Budiastuti Kurniasih
Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada

Published : 57 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

RESPONS KULTIVAR PADI GOGO LOKAL SULAWESI TENGAH PADA PERLAKUAN AIR YANG BERBEDA Ruslan Boy; Didik Indra Dewa; Eka Tarwaca Susila Putra; Budiastuti Kurniasih
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 24, No 3 (2021): Desember 2021
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v24n3.2021.p367-379

Abstract

Central Sulawesi is known to have diverse local gogo rice cultivars, as a potential genetic resource to be developed on dry land. Development opportunities are wide open because it is supported by the availability of dry land which amounts to 241,220 hectares, with an average production potential of 2.85 tons per hectare. This paper aims to determine the response of local upland rice cultivars to different water treatments. The study was conducted April - September 2017 in Wonocatur Village, Banguntapan District, Bantul Regency, D.I. Yogyakarta. The study was designed using a factorial Completely Randomized Block Design (RAK), which applied 20 local upland rice cultivars with watering at intervals of once a day every and eight days. Upland rice cultivars consist of: Habo, Ranta, Sunggul, Sampara, Mea, Landaeo, Moringa, Batu, Gado, Ngofa, Ngkaru, Tarumbu, Makuni, Lambara, Makole, Paria, Dupa, Berra, Wanga and Hiwanggu. Parameters observed were plant height (cm), total tillers, flowering age (days), harvest age (days), panicle length (cm), number of grain per panicle, and grain yield per clump (gr). The collected data were analyzed using ANOVA, followed by the HSD-Tukey test. The results of the analysis showed that the most responsive cultivar to watering at daily and 8-day intervals was Habo, followed by Sampara, Mea and Dupa, while the less responsive cultivars were Paria, Ngkaru, and Lambara. The implication, to develop local gogo rice on dry land it is necessary to prepare adequate water supply facilities, so that plants can be watered every day. Keywords: local upland rice, cultivar, water treatment, responseABSTRAKSulawesi Tengah dikenal memiliki kultivar padi gogo lokal yang beragam, sebagai sumber daya genetik yang potensial untuk dikembangkan di lahan kering. Peluang pengembangannya terbuka luas karena didukung ketersediaan lahan kering yang jumlahnya mencapai 241.220 hektar, dengan potensi produksi rata-rata 2,85 ton per hektar. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui respons kultivar padi gogo lokal terhadap perlakuan air yang berbeda. Pengkajian dilaksanakan April - September 2017 di Desa Wonocatur, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul D.I. Yogyakarta.  Pengkajian dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAK) factorial, yang mengaplikasikan 20 kultivar padi gogo lokal dengan penyiraman pada interval satu hari sekali dan delapan hari sekali. Jenis kultivar padi gogo terdiri dari:  Habo, Ranta, Sunggul, Sampara, Mea, Landaeo, Kelor, Batu, Gado, Ngofa, Ngkaru, Tarumbu, Makuni, Lambara, Makole, Paria, Dupa, Berra, Wanga serta Hiwanggu. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah anakan total, umur berbunga (hari), umur panen (hari), panjang malai (cm), jumlah gabah per malai, serta hasil gabah per rumpun (gr). Data yang terkumpul dianalisis menggunakan ANOVA, dilanjutkan dengan uji HSD-Tukey. Hasil analisis menunjukkan kultivar yang paling responsif terhadap penyiraman dengan interval setiap hari dan interval 8 hari sekali adalah Habo, diikuti Sampara, Mea, dan Dupa, sedangkan kultivar yang kurang responsif terjadi pada Paria, Ngkaru, dan Lambara. Implikasinya, untuk mengembangkan padi gogo lokal di lahan kering perlu dipersiapkan fasilitas penyediaan air yang memadai, agar tanaman dapat disiram setiap hari. Kata kunci: padi gogo lokal, kultivar, perlakuan air, respons
Pengaruh Takaran Vinase dan Macam Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Wijen (Sesamum indicum L.) pada Tanah Pasir Pantai Heni Septia Purwaningsih, Sri Muhartini, Budiastuti Kurniasih
Vegetalika Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.846 KB) | DOI: 10.22146/veg.5149

Abstract

INTISARI Tanah pasir pantai di daerah selatan Yogyakarta dapat dimanfaatkan untuk pertanian. Permasalahan tanah pasir dapat diatasi dengan penambahan bahan organik baik berupa padat atau cair. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh vinase dan pupuk kandang serta interaksi kedua faktor terhadap pertumbuhan dan hasil wijen. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2013 di Wonocatur, Banguntapan, Bantul. Perlakuan terdiri dari dua faktor (takaran vinase dan macam pupuk kandang) dengan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) tiga ulangan. Faktor pertama terdiri dari empat takaran yaitu 0 l/ha (tanpa vinase), 50.000 l/ha, 100.000 l/ha, dan 150.000 l/ha. Faktor kedua macam pupuk terdiri dari pupuk kandang sapi, pupuk kandang ayam dan tanpa pupuk kandang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian vinase dengan takaran 150.000 l/ha dapat meningkatkan panjang akar, jumlah daun, bobot segar tajuk, jumlah polong, bobot biji dan hasil per tanaman. Pemberian takaran vinase sampai 100.000 l/ha belum mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil. Pupuk kandang sapi dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil wijen.Kata kunci : pupuk kandang, tanah pasir, vinase, wijen
Pengaruh Takaran Vinase dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Pertumbuhan Hasil dan Kandungan Minyak Total Wijen di Tanah Pasir Pantai Ary Danar Kisworo; Sri Muhartini; Budiastuti Kurniasih
Vegetalika Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.515 KB) | DOI: 10.22146/veg.25013

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh takaran vinase dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan, hasil, dan kandungan minyak total wijen di tanah pasir pantai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari to Mei 2015. Lokasi penelitian di pekarangan rumah di Desa Gatak, Banguntapan, Bantul Yogyakarta. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok faktorial dengan 3 blok. Faktor pertama adalah takaran pupuk kandang sapi dengan tiga aras, yaitu 0 ton/ha, 10 ton/ha, dan 20 ton/ha. Faktor kedua adalah takaran vinase dengan 4 aras, yaitu 0 m3/ha, 75 m3/ha, 150 m3/ha, dan 225 m3/ha. Hasil penelitian menunujkkan bahwa takaran vinase 150 m3/ha menghasilkan pertumbuhan dan hasil wijen yang terbaik, sementara itu takaran pupuk kandang sapi 20 ton/ha menghasilkan pertumbuhan dan hasil wijen yang terbaik. Kombinasi perlakuan takaran vinase 225 m3/ha dengan pupuk kandang sapi 20 ton/ha menghasilkan kandungan minyak total wijen yang terbaik.
Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah (Oryza sativa L.) pada beberapa Takaran Kompos Jerami dan Zeolit Fatchul Qorib ‘Ali Ma’sum; Budiastuti Kurniasih; Erlina Ambarwati
Vegetalika Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.375 KB) | DOI: 10.22146/veg.25348

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos jerami dan zeolit terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah serta mendapatkan dosis kompos jerami dan zeolit yang optimum untuk pertumbuhan dan hasil padi sawah. Penelitian ini dilakukan di lahan sawah Desa Blanceran, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mulai bulan Mei sampai September 2015. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial dengan tiga blok sebagai ulangan. Faktor pertama yaitu kompos jerami dengan takaran 0 ton/ha, 2,5 ton/ha, dan 5 ton/ha. Faktor kedua yaitu zeolit dengan takaran 0 kg/ha, 200 kg/ha, dan 400 kg/ha. Kompos jerami 5 ton/ha dapat meningkatkan bobot segar, bobot kering, dan indeks luas daun pada umur 60 hspt, serta dapat pula meningkatkan laju asimilasi bersih dan laju pertumbuhan tajuk pada umur 30 – 60 hspt. Zeolit dapat meningkatkan laju asimilasi bersih dan laju pertumbuhan tajuk padi pada umur 30 – 60 hspt. Baik kompos jerami maupun zeolit yang diberikan tidak dapat meningkatkan hasil gabah. Belum didapatkan takaran kompos jerami dan zeolit yang optimum untuk dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi.
Alternatif Pohon Buah untuk Penghijauan Permukiman Perkotaan Berdasarkan Pendugaan Tingkat Keindahan dan Pendapat Masyarakat di Kelurahan Rejowinangun, Yogyakarta Cut Annisa Nabila; Siti Nurul Rofiqo Irwan; Budiastuti Kurniasih; Erlina Ambarwati
Vegetalika Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1009.412 KB) | DOI: 10.22146/veg.31978

Abstract

Minat masyarakat Permukiman Rejowinangun Yogyakarta terhadap penanaman pohon buah untuk alternatif tanaman penghijauan, sebagai bagian dari pengembangan lanskap produktif, cukup tinggi. Penelitian bertujuan mengetahui pendapat masyarakat mengenai penghijauan permukiman perkotaan dengan pohon buah serta mengetahui tingkat keindahan alternatif pohon buah. Metode penelitian dilakukan dengan metode survei pengambilan data secara stratified purposive sampling dan analisis Scenic Beauty Estimation (SBE). Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Rejowinangun Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan, sebagian besar masyarakat setuju terhadap pelaksanaan penghijauan dengan pohon buah dengan memperhatikan teknis penanaman pohon. Pengetahuan masyarakat Rejowinangun terhadap buah lokal Yogyakarta di sekitar jalan sekunder sebesar 11,11%, jalan tersier sebesar 21,48%, dan jalan kuarter sebesar 20%. Alternatif pohon buah untuk penghijauan jalan dengan nilai SBE tertinggi yaitu jambu air (Eugenia aquea; 67,61), kepel (Stelechocarpus burahol; 67,22), dan jambu dersono (Syzygium malaccense; 61,13).
Identifikasi Genotipe Padi (Oryza sativa L.) Hemat Air Rossy Hening Pratiwi; Supriyanta Supriyanta; Budiastuti Kurniasih
Vegetalika Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.417 KB) | DOI: 10.22146/veg.35772

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi genotipe padi yang berpotensi dikembangkan sebagai varietas padi hemat air. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Tridharma, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada di Banguntapan, Bantul pada bulan Mei 2016 sampai Desember 2016. Percobaan pot menggunakan rancangan petak terbagi faktorial 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama berupa varietas padi dengan menggunakan 11 varietas yaitu Widas, Inpari 29, Menthik Wangi, Inpago 9, Inpari 23, Lumbu Kuning, Segreng, Inpari 25, IR 64, Situ Bagendit, dan Ciherang. Faktor kedua yaitu sistem pengairan dengan 3 aras, sawah, macak-macak, dan gogo sehingga terdapat 33 kombinasi perlakuan. Pengamatan difokuskan pada karakter agronomi dan karakter komponen hasil. Hasil analisis varian digunakan untuk menduga nilai ragam genetik dan heritabilitas arti luas. Data hasil pengamatan juga digunakan untuk menghitung indeks respon tanaman terhadap perlakuan. Hasil percobaan menunjukkan adanya interaksi antara sistem pengairan dan varietas pada karakter kepadatan malai. Faktor sistem pengairan mempengaruhi karakter jumlah anakan total, volume akar, dan persentase gabah hampa. Karakter tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah per malai, hasil per rumpun, dan indeks panen hanya dipengaruhi oleh perbedaan genotipe tanaman. Berdasarkan nilai indeks respon, pada karakter komponen hasil, varietas Widas, Menthik Wangi, Inpago 9, Inpari 23, Inpari 25, dan Ciherang dapat dikembangkan sebagai varietas padi hemat air.
Pengaruh Aplikasi Silika terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) pada Kondisi Salin Afiffah Ikhsanti; Budiastuti Kurniasih; Didik Indradewa
Vegetalika Vol 7, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.37176

Abstract

Salinitas merupakan salah satu faktor abiotik yang membatasi pertumbuhan dan produktivitas tanaman di seluruh dunia. Penyerapan Si oleh tanaman diketahui mampu mengurangi cekaman salinitas melalui perbaikan pada pertumbuhan dan hasil tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi serta pengaruh penambahan silika terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi tercekam salinitas. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada pada bulan Juni-September 2017. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 2 faktor dan 3 blok yang dijadikan sebagai ulangan. Faktor pertama yaitu tingkat cekaman salinitas akibat penambahan NaCl (N) yang terdiri atas tiga level yaitu air non salin (<0,4 dS/m), 4 dS/m, dan 8 dS/m. Faktor kedua adalah konsentrasi SiO2 (S) yang terdiri dari 0 mM, 1 mM, 2 mM, dan 3 mM. Hasil menunjukkan bahwa pada kondisi tanpa pemberian silika, tanaman padi tidak mampu bertahan terhadap cekaman salinitas dilihat dari penurunan gabah kering giling yang terjadi, sedangkan pada penambahan silika konsentrasi 1-2 mM menyebabkan tanaman mempertahankan hasil hingga salinitas 8 dS/m.
Pengaruh Bahan Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi (Oryza sativa L.) Tercekam Salinitas Fidian Nur Arifiani; Budiastuti Kurniasih; Rohlan Rogomulyo
Vegetalika Vol 7, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.943 KB) | DOI: 10.22146/veg.38133

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh macam bahan organik berupa pupuk kandang ayam dan pupuk hijau azolla dalam mengurangi dampak cekaman salinitas pada tanaman padi. Rancangan perlakuan yang digunakan pada penelitian ini yaitu Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) Faktorial. Penelitian ini dilakukan dengan mengaplikasikan jenis bahan organik berbeda pada beberapa tingkat salinitas. Perlakuan jenis bahan organik terdiri dari tiga aras yakni tanpa bahan organik (B0), penggunaan pupuk kandang ayam (B1), dan penggunaan pupuk hijau azolla (B2), sedangkan perlakuan tingkat salinitas terdiri dari empat aras yaitu EC <0,4 dS/m atau kontrol (S0), 2,5 dS/m (S1), 5 dS/m (S2) dan 7,5 dS/m (S3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interkasi antara perlakuan tingkat salinitas dan jenis bahan organik. Terjadi penurunan pertumbuhan dan hasil secara nyata pada tanaman padi varietas IR-64 yang tercekam salinitas dimulai dari tingkat salinitas 2,5 dS/m pada parameter pertumbuhan luas daun, bobot segar tajuk, bobot kering tajuk, bobot kering akar, bobot kering total tanaman. Sementara pada parameter hasil terjadi penurunan pada panjang malai, bobot malai, jumlah gabah per malai, bobot 100 butir gabah bernas dan bobot gabah kering giling total per rumpun. Pupuk kandang ayam menghasilkan tinggi tanaman tertinggi, sedangkan pupuk hijau azolla memberikan hasil tertinggi pada bobot segar tajuk, bobot segar akar, bobot kering akar, jumlah anakan, bobot kering total tanaman dan jumlah malai.
Pengaruh Aplikasi Silika terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) pada Kondisi Salin Afiffah Ikhsanti; Budiastuti Kurniasih; Didik Indradewa
Vegetalika Vol 7, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.081 KB) | DOI: 10.22146/veg.41144

Abstract

Salinitas merupakan salah satu faktor abiotik yang membatasi pertumbuhan dan produktivitas tanaman di seluruh dunia. Penyerapan Si oleh tanaman diketahui mampu mengurangi cekaman salinitas melalui perbaikan pada pertumbuhan dan hasil tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan silika terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi tercekam salinitas. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada pada bulan Juni-September 2017. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 2 faktor dan 3 blok yang dijadikan sebagai ulangan. Faktor pertama yaitu tingkat cekaman salinitas akibat penambahan NaCl (N) yang terdiri atas tiga level yaitu air non salin (<0,4 dS/m), 4, dan 8 dS/m. Faktor kedua adalah konsentrasi SiO2 (S) yang terdiri dari 0, 1, 2, dan 3 mM. Hasil menunjukkan bahwa pada kondisi tanpa pemberian silika, tanaman padi tidak mampu bertahan terhadap cekaman salinitas dilihat dari penurunan gabah kering giling yang terjadi, sedangkan pada penambahan silika konsentrasi 1-2 mM menyebabkan tanaman mampu mempertahankan hasil hingga salinitas 8 dS/m.
Pengaruh Induksi Benih dengan Natrium Klorida terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Kultivar Kedelai (Glycine max L.) pada Cekaman Salinitas Mohamad Nur Eko Aji Prakoso; Budiastuti Kurniasih
Vegetalika Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.409 KB) | DOI: 10.22146/veg.42753

Abstract

Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh induksi benih dengan larutan NaCl terhadap pertumbuhan dan hasil tiga kultivar kedelai dalam kondisi tercekam salin.  Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kawat, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada pada bulan Maret-Agustus 2018. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 2 faktor + 1 non-salin. Faktor pertama yaitu induksi benih dengan NaCl (mM) yang terdiri atas tiga konsentrasi yaitu 0 mM, 40 mM dan 80 mM. Faktor kedua adalah kultivar kedelai yang terdiri dari kultivar Anjasmoro, Dering dan Grobogan. Salinitas tidak mempengaruhi pertumbuhan pada ketiga kultivar, namun hanya pada kultivar Dering yang mengalami penurunan hasil. Dibandingkan tanpa induksi benih, induksi benih pada konsentrasi 80 mM NaCl secara signifikan meningkatkan bobot segar tajuk. Namun demikian, semua konsentrasi induksi benih tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap hasil kedelai yang tercekam salinitas.