cover
Contact Name
Lilis Sulistiya
Contact Email
healthcaremedia0@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
healthcaremedia0@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sidotopo No. 11 Kepanjen KAbupaten Malang
Location
Kab. malang,
Jawa timur
INDONESIA
Health Care Media
ISSN : -     EISSN : 27216993     DOI : 10.70633/2721-6993
Core Subject : Health,
Health Care Media merupakan wadah untuk para penulis jurnal kesehatan. Health Care Media berisi tentang kesehatan, baik keperawatan, kebidanan, radiologi, gizi, rekammedis, kesehatan masyarakat, Kesehatan Keselamatan Kerja dan Kedokteran.
Articles 121 Documents
TINJAUAN KEAKURATAN KODEFIKASI DIAGNOSIS UTAMA RAWAT INAP KASUS DIABETES MELLITUS TAHUN 2015 DI RUMAH SAKIT ISLAM GONDANGLEGI MALANG Tri Widayanti
Health Care Media Vol 3 No 1 (2017): JURNAL HEALTH CARE MEDIA
Publisher : ITKM WIDYA CIPTA HUSADA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70633/2721-6993.8

Abstract

Coding adalah salah satu kegiatan pengolahan data rekam medis untuk memberikan kode baik berupa angka atau huruf atau kombinasi huruf dan angka sesuai komponen yang mewakili. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat keakuratan kodefikasi diagnosis utama rawat inap kasus diabetes mellitus dengan melihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi akurasi coding dan karakteristik petugas coding yaitu faktor kelengkapan pengisian formulir resume medis, kemampuan petugas membaca diagnosis, sarana kerja, sarana komunikasi dan karakteristik petugas meliputi latar belakang pendidikan, lama kerja dan pelatihan yang diikuti. Desain penelitian ini menggunakan defskriptif. Variabel bebas dalam karya tulis ilmiah ini adalah keakuratan kodefikasi kasus diabetes mellitus dengan melihat indikator faktor-faktor yang mempengaruhi akurasi coding dan karakteristik petugas. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat keakuratan kodefikasi di RSI Gondanglegi yaitu 91% sudah baik, dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi akurasi coding yaitu kelengkapan pengisian formulir resume medis sebanyak 82% sudah baik, kemampuan petugas membaca diagnosis 100% sudah baik, sarana kerja petugas kodefikasi 91% sudah baik, sarana komunikasi 100% sudah baik. Latar belakang pendidikan kedua petugas adalah D3 Rekam medis dan Informasi Kesehatan, lama kerja petuas A 2 tahun, dan petugas B 1 tahun, dan hanya terdapat satu petugas yang sudah mengikuti pelatihan tentang kodefikasi. Jadi kesimpulannya adalah gambaran tingkat keakuratan kodefikasi rawat inap kasus diabetes mellitus di Rumah Sakit Islam Gondanglegi sudah baik, namun masih ada ketidaktersediaannya sarana kerja dan ketidaklengkapan pengisian pada formulir resume medis. Untuk itu peniliti menyarankan untuk meningkatkan dan mempertahankan keakuratan kodefikasi dengan memberikan penyuluhan terhadap tenaga kesehatan tentang pentingnya pengisian kelengkapan formulir resume medis, dan juga perlu lebih teliti dalam mengkode dan menganalisa diagnosis utama yang ada dengan mengikuti seminar dan pelatihan terkait coding.
GAMBARAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP TENAGA KESEHATAN DI RS X I Made Indra P
Health Care Media Vol 3 No 1 (2017): JURNAL HEALTH CARE MEDIA
Publisher : ITKM WIDYA CIPTA HUSADA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70633/2721-6993.9

Abstract

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manajemen lainnya di suatu institusi tempat kerja atau perusahaan, seperti manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, dan lainnya.Kecelakaan dan sakit di tempat kerja dapat membunuh dan memakan lebih banyak korban jika di bandingkan dengan perang dunia. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentumemerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) terhadap tenaga kesehatan di RS X. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dan jumlah responden sebanyak 20 responden. Hasil uji validitas kuisioner dengan menggunakan SPSS di dapat nilai mean 6,85. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden 11 orang (55%) memiliki peraturan dan prosedur yang cukup, 10 orang (50%) memiliki komitmen management keselamatan dan kesehatan kerja dalam kategori kurang. Kesimpulan hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Rumah sakit. Untuk itu, peran perawat dalam administrator perlu ditingkatkan.
PENGARUH SUBTITUSI TEPUNG LABU KUNING, TEPUNG IKAN LELE DUMBO TERHADAP NILAI GIZI, MUTU ORGANOLEPTIK BISKUIT Nanik Hamidah; Mia Fransisca; Indah Asrifah
Health Care Media Vol 3 No 2 (2017): JURNAL HEALTH CARE MEDIA
Publisher : ITKM WIDYA CIPTA HUSADA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70633/2721-6993.10

Abstract

Biskuit merupakan jenis kue kering yang berbentuk pipih. Biskuit yang beredar di pasaran memiliki kandungan karbohidrat dan lemak yang tinggi namun rendah protein. Labu kuning dan ikan lele dumbo merupakan pangan lokal yang berpotensi menjadi bahan baku produk pangan fungsional yang mengandung energi dan tinggi protein. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh subsitusi tepung labu kuning dan tepung ikan lele dumbo terhadap nilai gizi dan mutu organoleptik biskuit MP-ASI. Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Taraf perlakuan dibagi menjadi 4 kelompok dengan proporsi tepung labu kuning: tepung ikan lele dumbo yaitu F0 (0% : 0%), F1 (4,6% : 1,9%), F2 (3,7%: 2,8%) dan F3 (2,9% : 3,7%). Analisis nilai energi menggunakan metode atwate. Analisis kadar karbohidrat menggunakan metode by difference. Analisis kadar lemak menggunakan metode soxhlet. Analisis kadar protein menggunakan metode semi mikro kjeldahl. Analisis kadar air menggunakan metode pengabuan kering. Analisis kadar abu menggunakan metode oven. Uji mutu organoleptik menggunakan uji hedonic scale scoring. Analisis statistik nilai gizi menggunakan Friedman tingkat kepercayaan 95% menunjukkan terdapat pengaruh signifikan (p=0,000) subsitusi tepung labu kuning dan tepung ikan lele dumbo terhadap kadar protein dan kadar air biskuit MP-ASI. Analisis statistik mutu organoleptik menggunakan Kruskal Wallis tingkat kepercayaan 95% menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan subsitusi tepung labu kuning dan tepung ikan lele dumbo terhadap warna (p=0,000) , rasa (0,003) dan tekstur (p=0,027) biskuit MP-ASI.
HUBUNGAN SARAPAN PAGI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD ISLAM AL-ISLAM TAMBAK BAYAN YOGYAKARTA Veneranda Wahyuni
Health Care Media Vol 3 No 1 (2017): JURNAL HEALTH CARE MEDIA
Publisher : ITKM WIDYA CIPTA HUSADA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70633/2721-6993.11

Abstract

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental orang tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sarapan pagi dengan status gizi pada anak usia sekolah SD Islam Al-Islam Tambak Bayan Yogyakarta. Metode Penelitian ini termasuk deskriptif analitik dengan metode pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, timbangan injak dengan ketelitian 0,1 kg, dan microtoice dengan ketelitian 0,1 cm. Analisis data dengan rumus korelasi korelasi Spearman Rank. Hasil uji korelasi hubungan sarapan pagi dengan status gizi di SD Islam Al-Islam Tambak Bayan Yogyakarta menggunakan teknik statistik korelasi Spearman Rank mendapatkan tingkat kemaknaan (ρ) sama dengan 0.000 Nilai ρ ˂ 0.05 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,670. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Ada hubungan sarapan pagi dengan status gizi di SD Islam Al-Islam Tambak Bayan Yogyakarta
ANALISIS FAKTOR DETERMINAN BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO PERDARAHAN POST PARTUM DI RSUD PROVINSI NTB JANUARI 2014 - JUNI 2016 NiKomang Wijiani Yanti; kushari supeni; Luknis Sabri
Health Care Media Vol 3 No 2 (2017): JURNAL HEALTH CARE MEDIA
Publisher : ITKM WIDYA CIPTA HUSADA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70633/2721-6993.13

Abstract

Perdarahan post partum merupakan penyebab utama kematian ibu. Kejadian perdarahan post partum di RSUD Provinsi NTB pada tahun 2014 sebPPanyak 1,96% terjadi peningkatan pada tahun 2015 menjadi 3,91%. Tujuan penelitian ini diketahui faktor determinan yang berhubungan dengan kejadian perdarahan post partum di RSUD Provinsi NTB periode Januari 2014 s/d Juni 2016. Jenis penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi ibu bersalin 3535 orang dengan sampel pada penelitian ini sebanyak 152 ibu bersalin, teknik pengambilan sampel dengan systematic random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan data sekunder menggunakan data rekam medik. Analisis data dengan univariat, bivariat (chi square), multivariat. Hasil penelitian diperoleh sebanyak 9,2% ibu bersalin mengalami perdarahan post partum. Ibu bersalin umur <20 dan >35 tahun (36,8%), paritas 1 dan >3 (50,7%), anemia (54,6%), partus lama (57,9%), riwayat persalinan sebelumnya ada komplikasi (52,6%), berat lahir bayi ≤4000 gram (72,4%), antenatal care ≥4 kali (55,9%). Hasil analisis bivariat didapatkan tiga variabel yang berhubungan dengan perdarahan post partum yaitu umur, anemia,dan antenatal care. Faktor dominan yang berhubungan dengan perdarahan post partum yaitu umur (p=0,005, OR=8,115). Variabel yang tidak berhubungan yaitu berat lahir bayi dan paritas. Partus lama dan riwayat persalinan sebelumnya sebagai variabel konfounding. Umur merupakan faktor dominan terhadap kejadian perdarahan post partum. Disarankan kepada tempat penelitian memberikan penyuluhan tentang umur berisiko tinggi yang mengalami komplikasi pada saat kehamilan serta umur yang cukup untuk hamil yaitu umur 20-35 tahun.
HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DI BPS SUNARSIH NGAJUM KABUPATEN MALANG Nurya Viandika; Nurfitria Dara Latuconsina
Health Care Media Vol 3 No 2 (2017): JURNAL HEALTH CARE MEDIA
Publisher : ITKM WIDYA CIPTA HUSADA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70633/2721-6993.14

Abstract

Akseptor KB di Jawa Timur adalah 43,41% akseptor KB suntik. Kenaikan berat badan merupakan salah satu efek samping yang sering dikeluhkan oleh akseptor KB hormonal (pil, suntik dan implan). Apabila hal ini tidak diatasi dapat berakibat obesitas, masalah psikologis terkait body image, hipertensi, jantung, diabetes dan kehamilan beresiko. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan kejadian peningkatan berat badan. Desain penelitian ini adalah Cross Sectional. Populasi sebanyak 108 akseptor, menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel 52 akseptor KB. Variabel independen dalam penelitian ini adalah penggunaan alat kontrasepsi hormonal, dan variabel dependennya adalah peningkatan berat badan. Data diolah dengan menggunakan SPSS versi 16 dengan menggunakan uji Chi- Square didapatkan ρ value 0,000 < α (0,05). Kesimpulannya adalah ada hubungan antara penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan kejadian peningkatan berat badan di BPS Sunarsih, Amd.Keb Ngajum. Disarankan akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal untuk mengatur pola makan, dan banyak berolah raga, sehingga untuk menghindari obesitas.
PERBEDAAN KETERTARIKAN PROMOSI SUSU FORMULA, LAMANYA MENYUSUI PADA IBU DENGAN PRAKTEK IMD DAN TIDAK IMD Sri Hapsari, S.P; EviNur Miftahul Jannah
Health Care Media Vol 3 No 2 (2017): JURNAL HEALTH CARE MEDIA
Publisher : ITKM WIDYA CIPTA HUSADA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70633/2721-6993.15

Abstract

ASI Eksklusif dapat mengoptimalkan pertumbuhan untuk menunjang kesehatan dan kecerdasan bayi sehingga menurunkan mortalitas dan morbiditas bayi. Faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI Eksklusif di Indonesia yaitu gencarnya promosi susu formula dan inisiasi menyusu dini (IMD). Tujuan penelitian untuk menganalisis perbedaan ketertarikan promosi susu formula dan lamanya pemberian ASI saja pada ibu IMD dan tidak IMD. Penelitian menggunakan desain cross-sectional, dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kepanjen dengan jumlah subjek 42 ibu post partum yaitu 21 ibu masing-masing kelompok. Instrumen yang digunakan kuesioner ketertarikan promosi susu formula, FFQ dan chekclist IMD. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan ketertarikan promosi susu formula mengenai atribut produk (p=0,000) dan lamanya pemberian ASI saja (p=0,008) pada ibu IMD dan ibu tidak IMD. Tidak ada perbedaan ketertarikan promosi susu formula mengenai persepsi harga (p=0,083). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ketertarikan promosi susu formula mengenai atribut produk pada ibu IMD lebih rendah daripada tidak IMD dan lamanya pemberian ASI saja pada ibu IMD lebih lama daripada ibu tidak IMD.
ANALISIS DISTRIBUSI SPASIAL KEMATIAN BALITA USIA Muhammad syukri; Ariawan Soejoenoes; Suharyo Hadisaputro
Health Care Media Vol 3 No 2 (2017): JURNAL HEALTH CARE MEDIA
Publisher : ITKM WIDYA CIPTA HUSADA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70633/2721-6993.16

Abstract

Kematian balita adalah kematian yang terjadi antara sesaat setelah lahir sampai belum berusia tepat lima tahun. Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten meningkat dari 6 per 1000 kelahiran hidup tahun 2013 menjadi 9 per 1000 kelahiran hidup tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor risiko, dan menjelaskan sebaran spasial kematian balita. Penelitian ini menggunakan desain case-control dengan jumlah subjek sebanyak 72 responden yang terdiri atas 36 kasus dan 36 kontrol. Kasus adalah balita lahir hidup cukup bulan usia <5 tahun yang meninggal bukan karena kecelakaan yang tercatat di dinas kesehatan. Kontrol adalah balita lahir hidup cukup bulan usia <5 tahun yang memiliki usia yang sama dengan kasus. Analisis menggunakan chi square, regresi logistik, dan analisis spasial dengan software ArGIS 10.1 dari 36 sampel kasus. Hasil akhir analisis multivariat menunjukkan tingkat pendidikan ibu yang rendah (OR=4,6; 95% CI=1,115-19,201), BBLR (OR=10,261;95%CI=1,740-60,499), kejadian diare (OR=10,364;95%CI=1,547-69,438), dan tidak imunisasi (OR=9,544;95%CI=2,287-39,284) sebagai faktor risiko kematian balita usia <5 tahun. Hasil analisis spasial menunjukkan terdapat 6 desa di wilayah kerja Puskesmas Rasabou, Ranggo, dan Dompu Barat yang masuk kategori sangat rentan terhadap kematian balita, sisa desa dari ketiga puskesmas tersebut masuk kategori rentan, dan semua desa di wilayah kerja Puskesmas Dompu Timur dan Kota masuk kategori agak rentan.
PERBANDINGAN PENGGUNAAN AIR DENGAN SUHU 7OC DAN SUHU 32OC PADA LARUTAN MEDIA KONTRAS BARIUM SULFATE TERHADAP HASIL RADIOGRAF COLON IN LOOP Sri Martono; Nine Dessy HospitaWatie; Yeni Cahyati
Health Care Media Vol 3 No 2 (2017): JURNAL HEALTH CARE MEDIA
Publisher : ITKM WIDYA CIPTA HUSADA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70633/2721-6993.18

Abstract

Pemeriksaan colon in loop adalah suatu teknik pemeriksaan secara radiologis dari colon dengan menggunakan media kontras yang dimasukkan secara retrograde. Dalam pemeriksaan colon in loop menggunakan media kontras positif yaitu barium sulfate. Dalam penggunaannya, barium sulfate seharusnya dicampur dengan air yang bersuhu 32oC namun di lapangan menggunakan air dengan suhu 7oC. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kualitas gambaran radiograf antara penggunaan air dengan suhu 7oC dan suhu 32oC pada larutan media kontras colon in loop. Desain penelitian ini menggunakan eksperimen. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pemberian air dengan suhu 7oC dan 32oC saat dicampur dengan media kontras yang diberikan kepada empat orang sampel. Sedangkan variabel terikat adalah kualitas gambaran radiograf. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar kuisioner yang diberikan kepada tiga orang dokter spesialis radiologi dan tiga orang radiografer. Hasil dari penelitian ini adalah pada pemeriksaan colon in loop sebaiknya menggunakan air dengan suhu 32oC sebagai campuran media kontras. Karena dengan menggunakan suhu 32oC hasil gambaran radiograf dapat sangat jelas terlihat sehingga diagnosa dokter radiologi dapat lebih akurat.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPUTUSAN MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA PADA PASANGAN USIA SUBUR DI DUSUN TAMBAK BAYAN, BABARSARI, YOGYAKARTA Siska .; Siti Uswatun Chasanah; Ima Sukmawati
Health Care Media Vol 3 No 1 (2017): JURNAL HEALTH CARE MEDIA
Publisher : ITKM WIDYA CIPTA HUSADA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70633/2721-6993.19

Abstract

Jumlah penduduk dunia mencapai 7 miliar hingga akhir tahun 2012. Negara Indonesia berada di urutan ke 4 penduduk terbanyak dunia. Setelah Cina, India, dan Amerika. Sensus penduduk Indonesia 247. 641. 326 jiwa. Untuk mengatasi terjadinya ledakan penduduk tersebut maka pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sejak tahun 1957. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan keputusan menjadi akseptor keluarga berencana pada pasangan usia subur di Dusun Tambak Bayan, Babarsari Yogyakarta Metode Penelitian termasuk survei analitik dengan menggunakan desain penelitian Cross Sectional. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan metode total sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan spearman rank dengan taraf kesalahan 5% (0,05). Hasil uji statistik korelasi Spearman Rank mendapatkan Sig. (2-tailed) = 0,000 yang menunjukan bahwa 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha di terima yaitu terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan keputusan akseptor KB pada pasangan usia subur di Dusun Tambak Bayan dengan tingkat korelasi tergolong kuat dengan 0,690. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan keputusan menjadi akseptor keluarga berencana pada pasangan usia subur di Dusun Tambak Bayan, Babarsari Yogyakarta.

Page 1 of 13 | Total Record : 121