cover
Contact Name
Ayu Puspitasari
Contact Email
ayupuspitasari25@poltekkesdepkes-sby.ac.id
Phone
+6282131886875
Journal Mail Official
ayu_depkes@yahoo.com
Editorial Address
Jl. Karangmenjangan 18A Surabaya
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Analis Kesehatan Sains (e-Journal)
ISSN : 23023635     EISSN : 24078972     DOI : https://doi.org/10.36568/anakes.v10i2
Core Subject : Health, Science,
Analis Kesehatan Sains is a journal to be leading peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We publish original research papers, review artcles and case studies focused on medical laboratory technology and health science.
Articles 60 Documents
PERBANDINGAN MEDIA NUTRIENT AGAR DENGAN BAHAN DAGING SAPI, DAGING KAMBING dan DAGING AYAM SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus Diah Ayu Anggraheni
Analis Kesehatan Sains Vol. 12 No. 1 (2023): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v12i1.71

Abstract

Komposisi penting yang terdapat dalam media pertumbuhan bakteri yaitu karbohidrat dan protein. Di dalam media Nutrient Agar memiliki kandungan protein dalan bentuk pepton sebagai nutrisi pertumbuhan bakteri. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data primer dengan melakukan penelitian bersifat eksperimental dengan analisis kuantitatif yang dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Surabaya pada bulan April 2021. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu menganalisis dan membandingkan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada media alternatif dari daging sapi, daging kambing, daging ayam dengan variasi massa 1.5 gram, 3 gram, 4.5 gram, 6 gram, 7.5 gram sebagai media alternatif dari Nutrient Agar.
KORELASI ANTARA KADAR INDEKS TROMBOSIT TERHADAP KADAR HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Mega Ayu Putri Sayuti
Analis Kesehatan Sains Vol. 11 No. 2 (2022): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v11i2.72

Abstract

Penyakit Jantung Koroner ditimbulkan oleh pertumbuhan plak yang dapat berkembang waktu arteri koronaria menyempit dan tak bisa mensuplai oksigen ke jantung, dikenal dengan Aterosklerosis. Aterosklerosis dapat mengakibatkan disfungsi sel endotel yang berada pada dinding pembuluh darah arteri koronaria, sel-sel darah yg melewatinya akan mengalami perlekatan menjadi agregat sel salah satunya yaitu sel trombosit, sebagai akibatnya diukur kadar indeks trombosit buat mengetahui adanya penyumbatan pembuluh darah. Selain itu, aterosklerosis bisa menstimulasi sel-sel inflamasi aktif, misalnya mirip C-Reactive Protein (CRP) yang dapat diukur melalui metode high sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP). Penelitian ini bertujuan buat mengetahui adanya korelasi antara Kadar Indeks Trombosit terhadap Kadar high sensitivity C-Reactive Protein di pasien Penyakit Jantung Koroner. Penelitian ini memakai jenis penelitian kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study pada Instalasi Laboratorium Patologi Klinik rumah Sakit awam Haji Surabaya di Bulan Februari s/d Maret 2021. didapatkan 20 responden menggunakan riwayat Penyakit Jantung Koroner dan data akibat pemeriksaan Indeks Trombosit dan high sensitivity C-Reactive Protein dikumpulkan menjadi hasil penelitian, lalu diuji secara statistik memakai uji hubungan Pearson. asal hasil uji korelasi Pearson, diperoleh hasil bahwa tak terdapat korelasi antara Kadar Indeks Trombosit terhadap Kadar hs-CRP pada Pasien Penyakit Jantung Koroner menggunakan nilai (Sig.) lebih besar asal α. korelasi antara Kadar Mean Platelet Volume (MPV) dengan Kadar hs-CRP 0,384 > 0,05; korelasi antara Kadar Platelet Distribution Width (PDW) menggunakan Kadar hs-CRP 0,333 > 0,05; hubungan antara Kadar Platelet-Large Cell Ratio (P-LCR) menggunakan Kadar hs-CRP 0,343 > 0,05.
PENGARUH PENAMBAHAN PROPYLENE GLYCOL TERHADAP KADAR BILIRUBIN TOTAL PADA POOLED SERA zahida shania
Analis Kesehatan Sains Vol. 11 No. 1 (2022): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v11i1.73

Abstract

Kestabilan pada pooled sera untuk pemeriksaan bilirubin total merupakan salah satu faktor yang menentukan. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa peneliti diantaranya Muslim (2015) dan Mahardika (2014). Penambahan ethylene glycol pada pooled sera digunakan untuk menjaga stabilitas. Ethylene glycol memiliki sifat antibeku, antibakteri, toksik dan teratogenik. Propylene glycol dipilih sebagai alternatif pengganti ethylene glycol dan digunakan secara luas sebagai pengawet. Senyawa ini bersifat antibeku, tidak terlalu beracun dan tidak teratogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengaruh penambahan propylene glycol terhadap kadar bilirubin total pada pooled sera. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan bahan penelitian pooled sera yang ditambahkan propylene glycol konsentrasi 5%, 10%, dan 12,5% yang disimpan pada suhu 2-8℃ selama 9 hari dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik RSU Haji Surabaya pada bulan November 2020 hingga Juni 2021. Pengaruh penambahan propylene glycol terhadap kadar bilirubin total pada pooled sera akan dibandingkan dengan kadar bilirubin total pada pooled sera tanpa penambahan propylene glycol. Hasil penelitian dilakukan analisa data menggunakan uji one way anova. Nilai sig. pada uji statistik pooled sera tanpa penambahan pengawet didapatkan nilai sig. < α (0,05) sehingga ada pengaruh terhadap kadar bilirubin total pada pooled sera yang dilakukan penyimpanan selama 9 hari pada suhu 2-8℃. Nilai sig. pada uji statistik pooled sera dengan penambahan pengawet didapatkan nilai sig. > α (0,05) sehingga tidak ada pengaruh penambahan propylene glycol terhadap kadar bilirubin total pada pooled sera yang dilakukan penyimpanan selama 9 hari pada suhu 2-8℃.
INOVASI PEMANFAATAN TEPUNG DAGING BACKLOIN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) SEBAGAI MEDIA SUBTITUSI NUTRIENT AGAR PADA PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli zainatun niam
Analis Kesehatan Sains Vol. 12 No. 1 (2023): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v12i1.76

Abstract

Ikan Cakalang menjadi salah satu komoditas ekspor baik dalam bentuk beku, olahan, maupun segar. Ikan ini sangat diminati masyarakat karena memiliki kandungan protein yang tinggi, tekstur daging yang baik dan cita rasa yang tinggi sehingga, peneliti berinovasi untuk memanfaatkan Ikan Cakalang bukan hanya untuk dikonsumsi, melainkan dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan media pertumbuhan bakteri. Ikan Cakalang mengandung gizi yang cukup tinggi diantaranya yaitu kadar air 4.56%, protein 38.12%, lemak 17.46%, kadar abu 0.79%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan media tepung backloin Ikan Cakalang terhadap pertumbuhan Eschericia coli dan Staphylococcus aureus yang ditinjau dari segi jumlah dan karakteristik bakteri. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2021 di Laboratorium Bakteriologi Poltekkes Surabaya Jurusan Teknologi Laboratorium Medis. Jenis Penelitian ini adalah Eksperimental Laboratoris. Rancangan penelitian ini adalah pretest-posttest control group design dengan variasi massa tepung Ikan Cakalang adalah 1 gram, 1.5 gram, 2 gram, 2.5 gram, dan 3 gram serta gold standard media yang digunakan adalah Nutrient Agar yang direplikasi sebanyak 5 kali. Proses inokulasi bakteri dilakukan dengan menggunakan metode spread plate. Hasil penelitian ini menunjukan jumlah rata-rata koloni terbanyak pada media tepung daging backloin Ikan Cakalang sebanyak 190,2x 1013 CFU/mL dengan variasi massa 3 gram pada Staphylococcus aureus, sedangkan jumlah rata-rata terbanyak pada pertumbuhan Escherichia coli yaitu pada variasi massa 2.5 gram yaitu 160 x 1013 CFU/mL. Jumlah koloni yang berfariasi disebabkan karena kandungan nutrisi pada tepung daging Ikan Cakalang ini lebih kompleks dibandingkan dengan kandungan nutrisi pada media Nutrient Agar.
UJI EFEKTIVITAS ANTHELMINTIK EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) TERHADAP KEMATIAN Ascaris suum, Goeze SECARA IN VITRO Aghnia Mufidah
Analis Kesehatan Sains Vol. 12 No. 1 (2023): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v12i1.77

Abstract

Daun sukun (Artocarpus altilis) merupakan tanaman obat herbal yang mengandung senyawa saponin, tanin, flavonoid. Daun dari tanaman tersebut dapat digunakan untuk penyembuhan infeksi kecacingan yang disebabkan Ascaris suum karena memiliki daya anthelmintik. Kasus kecacingan pada pemotongan hewan babi di sidoarjo adalah 3 – 4 babi dari 5 – 6 babi yang dipotong setiap harinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas anthelmintik ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis) terhadap kematian cacing gelang (Ascaris suum, Goeze).Metode penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian post test only grup design. Hewan uji dari penelitian ini adalah cacing Ascaris suum, Goeze. Penelitian dilakukan di Laboratorium Parasitologi Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Surabaya pada bulan Januari – April 2021. Penelitian ini menggunakan 5 kelompok perlakuan yaitu pirantel pamoat 0,25% sebagai kontrol positif, larutan NaCl 0,9% sebagai kontrol negatif, serta ekstrak daun sukun dengan konsentrasi 50%, 70%, 85%, 100%. Data dianalisis menggunakan uji statistik Kolmogrov-Smirnov, lalu dilanjutkan menggunakan uji Post-Hoc untuk mengetahui perbedaan efek anthelmintik ekstrak daun sukun terhadap kematian cacing.Pada hasil analisis data statistik, didapatkan rata – rata lama waktu kematian cacing Ascaris suum,Goeze yang disebabkan oleh ekstrak daun sukun dengan konsentrasi 50% hasil rerata waktu 384.25 menit, konsentrasi 70% memperoleh hasil rerata 284 menit, konsentrasi 85% memperoleh hasil rerata 172.25 menit, dan konsentrasi 100% memperoleh rerata waktu kematian pada cacing 112.5 menit. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sukun memiliki efek anthelmintik terhadap cacing Ascaris suum, Goeze secara in vitro.
PENGARUH PAPARAN Monosodium Glutamat (MSG) TERHADAP VIABILITAS SEL MONOSIT Aliza Dewi Fortuna
Analis Kesehatan Sains Vol. 11 No. 1 (2022): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v11i1.78

Abstract

Angka konsumsi Monosodium Glutamat (MSG) di Indonesia terus mengalami kenaikan tiap tahunnya. Penggunaan MSG yang tidak terkontrol di Indonesia dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan efek toksik bagi tubuh. Kandungan glutamat bebas yang dihasilkan MSG dapat mempengaruhi kerja sistem imun terutama pada sistem imun bawaan serta menyebabkan stress oksidatif. Sehingga tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh paparan Monosodium Glutamat (MSG) terhadap vibilitas sel monosit. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratoris in vitro dengan rancangan Post test only control group design. Sebanyak 10 cc darah vena perifer diisolasi menggunakan metode sentrifugasi gradien ficoll. Hasil isolat sel monosit dilakukan pemaparan dengan Monosodium Glutamat (MSG) sesuai kelompok. Kelompok I: kontrol negatif, kelompok II : sel monosit + MSG 3%, kelompok III : sel monosit + MSG 6%, kelompok IV : sel monosit + MSG 9%. Selanjutnya diinkubasi selama 24 jam dengan dengan suhu 37oC dalam 5% CO2. Kemudian dilakukan uji viabilitas menggunakan pewarnaan trypan blue. Perhitungan viabilitas sel monosit dilakukan dibawah mikroskop inverted dengan perbesaran 400x per 100 sel. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan uji Anova one-way dan dilanjutkan dengan uji LSD. Rata – rata viabilitas pada masing – masing kelompok diperoleh sebagai berikut, viabilitas sel monosit pada kelompok kontrol sebesar 63%, kelompok II sebesar 47%, kelompok III sebesar 45% dan kelompok IV sebesar 35%. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh paparan Monosodium Glutamat (MSG) terhadap viabilitas sel monosit dengan pengaruh paling signifikan adalah kosentrasi MSG 9% dengan rata – rata viabilitas sebesar 35%.
ANALISIS KADAR HISTAMIN DENGAN VARIASI LAMA WAKTU PEMAPARAN UDARA PADA IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PASAR SIDOARJO Diah Nini Utari
Analis Kesehatan Sains Vol. 11 No. 1 (2022): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v11i1.79

Abstract

Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) merupakan produk perikanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia serta mengandung protein yang tinggi. Kandungan protein pada spesies ikan cakalang yakni jenis protein histidin erat kaitannya dengan pembentukan histamin yang menyebabkan pembusukan dan kerusakan ikan. Pemaparan ikan ditempat terbuka dapat meningkatkan pembentukan histamin serta mempengaruhi kenampakan kesegaran daging ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan kandungan histamin dan nilai organoleptik ikan cakalang segar yang telah mengalami pemaparan udara di tempat terbuka dengan variasi waktu pemaparan yang berbeda. Sampel ikan cakalang segar diperoleh dari Pasar Lingkar Timur Sidoarjo. Penelitian ini dilaksanakan di BKIPM (Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Keamanan Hasil Perikanan Surabaya II) pada bulan Desember sampai dengan Juni 2019. Sampel dianalisis menggunakan metode HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Hasil dari penelitian ini didapatkan kadar histamin pada ikan cakalang yang dipapar pada suhu 28 °C - 32 °C dengan variasi waktu pemaparan selama 0 jam sampai dengan 8 jam mengandung histamin 3,001 mg/kg, 3,110 mg/kg, 4,954 mg/kg, 5,229 mg/kg, dan 5,435 mg/kg. Data hasil penelitian dianalisa menggunakan uji ANOVA dilanjutkan dengan uji post hoc sehingga didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan kadar histamin pada ikan cakalang yang diberikan pemaparan udara dengan ikan cakalang tanpa pemaparan udara
PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA YANG SEGERA DIPERIKSA DAN DITUNDA 4 JAM PADA PASIEN HIPERGLIKEMIA DAN NON HIPERGLIKEMIA Dian Putri Andani
Analis Kesehatan Sains Vol. 11 No. 1 (2022): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v11i1.80

Abstract

Hiperglikemia biasa diartikan dengan kadar glukosa darah dalam tubuh berlebih. Salah satu parameter kualitas pelayanan laboratorium yakni penanggulangan beberapa faktor kesalahan yang dikategorikan menjadi tiga, yaitu kesalahan pada proses pra analitik, analitik, dan pasca analitik. Pemeriksaan glukosa darah yang biasanya dilakukan yakni glukosa darah puasa. Spesimen yang paling sering digunakan untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah adalah spesimen serum dan plasma EDTA. Masih sering dilakukannya penundaan pemeriksaan di laboratorium karena alasan tertentu misalnya kerusakan alat, pemeriksaan susulan, mengefisiensikan pemakaian reagen, dan tidak semua laboratorium menyediakan zat penghambat glikolisis karena tanggal kadaluarsanya yang cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa menggunakan serum dan plasma EDTA yang segera diperiksa dan ditunda 4 jam pada pasien hiperglikemia dan non hiperglikemia. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional dengan rancangan Post-test and Control Group Design. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2021 di RSU Haji Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar glukosa darah puasa sampel serum yang segera diperiksa dan ditunda 4 jam pada pasien hiperglikemia adalah 257,2 mg/dL dan 252,93 mg/dL, pada pasien non hiperglikemia 125,67 mg/dL dan 121,73 mg/dL. Rata-rata kadar glukosa darah puasa sampel plasma EDTA yang segera diperiksa dan ditunda 4 jam pada pasien hiperglikemia adalah 255,07 mg/dL dan 246,53 mg/dL, pada pasien non hiperglikemia 124,47 dan 116,4 mg/dL. Hasil uji statistik pada pemeriksaan kadar glukosa darah puasa sampel serum dan plasma EDTA yang segera diperiksa dan ditunda 4 jam pada pasien hiperglikemia dan non hiperglikemia menunjukkan ada perbedaan (nilai Greenhouse-Geisser = 0,000 < 0,05).
STABILITAS SERUM LIOFILISAT BUATAN SENDIRI SEBAGAI BAHAN KONTROL KUALITAS TERHADAP PARAMETER BLOOD UREA NITROGEN DAN KREATININ Diana Novita Sari
Analis Kesehatan Sains Vol. 12 No. 1 (2023): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v12i1.81

Abstract

Peningkatan pelayanan laboratorium kesehatan, sangat berhubungan dengan pemantapan mutu laboratorium kesehatan. Serum kontrol merupakan bagian dari pemantapan mutu laboratorium kesehatan tersebut. Serum liofilisat merupakan suatu jenis serum kontrol buatan sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas serum liofilisat buatan sendiri yang digunakan sebagai bahan kontrol terhadap parameter Blood Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin yang dianalisa selama 2 bulan pada penyimpanan suhu 2 - 8°C. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Kimia Klinik Jurusan TLM Poltekkes Kemenkes Surabaya dan Laboratorium Pramita. Sampel diperoleh dari serum mahasiswa jurusan TLM Poltekkes Kemenkes Surabaya yang telah memenuhi syarat dan dikumpulkan dalam satu wadah untuk kemudian diliofilisatkan. Hasil penelitian rata – rata hasil pemeriksaan BUN (Blood Urea Nitrogen) dari minggu ke-1 sampai minggu ke-8 adalah 7,15 mg/dL, 7,15 mg/dL, 6,82 mg/dL, 7,12 mg/dL, 7,12 mg/dL, 7,33 mg/dL, 7,15 mg/dL, 7,33 mg/dL, dan 7,33 mg/dL. Hasil penelitian rata – rata hasil pemeriksaan kreatinin dari minggu ke-1 sampai minggu ke-8 adalah 0,69 mg/dL, 0,69 mg/dL, 0,70 mg/dL, 0,67 mg/dL, 0,72 mg/dL, 0,72 mg/dL, 0,68 mg/dL, 0,70 mg/dL. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dan kreatinin pada serum liofilisat buatan sendiri sampai minggu ke-8 masih stabil Waktu penyimpanan selama 8 minggu tidak berpengaruh pada kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dan kreatinin dalam serum liofilisat buatan sendiri
AKURASI DIAGNOSTIK FROZEN SECTION PADA PASIEN TUMOR OVARIUM DENGAN TES HISTOPATOLOGI Anggun Dwi Cahyani
Analis Kesehatan Sains Vol. 11 No. 1 (2022): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v11i1.82

Abstract

Tumor ovarium merupakan sebuah benjolan pada organ reproduksi wanita untuk menghasilkan ovum yang berasal dari pertumbuhan sel-sel yang abnormal. Tingkat mortalitas penderita tumor ovarium masih sangat tinggi disebabkan baru diketahui pada stadium lanjut. Frozen section menjadi salah satu pilihan dalam menegakkan diagnosis tumor ovarium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil uji sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif dan nilai akurasi diagnostik frozen section pada pasien tumor ovarium dengan tes histopatologi. Metode dalam penelitian ini adalah retrospektif dengan desain observasional deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian uji diagnostik dengan mengambil data sekunder dari rekam medis pasien tumor ovarium. Subjek penelitian ini adalah tumor ovarium yang dilakukan pemeriksaan frozen section dengan tes histopatologi di Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi RSPAL Dr. Ramelan Surabaya periode Januari 2019–Desember 2020. Data dianalisis menggunakan uji crosstabulation kemudian dilakukan perhitungan uji diagnostik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 27 pasien tumor ovarium yang dilakukan frozen section dengan tes histopatologi. Frozen section memiliki tingkat akurasi sebesar 92,6%, dengan sensitivitas 88,89%, spesifisitas 94,44%, nilai prediksi positif 88,89%, nilai prediksi negatif 94,44%. Berdasarkan hasil, maka frozen section memiliki hasil sesuai dibandingkan dengan histopatologi, sehingga frozen section dapat bermanfaat untuk mendiagnosis secara cepat dan akurat.