cover
Contact Name
Yosep Belen Keban
Contact Email
yosephbelen@gmail.com
Phone
+6285235312315
Journal Mail Official
lppmstpreinhalarantuka@gmail.com
Editorial Address
Jln. Ki Ageng Gribig, Gang Kaserin MU No. 36 Malang
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Reinha
Published by Ahlimedia Press
ISSN : 20893159     EISSN : 28072669     DOI : https://doi.org/10.56358/ejr.v13i2.164
Pendidikan dan Pengajaran Agama Katolik, Budaya, Sosiologi, Antropologi, Pastoral, Katekese, Teologi Katolik, Kitab Suci Katolik, Liturgi Gereja Katolik, Ekopastoral, Teologi Kontekstual
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 12 No 2 (2021)" : 6 Documents clear
BINA IMAN ANAK SEKAMI SELAMA PANDEMI COVID-19 TERHADAP IMAN ANAK Edy Jumrio
Jurnal Reinha Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : STP Reinha Larantuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.386 KB) | DOI: 10.56358/ejr.v12i2.80

Abstract

Bina Iman Anak merupakan salah satu bentuk pelayanaan yang diberikan dan dilakukan oleh gereja terhadap anak, sehingga semua anak wajib mendapatkan pembinaan bina iman sejak dini. Kenyataannya masih banyak pembinaan Bina Iman Anak ini masih kurang memperhatikan iman anak. Tantangan ini menjadi semakin nyata ketika Virus Covid-19 menyerang dunia. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengkaji Bina Iman Anak Sekami Selama Pandemi Covid-19 Terhadap Iman Anak, mengkaji faktor pendukung dan penghambat Bina Iman Anak Sekami Selama Pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yaitu dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sebagai key informan dari penelitian ini adalah PemBina Iman Anak Sekami. Uji keabsahan data dengan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi dan member check. Teknik analisis data yang digunakan yakni dengan mereduksi data, display data dan verifikasi data. Hasil penelitian ini ialah Bina Iman Anak Sekami di Sta. Maria Palangka Raya dilakukan secara daring. Faktor pendukung Bina Iman Anak di Sta. Maria Palangka Raya berupa alat teknologi yang digunakan berupa laptop atau handphone, jaringan internet, orang tua, keluarga dan lingkungan. Faktor penghambat Bina Iman Anak di Sta. Maria Palangka Raya jika terjadinya gangguan pada jaringan internet baik gangguan biasa atau pun gangguan yang disebabkan oleh cuaca buruk seperti hujan lebat dan berpetir, alat teknologi berupa laptop atau handphone rusak. Iman anak tetap bertumbuh meskipun Pandemi Covid-19 berlansung, walaupun kurang maksimal jika dibandingkan dengan pertemuan tatap muka.
MEMBANGUN BUDAYA DAMAI DI SEKOLAH MENENGAH AGAMA KATOLIK SANTU FRANSISKUS ASISI LARANTUKA Yosep Doni Gokok; Anselmus D. Atasoge
Jurnal Reinha Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : STP Reinha Larantuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.704 KB) | DOI: 10.56358/ejr.v12i2.81

Abstract

Lembaga pendidikan merupakan tempat persemaian nilai-nilai kedamaian sebagai sebuah nilai yang dipersyaratkan keberadaannya bagi bangsa Indonesia, bangsa yang diwarnai kemajemukan agama, budaya, suku, tradisi dan bahasa. Salah satu jalan untuk membumikan persemaiannya tersebut adalah pembudayaan nilai tersebut dalam praksis harian bagi warga komunitas lembaga pendidikan. Penelitian ini hendak menganalisis model inisiasi persemaian dan cita-cita penciptaan budaya damai di lingkungan SMAK St. Fransiskus Asisi Larantuka dan dampak model tersebut bagi para siswa-siswinya dalam relasi sosial di lingkungan sekolah dan masyarakat dalam konteks membangun moderasi beragama di Flores Timur.Pendekatan penelitian adalah kualitatif. Untuk mengumpulkan data digunakan teknik triangulasi yakni wawancara tertulis, observasi, dan studi dokumen. Kajian ini menemukan bahwa penciptaan budaya damai di lingkungan SMAK St. Fransiskus Asisi ditandai oleh penetapan moto sekolah yang diwujudkan dalam praksis etika sapa-menyapa para warga sekolah. Penciptaan budaya damai ini dijiwai oleh spiritualitas damai yang diinspirir Santu Fransiskus Asisi, pelindung sekolah ini. Terdapat hubungan yang cukup signifikan antara inisiasi penciptaan budaya damai ini di kalangan para warga sekolah dengan praksis hidup harian para warga sekolah. Inisiasi dan cita-cita penciptaan budaya damai ini menjadi sebuah sumbangan yang berharga bagi cita-cita besar bangsa Indonesia untuk menjaga keutuhan negara, menghindarkannya dari aksi-aksi kekerasan dan memupuk spirit moderasi beragama di bumi Flores Timur pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
KOMITMEN KEBANGSAAN MAHASISWA STP REINHA MELALUI RITUAL KEAGAMAAN DALAM SPIRIT AYD 2017 Fransiskus Visarlan Suwarni; Anselmus D. Atasoge
Jurnal Reinha Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : STP Reinha Larantuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.156 KB) | DOI: 10.56358/ejr.v12i2.82

Abstract

bangsa Indonesia termasuk mahasiswa sebagai acuan untuk bersikap dan bertindak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia yang multikultur dan multireligius. Salah satu jalan membangun komitmen kebangsaan adalah membumikan ritual keagamaan yang kontekstual, berpedoman pada ajaran tekstual agama dan menarik implikasinya sesuai kenyataan yang sedang dihadapi. Penelitian ini hendak mengeksplorasi dua hal penting yakni pemahaman Mahasiswa STP Reinha Larantuka tentang kebangsaan dan bagaimana ritual keagamaan mendorong mahasiswa STP Reinha Larantuka untuk membangun komitmen kebangsaan dalam bingkai pernyataan akhir Asian Youth Day 2017. Tujuan yang hendak disasar adalah mendeskripsikan pemahaman mahasiswa STP Reinha Larantuka tentang kebangsaan dan peran ritual keagamaan dalam membangun komitmen kebangsaan dalam bingkai Pernyataan Akhir Asian Youth Day 2017. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Untuk mengumpulkan data digunakan teknik triangulasi yakni wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Kajian ini menemukan bahwa melalui ritual keagamaan ditumbuhkan, dipupuk dan dijaga komitmen para mahasiswa terhadap bangsa dan negara Indonesia yang berkarakter multikultur dan multireligius. Ritual keagamaan akan memiliki daya guna jika nilai-nilai yang ditanamkan di dalamnya atau pesan-pesan yang ditimba darinya seperti persatuan dalam perbedaan, saling menghormati dan menghargai setiap pribadi dan kelompok yang berbeda diwujud-nyatakan dalam kehidupan nyata.Sebagai tindak lanjutnya dibutuhkan komitmen lanjut di kampus STP Reinha Larantuka yakni perlu diupayakan kerja sama mahasiswa dengan komunitas lintas agama di Larantuka dan partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan internal kelembagaan sebagai basis bagi keterlibatan eksternal di lingkungan masyarakat yang heterogen.
MODERASI BERAGAMA BERBASIS BUDAYA LOKAL DALAM PEMBELAJARAN PAK DI SMP NEGERI I LARANTUKA Letitia Susana Beto Letek; Yosep Belen Keban
Jurnal Reinha Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : STP Reinha Larantuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.893 KB) | DOI: 10.56358/ejr.v12i2.83

Abstract

Indonesia merupakan negara multikultural. Dikatakan multikultural karena memiliki aneka bahasa, suku, agama, ras dan juga kebudayaan. Keragaman Indonesia yang plural di lain sisi dapat menjadi modal sosial. Namun, keberagaman tersebut dapat melahirkan ketegangan sosial apabila masyarakat tidak lagi memegang prinsip “Bhineka Tunggal Ika. Konflik atas nama agama merupakan permasalahan serius yang sedang terjadi di tanah air. Oleh karena itu, dibutuhkan sikap moderasi beragama berbasis budaya lokal untuk mengatasi persoalan tersebut. Budaya lokal sangat penting untuk diajarkan sejak dini dalam dunia pendidikan karena tidak hanya mengajarkan peserta didik untuk mencintai kearifan lokal yang ada, namun dapat membawa keharmonisan dalam hidup bersama. Penelitian ini melihat sejauh mana implementasi moderasi beragama berbasis budaya lokal dalam pembelajaran PAK. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengimplementasian nilai moderasi beragama berbasis budaya lokal dalam pembelajaran PAK di SMP Negeri 1 Larantuka. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik triangulasi yakni observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian mengatakan bahwa konflik antar agama di kalangan peserta didik SMP Negeri 1 Larantuka sejauh ini masih belum terelakkan meskipun dalam kasus yang kecil. Salah satu jalan yang dapat ditempuh ialah dengan menerapkan nilai-nilai moderasi beragama yang didasari pada budaya lokal Lamaholot dalam pembelajaran PAK. Penerapan nilai moderasi beragama berbasis budaya lokal dalam pembelajaran PAK di SMP Negeri 1 Larantuka sejauh ini sudah diterapkan namun belum secara maksimal. Oleh karena itu, pendidik PAK diharapkan kreatif untuk menerapkan budaya lokal Lamaholot dalam pembelajaran demi mendukung terciptanya generasi muda yang moderat dalam beragama.
PERTOBATAN EKOLOGIS MENURUT ENSIKLIK LAUDATO SI DALAM MENANGGAPI PERSOALAN KERUSAKAN HUTAN DI KABUPATEN SINTANG, KALIMANTAN BARAT Eugenius Ervan Sardono; Vinsensius Rixnaldi Masut; Dominikus Siong
Jurnal Reinha Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : STP Reinha Larantuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.168 KB) | DOI: 10.56358/ejr.v12i2.84

Abstract

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan konsep pertobatan ekologis menurut Ensiklik Laudato Si dalam menanggapi persoalan kerusakan hutan yang terjadi di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Menurut Ensiklik Laudato Si, seluruh alam semesta merupakan ciptaan Allah yang bertujuan untuk saling melengkapi satu sama lain. Ensiklik ini menyebut alam semesta sebagai rumah bersama yang harus dipelihara demi terciptanya persekutuan universal dalam Allah. Persoalan ekologis seperti kerusakan hutan yang terjadi di Kabupaten Sintang merupakan pencederaan atas keutuhan rumah bersama dan persekutuan seluruh ciptaan. Maka melalui Ensiklik ini Gereja menyerukan pertobatan ekologis bagi seluruh manusia agar kembali merajut persekutuan dengan alam semesta. Metodologi yang digunakan dalam studi ini adalah metode kualitatif dengan melakukan studi kepustakaan atas konsep pertobatan ekologis menurut Ensiklik Laudato Si. Tema ini kemudian dielaborasi dengan berbagai macam persoalan ekologis zaman ini, secara khusus persoalan kerusakan hutan yang terjadi di Kabupaten Sintang. Temuan dari studi ini ialah: 1) Kerusakan hutan yang terjadi di Kabupaten Sintang bertentangan dengan pandangan Gereja dalam Ensiklik Laudato Si bahwa alam semesta merupakan ciptaan Allah dan rumah bersama yang harus dipelihara. 2) Manusia mesti melakukan pertobatan ekologis yang dimulai dari kesadaran bahwa alam semesta merupakan ciptaan Allah yang harus dipelihara sampai pada tindakan konkret komunal untuk menjaga keutuhan hutan di Kabupaten Sintang.
MENGASAH PROFESIONALITAS DOSEN DALAM DUNIA DISRUPTIF Vinsensius Crispinus Lemba
Jurnal Reinha Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : STP Reinha Larantuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.387 KB) | DOI: 10.56358/ejr.v12i2.85

Abstract

This article examines the professionalism of lecturers in the disruptive world. The disruptive world is a world full of change and is a character of the Industrial Revolution 4.0. The disruptive world brings together two great forces, namely globalization and technology. Technology in the disruptive world prioritizes automation and digitization with five main pillars that form the basis of the Industrial Revolution 4.0, namely the internet of things, big data, artificial intelligence, cloud computing, and additive manufacturing. The disruptive world demands the ability to adapt to the changes it produces. Universities as world centers of excellence, driven by educated humans to produce superior and competitive human beings are required to be able to face changes in a disruptive world. One of the main components needed in this case, namely professional lecturers. Professional lecturers are not determined only in terms of academic qualifications, but also superior and competitive competencies. The professionalism required of lecturers in a disruptive world, which is also needed in the 21st century world, can be improved by honing three main skills, namely learning and innovation skills, digital literacy skills, and career and life skills. These three skills can produce higher education outputs and outcomes, specifically in the form of graduates who have high competitiveness and are ready to compete in the Industrial Revolution 4.0 era.

Page 1 of 1 | Total Record : 6