Framing: Journal of Art, Film, Television, Animation, Games and Technology
Framing Jurnal Film, Televisi, dan Seni Budaya Media Baru hadir sebagai media diskusi kreatif untuk berbagi pengetahuan dan pemahamanan tentang seni, televisi, film dan budaya media baru baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional. Sesuai dengan arti kata Framing yang merupakan membingkai penanda energi kosmik, maka diharapkan jurnal Framing mampu memvibrasikan nafas pengetahuan Televisi, film dan Seni Budaya, Media Baru kepada penikmat kalangan akademisi, praktisi dan profesional. Jurnal Framing mewadahi artikel hasil penelitian, penciptaan, dan pengkajian Televisi, film dan Seni Budaya Media Baru dengan tanpa membatasi penulis dari beragam pendekatan disiplin/interdisiplin ilmu, seperti film, televisi, , kritik seni, antropologi seni, sejarah, estetika, sosiologi, pendidikan seni, seni media budaya baru dan pendekatan lain yang kontekstual.
Articles
31 Documents
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021) Sebagai Representasi Film Asia Tenggara
Andrea Nathania
Journal of Art, Film, Television, Animation, Games and Technology Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Perkumpulan Program Studi Film dan Televisi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021) merupakan film karya sutradara Edwin yang mendapatkan penghargaan Golden Leopard pada perhelatan Locarno Film Festival. Dalam artikel ini, penulis mengidentifikasi kecenderungan kerja transnasional sebagai bagian dari strategi sineas kawasan Asia Tenggara. Dengan menggundakan metode penelitian kualitatif deskriptif, penulis menjabarkan kerja kolaborasi para sineas lintas negara yang terlibat dalam produksi film Seperti Denda, Rindu Harus Dibayar Tuntas.
Pengaruh Film Korea Terhadap Minat Penonton Mahasiswa Film di Universitas Multimedia Nusantara
Darwin Willi Can
Journal of Art, Film, Television, Animation, Games and Technology Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Perkumpulan Program Studi Film dan Televisi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Salah satu budaya populer Korea yang masih eksis di Indonesia adalah drama Korea. Sejak drama Korea pertama kali ditayangkan pada tahun 2002, drama Korea tetap menjadi program pilihan pertama bagi sebagian penonton Indonesia. Tayangan drama korea membawa dampak bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja, mulai dari gaya berpakaian hingga perilaku sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh film drama korea terhadap minat penonton mahasiswa film di Universitas Multimedia Nusantara. Pada penelitian ini digunakan metode gabungan yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kuantitatif akan menggunakan sampel responden dari mahasiswa film dan metode kualitatif menggunakan studi literatur terkait topik yang diteliti guna di analisis dan ditarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak K-Drama di Indonesia yang dapat kita lihat pada lingkungan sekitar seperti munculnya sikap konsumtif dari para penggemar Korea, yang dapat kita lihat dari penampilan dan aksesoris yang digunakan bertema Korea. Selain itu, drama Korea berpengaruh terhadap pembuatan film dan drama Indonesia yang ceritanya hampir serupa dan banyaknya film-film adaptasi Korea yang diremake ulang di Indonesia.
Analisis Perbandingan Konten Sejarah Dalam Film The East (2020) dan Cadet 1947 (2021)
Bryan Martin
Journal of Art, Film, Television, Animation, Games and Technology Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Perkumpulan Program Studi Film dan Televisi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Sejarah Perang Revolusi di Indonesia merupakan sejarah yang kerap direpresentasikan melalui film. Penelitian ini fokus pada bagaimana sejarah direpresentasikan dalam film buatan Belanda yakni The East (2020) dan film buatan Indonesia yakni Cadet 1947? Perang Revolusi di Indonesia merupakan masa paling penting dalam melihat sejarah kolonialisme dan perjuangan negara dalam mengusir Belanda yang pernah dijajah Indonesia. Namun bagi pemerintahan Belanda, tidak ada yang namanya Perang Revolusi. Tahun 1945 – 1949 bagi Belanda merupakan Masa Bersiap, di mana militer dan pemerintahan Belanda yakin bahwa kemerdekaan Indonesia tidak valid. Dengan membandingkan dua film buatan Belanda dan Indonesia, penelitian ini ingin melihat bagaimana narasi sejarah direpresentasikan dalam film.
Sound Effect Sebagai Pendukung Suspense pada Film Ready or Not
Andrian Feri Dwi Yanto Andrian
Journal of Art, Film, Television, Animation, Games and Technology Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Perkumpulan Program Studi Film dan Televisi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Sound effect is one of the audio elements that acts as a support for the formation of a reality of a scene in a movie. The application of sound effects can be used to support the emergence of tension in the movie. The purpose of this research is to find out and prove that sound effects in the movie Ready or Not can support the emergence of suspense. Ready or Not is a movie with a horror genre released in 2019. This research uses Louis Gianneti's audio theory as the main theory on how pitch, volume, and tempo can support suspense in movies. The type of research used is qualitative with a descriptive approach. The material object used as a data source in this study is Ready or Not film . According to this research, the results show that the higher the pitch, the louder the volume, and the faster the tempo of the sound effect can support the emergence of suspense in the movie Ready or Not.
Tembang Maduswara Sebagai Ide Penciptaan Film Dokumenter “Among” Melalui Gaya Ekspositori
BARIROH, DINDA IMROATUL;
Sri Wastiwi Setiawati
Journal of Art, Film, Television, Animation, Games and Technology Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Perkumpulan Program Studi Film dan Televisi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Film dokumenter Among merupakan film yang terinspirasi dari sebuah karya tembang berjudul Maduswara yang diciptakan oleh Peni Candra Rini. Ia merupakan Akademisi karawitan di Institut Seni Indonesia Surakarta, komposer musik, serta penulis lagu. Film dokumenter Among menceritakan mengenai perjalanan Peni Candra Rini sebagai seorang Pesinden serta mengingatkan pada generasi Sinden akan makna yang sesungguhnya agar generasi Sinden tidak lupa akan asal muasalnya yang dituangkan dalam karya Maduswara. Oleh karena itu, dalam karya film dokumenter ini, kata “Among” dari bahasa Jawa kuno yang bermakna “menjaga” dipilih sebagai judul. Metode penciptaan dalam film ini menggunakan tiga tahap yakni praproduksi, produksi dan pascaproduksi. Film dokumenter Among menggunakan gaya ekspositori karena berisikan statement dari Peni Candra Rini sebagai penyampai pesan utama dan diperkuat dengan gambar pendukung dan teks. Selain itu, gaya ekspositori mempermudah sutradara dalam menyampaikan keberpihakannya dalam film. Film dokumenter Among menggunakan pendekatan secara naratif dengan membagi menjadi tiga sequence, sedangkan bentuk rekonstruksi dipilih untuk menggambarkan masa lalu yang tidak dapat digambarkan, struktur yang disusun secara kronologis, serta semiotika yang diterapkan untuk mendukung naratif dalam gaya ekspositori.
Peran Transitional Color Pada Kostum Untuk Menggambarkan Karakter Lita Dalam Film Rate.Me
Danu Murti
Journal of Art, Film, Television, Animation, Games and Technology Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Perkumpulan Program Studi Film dan Televisi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Film Rate.Me (2023) bercerita tentang Lita, seorang wanita yang bertekad untuk mencari ketenaran di aplikasi sosial media Rate.Me. Dalam usahanya untuk mencari ketenaran, Lita berusaha untuk berpenampilan terbaik dengan berdandan dan berpakaian. Penelitian ini membahas topik warna kostum sebagai cara menunjukkan karakter Lita dari polos dan ingin diakui oleh orang lain, menjadi seorang yang lebih independen dan Rebellious, dengan menggunakan Teori Transitional Color yang menunjukkan perubahan warna dari awal cerita hingga akhir untuk memvisualkan perubahan karakter pada penonton. Film ini menunjukkan bagaimana sosial media berpengaruh terhadap perilaku seseorang, dan bagaimana pengaruh sosial media dapat diarahkan ke sisi positif.
Penerapan Teknik Color Grading Untuk Menunjukkan Perubahan Suasana Dalam Penciptaan Film “Hari Yang Tadi”
Fachreza Aditya Putra;
Triadi Sya’dian
Journal of Art, Film, Television, Animation, Games and Technology Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : Perkumpulan Program Studi Film dan Televisi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian karya ini dilatarbelakangi dengan penerapan teknik color grading yakni mendefinisikan warna pada setiap scene guna menampilkan perubahan suasana. Penelitian ini bertujuan untuk penerapan teknik color grading guna menunjukkan perubahan suasana dalam penciptaan film Hari Yang Tadi. Film Hari Yang Tadi bercerita tentang seorang anak perempuan yang durhaka kepada Ibunya dan akibatnya anak perempuan tersebut mengalami fenomena dejavu (kejadian berulang). Metode yang digunakan dalam film Hari Yang Tadi adalah metode persiapan, elaborasi, sintesis, realisasi, dan penyelesaian. Teori yang digunakan dalam penelitian karya ini adalah color correction, color grading, teori warna, psikologi warna, dan warna dalam film. Konsep teknis yang terdapat dalam karya ini adalah praproduksi, produksi, dan pasca produksi. Lama waktu pembuatan penelitian karya ini adalah enam bulan yang dimulai dari bulan November tahun 2022 sampai dengan bulan Maret 2023. Hasil dari penciptaan penelitian karya ini adalah adanya penerapan teknik color grading dalam film Hari Yang Tadi seperti perubahan warna pada saat sebelum pewarnaan dan setelah pewarnaan. Simpulan dalam penelitian karya ini adalah pemilihan warna yang tepat akan memengaruhi kondisi dan suasana film.
Representasi Sejarah Dalam Citra Visual: Antara Tantangan Akurasi dan Potensi Distorsi
Muhlisiun, Arda
Journal of Art, Film, Television, Animation, Games and Technology Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : Perkumpulan Program Studi Film dan Televisi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Film sejarah bukan hanya sekadar hiburan tentang kisah masa lampau, melainkan merupakan ruang representasi yang bisa memperlihatkan peran sentral dalam membentuk persepsi dan interpretasi terhadap peristiwa masa lalu. Artikel ini merinci pandangan terkemuka mengenai film dan sejarah dari Robert Rosenstone maupun Marnie Hughes-Warrington, yang menyoroti perlunya akurasi tinggi dalam pembuatan film sejarah. Namun, film sejarah akan dihadapkan pada kritik terkait munculnya distorsi atas representasi dan kepercayaan masyarakat yang lebih rendah dibandingkan dengan sumber sejarah tertulis. Penelitian ini memperlihatkan representasi sejarah dalam tiga film Indonesia: "Balibo Five" (2009), "Merdeka 17805" (2001), dan "The East" (De Oost) (2021). Metode kajian literatur dan teori sejarah dalam film digunakan untuk melakukan penelitian dan menggali pembahasan mengenai film sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film sejarah memiliki peran unik dalam menghadirkan masa lalu, dengan menentukan standarnya sendiri, baik secara estetik maupun sinematik. Dan hal ini selalu mendapat tantangan tersendiri, baik dari penulisan sejarah konvensional maupun subjek-subjek yang terlibat dalam lingkaran film sejarah tersebut.
Proses Kreatif Penulisan Skenario Sobat Ambyar Mengadaptasi Budaya Lokal Musik Campursari
Adji, Titus Soepono;
Suciati, Dica Mustika
Journal of Art, Film, Television, Animation, Games and Technology Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : Perkumpulan Program Studi Film dan Televisi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Sobat Ambyar is a film that adapts 2 things, namely Campursari songs created by Didi Kempot and the lives of Didi Kempot fans which are currently trending in 2021. This research aims to find out the creative process of scriptwriter Bagus Bramanti capturing these two phenomena which were then transferred to film medium. The research method used in this research is descriptive qualitative with data collection techniques through interviews and document study. The analysis process uses the stages of Graham Wallas' creative thinking with research results in the form of: preparation stage including basic provisions for writing scripts and story ideas, incubation stage in the form of research, illumination stage in the form of determining the plot and conducting Focus Group Discussions, then verification stage in the form of determining the genre, premise, ending & beginning, characters, setting and story scenario. In the screenwriting process, Bagus was assisted by two concepts in building drama, namely the Hero's Journey concept from Joseph Campbell and the Five Stages of Grief from Elisabeth Kubler Ross.
Film Dokumenter Sebagai Metode Untuk Merepresentasikan Hasil Penelitian
Suryanto, Hari Suryanto
Journal of Art, Film, Television, Animation, Games and Technology Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : Perkumpulan Program Studi Film dan Televisi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Film dokumenter menjadi metode yang sangat efektif dalam menyajikan, mempresentasikan, mengkomunikasikan data dan hasil Analisa penelitian. Gabungan antara visual, narasi, audio dan data dalam penelitian menjadi medium yang kuat untuk menyampaikan informasi kompleks dengan lebih konkrit kepada apresiatornya. Film dokumenter menjadi metode yang efektif untuk menyampaikan informasi, merangsang refleksi, rasa dengan cara menghadirkan realita seperti adanya melalui audio dan visual seperti dalam ruang kejadian sebenarnya, artinya presisi representasi atas data menjadi nyata. Metode ini sangat praktis dan maksimal hasilnya dikarenakan dilapangan para peneliti dalam melakukan penelitian harus terbagi konsentrasi dalam beberapa pekerjaan seperti menulis, mengamati, wawancara kemungkinan besar data-data detail akan tertinggal. Dengan pendekatan film dokumener dalam pengalian data dilapangan menggunakan perekaman gambar dan suara maka kemungkinan besar semua data akan terekam secara baik, tinggal peneliti melakukan Analisa setelah pengumpulan data selesai dengan membagi data dalam beberapa kategori yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Setelah di analisa maka data dapat disusun dalam laporan melalui metode film dokumenter dengan pendekatan gaya dan pemaparan yang disesuaikan dalam merepresentasikan hasil penelitian.