cover
Contact Name
Hamdan Arief Hanif
Contact Email
sahaja@darunnajah.ac.id
Phone
+6289601201900
Journal Mail Official
sahaja@darunnajah.ac.id
Editorial Address
Jln. Ciledug Raya No. 01, RT.1/RW.3, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta - 12250
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Sahaja : Journal Sharia and Humanities
Published by Universitas Darunnajah
ISSN : 29647096     EISSN : 28299396     DOI : https://doi.org/10.61159/sahaja.v3i1.174
Sahaja specifications in the discourse of Sharia and Humanities. Sahaja invites scholars, researchers, and students to contribute the result of their studies and researches in the areas related. That aims to encourage and promote the study of the sharia and humanities from a wide range of scholarly perspectives. The journal focuses on Sharia and Humanities. It covers the studies of Sharia and Humanities accros different areas in the world (The Middle East, The West, Archipelago and other areas), Methodology of Sharia and Humanities. This journal warmly welcomes to any contributions from scholars of the related disciplines.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 2 (2024): Sahaja: Journal Sharia and Humanities" : 5 Documents clear
KEDUDUKAN CUCU SEBAGAI AHLI WARIS PENGGANTI BERDASARKAN KETENTUAN KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN PERSPEKTIF IMAM NAWAWI Fina, Alfina Indah Putri; Muhamad Arief Al Hakim
Sahaja: Journal Sharia and Humanities Vol. 3 No. 2 (2024): Sahaja: Journal Sharia and Humanities
Publisher : Universitas Darunnajah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61159/sahaja.v3i2.275

Abstract

This article examines the position of grandchildren as substitute heirs in the Islamic inheritance law system, with a focus on the provisions in the Compilation of Islamic Law (KHI) and the perspective of Imam Nawawi. This research aims to identify how the position of grandchildren as successor heirs is regulated in the two legal sources and compare their suitability. The method used is a literature study with qualitative analysis of Islamic legal texts and the works of Imam Nawawi. The research results show that although the KHI regulates the position of grandchildren as substitute heirs under certain conditions, there are differences in the interpretation put forward by Imam Nawawi regarding this matter.
FENOMENA CHILDFREE DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM PERSPEKTIF MAQASHID AL-SYARI’AH DAN RELEVANSINYA DENGAN HARTA WARIS Taufiq Ramadhan; Wahida Aulia Fahrani
Sahaja: Journal Sharia and Humanities Vol. 3 No. 2 (2024): Sahaja: Journal Sharia and Humanities
Publisher : Universitas Darunnajah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61159/sahaja.v3i2.289

Abstract

Pernikahan, sebagai ikatan suci antara laki-laki dan perempuan, dimaksudkan untuk menghasilkan keturunan dan kelangsungan hidup manusia. Namun, tidak semua pasangan ingin mempunyai anak atau memilih untuk childfree. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mengenai konsep ideal perkawinan dalam Islam terhadap childfree dan implikasinya terhadap warisan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep perkawinan, fenomena childfree, dan dampaknya terhadap warisan dalam perspektif Maqashid al-syari’ah . Dengan menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kepustakaan (literature riview), penelitian ini menganalisis perspektif Islam terhadap pernikahan tanpa anak, menekankan pentingnya menjaga garis keturunan manusia (hifdz an-nasl) dan melindungi harta benda (hifdz al-mal). Adapun hasil dari penelitian ini : 1) Konsep perkawinan ideal dalam Islam terkait menjaga keturunan (hifdz an-nasl) dan menjaga harta (hifdz al-mal) bertujuan untuk menciptakan keluarga yang sejahtera secara material dan spiritual. 2) Bahwa memiliki anak dianjurkan dalam Islam, namun bukanlah suatu kewajiban, dan childfree diperbolehkan selama tidak bertentangan dengan tujuan hukum Islam. Jika childfree bertentangan dengan Maqashid al-syari’ah , maka dilarang. 3) Bagi pewaris yang childfree, dampak pewarisannya dapat melibatkan perubahan dalam distribusi harta warisan.
PRINSIP MAQASHID SYARIAH DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM TAMBANG PASIR Hamdan Arief Hanif; Wiwin Hasrianti Rukmana Rahamtia
Sahaja: Journal Sharia and Humanities Vol. 3 No. 2 (2024): Sahaja: Journal Sharia and Humanities
Publisher : Universitas Darunnajah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61159/sahaja.v3i2.313

Abstract

Abstrak Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam yang tersebar di seluruh Indonesia. Indonesia memiliki beragam sumber daya alam slah satunya adalah sumber daya alam tambang pasir. Diketahui bahwa tambang pasir merupakan sektor yang memberikan banyak dampak baik bagi masyarakat, pemerintah maupun lingkungan. Untuk itu perlu melakukan penelitian ini untuk mengetahui prinsip maqashid syariah terhadap tambang pasir. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengelolaan sumber daya alam khususnya pada sumber daya alam tambang pasir yang memiliki dampak baik positif maupun dampak negatif berdasarkan prinsip maqashid syariah. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian pustaka yang bersifat analisis isi (content analysis) dengan menggunakan pendekatan pendekatan yuridis normatif dan normatif syar’i. Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mencari sumber-sumber yang berkaitan dengan judul penelitian serta menelaah sumber-sumber tersebut yang dapat menjelaskan mengenai penelitian ini. Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar pertambangan pasir memberikan banyak kebaikan dan mengurangi kemudharatan. Kata Kunci: Sumber Daya Alam, Tambang Pasir, Maqashid Syariah
PERILAKU PENYIMPANGAN SEKSUAL SUAMI TERHADAP ISTRI DALAM IKATAN PERKAWINAN Taufik; Nailah Mumtazah
Sahaja: Journal Sharia and Humanities Vol. 3 No. 2 (2024): Sahaja: Journal Sharia and Humanities
Publisher : Universitas Darunnajah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61159/sahaja.v3i2.318

Abstract

This study discusses the problem of sexual deviation behavior in marital relations and analyzes the Judge's Decision at the West Jakarta Religious Court. This study aims to determine the forms of sexual deviant behavior as well as Islamic legal remedies that must be carried out on sexual deviant behavior and analyze the judge's decision to settle divorce cases due to sexual deviant behavior. This study uses a qualitative research method of library research. The primary data source in this study is the Judge's Decision Document at the West Jakarta Religious Court while the secondary data sources are in books, journals, newspapers and previous research. The result of this study is that the sexual deviation of a husband against his wife according to Article 8 letter A of Law Number 23 of 2004 is an act of violence which is defined as any act in the form of forcing sexual intercourse, forcing sexual relations in an unnatural way to be liked by the wife.
ITSBAT TALAK: MENEGOSIASIKAN KEPASTIAN HUKUM ISLAM DAN PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN Hasanudin, Fuat
Sahaja: Journal Sharia and Humanities Vol. 3 No. 2 (2024): Sahaja: Journal Sharia and Humanities
Publisher : Universitas Darunnajah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61159/sahaja.v3i2.320

Abstract

This research aims to analyze the issue of divorce outside the court and negotiate between the certainty of Islamic law and the protection of women's rights. Divorce outside of court is still a common practice in Indonesia, even though this is contrary to positive law provisions which require divorce to be carried out before a court hearing. The research method used is a literature study by analyzing various references related to a normative approach. The research results show that divorce outside of court is considered valid according to Islamic law, but is not valid according to positive law in Indonesia. This creates legal uncertainty and potential violations of women's rights, especially regarding the right to iddah living, joint property, and the right to remarry. On the one hand, divorce before the court is part of efforts to enforce legal certainty in divorce, but on the other hand, the practice of divorce outside the court has various potential violations of women's rights. Itsbat Talak is an effort to negotiate between the certainty of Islamic law and strengthening legal protection for women in the practice of divorce

Page 1 of 1 | Total Record : 5