cover
Contact Name
Yosep Belen Keban
Contact Email
yosephbelen@gmail.com
Phone
+6285235312315
Journal Mail Official
lppmstpreinhalarantuka@gmail.com
Editorial Address
Jln. Ki Ageng Gribig, Gang Kaserin MU No. 36 Malang
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Reinha
Published by Ahlimedia Press
ISSN : 20893159     EISSN : 28072669     DOI : https://doi.org/10.56358/ejr.v13i2.164
Pendidikan dan Pengajaran Agama Katolik, Budaya, Sosiologi, Antropologi, Pastoral, Katekese, Teologi Katolik, Kitab Suci Katolik, Liturgi Gereja Katolik, Ekopastoral, Teologi Kontekstual
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 46 Documents
PANDEMI DAN PANGGILAN BERKOMPASIO DALAM TERANG INJIL LUKAS 16:19-31: (Sebuah Implikasi dari Katekese Paus Fransiskus tentang Pandemi) Anselmus D. Atasoge; Scolastika Lelu Beding
Jurnal Reinha Vol 12 No 1 (2021): PANDEMI COVID-19 DARI MULTIPERSPEKTIF
Publisher : STP Reinha Larantuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.653 KB) | DOI: 10.56358/ejr.v12i1.57

Abstract

The pandemic covid-19 had a tremendous, alarming, and confusing shock effect that in turn presents an unhappy situation. This situation is evocative and calling on the people to address it, including the church through pastoral reflections and social actions. Using the approach of literature studies and field observations, this paper tries to explore the basic spirit of biblis as a basic in building compassio (concerns and follow-up actions that accompany it) to those most vulnerable to the pandemic covid-19. This paper is a follow-up implication of Pope Francis catechism about "restoring the world" elaborate in three sub-themes, namely the restoration of the world in the light of the gospel, theological primacy and the principles of the social teachings of the church. This study found that in the midst of the pandemic covid-19, the church does not stay silent in its comfort but participates in the presence in the word. First, the church is present through its theological-biblical reflections. Second, the church also descends to their members and listens to their stories and through its solidarity actions the church participates in restoring the word. Pandemi covid-19 telah memberikan efek kejut yang luar biasa, mencemaskan, dan membingungkan yang pada gilirannya menghadirkan keadaan yang tidak membahagiakan. Keadaan ini menggugah sekaligus memanggil para pihak untuk menyikapinya, termasuk Gereja melalui refleksi-refleksi pastoral dan aksi-aksi sosial lapangan. Dengan menggunakan pendekatan kajian pustaka dan observasi lapangan, tulisan ini mencoba menggali spirit dasar biblis sebagai kiblat dalam membangun compassio (keprihatinan dan aksi lanjutan yang menyertainya) terhadap mereka yang paling rentan terdampak pandemi covid-19. Tulisan ini merupakan implikasi lanjutan dari katekese Paus Fransiskus yang bertema besar “memulihkan dunia” yang dijabarkan dalam tiga sub tema, yakni pemulihan dunia dalam terang Injil, keutamaan teologis dan prinsip-prinsip ajaran sosial Gereja. Kajian ini menemukan bahwa di tengah gempuran pandemi covid-19, Gereja tidak tinggal diam dalam kenyamanannya melainkan turut serta hadir di tengah umat manusia. Pertama-tama, Gereja hadir melalui refleksi-refleksi teologis-biblisnya. Kedua, Gereja juga turun langsung ke tengah umatnya untuk mendengarkan kisah mereka dan melalui aksi solidaritasnya Gereja turut serta dalam memenuhi kebutuhan ekonomis umat manusia.
MENAKAR EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING PADA MASA PANDEMI COVID- 19 Yosep Belen Keban
Jurnal Reinha Vol 12 No 1 (2021): PANDEMI COVID-19 DARI MULTIPERSPEKTIF
Publisher : STP Reinha Larantuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.117 KB) | DOI: 10.56358/ejr.v12i1.58

Abstract

The covid-19 pandemic has had such a great influence in various sectors of life and one of the sectors that has felt the impact of this pandemic is the world of education. The online learning from home policy is a strategy to control the transmission of covid-19. This policy is considered very well done to break the chain of transmission of covid-19 in the country. The Learning From Home (BDR) policy forces schools or universities in the country to switch to the world of digital technology so that the learning process runs effectively. The use of technological tools in this situation is a necessity because the world is currently in the 4.0 revolution. Thus, the online method is the most appropriate alternative in the teaching and learning process in this pandemic situation. The application of online learning during this pandemic in the country is certainly not carried out optimally because various obstacles or problems have been found. Problems or obstacles such as internet network problems, data quotas, lack of learning media, weak teacher supervision, teachers who are not technology literate, weak parental supervision in children's learning and so on. This condition is a real problem that occurs in the application of the online learning model. This article will reveal how effective online learning is during the covid-19 pandemic. Pandemi covid-19 telah memberikan pengaruh yang begitu besar dalam aneka sektor kehidupan dan salah satu sektor yang merasakan dampak dari pandemi ini adalah dunia pendidikan. Kebijakan belajar dari rumah (learning from home) secara daring merupakan sebuah strategi pengendalian penularan covid-19. Kebijakan tersebut dinilai sangat baik dilakukan untuk memutus mata rantai penularan covid-19 di tanah air yang semakin mengganas. Kebijakan Belajar Dari Rumah (BDR) tersebut memaksa sekolah-sekolah atau Perguruan Tinggi di tanah air untuk beralih ke dunia teknologi digital agar proses pembelajaran berjalan efektif. Penggunaan alat teknologi dalam situasi ini merupakan sebuah keniscayaan sebab dunia saat ini berada pada revolusi 4.0. Dengan demikian, maka metode daring merupakan alternatif paling tepat dalam proses belajar mengajar pada situasi pandemi ini. Penerapan pembelajaran daring pada masa pandemi ini di tanah air tentu dijalankan belum secara maksimal sebab ditemukan aneka hambatan atau persoalan yang terjadi. Persoalan atau hambatan seperti masalah jaringan internet, kuota data, tidak adanya media pembelajaran, lemahnya pengawasan guru, guru tidak melek teknologi, lemahnya pengawasan orang tua dalam belajar anak dan lain sebagainya. Kondisi tersebut merupakan masalah riil yang terjadi dalam penerapan model pembelajaran daring. Tulisan ini akan mengungkap bagaimana efektivitas pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19.
DAMPAK PEWARTAAN MELALUI MEDIA DIGITAL Vinsensius Bawa Toron
Jurnal Reinha Vol 12 No 1 (2021): PANDEMI COVID-19 DARI MULTIPERSPEKTIF
Publisher : STP Reinha Larantuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.428 KB) | DOI: 10.56358/ejr.v12i1.59

Abstract

This article is entitled The Impact of Publication Through Digital Media. The approach method used by the author is a survey of the communication of young people, parents and religious leaders who follow the proclamation through official and unofficial digital media sites. The survey used a sample of 50 official and unofficial media and the survey results show that young people, parents and religious leaders are interested in using digital media because reporting is more effective, creative and not boring by applying various reporting methods. But on the other hand, young people and parents experience confusion, because through unofficial media sites, journalists build their personal opinions, blurring the content of reporting and preaching is more directed to personal business, not at the core of the teachings of the Christian faith, namely the interests of salvation. Artikel ini berjudul Dampak Pewartaan Melalui Media Digital. Metode pendekatan yang digunakan penulis adalah survey terhadap komunikasi para orang muda, orangtua dan tokoh agama yang mengikuti pewartaan melalui situs media digital resmi maupun tidak resmi. Survey dengan sample yang digunakan sebanyak 50 media resmi dan tidak resmi dan hasil survey menunjukkan bahwa orang muda, orangtua dan tokoh agama tertarik menggunakan media digital karena pewartaan lebih efektif, kreatif dan tidak membosankan dengan menerapkan metode pewartaan yang variatif. Namun di sisi lain, orang muda dan orangtua mengalami kebingungan, karena melalui situs media tidak resmi, pewarta membangun opini pribadinya mengaburkan isi pewartaan dan pewartaan diwartakan lebih mengarah kepada bisnis pribadi bukan pada inti dari ajaran iman kristiani yakni kepentingan keselamatan.
MENYIBAK AJARAN SOSIAL GEREJA PAUS FRANSISKUS DI MASA PANDEMI DALAM PERSPEKTIP HIDUP SOSIAL SEBAGAI RUMAH BERSAMA Benedikta Yosefina Kebingin
Jurnal Reinha Vol 12 No 1 (2021): PANDEMI COVID-19 DARI MULTIPERSPEKTIF
Publisher : STP Reinha Larantuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.097 KB) | DOI: 10.56358/ejr.v12i1.60

Abstract

This research is intended to examine the social teachings of the Church of Pope Francis during the pandemic. It is interesting to study because the social teachings of the Church which has been rolling from time to time since 1891 covers documents classified as the social teachings of the Church; while the catechesis of Pope Francis during the pandemic in nine themes was directly entitled "The Social Teachings of the Church of Pope Francis in the Pandemic Era" which is a unitary theme immediately given the title as a social teaching of the Church (during the pandemic). For this reason, in order to ascertain the distinctive color of Pope Francis' teachings, the author re-examines the documents of the Social Teachings of Church that have existed since Pope Leo XIII, Rerum Novarum to John Paul II, Laborem Exercens. For that, the research method used is document research. From the results of the research conducted, it is concluded that the perspective of social life as a common house is an appendix to the entire teaching of Pope Francis in this document.
BINA IMAN ANAK SEKAMI SELAMA PANDEMI COVID-19 TERHADAP IMAN ANAK Edy Jumrio
Jurnal Reinha Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : STP Reinha Larantuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.386 KB) | DOI: 10.56358/ejr.v12i2.80

Abstract

Bina Iman Anak merupakan salah satu bentuk pelayanaan yang diberikan dan dilakukan oleh gereja terhadap anak, sehingga semua anak wajib mendapatkan pembinaan bina iman sejak dini. Kenyataannya masih banyak pembinaan Bina Iman Anak ini masih kurang memperhatikan iman anak. Tantangan ini menjadi semakin nyata ketika Virus Covid-19 menyerang dunia. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengkaji Bina Iman Anak Sekami Selama Pandemi Covid-19 Terhadap Iman Anak, mengkaji faktor pendukung dan penghambat Bina Iman Anak Sekami Selama Pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yaitu dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sebagai key informan dari penelitian ini adalah PemBina Iman Anak Sekami. Uji keabsahan data dengan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi dan member check. Teknik analisis data yang digunakan yakni dengan mereduksi data, display data dan verifikasi data. Hasil penelitian ini ialah Bina Iman Anak Sekami di Sta. Maria Palangka Raya dilakukan secara daring. Faktor pendukung Bina Iman Anak di Sta. Maria Palangka Raya berupa alat teknologi yang digunakan berupa laptop atau handphone, jaringan internet, orang tua, keluarga dan lingkungan. Faktor penghambat Bina Iman Anak di Sta. Maria Palangka Raya jika terjadinya gangguan pada jaringan internet baik gangguan biasa atau pun gangguan yang disebabkan oleh cuaca buruk seperti hujan lebat dan berpetir, alat teknologi berupa laptop atau handphone rusak. Iman anak tetap bertumbuh meskipun Pandemi Covid-19 berlansung, walaupun kurang maksimal jika dibandingkan dengan pertemuan tatap muka.
MEMBANGUN BUDAYA DAMAI DI SEKOLAH MENENGAH AGAMA KATOLIK SANTU FRANSISKUS ASISI LARANTUKA Yosep Doni Gokok; Anselmus D. Atasoge
Jurnal Reinha Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : STP Reinha Larantuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.704 KB) | DOI: 10.56358/ejr.v12i2.81

Abstract

Lembaga pendidikan merupakan tempat persemaian nilai-nilai kedamaian sebagai sebuah nilai yang dipersyaratkan keberadaannya bagi bangsa Indonesia, bangsa yang diwarnai kemajemukan agama, budaya, suku, tradisi dan bahasa. Salah satu jalan untuk membumikan persemaiannya tersebut adalah pembudayaan nilai tersebut dalam praksis harian bagi warga komunitas lembaga pendidikan. Penelitian ini hendak menganalisis model inisiasi persemaian dan cita-cita penciptaan budaya damai di lingkungan SMAK St. Fransiskus Asisi Larantuka dan dampak model tersebut bagi para siswa-siswinya dalam relasi sosial di lingkungan sekolah dan masyarakat dalam konteks membangun moderasi beragama di Flores Timur.Pendekatan penelitian adalah kualitatif. Untuk mengumpulkan data digunakan teknik triangulasi yakni wawancara tertulis, observasi, dan studi dokumen. Kajian ini menemukan bahwa penciptaan budaya damai di lingkungan SMAK St. Fransiskus Asisi ditandai oleh penetapan moto sekolah yang diwujudkan dalam praksis etika sapa-menyapa para warga sekolah. Penciptaan budaya damai ini dijiwai oleh spiritualitas damai yang diinspirir Santu Fransiskus Asisi, pelindung sekolah ini. Terdapat hubungan yang cukup signifikan antara inisiasi penciptaan budaya damai ini di kalangan para warga sekolah dengan praksis hidup harian para warga sekolah. Inisiasi dan cita-cita penciptaan budaya damai ini menjadi sebuah sumbangan yang berharga bagi cita-cita besar bangsa Indonesia untuk menjaga keutuhan negara, menghindarkannya dari aksi-aksi kekerasan dan memupuk spirit moderasi beragama di bumi Flores Timur pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
KOMITMEN KEBANGSAAN MAHASISWA STP REINHA MELALUI RITUAL KEAGAMAAN DALAM SPIRIT AYD 2017 Fransiskus Visarlan Suwarni; Anselmus D. Atasoge
Jurnal Reinha Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : STP Reinha Larantuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.156 KB) | DOI: 10.56358/ejr.v12i2.82

Abstract

bangsa Indonesia termasuk mahasiswa sebagai acuan untuk bersikap dan bertindak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia yang multikultur dan multireligius. Salah satu jalan membangun komitmen kebangsaan adalah membumikan ritual keagamaan yang kontekstual, berpedoman pada ajaran tekstual agama dan menarik implikasinya sesuai kenyataan yang sedang dihadapi. Penelitian ini hendak mengeksplorasi dua hal penting yakni pemahaman Mahasiswa STP Reinha Larantuka tentang kebangsaan dan bagaimana ritual keagamaan mendorong mahasiswa STP Reinha Larantuka untuk membangun komitmen kebangsaan dalam bingkai pernyataan akhir Asian Youth Day 2017. Tujuan yang hendak disasar adalah mendeskripsikan pemahaman mahasiswa STP Reinha Larantuka tentang kebangsaan dan peran ritual keagamaan dalam membangun komitmen kebangsaan dalam bingkai Pernyataan Akhir Asian Youth Day 2017. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Untuk mengumpulkan data digunakan teknik triangulasi yakni wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Kajian ini menemukan bahwa melalui ritual keagamaan ditumbuhkan, dipupuk dan dijaga komitmen para mahasiswa terhadap bangsa dan negara Indonesia yang berkarakter multikultur dan multireligius. Ritual keagamaan akan memiliki daya guna jika nilai-nilai yang ditanamkan di dalamnya atau pesan-pesan yang ditimba darinya seperti persatuan dalam perbedaan, saling menghormati dan menghargai setiap pribadi dan kelompok yang berbeda diwujud-nyatakan dalam kehidupan nyata.Sebagai tindak lanjutnya dibutuhkan komitmen lanjut di kampus STP Reinha Larantuka yakni perlu diupayakan kerja sama mahasiswa dengan komunitas lintas agama di Larantuka dan partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan internal kelembagaan sebagai basis bagi keterlibatan eksternal di lingkungan masyarakat yang heterogen.
MODERASI BERAGAMA BERBASIS BUDAYA LOKAL DALAM PEMBELAJARAN PAK DI SMP NEGERI I LARANTUKA Letitia Susana Beto Letek; Yosep Belen Keban
Jurnal Reinha Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : STP Reinha Larantuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.893 KB) | DOI: 10.56358/ejr.v12i2.83

Abstract

Indonesia merupakan negara multikultural. Dikatakan multikultural karena memiliki aneka bahasa, suku, agama, ras dan juga kebudayaan. Keragaman Indonesia yang plural di lain sisi dapat menjadi modal sosial. Namun, keberagaman tersebut dapat melahirkan ketegangan sosial apabila masyarakat tidak lagi memegang prinsip “Bhineka Tunggal Ika. Konflik atas nama agama merupakan permasalahan serius yang sedang terjadi di tanah air. Oleh karena itu, dibutuhkan sikap moderasi beragama berbasis budaya lokal untuk mengatasi persoalan tersebut. Budaya lokal sangat penting untuk diajarkan sejak dini dalam dunia pendidikan karena tidak hanya mengajarkan peserta didik untuk mencintai kearifan lokal yang ada, namun dapat membawa keharmonisan dalam hidup bersama. Penelitian ini melihat sejauh mana implementasi moderasi beragama berbasis budaya lokal dalam pembelajaran PAK. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengimplementasian nilai moderasi beragama berbasis budaya lokal dalam pembelajaran PAK di SMP Negeri 1 Larantuka. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik triangulasi yakni observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian mengatakan bahwa konflik antar agama di kalangan peserta didik SMP Negeri 1 Larantuka sejauh ini masih belum terelakkan meskipun dalam kasus yang kecil. Salah satu jalan yang dapat ditempuh ialah dengan menerapkan nilai-nilai moderasi beragama yang didasari pada budaya lokal Lamaholot dalam pembelajaran PAK. Penerapan nilai moderasi beragama berbasis budaya lokal dalam pembelajaran PAK di SMP Negeri 1 Larantuka sejauh ini sudah diterapkan namun belum secara maksimal. Oleh karena itu, pendidik PAK diharapkan kreatif untuk menerapkan budaya lokal Lamaholot dalam pembelajaran demi mendukung terciptanya generasi muda yang moderat dalam beragama.
PERTOBATAN EKOLOGIS MENURUT ENSIKLIK LAUDATO SI DALAM MENANGGAPI PERSOALAN KERUSAKAN HUTAN DI KABUPATEN SINTANG, KALIMANTAN BARAT Eugenius Ervan Sardono; Vinsensius Rixnaldi Masut; Dominikus Siong
Jurnal Reinha Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : STP Reinha Larantuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.168 KB) | DOI: 10.56358/ejr.v12i2.84

Abstract

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan konsep pertobatan ekologis menurut Ensiklik Laudato Si dalam menanggapi persoalan kerusakan hutan yang terjadi di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Menurut Ensiklik Laudato Si, seluruh alam semesta merupakan ciptaan Allah yang bertujuan untuk saling melengkapi satu sama lain. Ensiklik ini menyebut alam semesta sebagai rumah bersama yang harus dipelihara demi terciptanya persekutuan universal dalam Allah. Persoalan ekologis seperti kerusakan hutan yang terjadi di Kabupaten Sintang merupakan pencederaan atas keutuhan rumah bersama dan persekutuan seluruh ciptaan. Maka melalui Ensiklik ini Gereja menyerukan pertobatan ekologis bagi seluruh manusia agar kembali merajut persekutuan dengan alam semesta. Metodologi yang digunakan dalam studi ini adalah metode kualitatif dengan melakukan studi kepustakaan atas konsep pertobatan ekologis menurut Ensiklik Laudato Si. Tema ini kemudian dielaborasi dengan berbagai macam persoalan ekologis zaman ini, secara khusus persoalan kerusakan hutan yang terjadi di Kabupaten Sintang. Temuan dari studi ini ialah: 1) Kerusakan hutan yang terjadi di Kabupaten Sintang bertentangan dengan pandangan Gereja dalam Ensiklik Laudato Si bahwa alam semesta merupakan ciptaan Allah dan rumah bersama yang harus dipelihara. 2) Manusia mesti melakukan pertobatan ekologis yang dimulai dari kesadaran bahwa alam semesta merupakan ciptaan Allah yang harus dipelihara sampai pada tindakan konkret komunal untuk menjaga keutuhan hutan di Kabupaten Sintang.
MENGASAH PROFESIONALITAS DOSEN DALAM DUNIA DISRUPTIF Vinsensius Crispinus Lemba
Jurnal Reinha Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : STP Reinha Larantuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.387 KB) | DOI: 10.56358/ejr.v12i2.85

Abstract

This article examines the professionalism of lecturers in the disruptive world. The disruptive world is a world full of change and is a character of the Industrial Revolution 4.0. The disruptive world brings together two great forces, namely globalization and technology. Technology in the disruptive world prioritizes automation and digitization with five main pillars that form the basis of the Industrial Revolution 4.0, namely the internet of things, big data, artificial intelligence, cloud computing, and additive manufacturing. The disruptive world demands the ability to adapt to the changes it produces. Universities as world centers of excellence, driven by educated humans to produce superior and competitive human beings are required to be able to face changes in a disruptive world. One of the main components needed in this case, namely professional lecturers. Professional lecturers are not determined only in terms of academic qualifications, but also superior and competitive competencies. The professionalism required of lecturers in a disruptive world, which is also needed in the 21st century world, can be improved by honing three main skills, namely learning and innovation skills, digital literacy skills, and career and life skills. These three skills can produce higher education outputs and outcomes, specifically in the form of graduates who have high competitiveness and are ready to compete in the Industrial Revolution 4.0 era.