cover
Contact Name
Ayu Puspitasari
Contact Email
ayupuspitasari25@poltekkesdepkes-sby.ac.id
Phone
+6282131886875
Journal Mail Official
ayu_depkes@yahoo.com
Editorial Address
Jl. Karangmenjangan 18A Surabaya
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Analis Kesehatan Sains (e-Journal)
ISSN : 23023635     EISSN : 24078972     DOI : https://doi.org/10.36568/anakes.v10i2
Core Subject : Health, Science,
Analis Kesehatan Sains is a journal to be leading peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We publish original research papers, review artcles and case studies focused on medical laboratory technology and health science.
Articles 60 Documents
GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA MAHASISWA SEBELUM DAN SESUDAH MENGKONSUMSI MIE INSTAN Dian Wisma Wati
Analis Kesehatan Sains Vol. 12 No. 1 (2023): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v12i1.84

Abstract

Riskesdas tahun 2018, menyebut 7,8% penduduk indonesia mengkonsumsi mie instan/makanan lainnya setiap harinya. Pada provinsi jawa timur menyebut 4,6% penduduk indonesia mengkonsumsi mie instan/makanan lainnya setiap harinya. Mie instan telah menjadi makanan pokok dunia yang memiliki banyak varian rasa, harga terjangkau dan memiliki waktu simpan jangka panjang. Saat ini mie instan menjadi makanan favorit banyak orang salah satunya adalah mahasiswa. Konsumsi mie instan berlebihan tanpa menambahkan sumber protein akan mengganggu proses pembentukkan hemoglobin yang membutuhkan makanan kaya zat besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin sebelum dan sesudah mengkonsumsi mie instan pada mahasiswa jurusan TLM. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hematologi Jurusan TLM Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya pada Oktober 2021 sampai dengan April 2022. Sampel dalam penelitian adalah wanita atau pria berusia 18 sampai 22 tahun, wanita tidak sedang menstruasi dan pria bukan perokok yang telah memenuhi kriteria sebanyak 30 orang yang akan diperiksa kadar hemoglobin sebelum dan sesudah mengkonsumsi mie instan. Pemeriksaan kadar hemoglobin menggunakan alat POCT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai kadar hemoglobin sebelum mengkonsumsi mie instan dalam kategori normal memiliki rerata sebesar 14,0 g/dl dan standar deviasi 1,767, sedangkan kadar hemoglobin sesudah mengkonsumsi mie instan dalam kategori normal memiliki rerata sebesar 13,9 g/dl dan standar deviasi 1,537, sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar hemoglobin pada mahasiswa sebelum dan sesudah mengkonsusmsi mie instan mengalami penurunan
UJI SENSITIVITAS PROPOLIS TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Dan Eschericia coli Anindya, Lokawanti Al Fahna; Pestariati, Pestariati; Wisnu, Istanto
Analis Kesehatan Sains Vol. 10 No. 2 (2021): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v10i2.18

Abstract

The threat of infectious diseases from strains of pathogenic bacteria Staphylococcus aureus and Eschericia coli is capable of causing resistance to antibiotics. The prevalence of MRSA cases was 8.2%. One of the efforts to control infections caused by antibiotic-resistant bacteria is to utilize several antimicrobial compounds derived from natural ingredients, namely propolis. Contains polyphenolic compounds and flavonoids that function as antimicrobials. The purpose of this study was to analyze the inhibition zone formed due to the antimicrobial activity of propolis extract against the growth of Staphylococcus aureus and Eschericia coli bacteria. This research was conducted in vitro at the Microbiology Laboratory of the Medical Laboratory Technology Department of Health Poltekkes Surabaya in February – April 2021. This study used the Kirby Bauer diffusion method with paper blank discs on MHA media by measuring the diameter of the inhibition zone formed from the growth of Staphylococcus aureus and Eschericia coli with units of mm. Research The concentration of propolis extract used was 5%, 10%, 15%, and 20%. In this study, it was concluded that propolis extract can be used as an antimicrobial compound, there is a different effect of concentration of propolis extract on Staphylococcus aureus from Eschericia coli. Data analysis on the Kruskal Wallis test has a value of 0.004 (<0.05) which indicates that there is a significant difference between each concentration of propolis extract both against Staphylococcus aureus and Eschericia coli. The effect of the effective concentration is at a concentration of 20% against Staphylococcus aureus which has an average inhibition zone diameter of 13 mm while that of Eschericia coli is 22.5 mm.
STABILITAS PLASMA LIOFILISAT BUATAN SENDIRI SEBAGAI BAHAN KONTROL KUALITAS PADA LABORATORIUM KIMIA KLINIK TERHADAP PEMERIKSAAN TOTAL PROTEIN DAN ALBUMIN Putri Safira Firdaus
Analis Kesehatan Sains Vol. 12 No. 2 (2023): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v12i2.33

Abstract

The stability test of the control material is very important because the stability indicates the control material does not change significantly during storage. The use of commercial control is not economically feasible in many countries because of the unavailability or high cost. Therefore, the manufacture of lyophilized human plasma will be great use to several small and private laboratories, including puskesmas laboratories. This study aims to determine the stability of homemade lyophilized plasma as a quality control agent in a clinical chemistry laboratory on total protein and albumin parameters. This type of research is an experimental research with a time series group design. This research was conducted at the campus laboratory and Pramita Laboratory. Samples were taken from 1 respondent in April - May 2022, stored at a temperature of 2-8°C and checked every week for 8 weeks. The results of the examination of total protein levels mean weeks 1 to 8 were 6,42 mg/dL, 6,65 mg/dL, 6,73 mg/dL, 6,50 mg/dL, 6,25 mg/dL, 6,47 mg/dL, 6,28 mg/dL, 6,28 mg/dL. The results of the examination of albumin levels on average 1 to 8 were 3,99 mg/dL, 3,91 mg/dL, 3,63 mg/dL, 3,80 mg/dL, 3,97 mg/dL, 3,43 mg/dL, 3,60 mg/dL, 3,72 mg/dL. The results Leavy Jenning's chart analysis showed plasma lyophilized test results for total protein and albumin levels were still within the limit of ± 2SD. And in regression test the KD value for Total protein 40.32% and the KD value for Albumin 32.54%, showed that the storage time for total protein and albumin had effect on stability of plasma lyophillized. So it can be concluded the examination of total protein and albumin levels stored at a temperature of 2-8°C was stable for 8 weeks
ANALISIS BAKTERI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA URIN PASIEN ISK Kartika Puspita sari
Analis Kesehatan Sains Vol. 12 No. 2 (2023): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v12i2.49

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya bakteri penyebab ISK pada urin pasien Infeksi Saluran Kemih. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dan menggunakan teknik analisis data observasi pada kultur urin yang diduga ISK. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 22 sampel kultur urin pasien yang diduga ISK pada RSUD Haji Provinsi Jawa Timur. Dengan metode pemeriksaan kultur urin pada media Blood Agar, Mac conkey, dan Eosin Methyline Blue kemudian dilanjutkan pada pewarnaan gram, dan uji biokimia seperti Triple Sugar Iron Agar, MR-VP, Simon Citrat, Urea test, Sulfida Indol Motility, dan Gula-gula. Berdasarkan hasil observasi, didapatkan kesimpulan bahwa 4% teridentifikasi adanya Escherichia coli, 5% teridentifikasi adanya Pseudomonas aeruginosa, 5% teridentifikasi adanya Klebsiella pneumoniae, 36% sampel urine teridentifikasi Yeast, dan 50% tidak terjadi pertumbuhan bakteri.
ANALISA KADAR TIMBAL DALAM DARAH TUKANG BECAK DI WILAYAH SURABAYA UTARA Christyaningsih, Juliana
Analis Kesehatan Sains Vol. 12 No. 2 (2023): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v12i2.86

Abstract

Lead (Pb) is one of the heavy metals with high toxicity which can pollute an environment and affect survival. Lead that enters the body is excreted into the bones, teeth and hair. A small amount of Pb, stored in the brain. 99% of lead binds to erythrocytes. The purpose of this study was to analyze the levels of lead (Pb) in the blood of pedicab drivers at Jembatan Merah, North Surabaya. This type of research is a type of descriptive research conducted at the Toxicology Laboratory, Campus of Technology, Medical Laboratory of the Surabaya Polytechnic, Surabaya Center for Standardization and Industrial Services from October 2022 to May 2023. The research sample was 20 venous blood of pedicab drivers at the Red Bridge in North Surabaya with the following criteria: has an age of more than 30 years and has a service life of more than 2 years and then tested using the Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) method. The results of the 20 samples showed that blood lead levels in pedicab drivers in the North Surabaya Region were still within the normal threshold set by WHO in 2021, namely <5 µg/dl or 0.05 mg/L.
Hubungan Protein Urine dengan Berat Jenis Urine Pada Pasien Gangguan Ginjal Widianingsih, Agustina
Analis Kesehatan Sains Vol. 13 No. 1 (2024): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v13i1.88

Abstract

Kidney impairment is a condition where there is a decrease in kidney function. The kidneys filter the blood and excrete metabolic waste through urine. When the kidneys are damaged, the ability of the kidneys to filter blood and excrete waste may decrease. Supporting examination parameters for examining kidney disorders are urinalysis examinations such as Urine Protein and Urine Specific gravity. This study aims to determine the relationship between urine protein and urine specific gravity in patients with kidney disorders. This study was conducted with an analytical observational design with a cross-sectional approach with a sample of 34 samples. The results were tested using the Spearman test. The results showed the highest urine protein level was +4 and the highest urine specific gravity level was 1.005. Spearman test results showed a value of 0.004 (<0.05). There is a relationship between urine protein and urine specific gravity in patients with kidney disorders. Keywords: urine specific gravity, kidney disorders, urine protein
The Pola Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Pada Media Blood Agar Plate (BAP) Menggunakan Darah Manusia, Darah Ayam, dan Darah Domba Krihariyani, Dwi
Analis Kesehatan Sains Vol. 13 No. 1 (2024): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v13i1.93

Abstract

ABSTRACT Transmission of infection from Staphylococcus aureus bacteria generally occurs in people who have low awareness of maintaining body hygiene, starting with the bacteria entering the skin through scratches and then multiplying causing inflammation. Blood Agar Plate (BAP) is a general medium that is used as a special growth medium to identify certain types of bacteria using the addition of sheep's blood. The aim of this research was to find the growth pattern of Staphylococcus aureus bacteria on Blood Agar Plate (BAP) media which used human blood, chicken blood and sheep blood. Add 5% chicken blood, human blood and sheep blood to the Blood Agar Plate (BAP) then plant Staphylococcus aureus and observe for 24 hours followed by 48 hours. In the 24 hour sample with a total of 27 samples, the results obtained for the number of colonies in sheep blood were 246 x 10-12 CFU/mL, in human blood it was 198.5 x 10-12 CFU/mL, in chicken blood the TBUD results were obtained (Cannot be calculated). In the 48 hour sample with a total of 27 samples, the results obtained for the number of sheep blood colonies were 224.5 x 10-12 CFU/mL, for human blood it was 203 x 10-12 CFU/mL, for chicken blood the results were TBUD (Cannot to be calculated). The macroscopic results are round in shape, grayish white in color, and have a zone of complete hemolysis. Keywords: Staphylococcus aureus, Blood Agar Plate, blood ABSTRAK Penularan infeksi dari bakteri Staphylococcus aureus umumnya terjadi pada masyarakat yang memiliki kesadaran rendah dalam menjaga kebersihan tubuh, diawali dengan masuknya bakteri ke kulit melalui goresan luka kemudian berkembang biak menyebabkan peradangan. Blood Agar Plate (BAP) adalah media umum yang digunakan sebagai media pertumbuhan khusus untuk mengidentifikasi jenis bakteri tertentu menggunakan penambahan darah domba. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui pola pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada media Blood Agar Plate (BAP) yang menggunakan darah manusia, darah ayam, dan darah domba. Ditambahkan sebanyak 5% darah ayam, darah manusia, dan darah domba pada Blood Agar Plate (BAP) lalu ditanam Staphylococcus aureus dan dilakukan pengamatan dalam waktu 24 jam dilanjutkan pada 48 jam. Pada sampel 24 jam dengan total 27 sampel, maka diperoleh hasil pada jumlah koloni pada darah domba sebanyak 246 x 10-12 CFU/mL, pada darah manusia sebanyak 198,5 x 10-12 CFU/mL, pada darah ayam didapatkan hasil TBUD (Tidak Bisa Untuk Dihitung). Pada sampel 48 jam dengan total 27 sampel, diperoleh hasil pada jumlah koloni darah domba sebanyak 224,5 x 10-12 CFU/mL, pada darah manusia sebanyak 203 x 10-12 CFU/mL, pada darah ayam didapatkan hasil TBUD (Tidak Bisa Untuk Dihitung). Hasil makroskopis yaitu berbentuk bulat, berwarna putih keabuan, serta zona hemolisis sempurna. Kata Kunci : Staphylococcus aureus, Blood Agar Plate, darah
Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Kunyit (Curcuma longa Linn) Terhadap Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus Bashiroh, Santi Nur
Analis Kesehatan Sains Vol. 13 No. 1 (2024): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v13i1.98

Abstract

Tanaman kunyit (Curcuma longa Linn) merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional salah satunya berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri daun kunyit terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Uji aktivitas antibakteri ini menggunakan metode difusi cakram dengan 6 perlakuan variasi konsentrasi ekstrak yaitu konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100%, kontrol positif dan kontrol negatif dengan 4 kali pengulangan ada setiap perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukan konsentrasi 100% memiliki kategori kuat untuk menghambat pertumbuhan bakteri dengan efektivitas sebesar 43,5% pada bakteri Escherichia coli dan 26% pada bakteri Staphylococcus aureus. Zona hambat bakteri ini disebabkan karena adanya senyawa aktif antibakteri pada daun kunyit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun kunyit dapat menghambat aktivitas pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Kata kunci: Antibakteri; Tanaman kunyit (Curcuma longa Linn); Escherichia coli; Staphylococcus aureus.
Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Anggi Amalia Cinta Lestari
Analis Kesehatan Sains Vol. 13 No. 1 (2024): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v13i1.99

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurun sekresi insulin yang progresif dan dilatar belakangi oleh resistensi insulin. Diabetes tipe 2 adalah penyakit dimana tubuh tidak mampu mengontrol kadar gula darah akibat menurunnya sensitivitas reseptor terhadap insulin. International Diabetes Federation atau bisa disebut IDF menyebutkan bahwa DM sebagai penyebab kematian urutan ke tujuh di dunia. Kadar Prevalensi diabetes tipe 2 meningkat seiring dengan usia dan pola hidup yang tidak sehat. Kadar gula darah diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol dapat memicu berbagai macam komplikasi pada penderita diabetes tipe 2, salah satunya terjadi hipertensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kadar gula darah dan tekanan darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Metode penelitian ini adalah observasional analitik. Penelitian ini dilakukan di rumah sakit islam jemursari surabaya. Responden dalam penelitian berjumlah 30 responden denan kriteria yang telah ditentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan dan rawat inap yang berobat di Rumah sakit islam Surabaya Jemursari. Metode pemeriksaan kadar gula darah dalam penelitian ini adalah GOD-PAP. Uji statistik menggunakan Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas data dan uji Pearson untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil dari penelitian menunjukkan rerata kadar gula pasien adalah 164 mg/dL dan rerata tekanan darah pasien adalah 163/99 mmHg. Hasil uji Shapiro-Wilk menunjukkan hasil bahwa data berdistribusi normal. Hasil uji pearson correlation menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara kadar gula darah dan tekanan darah pasien diabetes melitus tipe 2 (p = 0.03 dan 0.00) dengan koefisien nilai korelasi adalah 0.325 dan 0.237. Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar gula darah dengan tekanan darah. Pola hidup sehat dan kadar gula darah yang terkontrol dapat mempertahankan tekanan darah dalam range normal, sehingga mencegah terjadinya hipertensi.
Perbandingan Kadar Kreatinin Serum Segera Diperiksa, Ditunda Selama 8 Jam, dan Ditunda Selama 24 Jam pada Suhu Ruang Faizatin Nuri Suprapto
Analis Kesehatan Sains Vol. 13 No. 1 (2024): Analis Kesehatan Sains
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/anakes.v13i1.100

Abstract

Kreatinin merupakan hasil metabolisme yang seharusnya di saring oleh ginjal dan dikeluarkan bersama urin. Pemeriksaan kreatinin merupakan pemeriksaan yang digunakan pada gangguan fungsi ginjal, pemantauan pada penderita fungsi ginjal, mendeteksi seseorang menderita gagal ginjal kronik atau akut, dan untuk memberikan kesesuaian obat yang diresepkan oleh dokter kepada pasien gangguan fungsi ginjal. Pemeriksaan kreatinin harus mempunyai hasil yang akurat dan sesuai dengan keadaan pasien, sehingga dalam pemeriksaan harus dilakukan segera setelah pengambilan sampel darah pasien.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen komparatif. Bahan uji yang digunakan berupa serum yang diperoleh dari pengambilan darah vena mahasiswa jurusan Teknologi Laboratorium Medik Poltekkes Kemenkes Surabaya. Sampel penelitian ini berjumlah 27 sampel dan dilakukan pemeriksaan kadar kreatinin serum dengan metode Jaffe. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakti Analisa pada tanggal 15-16 Maret 2024. Berdasarkan penelitian menunjukkan rata-rata kadar kreatinin segera diperiksa, ditunda 8 jam, dan ditunda 24 jam pada suhu ruang (20-25ᵒC) adalah 0,74 mg/dL, 0,78 mg/dL dan 0,76 mg/dL. Berdasarkan uji One Way Anova didapatkan nilai Asymp.Sig 0,728 yang lebih besar dari nilai ɑ=0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil yang signifikan pada data hasil penelitian.