cover
Contact Name
Ronal Kurniawan
Contact Email
kurniawanronal09@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
seawarm@stedca.com
Editorial Address
-
Location
Kota pekanbaru,
Riau
INDONESIA
South East Asian Water Resources Managements
ISSN : -     EISSN : 30316545     DOI : https://doi.org/10.61761/seawarm
South East Asian Water Resources Managements Journal (SEAWARM) is a journal that publishes scientific papers/articles on activities or processes of planning, organizing, utilizing, and also managing aquatic resources, planktonology, ichthyology, and more.
Articles 20 Documents
Komposisi Hasil Tangkapan Jaring Insang (Gillnet) Berdasarkan Ukuran Mata Jaring di Danau Singkarak Provinsi Sumatera Barat Anni Rahim; Arthur Brown; Polaris Nasution
South East Asian Water Resources Management Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seawarm.1.1.30-37

Abstract

Danau Singkarak merupakan tempat hidup bermacam jenis ikan, salah satunya adalah ikan bilih. Ikan bilih merupakan hasil tangkapan utama alat tangkap jaring insang di samping jenis-jenis ikan ekonomis lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan komposisi panjang ikan, berat ikan, jenis ikan, hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan jaring insang berdasarkan ukuran mata jaring 3/4 inchi dan 1 inchi di Danau Singkarak Provinsi Sumatera Barat. Metode penelitian menggunakan pendekatan survei dengan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama 14 hari, dapat disimpulkan bahwa dari kedua jaring insang baik dengan ukuran mata jaring 3/4 inchi maupun 1 inchi hasil tangkapan terdiri dari hampir 100% ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) dari hari ke 1-10 dan hari ke 11-14 terdapat beberapa hasil tangkapan sampingan (bycatch) yaitu ikan nilem/paweh (Osteochilus hasselti) dan hampala/barau (Hampala macrolepidota). Komposisi hasil tangkapan jaring insang dengan menggunakan ukuran mata jaring 3/4 inchi menghasilkan tangkapan 99% ikan bilih yaitu 550 ekor dengan berat total 2,4 kg, jumlah terbanyak pada interval kelas panjang 9,5-9,7 cm yaitu 120 ekor, kemudian 1% ikan nilem/paweh yaitu 8 ekor. Jaring insang dengan menggunakan ukuran mata jaring 1 inchi diperoleh hasil tangkapan sebesar 97% ikan bilih yaitu 390 ekor dengan berat total 1,6 kg dengan frekuensi terbesar pada interval kelas panjang 10,4 - 10,6 cm yaitu 180 ekor, kemudian 2% ikan nilem/paweh yaitu 7 ekor dan 1% ikan hampala/barau yaitu 4 ekor.
Konstruksi dan Komposisi Hasil Tangkapan Ikan Belat di Desa Benayah Kecamatan Pusako Kabupaten Siak Alfahma Budy; Bustari Bustari; Isnaniah Isnaniah
South East Asian Water Resources Management Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seawarm.1.1.22-29

Abstract

Alat tangkap belat merupakan alat tangkap yang mengandalkan pengaruh pasang surut air sungai. Perairan Sungai Siak merupakan tempat alat tangkap belat beroperasi. Nelayan setempat telah lama melakukan penangkapan ikan menggunakan alat tangkap belat di Desa Benayah, namun informasi mengenai bentuk konstruksi belat dan komposisi hasil tangkapan alat tangkap belat belum banyak dipublikasikan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, yaitu meneliti keadaan atau objek dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan atau objek yang diteliti. Alat tangkap belat di Desa Benayah memiliki bentuk setengah lingkaran dan ukuran mata jaring 0,8 inchi sehingga tergolong alat tangkap yang tidak selektif terhadap ukuran jenis ikan yang tertangkap. terdapat 15 jenis ikan yang tertangkap, persentase jenis ikan yang tertangkap paling tinggi adalah ikan juaro sebesar 32,9% dan persentase paling rendah adalah ikan sepat sebesar 0,03% Secara umum hasil tangkapan utama ikan yang tertangkap dengan alat tangkap belat adalah 72,34% sedangkan hasil tangkapan sampingan sebesar 27,66%. Untuk ukuran mata jaring yang digunakan untuk alat tangkap bubu yang dioperasikan di Desa Benayah seharusnya menggunakan ukuran 1 inchi sesuai dengan pedoman FAO untuk kriteria alat tangkap yang ramah lingkungan.
Studi Tingkat Keramahan Lingkungan dan Finansial Belat di Perairan Sungai Siak Kampung Benayah Kecamatan Pusako Kabupaten Siak Provinsi Riau Arief Setiawan; Bustari Bustari; Arthur Brown
South East Asian Water Resources Management Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seawarm.1.1.7-14

Abstract

Perairan Sungai Siak Kampung Benayah terdapat beberapa alat tangkap yang digunakan dalam aktivitas penangkapan ikan, salah satunya adalah belat. Belat termasuk jenis perangkap dalam klasifikasi termasuk alat perangkap yang lain (other traps). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kontruksi alat tangkap secara umum, operasional penangkapan, tingkat keramahan lingkungan dan kelayakan usaha perikanan belat. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Desember 2022 yang belokasi di perairan Sungai Siak. Metode yang digunakan adalah survey. Dari hasil penelitian menunjukkan belat di Kampung Benayah tergolong teknologi penangkapan yang sangat ramah lingkungan. Dari hasil analisis usaha perikanan alat tangkap belat diketahui (NPV) dengan prediksi 10 tahun menunjukkan usaha kembali modal pada tahun pertama sebesar Rp 1.995.283.
Studi Konstruksi dan Keramahan Lingkungan Alat Tangkap Jaring Insang di Desa Pangkalan Terap Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan Neltzy Sister Siregar Sormin; Isnaniah Isnaniah; Polaris Nasution
South East Asian Water Resources Management Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seawarm.1.1.15-21

Abstract

Desa Pangkalan Terap merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Kampar yang banyak ditemukan aktivitas penangkapan ikan dengan alat tangkap yang dominan jaring insang. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui konstruksi dan keramahan lingkungan alat tangkap jaring insang di Desa Pangkalan Terap berdasarkan kriteria Code of Conduct for Responsible Fisheries dan sub kriteria Taeran 2014. Metode yang digunakan adalah metode survei dan wawancara langsung kepada 18 responden untuk mengumpulkan data keramahan lingkungan alat tangkap jaring insang. Hasil penelitian yang didapat jaring insang yang beroperasi di Desa Pangkalan Terap sebagian besar memiliki konstruksi yang mirip dengan jaring insang umumnya terdiri dari tali pelampung, tali pemberat, pelampung, pelampung dan pemberat. Alat tangkap jaring insang di Desa Pangkalan Terap termasuk ke dalam alat tangkap yang ramah lingkungan dengan nilai pembobotan 24,3 dari skala pembobotan 17-24
Pengaruh Perbedaan Jenis Umpan Ikan Sepat (Trichogaster sp) dan Ikan Pantau (Rasbora argyrotaenia) terhadap Hasil Tangkapan Rawai di Sungai Muara Nikum Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu Riau Hass Kharisma Putra Perdana; Jonny Zain; Polaris Nasution
South East Asian Water Resources Management Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seawarm.1.1.1-6

Abstract

Umpan ikan menduduki peran penting dalam meningkatkan efektivitas tangkapan ikan di perairan umum.  Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat umpan ikan hidup yang terbaik untuk alat tangkap rawai dari dua jenis umpan yaitu ikan sepat (Trichogaster sp.) dan ikan pantau (Rasbora argyrotaenia) di sungai Muara Nikum Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Metode penelitian ini menggunakan eksperimen dengan alat tangkap rawai selama 10 hari pada malam hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan hasil tangkapan rawai yang menggunakan umpan ikan pantau (Rasbora argyrotaenia) berjumlah 23 ekor dengan berat total 8,42 kg dengan nilai hook rate rata-rata 2,3%. Sedangkan hasil tangkapan ikan sepat (Trichogaster sp.) berjumlah 22 ekor, dengan berat total 15,51 kg dengan nilai hook rate rata-rata 2,2%. Analisis statistik menunjukkan perbedaan jenis umpan memberikan pengaruh terhadap jumlah tangkapan rawai (Mini Long line) di Sungai Muara Nikum.
Pengaruh Pemberian Thiamine dengan Dosis yang Berbeda terhadap Kepadatan Chlorella sp. Nella Januaita Br. Dongoran; Eddiwan Efawani; Efawani Efawani
South East Asian Water Resources Management Vol. 1 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seawarm.1.2.6-10

Abstract

Mikroalga jenis Chlorella sp. merupakan salah satu alga hijau yang memiliki kemampuan bioremediasi yang baik, karena dapat hidup pada kondisi air yang tercemar. Chlorella sp berperan penting dalam membuat air menjadi hijau dan sekaligus sebagai sistem penyeimbang media pembenihan ikan dan udang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Thiamine terhadap kepadatan dan biomassa Chlorella sp. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini menggunakan sistem Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pengumpulan data primer pada penelitian ini adalah dengan cara observasi dan pencatatan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa Perlakuan B dengan dosis Thiamine (2 mL) memiliki kepadatan lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu 2.638 x 104 sel/mL. Perlakuan A dengan pemberian dosis Thiamine (1 mL) mencapai kepadatan tertinggi yaitu 2.231 x 104 sel/mL, perlakuan C dengan pemberian dosis Thiamine (3 mL) mencapai kepadatan tertinggi yaitu 1.886 x 104 sel/mL dan sebagai pembanding Perlakuan Kontrol mencapai kepadatan tertinggi yaitu 945 x 104 sel/mL. Hal ini menunjukkan dosis Thiamine pada perlakuan B sebanyak 2 mL efektif untuk meningkatkan kepadatan sel Chlorella sp. yang dilakukan selama 11 hari kultur.
Pengaruh Pemberian Asap Cair Tempurung Kelapa dengan Dosis yang Berbeda terhadap Kepadatan Chlorella sp Bayu Dwi Bayu Dwi; Eddiwan Eddiwan; Efawani Efawani
South East Asian Water Resources Management Vol. 1 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seawarm.1.2.23-28

Abstract

Asap cair adalah hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran langsung yang mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa, dan senyawa karbon lainnya. Asap cair yang terbuat dari tempurung kelapa biasanya digunakan dalam meningkatkan pertumbuhan sel tumbuhan termasuk mikroalga salah satunya Chlorella sp. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh asap cair tempurung kelapa dengan dosis berbeda terhadap kepadatan dan biomassa Chlorella sp. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan sistem Rancangan Acak Lengap dan dianalisis menggunakan One Way ANOVA. Perlakuan terdiri dari 3 dosis asap cair tempurung kelapa berbeda yaitu dengan pemberian dosis A (1 mL), B (2 mL), dan C (3 mL). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perlakuan kontrol memiliki kepadatan tertinggi dibanding perlakuan A, B dan C, dengan yaitu 4.381 x 104 sel/mL. Kepadatan terendah didapat pada perlakuan A (1 mL) yaitu 2.970 x 104 sel/mL, kemudian perlakuan B (2 mL) 4.158 x 104 sel/mL dan perlakuan C (3 mL) yaitu 3.513 x 104 sel/mL. Suhu rata-rata berkisar antara 25-26ºC, pH rata-rata berkisar antara 5-8 dan intensitas cahaya berkisar antara 5000-6000 Lux. Hasil biomassa menunjukkan bahwa biomassa tertinggi yaitu kontrol dengan hasil 2,13 g/L. Hasil analisis diperoleh bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan (P>0,05) dari pemberian asap cair tempurung kelapa, dan asap cair tempurung kelapa kurang efektif dalam meningkatkan kepadatan sel Chlorella sp.
Teknik Pemijahan Ikan Badut (Premnas biaculeatus) di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam Alfred Nobel Pardede
South East Asian Water Resources Management Vol. 1 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seawarm.1.2.16-22

Abstract

Ikan badut (Premnas biaculeatus) merupakan salah satu komoditas unggulan ikan hias air laut yang hidup di perairan terumbu karang bersimbiosis dengan anemon dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman mengenai teknik pemijahan pada ikan badut (P. biaculeatus) di Balai Perikanan Budidaya laut (BPBL) Batam. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Januari –Februari 2020 bertempat di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pengarahan (mentorial), praktek langsung dan studi literatur. Pemijahan ikan badut diseleksi melalui ukuran tubuh ukuran tubuh 4-6 cm dianggap sebagai jantan dan ukuran tubuh 6-9 cm dianggap betina. Pemijahan berlangsung menggunakan pemijahan alami, jumlah telur yang didapatkan 1.162 butir dan telur yang dibuahi 886 butir. Derajat pembuahan sebesar 76% dan Derajat Penetasan 100%. Manajemen pakan yang diberikan yaitu pelet ukuran 1 mm sebagai pakan utama dan arthemia sebagai pakan alami tambahan. Penyakit yang menyerang ikan badut selama kegiatan berlangsung tidak ada, namun menurut Laporan Hasil Uji No.234/I/LHU/BPBL-B/X/2019 hama atau penyakit yang menyerang ikan badut adalah Cryptocarion irritans dan Vibrio sp.
Teknik Pembesaran Lobster (Panulirus sp.) di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung Ariyanty Ulandari
South East Asian Water Resources Management Vol. 1 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seawarm.1.2.11-15

Abstract

Lobster laut (Panulirus sp). merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Pada pembesaran lobster laut (Panulirus sp) banyak faktor yang diperhatikan agar lobster yang dibudidayakan dapat berkembang dengan baik. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengetahui cara pengukuran pertumbuhan lobster, mengetahui jenis penyakit lobster dan mengetahui cara menentukan rasio konversi pakan lobster. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2023 di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Provinsi Lampung. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pengarahan (mentorial), praktek langsung dan studi literatur. Hasil yang diperoleh yaitu teknik pembesaran lobster laut (Panulirus sp) dimulai dengan perawatan dan pemeliharaan wadah, pemberian pakan, pengamatan pertumbuhan lobster, pengamatan penyakit, dan monitoring kualitas air.Selama pemeliharaan lobster diperoleh pertumbuhan panjang 0,4 cm dan berat 22,4 g dengan laju pertumbuhan sebesar 1,6 g/hari, dimana FCR (Food Convertion Ratio) adalah 1,11 dan nilai sintasan sebesar 100%.
Teknik Pengelolaan Kualitas Air pada Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) di UPTD Balai Benih Ikan Kota Binjai, Sumatera Utara Mega Ramadhani
South East Asian Water Resources Management Vol. 1 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/seawarm.1.2.1-5

Abstract

Pengelolaan kualitas air perlu dilakukan untuk menjaga media pemeliharaan agar sesuai dengan persyaratan hidup ikan. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2023 di UPTD Balai Benih Ikan Kota Binjai. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan dalam teknik pengelolaan kualitas air pada bak pembesaran ikan lele Sangkuriang,  mulai dari persiapan alat dan bahan, pengukuran dan pengelolaan kualitas air, begitu juga menambah wawasan mengenai teknik pengelolaan kualitas air terhadap budidaya ikan lele sangkuriang. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara langsung di lapangan dan di laboratorium. Berdasarkan dari hasil kegiatan, maka disimpulkan bahwa kualitas air pada pembesaran ikan lele sangkuriang dapat dikatakan kurang baik, karena memiliki suhu, derajat keasaman (pH), dan kandungan amonia (NH3) yang tinggi dan melampaui nilai standarsasi. Ikan lele sangkuriang masih dapat bertahan hidup karena memiliki kelebihan yaitu dapat bertahan hidup pada kualitas air yang buruk. Namun, perlu dilakukannya pengelolaan pada pembesaran ikan lele sangkuriang dengan tujuan mengurangi kandungan racun pada bak pembesaran ikan lele sangkuriang. Pengelolaan yang dilakukan yaitu pembersihan bak pembesaran, dan pergantian air secara teratur. Sedangkan, untuk menjaga kualitas air agar tetap stabil dilakukannya monitoring kualitas air dengan mengukur suhu, derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), amonia (NH3), dan nitrat (NO3-).

Page 1 of 2 | Total Record : 20