cover
Contact Name
Siti Nurul Rofiqo Irwan
Contact Email
rofiqoirwan@ugm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
vegetalika.faperta@ugm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Vegetalika
ISSN : 23024054     EISSN : 26227452     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Vegetalika ISSN (Cetak): 2302-4054 dan ISSN (Online): 2622-7452 adalah open access jurnal yang mempublikasikan artikel-artikel ilmiah berupa gagasan dan hasil penelitian. Topik publikasi berkaitan dengan disiplin ilmu Agronomi mencakup Manajemen dan Produksi Tanaman, Hortikultura, Ekologi Tanaman, Fisiologi Tanaman, Genetika dan Pemuliaan, Teknologi Benih, Bioteknologi Tanaman, dan Biostatistika.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 3 (2016)" : 5 Documents clear
Pengaruh Intensitas Naungan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Kultivar Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) di Lahan Pasir Pantai Bugel, Kulon Progo Adwitya Handriawan; Dyah Weny Respatie; Tohari Tohari
Vegetalika Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.753 KB) | DOI: 10.22146/veg.25346

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh naungan terhadap pertumbuhan dan hasil tiga kultivar kedelai, menentukan kultivar kedelai paling toleran terhadap naungan diantara tiga kultivar yang diuji, dan menentukan waktu naungan kritis terbaik dalam pemilihan kultivar kedelai toleran naungan. Penelitian lapangan dilaksanakan pada 12 Juli – 9 Oktober 2015 di lahan pasir pantai, Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian terdiri atas dua faktor yaitu naungan dan kultivar dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan tiga ulangan. Faktor utama sebagai petak utama adalah naungan yang terdiri dari tiga taraf, yaitu 0%, 25%, dan 50% sedangkan anak petak adalah kultivar kedelai Dena 1, Anjasmoro, dan Grobogan. Data yang diperoleh dianalisis varian (ANOVA) pada taraf signifikansi (α) 5% dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan apabila terdapat beda nyata antar perlakuan. Naungan kritis ditentukan menggunakan persamaan regresi antara intensitas naungan dengan berat kering biologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman tiga kultivar kedelai tidak berbeda secara signifikan. Naungan 25% (53.700 lux) tidak menurunkan pertumbuhan tanaman kedelai namun naungan 50% (26.663 lux) menurunkan pertumbuhan tanaman kedelai secara signifikan. Naungan 25% dan 50% mengakibatkan penurunan hasil biji taksiran kedelai Dena 1 sebesar 17,41% dan 34,38%, Anjasmoro 22,87% dan 45,74%, serta Grobogan 12,33% dan 23,79%. Berdasarkan tingkat naungan kritisnya maka kultivar Grobogan merupakan kultivar paling toleran terhadap naungan daripada kultivar Dena 1 dan Anjasmoro serta berat kering biologis pada umur 4 mst dapat digunakan untuk menentukan kultivar kedelai toleran naungan.
Karakteristik dan Preferensi Masyarakat terhadap Empat Populasi Kembang Kertas (Zinnia elegans Jacq.) Fajar Hayuatmaja; Aziz Purwantoro; Supriyanta Supriyanta
Vegetalika Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.994 KB) | DOI: 10.22146/veg.25347

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui karakteristik dan preferensi masyarakat terhadap kembang kertas varietas asal Jepang dan populasi generasi M7 hasil iradiasi sinar X kultivar lokal. Penelitian dilaksanakan di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta pada bulan Juni-Desember 2015. Percobaan dilaksanakan mengikuti kaidah rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan kode tanam T6B2.5; T5B2.20; T5B2.17 untuk kembang kertas populasi generasi M7 hasil iradiasi sinar X dan komdocit untuk kembang kertas varietas asal Jepang, dengan dua blok sebagai ulangan. Hasil penelitian terkait tipe bunga menunjukkan Populasi T6B2.5 terdiri dari 6% tanaman berbunga single, 51% tanaman berbunga double, dan 43% tanaman berbunga pompom. Populasi T5B2.20 terdiri dari 26% tanaman berbunga single, 55% tanaman berbunga double, dan 19% tanaman berbunga pompom. Populasi T5B2.17 terdiri dari 15% tanaman berbunga single, 52% tanaman berbunga double, dan 33% tanaman berbunga pompom. Populasi komdocit terdiri dari 26% tanaman berbunga single, 39% tanaman berbunga double, dan 35% tanaman berbunga pompom. Hasil penelitian terkait warna bunga, populasi T6B2.5 terdiri dari 46% bunga berwarna merah dan 54% bunga berwarna ungu. Populasi T5B2.20 terdiri dari 77% bunga berwarna ungu dan 23% bunga berwarna putih. Populasi T5B2.17 terdiri dari 79% bunga berwarna ungu dan 21% bunga berwarna putih. Populasi komdocit terdiri dari 29% bunga berwarna merah, 45% bunga berwarna ungu, 16% bunga berwarna kuning, dan 10% bunga berwarna putih. Preferensi masyarakat terhadap kembang kertas menunjukkan bahwa masyarakat lebih menyukai bunga berbentuk pompom, warna bunga putih, diameter bunga sedang (4,1-6 cm) dengan jumlah bunga sedikit (1-13 kuntum) dan tanaman berhabitus pendek (15-50 cm) baik untuk bunga potong maupun tanaman hias dalam pot.
Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah (Oryza sativa L.) pada beberapa Takaran Kompos Jerami dan Zeolit Fatchul Qorib ‘Ali Ma’sum; Budiastuti Kurniasih; Erlina Ambarwati
Vegetalika Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.375 KB) | DOI: 10.22146/veg.25348

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos jerami dan zeolit terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah serta mendapatkan dosis kompos jerami dan zeolit yang optimum untuk pertumbuhan dan hasil padi sawah. Penelitian ini dilakukan di lahan sawah Desa Blanceran, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mulai bulan Mei sampai September 2015. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial dengan tiga blok sebagai ulangan. Faktor pertama yaitu kompos jerami dengan takaran 0 ton/ha, 2,5 ton/ha, dan 5 ton/ha. Faktor kedua yaitu zeolit dengan takaran 0 kg/ha, 200 kg/ha, dan 400 kg/ha. Kompos jerami 5 ton/ha dapat meningkatkan bobot segar, bobot kering, dan indeks luas daun pada umur 60 hspt, serta dapat pula meningkatkan laju asimilasi bersih dan laju pertumbuhan tajuk pada umur 30 – 60 hspt. Zeolit dapat meningkatkan laju asimilasi bersih dan laju pertumbuhan tajuk padi pada umur 30 – 60 hspt. Baik kompos jerami maupun zeolit yang diberikan tidak dapat meningkatkan hasil gabah. Belum didapatkan takaran kompos jerami dan zeolit yang optimum untuk dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi.
Ketahanan Lima Kultivar Padi Lokal (Oryza sativa L.) terhadap Wereng Batang Cokelat (Nilaparvata lugens Stål, Hemiptera) Noviany Noviany
Vegetalika Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.318 KB) | DOI: 10.22146/veg.25349

Abstract

Wereng batang cokelat (Nilaparvata lugens) merupakan hama utama padi di Indonesia. Salah satu cara penanggulangan hama wereng batang coklat yaitu menggunakan kultivar padi unggul yang mempunyai sifat tahan terhadap OPT tersebut. Kultivar lokal dapat digunakan sebagai tetua utama maupun tetua donor gen ketahanan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketahanan lima kultivar padi lokal Tebidah, Irik, Gadjah Rante, Boyan dan Gadung Mlati terhadap wereng batang coklat. Uji penapisan modifikasi kotak bibit digunakan dengan kultivar pembanding IR64 dan Cisadane. Kultivar padi tahan terpilih diuji lebih lanjut untuk mengetahui perkembangan populasi N. lugens pada kultivar tersebut. Lima kultivar yang diuji hanya tiga yang berhasil tumbuh yaitu Tebidah, Irik, dan Boyan. Uji penapisan menunjukkan bahwa kultivar Boyan termasuk kategori agak tahan, sedangkan kultivar Tebidah dan Irik termasuk kategori agak rentan. Kultivar Boyan menunjukkan hasil yang konstan dengan uji kotak benih karena populasi N. lugens pada kultivar ini sama dengan populasi pada kultivar IR64 yang merupakan kultivar tahan. Kultivar Boyan agak tahan terhadap serangan wereng batang coklat, karena pertumbuhannya tidak begitu terpengaruh oleh serangan wereng batang coklat berdasarkan tingkat kerusakan, jumlah imago, dan jumlah nimfa generasi selanjutnya.
Pertumbuhan dan Produksi Biomassa Tiga Kultivar Sorgum (Sorghum bicolor L.) Moench ) pada Tiga Stadium Perkembangan Agroforestri di Kabupaten Gunung Kidul Pradina Yenny Novitasari; Eka Tarwaca Susila Putra; Rohlan Rogomulyo
Vegetalika Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.323 KB) | DOI: 10.22146/veg.25350

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan, perkembangan dan kapasitas produksi biomassa tiga kultivar sorgum di bawah tegakan pohon dalam sistem agroforestri stadium awal, pertengahan dan lanjut di zona Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial dua faktor dengan tiga blok sebagai ulangan. Faktor pertama adalah kultivar sorgum, sebanyak tiga kultivar yaitu Manis, CTY dan Numbu. Faktor kedua adalah fase perkembangan agroforestri yaitu awal dengan naungan 0 – 25%, pertengahan dengan naungan 25 – 50% dan lanjut dengan naungan lebih dari 50%. Variabel yang diamati meliputi karakter mikroklimat di lokasi penelitian, aktivitas fisiologis, analisis pertumbuhan dan produksi bi3ssa. Data yang diperoleh dianalisis varian (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95%,dan dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) apabila terdapat beda nyata antar perlakuan. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa aktivitas pertumbuhan dan perkembangan serta kapasitas produksi biomassa sorgum manis setara dengan sorgum kultivar CTY dan Numbu. Tanaman sorgum direkomendasikan untuk diintroduksikan pada kawasan agroforestiy fase awal, namun tidak direkomendasikan untuk dibudidayakan di kawasan agroforestri fase pertengahan dan lanjut karena terjadinya penurunan aktivitas pertumbuhan dan perkembangan serta kapasitas produksi biomassa secara nyata akibat rendahnya intensitas radiasi matahari yang menjangkau permukaan lahan di kedua kawasan tersebut.

Page 1 of 1 | Total Record : 5