two questionnaires that did not return, so that a total of 148 questionnaires returned. The instrument used was a closed questionnaire. The results show that Pastoral Counseling partially affects the growth of faith. The t-count value is positive, meaning that the influence that occurs is positive or can be interpreted: The higher/better the pastoral counseling is, the more the growth of faith in GKJW Congregation Manukan Surabaya will also increase. ABSTRAK BAHASA INDONESIA Konsep pastoral konseling dalam penelitian ini diuji dalam hubungannya dengan konsep pertumbuhan iman di GKJW Jemaat Manukan Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh pastoral konseling terhadap pertumbuhan iman di GKJW Jemaat Manukan Surabaya saat ini. Penelitian ini mengambil populasi di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Manukan Surabaya. Pendekatan yang digunakan adalah menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan analisis regresi dengan tujuan untuk mengukur pengaruh secara parsial dan juga secara bersama-sama antara pastoral konseling terhadap pertumbuhan iman. Responden yang dilibatkan adalah para pelayan dan juga jemaat GKJW Manukan mulai usia 17 tahun sampai 70 tahun dengan jumlah total sebanyak 150 orang. Adapun ada dua angket yang tidak kembali, sehingga total angket yang kembali sebanyak 148. Instrument yang digunakan adalah angket tertutup. Hasilnya menunjukkan bahwa Pastoral Konseling secara parsial berpengaruh terhadap pertumbuhan iman. Nilai t hitung positif, artinya pengaruh yang terjadi adalah positif atau dapat diartikan: Semakin tinggi/baik pastoral konseling yang dilakukan, maka semakin meningkat pula pertumbuhan iman di GKJW Jemaat Manukan Surabaya.   
MEMBACA NARASI DOSA AKHAN DARI POTRET KAUM PENTAKOSTAL Kosma Manurung
Jurnal Missio Cristo Vol. 6 No. 2: Jurnal Missio-Cristo Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sola Gratia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58456/missiocristo.v6i2.57

Abstract

Both in the past and today, sin still has a bad impact on human life. The narrative of Achan's sin, which is used as the main study of this research, for example, shows that sin easily entered through Achan's inability to overcome his desire to own the spoils that so attracted his attention, and were of high value economically as well as awe. This then triggers Achan to dare to go against God's commandments. This action that Achan took, not only damaged Achan's life personally, but also resulted in the death of thirty-six Israeli soldiers who attacked the city of Ai and made Achan, his children, receive God's punishment for his actions. This article intends to read the narrative of Achan's sin from the Pentacpstals portrait. Hopely, use of the narrative interpretation method and literature review will provide a thorough and coherent description of the narrative of the conquest of Jericho by the Israelites, the narrative interpretation of Achan's sin, as well as portraits of the Pentecostals regarding this story. In conclusion, the Pentecostals portray this narrative of Achan's sin as God's attitude that never compromises with sin, do not underestimate God's commands, every action has its consequences, and the importance of always connecting oneself to God's promises. ABSTRAK BAHASA INDONESIA Baik itu di masa lalu maupun hari ini, dosa masih membawa dampak buruk dalam kehidupan manusia. Narasi dosa Akhan yang dijadikan kajian utama penelitian ini contohnya, memperlihatkan bahwa dengan mudah dosa masuk melalui ketidakmampuan Akhan mengalahkan keinginannya memiliki barang rampasan yang begitu menarik perhatiannya, serta bernilai tinggi secara ekonomi maupun juga rasa kagum. Hal ini kemudian memicu Akhan untuk berani melawan perintah Allah. Tindakan yang Akhan lakukan ini, bukan sekedar merusak kehidupan Akhan secara pribadi, melainkan juga berdampak pada tewasnya tiga puluh enam prajurit Israel yang menyerang kota Ai serta membuat Akhan, anak-anaknya mendapatkan hukuman Allah karena tindakannya. Artikel ini bermaksud membaca narasi dosa Akhan dari potret kaum Pentakostal. Adapun Penggunaan metode tafsir naratif serta kajian literatur diharapkan mampu memberi gambaran yang runut dan lebih teliti perihal narasi penaklukan Yerikho oleh bangsa Israel, tafsir naratif dosa Akhan, serta potret kaum Pentakostal terkait kisah ini. Disimpulkan, kaum Pentakostal memotret narasi dosa Akhan ini sebagai sikap Allah yang tidak pernah kompromi dengan dosa, jangan memandang remeh perintah Allah, setiap tindakan memiliki konsekuensinya, serta pentingnya selalu mengkoneksikan diri pada janji Allah.  
Analisis Teologis tentang Pertahanan Rohani dan Kekuatan Doa dalam Efesus 6:14-20 Daniel Ari Wibowo; Meniati Hia
Jurnal Missio Cristo Vol. 6 No. 2: Jurnal Missio-Cristo Oktober 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sola Gratia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58456/missiocristo.v6i2.58

Abstract

This study examines the theological aspects of spiritual defense and the power of prayer found in the text Ephesians 6:14-20. This text portrays the spiritual armor that every believer must put on to combat evil forces and face challenges in the Christian life. A thorough analysis of this armor, such as the belt of truth, the shoes of readiness, the shield of faith, the helmet of salvation, and the sword of the Spirit, provides insights into how believers can resist the deceptions of the Devil and stand firm in their faith. Furthermore, this study also explores the significance of prayer in spiritual warfare and how various types of prayers and petitions can strengthen faith and enhance the ministry of the church. Through a theological analysis of this text, this research offers a deeper understanding of the importance of spiritual armor and prayer in confronting spiritual challenges in the Christian life. The theological implications of this text are also evaluated in the context of salvation theology and the relationship with the Holy Spirit. The results of this study will provide guidance for the church and individuals in activating their spiritual defense and harnessing the power of prayer to face the spiritually challenging world. ABSTRAK BAHASA INDONESIA Studi ini menganalisis teologis tentang pertahanan rohani dan kekuatan doa yang terdapat dalam teks Efesus 6:14-20. Teks ini menggambarkan perlengkapan perang rohaniah yang harus dikenakan oleh setiap orang percaya untuk melawan kekuatan jahat dan menghadapi tantangan dalam hidup Kristen. Analisis mendalam tentang perlengkapan tersebut, seperti sabuk kebenaran, sepatu kesediaan, perisai iman, helm keselamatan, dan pedang Roh, memberikan wawasan tentang bagaimana orang percaya dapat menghadapi tipu daya Iblis dan berdiri teguh dalam iman. Selain itu, studi ini juga mengeksplorasi pentingnya doa dalam pertempuran rohaniah dan bagaimana berbagai jenis doa dan permohonan dapat memperkuat iman dan memperkuat pelayanan gereja. Melalui analisis teologis terhadap teks ini, penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya perlengkapan rohaniah dan doa dalam menghadapi tantangan spiritual dalam kehidupan Kristen. Implikasi teologis dari teks ini juga dievaluasi dalam konteks teologi keselamatan dan hubungan dengan Roh Kudus. Hasil penelitian ini akan memberikan panduan bagi gereja dan individu dalam mengaktifkan pertahanan rohani dan memanfaatkan kekuatan doa untuk menghadapi dunia roh yang penuh tantangan.