cover
Contact Name
ABDUL KHER
Contact Email
abdulkher@radenfatah.ac.id
Phone
+6281271310210
Journal Mail Official
abdulkher@radenfatah.ac.id
Editorial Address
Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Semiotika-Q: Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
ISSN : 28096401     EISSN : 28090500     DOI : https://doi.org/10.19109/jsq
Jurnal Semiotika Q Kajian Ilmu Al-Quran dan Tafsir is a biannual and peer reviewed journal dedicated to publishing the scholarly study of Qur’an from many different perspectives.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir" : 6 Documents clear
Kontroversi Kaidah Taraduf Dalam Al-Qur’an Iskandar Iskandar
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.571 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v1i2.10164

Abstract

Dalam susunan bahasa al-Qur’an, terdapat beberapa kata dengan makna yang sama tetapi berbeda dalam pengucapannya (baca: sinonim). Para ulama berbeda pendapat dalam menyikapi persoalan ini. Sebagaian mendukung sepenuhnya eksistensi taraduf (sinonim) dalam al-Qur’an, sementara sebagian yang lain menafikannya. Tulisan ini mengulas kontroversi kaidah taraduf dalam al-Qur’an. Dengan menggunakan pendekatan Ulumul Qur’an dan kaidah tafsir, didapati temuan bahwa sebagian ulama membenarkan taraduf dalam al-Qur’an karena dipahami sebagai al-ahruf al-sab’ah, taukid, dan mutasyabih, sehingga terkadang ada dua kata atau lebih yang berbeda tetapi memiliki satu makna. Sementara sebagian ulama yang lain, memahami al-Qur’an tidak mungkin memiliki dua kata atau lebih yang digunakan untuk satu makna. Alasannya karena akan mengurangi i’jaz al-Qur’an dengan tidak berartinya salah satu dari dua kata tersebut, sementara setiap kata dalam al-Qur’an sudah pasti memiliki makna berbeda. Oleh karena itu, menurut pendapat yang terakhir ini, tidak ada taraduf dalam al-Qur’an. Abstract In the composition of the language of the Qur’an, there are several words with the same meaning but different in pronunciation (read: synonyms). The scholars differed in their views on this issue. Some fully support the existence of taraduf (synonyms) in the Qur’an, while some others deny it. This paper reviews the controversies of the rules of taraduf in the Qur’an. By using the Ulumul Qur’an approach and the rules of interpretation, it was found that some scholars justified taraduf in the Qur’an because it was understood as al-ahruf al-sab’ah, taukid, and mutasyabih, so sometimes there are two or more different words but has one meaning. While some other scholars understand the Qur’an it is impossible to have two or more words used for one meaning. The reason is because it will reduce i’jaz al-Qur’an by meaningless one of the two words, while each word in the Qur’an certainly has a different meaning. Therefore, in this latter opinion, there is no taraduf in the Qur’an.
I’jaz Peradaban (hadhari) Dalam Al-Qur’an Thoriqul Aziz; Ahmad Zainal Abidin
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (865.643 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v1i2.10193

Abstract

Artikel ini membahas I’jaz peradaban (hadhari) dalam Alquran.Penulis ingin meneliti lebih dalam ayat-ayat Alquran yang dapat membentuk peradaban Islam. Dengan metode deskriptis-analisis dan dibantu analisis fakta sejarah,penulis menemukan aspek I’jaz peradaban dalam Alquran pada ayat-ayat jihad.Suatu peradaban dapat terbentuk dengan konsep jihad yang bermakna dasar kesungguh-sungguhan.Hal ini terbukti dengan adanya peradaban Islam semenjak hadirnya sampai masa-masa dinasti Islam di abad pertengahan.Peradaban yang dibentuk Alquran berbeda dengan peradaban yang lainnya.Dengan teks Alquran, umat Islam mampu menciptakan peradaban yang maju.Hal ini senada dengan tesis Nasr Hamid Abu Zaid, bahwa peradaban Islam adalah “peradaban teks”.
ETIKA TERHADAP RASUL DAN PARA PENERUSNYA (TAFSIR-KONTEKSTUAL SURAT AL-ḤUJURĀTAYAT 4-5) Iffatul Bayyinah; Lukman Nul Hakim
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.574 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v1i2.10234

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tuntunan al-Qur’an Surat al- Ḥujurāt ayat 4-5 dalam hal etika dan pesan moral yang terkandung didalamnya. Alasan penulis memilih dua ayat ini sebagai fokus bahasan karena didalamnya Allah SWT. memberi isyarat kepada kita tentang bagaimana etika terhadap Rasul Saw., para penerusnya dan sesama manusia pada umumnya. Hemat penulis, jika ayat ini dikupas secara mendalam, tentu akan melahirkan sebuah konsep etika yang bisa menjadi pegangan setiap muslim sehingga kasus-kasus penganiayaan terhadap ulama yang kerap terjadi tidak terulang kembali. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (liberary research) dengan model kualitatif dan menggunakan metode tafsir tematik, lalu menganalisis data tersebut secara deskriptif-analitik. Hasil dan Pembahasan penelitian ini menyimpulkan bahwa Ayat 4 menerangkan tentang pentingnya penghormatan kepada Nabi saw. dan para penerus kenabian serta tuntunan bersikap terhadap orang lain sesuai keadaan dan kedudukannya. Ayat 5 menyinggung tentang salah satu sifat ahli surga yaitu sabar. Ayat diatas memberikan beberapa pesan kepada pembaca, diantaranya: Pelajaran tentang tingginya martabat dan agungnya kedudukan Nabi Muhammad saw. dan Penghormatan kepada beliau, Penghormatan serupa juga dilakukan kepada para penerus risalah kenabian, memosisikan seseorang sesuai keadaan dan kedudukannya, memperhatikan etika saat bertamu, Memperhatikan bahasa yang digunakan dalam komunikasi baik langsung ataupun melalui media komunikasi.
Interpretasi Ayat-Ayat Antropomorfisme (Studi Analitik Komparatif Lintas Aliran) Khozinul Alim; Deddy Ilyas; Eko Zulfikar
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1073.778 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v1i2.10383

Abstract

Abstract Attention to the study of the interpretation of the Qur'an, one of the problems that often occurs in different interpretations from among scholars is the interpretation of the verses of kalam (aqidah). This paper discusses the interpretation of the verses of anthropomorphism by studying comparative analysis across streams. By using descriptive-analytical methods and assisted by muqarran interpretation, it is concluded that in understanding anthropomorphic verses, there are at least four methods used by Muslim scholars, namely; take the meaning of these expressions literally (tamtsīl), based on information from the Qur’an that God is not like anything (tafwīd), use a figurative approach (ta’wīl), and deny or negate the attributes of Allah (ta’thil). From the methods used by scholars to understand the anthropomorphic verse above, at least the scholars are classified into three major groups, namely Ahlu Sunnah Wal Jama’ah, Ahlu Ta’thīl, and Ahlu Tamtsīl.
Konsep Moderat Dalam Islam Nusantara: Tinjauan Terhadap QS. Al-Baqarah [2]: 143 Nurlaila Radiani; Ris'an Rusli
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.685 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v1i2.10384

Abstract

Islam Nusantara is a theme that until now still has a big question mark and debate among Islamic thinkers. This paper reviews the concept of moderation in Islam Nusantara with a review of QS. al-Baqarah [2]: 143. By using the descriptive-interpretative method, it is concluded that moderate Islam in Nusantara explains the existence of Islamic moderation which is very appropriate to become wasathiyah by preserving local traditions in the archipelago. The purpose of this moderation of Islam Nusantara is to maintain tolerance and peace in the archipelago. The role of moderation means that Islam has completed the religion of all religions, in the sense that Islam is a religion brought by the Prophet as compassion for the world which is contained in moderation, tolerance, and peace, for all mankind.
Makna Hijrah Dalam Tafsir Fi Zhilal Al-Qur’an Karya Sayyid Quthb M Maskun Hadi; Muhajirin Muhajirin; Kusnadi Kusnadi
Jurnal Semiotika Quran Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Semiotika-Q : Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.16 KB) | DOI: 10.19109/jsq.v1i2.10385

Abstract

This paper explains the meaning of hijrah in Sayyid Qutb’s interpretation of fi Zhilal al-Qur’an. By using a descriptive-qualitative method and assisted by a maudhu’i interpretation approach, it is concluded that the meaning of hijrah according to Sayyid Qutub contains various meanings, including: hijrah in the sense of moving or leaving a country where the majority of heretics and infidels leave the country. Or a place filled with harmful things, whether it is for the safety of the soul, health of the body to avoid disease, and escape to save property. Sayyid Qutb also explained the types of hijrah that can be done today, among others: it can be done by taking education (seek knowledge), traveling to uphold Allah’s religion (jihad) and defending the country, as well as traveling to pick up sustenance.

Page 1 of 1 | Total Record : 6