cover
Contact Name
Ahmad Shafwan S. Pulungan
Contact Email
pulungan.shafwan@gmail.com
Phone
+6281370329288
Journal Mail Official
biosains@unimed.ac.id
Editorial Address
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate, Sumatera Utara
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences)
ISSN : 24431230     EISSN : 24606804     DOI : https://doi.org/10.24114/jbio.v6i1
Jurnal Biosains (JBIO) features works of exceptional significance, originality, and relevance in all areas of biological science, from molecules to ecosystems, (ie genetic, microbiology, ecology, biosystematic, biostatistic) including works at the interface of other disciplines, such as chemistry, medicine,physic and mathematics. We also welcome data-driven meta-research articles that evaluate and aim to improve the standards of research in the life sciences and beyond. Our audience is the international scientific community as well as educators, policy makers, patient advocacy groups, and interested members of the public around the world.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Biosains" : 10 Documents clear
PERTUMBUHAN MARKISA DATARAN RENDAH ( Passiflora edulis var.flavicarpa) DENGAN APLIKASI Glomus sp dan Acaulospora sp Suswati Suswati; Asmah Indrawati
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v2i3.4956

Abstract

Percobaan ini dilakukan di Tanjungsari dan Laboratorium Agrotehnologi Fakultas Pertanian, Universitas Medan Area.Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh aplikasi inokulant mikoriza terhadap efektifitas simbiosis tanaman markisa dataran rendah dengan Glomus sp + Acaulospora sp dan pertumbuhan tanaman markisa (perkecambahan, tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan faktor perlakuan dosis FMA (A) dengan 4 taraf dan 3 ulangan yaitu :A0 = tanpa inokulasi; A1= 25 g per seed bed ;A2= 50 g per seed bed dan A3=75 g per seed bed. Parameter pengamatan : efektifitas simbiosis, kolonisasi FMA (persentase`dan intensitas kolonisasi), pertumbuhan tanaman (persentase perkecambahan benih, tinggi, jumlah daun, berat basah dan berat kering).Hasil percobaan menunjukkan bahwa tanaman markisa dataran rendah memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap Glomus sp + Acaulospora sp dengan nilai 65.44% - 73.84%. Aplikasi FMA dapat meningkatkan perkecambahan benih di pesemaian dan meningkatkan pertumbuhan bibit markisa.   Kata Kunci: markisa dataran rendah, Glomus sp + Acaulospora sp, efektifitas simbiosis,   kolonisasi mikoriza
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum var. citra asia F1) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) DENGAN PENAMBAHAN KOMPOS SAMPAH ORGANIK BERSTIMULATOR EM4 Hayati Solecha Harahap; Nusyrwan Nusyrwan
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v2i3.4961

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik tandan kosong kelapa sawit dengan penambahan kompos sampah organik berstimulator Em4 dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (Solanum lycopersicum var. citra asia F1) dan untuk mengetahui berapakah dosis optimal pemberian pupuk organik tandan kosong kelapa sawit dengan penambahan kompos sampah organik berstimulator em4 yang dibutuhkan untuk tanaman tomat (Solanum lycopersicum var. citra asia F1) yang dilaksanakan di Huta 1 Desa/kelurahan Pematang Kerasaan Rejo Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun dan dilaksanakan pada bulan Desember - Februari 2016. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan 4 perlakuan dan 24 sampel, dengan memberikan perlakuan pupuk organik tandan kosong kelapa sawit  dengan penambahan kompos sampah organik berstimulator Em4 dengan perlakuan yaitu P0=0 gr (control), P1 = 2 kg pupuk organik TKKS + 1 kg kompos sampah organik, P2 = 4 kg pupuk organik TKKS  + 2 kg kompos sampah organik , dan P3 = 6 kg pupuk organik TKKS + 3 kg kompos sampah organik . Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Varian (ANAVA). Yij =  Kemudian dilanjutkan dengan uji coba BNT (Beda Nyata Terkecil). Dari hasil uji statistik dengan pemberian pupuk organik tandan kosong kelapa sawit dengan penambahan kompos sampah organik berstimulator Em4 berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun (Helai), jumlah cabang, jumlah buah, diameter buah, berat buah tomat (Solanum lycopersicum var. citra asia F1). Dosis optimal pupuk organik tandan kosong kelapa sawit dengan penambahan kompos sampah organik berstimulator Em4 yaitu  2 kg pupuk organik TKKS + 1 kg kompos sampah organik dengan tinggi tanaman 83,16 cm, jumlah helai daun 123,16, jumlah cabang 13,66,  jumlah buah 8,66, diameter buah 35,42 mm, dan berat buah 661,66 gr.   Kata Kunci: Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat, Pupuk Organik, Tandan  Kosong Kelapa Sawit (TKKS), EM4
POTENSI EKSTRAK UMBI BAWANG LOKIO (Allium chinense G. Don) DALAM MENGHAMBAT Escherichia coli DAN MENINGKATKAN MASA SIMPAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus L.) Grace Emalia Masniari Lumbantoruan; Nunuk Priyani; It Jamilah
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v2i3.4957

Abstract

Bawang Lokio (Allium chinense G. Don) banyak tumbuh di Sumatera Utara, Indonesia, sehingga disebut “Bawang Batak” oleh suku Batak. Kandungan senyawa alami dari tanaman ini dalam pengawetan makanan segar belum banyak dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi hambat minimum dari ekstrak etanol umbi bawang Lokio dalam menghambat bakteri Escherichia coli yang diisolasi dari ikan Nila dan meningkatkan masa simpan ikan Nila. Aktivitas antimikroba diuji menggunakan metode difusi cakram dengan konsentrasi 0, 7.5, 10, 20, 30, 40 dan 50% (b/v). Untuk uji pengawetan ikan segar, ikan Nila yang telah disiangi, direndam dalam ekstrak etanol umbi bawang Lokio konsentrasi 100%, disimpan selama 36 jam pada suhu ambient (27 °C) dan kulkas (4 °C) dengan waktu pengamatan setiap interval 6 jam. Parameter pengamatan ialah perubahan organoleptik, Angka Lempeng Total (ALT) bakteri dan Total Volatile Base Nitrogen (TVBN). Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dari ekstrak etanol umbi bawang Lokio adalah 10% dengan kategori sedang terhadap E. coli. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), nilai organoleptik ikan Nila dapat diterima hingga penyimpanan jam ke-30, sementara nilai ALT dan TVBN sampai jam ke-18. Hal ini berbeda secara signifikan dengan kontrol negatif yang memberikan kelayakan ikan hanya sampai 6 jam. Perbedaan aktivitas senyawa antimikroba pada konsentrasi yang berbeda dan suhu penyimpanan menjadi penyebab turunnya mutu ikan. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol umbi bawang Lokio menghambat E. coli pada konsentrasi hambat minimum 10% serta masa simpan ikan Nila maksimal adalah 18 jam pada suhu ambient.   Kata Kunci: Bawang Lokio, ikan Nila, masa simpan, Sumatera Utara.
POPULASI DAN JENIS LALAT BUAH YANG BERASSOSIASI DENGAN TANAMAN MARKISA DATARAN RENDAH ( Passiflora edulis Sims f. flavicarpa Deg) Suswati Suswati; Asmah Indrawati
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v2i3.4962

Abstract

Pengembangan markisa dataran rendah khususnya markisa kuning  ( Passiflora edulis Sims f. flavicarpa Deg) di Kecamatan Medan Tuntungan dihadapkan pada permasalahan tingginya serangan lalat buah.Tujuan penelitian adalah memperoleh informasi tentang jenis lalat buah yang berasosiasi dengan tanaman markisa dataran rendah.Penelitian dilakukan di Desa Sidomulyo dimana tanaman markisa ditanam dengan beberapa ketinggian rambatan. Pemasangan perangkap lalat buah menggunakan model perangkap Steiner ·yang sudah dimodifikasi dengan menggunakan botol air mineral bekas ukuran 1500 ml dan senyawa methyl eugenol. Ditemukan dua jenis lalat buah yaitu  Bractocera dorsalis dan B.umbrosa. B.dorsalis mendominasi jenis lalat buah pada tanaman markisa. B.umbrosa mendominasi (90.24%) jenis lalat buah yang menyerang tanaman markisa di Sidomulyo  dan  B.umbrosa sebesar 9.76%.   Kata kunci: markisa dataran rendah, perangkap, metyl eugenol, Bractocera  dorsalis, B.umbrosa
KORELASI PAPARAN BENZENA MELALUI PENGUKURAN KADAR TRANS-TRANS MUCONIC ACID (ttMA) DENGAN KADAR ENZIM TRANSAMINASE DAN TOTAL PROTEIN PADA PEKERJA SPBU PERTAMINA KOTA MEDAN Musthari Musthari; Eka Roina Megawati; Putri Eyanoer
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v2i3.5826

Abstract

Sejak ditemukan bukti gangguan kesehatan akibat paparan benzena, maka benzena merupakan salah satu bahan kimia yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia. Perkembangan industri migas di Indonesia tidak lepas keterkaitannya dari penggunaan beraneka ragam bahan kimia. Bensin merupakan salah satu produk migas yang mengandung senyawa benzena (C6H6) yang berfungsi untuk meningkatkan nilai oktan. Dampak paparan benzena secara akut berupa gangguan pada sistem saraf, kurangnya suplai oksigen ke otak, kebingungan, denyut jantung cepat, sakit kepala, tremor, dan pingsan. Paparan benzena secara kronis menyebabkan penurunan produksi sel-sel darah di sumsum tulang. Paparan benzena dapat menyebabkan kerusakan hati karena hati merupakan organ utama untuk biotransformasi berbagai zat kimia yang masuk ke dalam tubuh dan juga merupakan organ utama dalam metabolism toksin dan obat. trans, trans-Muconic Acid (t,t-MA) merupakan metabolit benzena yang dapat digunakan sebagai indikator yang lebih sensitif dan spesifik untuk biomonitoring biologi, terutama untuk paparan benzena dengan konsentrasi rendah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi paparan benzena melalui pengukuran kadar t,t-MA dengan kadar enzim transaminase dan total protein pada pekerja SPBU Pertamina kota Medan. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional study. Subjek penelitian ini adalah karyawan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) PT. Pertamina Medan (n = 43) dengan masa kerja ≥ 6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9 dari 43 subjek memiliki kadar t,t-MA lebih dari 500 µg/g creatinin. Korelasi kadar t,t-MA dengan kadar enzim ALT, AST dan Total Protein tidak signifikan (p>0,05), berkorelasi negatif dengan semua parameter yaitu ALT (r = -0,030), AST (r = -0,046), Total Protein  (r = -0,147). Perbedaan rata-rata kadar  t,t-MA pada masa kerja ≤ 1 tahun dan masa kerja > 1 tahun tidak signifikan p = 0,054. Perbedaan rata-rata kadar t,t-MA pada subjek yang merokok dan tidak merokok tidak signifikan p = 0,559.   Kata Kunci : Benzena ,trans,trans-Muconic Acid, (t,t-MA) ALT, AST, Total Protein
POTENSI TANAMAN ORNAMENTAL (Aglaonema sp., Dieffenbachia sp., dan Spathiphyllum sp.) DALAM MENURUNKAN JUMLAH BIOAEROSOL Sisca Teresia; It Jamilah; Nunuk Priyani
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v2i3.4958

Abstract

Bioaerosol adalah partikel debu yang terdiri atas bakteri dan jamur beserta spora lainnya yang mampu bertahan hidup dalam ruangan ketika tingkat suhu dan kelembaban yang memadai. Keberadaannya diruangan dalam batas tertentu tidak berbahaya, namun sewaktu-waktu dapat mengganggu kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tanaman ornamental Aglaonema sp., Dieffenbanchia sp. dan Spathiphyllum sp. dalam mengurangi jumlah koloni bakteri dan jamur dalam ruangan. Isolasi mikrob bioaerosol dilakukan dengan metode air sampling dengan tiga kali ulangan sebelum dan setelah tiga jenis tanaman diletakkan pada tiga ruangan kelas yang berbeda. Tanaman Aglaonema sp. memiliki potensi paling efektif dalam menurunkan jumlah bakteri aerosol dari minggu pertama hingga minggu ke tiga, sedangkan untuk koloni jamur tidak menunjukkan adanya penurunan. Jumlah koloni bioaerosol pada control dalam ruangan masih sesuai dengan baku mutu keputusan Menteri Kesehatan RI tahun 2002. Jenis bakteri yang ditemukan seperti Streptococcus, Staphylococcus, Bacillus, Pseudomonas dan Shigella, sedangkan jenis jamur yang ditemukan seperti Aspergillus, Penicillium, dan Neurospora.   Kata Kunci: Bioaerosol, Ruang kelas, Aglaonema sp., Spathiphyllum sp.,  Dieffenbanchia sp.
RESPON BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP BERBAGAI DOSIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR PADA ULTISOL I Nurmajdi; A Syarif; Suswati Suswati
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v2i3.5827

Abstract

Produksi bawang merah di Indonesia masih tergolong rendah berkisar antara 4.4-12.6 ton ha-1 sedang potensi hasil yang dapat dicapai 16 ton ha-1. Salah satu penyebab rendahnya produksi bawang merah adalah pemilihan varietas yang kurang tepat dan rendahnya mutu umbi yang digunakan sebagai bibit. Pada kegiatan ini telah dilakukan pengujian berbagai dosis Fungi mikoriza arbuskular terhadap  respon beberapa varietas bawang merah pada Ultisol. Tujuan penelitian untuk memperoleh dosis yang terbaik dan kombinasi dosis FMA dan varietas bawang merah yang terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen umbi di dataran rendah. Percobaan dilakukan dalam pola faktorial 3 x 4 yang dirancang menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah dosis FMA multispora (C) yang terdiri dari 4 taraf yaitu : C0= kontrol; C1=10 g polibag-1; C2=20 g polibag-1; C3=30 g polibag-1 dan faktor kedua adalah varietas bawang merah (V) dengan 3 taraf yaitu V1=Bima;V2=Kuning dan V3= varietas Bangkok. Setiap petak percobaan berukuran 80x110 cm dengan jarak antar plot dalam setiap satuan percobaan 10x10 cm sehingga diperoleh 12 polibag tanaman dalam satu plot. Parameter pengamatan diantaranya Laju asimilasi bersih (LAB), laju tumbuh relatif (LTR) pada umur 14-21 hst dan bobot kering panen. Aplikasi FMA akan mempengaruhi LAB dan LTR ketiga varietas tanaman bawang merah. LAB ketiga varietas bawang merah dengan dosis 10-20 g polibag-1 menunjukkan respon yang tidak berbeda nyata, pada dosis yang lebih tinggi (30 g polibag-1) justru LAB menurun. Aplikasi FMA pada ketiga varietas menyebabkan  LTR  yang berbeda nyata dengan kontrol. Peningkatan dosis 10 g hingga 20 g menunjukkan LTR yang tidak berbeda nyata pada varietas Bima Brebes, sedang pada varietas Kuning pemberian dosis 10 g – 30 g LTR tidak berbeda nyata, sebaliknya peningkan dosis dari 20 g hingga 30 g polibag-1 pada Bima Brebes menyebabkan penurunan LTR. Varietas Bangkok memiliki respon yang terbaik terhadap FMA dengan dosis 10 g polibag-1dengan produksi umbi 98.88 g setara dengan 15.82 ton ha-1( populasi 160.000 tanaman ha-1).   Kata kunci : bawang merah, Fungi mikoriza arbuskular, multispora, LAB, LTR, produksi
PENGARUH PEMBERIAN KOLKISIN TERHADAP JUMLAH KROMOSOM BAWANG PUTIH (Allium sativum) LOKAL KULTIVAR DOULU Tumiur Gultom
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v2i3.4959

Abstract

Bawang putih lokal kultivar Doulu  berasal dari  Desa Doulu Kabupaten Karo Sumatera Utara. Bawang putih  lokal Doulu dikenal luas oleh masyarakat di Sumatera Utara karena rasa  yang pedas dan aromanya yang tajam. Jumlah kromosom bawang putih lokal ini sebanyak 16 =2n. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kolkisin terhadap jumlah kromosom bawang putih (Allium sativum) pada konsentrasi dan lama waktu perendaman yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan metode squash. Rancangan percobaan yang digunakan adalah percobaan faktorial dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah dosis pemberian larutan konsentrasi kolkisin (D) dengan  3 taraf yaitu : 0,1% (D1), 0,2% (D2), dan 0,3% (D3). Faktor kedua adalah lama waktu perendaman  (T) dengan 4 taraf perlakuan  yaitu 6 jam (T1), 12 jam (T2), 18 jam (T3), dan 24 jam (T4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kromosom bertambah secara euploid dan aneuploidi yang menyebabkan terbentuknya sel-sel poliploidi. Tipe-tipe poliploidi yang terbentuk yang ditemukan yaitu euploidi yang tetraploid   (4n) pada perlakuan D1T2, D2T3 dan D3T4. Kromosom yang bertambah secara aneuploid yaitu  2n + 4 pada perlakuan D2T2, 2n + 6 pada perlakuan D1T1; 3n + 6 pada perlakuan D1T3 dan D1T4 ; 4n + 1 pada perlakuan D2T1 dan T3D3; 4n +8 pada perlakuan D3T2;  5n +8 pada perlakuan D3T1 dan 6n +4 pada perlakuan D2T4. Kata kunci: Kolkisin, metode squash, poliploid, aneuploid, euploidi.
PENGURANGAN AKUMULASI TIMBAL (Pb) DENGAN MEMANFAATKAN MIKORIZA ARBUSKULA DAN TANAMAN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) JABON (Anthocephalus cadamba) PETAI (Parkia speciosa) Herna Sianipar; Erman Munir; Delvian Delvian
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v2i3.4955

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian fungi mikoriza arbuskula (fma)terhadap akumulasi logam Pb tanaman belimbing wuluh, jabon, dan petai, mengetahui dosis pemberian fungi mikoriza arbuskula (fma) yang optimalterhadap akumulasi logam Pb, mengetahui jenis tanaman yang paling efektif dalam akumulasi logam Pb. Penelitian ini dilakukan di di Rumah Kasa, Laboratorium Biologi Tanah dan Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah inokulasi mikoriza dengan 4 taraf dosis (0 g/bibit, 10  g/bibit, 20 g/bibit, 30 g/bibit) dan faktor kedua adalah tanaman yang terdiri dari tiga jenis tanaman yaitu belimbing wuluh, jabon, dan petai. Hasil penelitian menunjukkan fungi mikoriza arbuskula memberikan  pengaruh terhadap akumulasi logam Pb pada semua tanaman. Dosis mikoriza 10 g optimalterhadap akumulasi logam Pb pada tanaman uji, tanaman jabon yang paling efektif dalam menyerap logam Pb. Rasio akumulasi logam Pb pada bagian akar tanaman  paling tinggi pada tanaman belimbing wuluh yaitu 52,38 mg/kg, rasio akumulasi logam Pb pada bagian batang  tanaman  paling tinggi pada tanaman jabon yaitu 32,7 mg/kg, rasio akumulasi logam Pb pada bagian daun tanaman  paling tinggi pada tanaman jabon yaitu 16,49 mg/kg. Efisiensi penyerapan Pb tanaman  paling tinggi pada tanaman jabon yaitu 13,06 % dan terendah pada belimbing wuluh  yaitu 8,6 % Kata Kunci : Fungi Mikoriza Arbuskula, Logam Berat Pb, Belimbing Wuluh, Jabon , Petai.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN BANGUNBANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour) Spreng) SEBAGAI PREVENTIF DAN KURATIF TERHADAP EFEK TOKSIK RHODAMIN B PADA HISTOPATOLOGI LIMPA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) Dora Monica Sitorus; Melva Silitonga
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v2i3.4960

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun bangunbangun (EEDB)  dari perlakuan preventif dan kuratif pada tikus yang diberi rhodamin B melalui pengamatan rasio limpa dan gambaran histopatologi limpa meliputi sentrum germinativum dan zona marginalis. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap non factorial. Sampel penelitian sebanyak 40 ekor tikus dibagi menjadi 8 kelompok kontrol (CMC 1 %) (K), rhodamin B (Rh), ekstrak etanol daun bangunbangun dosis 350 mg/kg bb (E1), 700 mg/kg bb (E2), dan 1050 mg/kg bb (E3) untuk perlakuan preventif dan hal yang sama di lakukan pada perlakuan kuratif. Pada perlakuan preventif, EEDB diberikan diberikan pada hari ke -1 hingga hari ke-42 dan rhodamin B diberikan mulai hari ke-22 hingga hari ke-42. Pada perlakuan kuratif terlebih dahulu diberikan rhodamin B pada hari pertama hingga hari ke-21, kemudian EEDB diberikan mulai hari ke-22 hingga hari ke -42 dan rhodamin B di hentikan. Pembuatan histopatologi dilakukan dengan pewarnaan hematoksilin eosin. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANAVA satu arah dan diuji lanjut dengan uji LSD dengan menggunakan SPSS versi 17.  Hasil penelitian menunjukkan pada perlakuan preventif EEDB menurunkan rasio limpa dan  diameter sentrum germinativum  pada dosis 700 mg/kg bb, dan menurunkan zona marginalis pada dosis 1050 mg/kg bb. Pada perlakuan kuratif  memberikan pengaruh nyata menurunkan rasio  limpa terhadap berat badan dan zona marginalis pada dosis 350 mg/kg bb dan menurunkan diameter sentrum germinativum pada 1050 mg/kg bb.   Kata Kunci : Bangunbangun, Limpa, Rhodamin b,  Sentrum germinativum,  Zona  marginalis.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol. 11 No. 2 (2025): JURNAL BIOSAINS Vol. 11 No. 1 (2025): JURNAL BIOSAINS Vol. 10 No. 3 (2024): JBIO : JURNAL BIOSAINS (THE JOURNAL OF BIOSCIENCES) Vol 10, No 2 (2024): JBIO : JURNAL BIOSAINS (THE JOURNAL OF BIOSCIENCES) Vol. 10 No. 2 (2024): JBIO : JURNAL BIOSAINS (THE JOURNAL OF BIOSCIENCES) Vol 10, No 1 (2024): JBIO : JURNAL BIOSAINS (THE JOURNAL OF BIOSCIENCES) Vol. 10 No. 1 (2024): JBIO : JURNAL BIOSAINS (THE JOURNAL OF BIOSCIENCES) Vol. 9 No. 3 (2023): JBIO : Jurnal Biosains (The Journal of Biosciences) Vol 9, No 3 (2023): JBIO : Jurnal Biosains (The Journal of Biosciences) Vol 9, No 2 (2023): JBIO : Jurnal Biosains (The Journal of Biosciences) Vol 9, No 1 (2023): JBIO : Jurnal Biosains (The Journal of Biosciences) Vol 8, No 3 (2022): JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 8, No 2 (2022): JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 8, No 1 (2022): JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 7, No 3 (2021): Jurnal Biosains Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Biosains Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Biosains Vol 6, No 3 (2020): Jurnal Biosains Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Biosains Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Biosains Vol 5, No 3 (2019): Jurnal Biosains Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Biosains Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Biosains Vol 4, No 3 (2018): Jurnal Biosains Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Biosains Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Biosains Vol 3, No 3 (2017): Jurnal Biosains Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Biosains Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Biosains Vol 2, No 3 (2016): Jurnal Biosains Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Biosains Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Biosains Vol 1, No 3 (2015): Jurnal Biosains Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Biosains Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Biosains Vol 1, No 2 (2013): Bio Hasil Review Fauziyah Harahap More Issue