cover
Contact Name
Firdaus Syah
Contact Email
jurnalazkia@gmail.com
Phone
+6282367771980
Journal Mail Official
jurnalazkia@gmail.com
Editorial Address
Gedung A Kampus Al-Hilal Sigli. Jalan Lingkar Keniree, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Aceh. Kode Pos. 24151
Location
Kab. pidie,
Aceh
INDONESIA
Azkia : Jurnal Aktualisasi Pendidikan Islam
Core Subject : Religion, Education,
Azkia : jurnal aktualisasi Pendidikan Islam yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli, Aceh. Jurnal ini bertujuan untuk menerbitkan dan menyebarluaskan hasil penelitian dan studi tentang Pendidikan Agama Islam. Artikel yang dimuat dalam jurnal Azkia adalah hasil penelitian atau pemikiran bidang Pendidikan Agama Islam yang dilakukan oleh peneliti, guru, dan praktisi pendidikan. Informasi lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia di dalam setiap terbitan. Jurnal ini terbit secara berkala sebanyak dua kali dalam setahun yaitu bulan Juli dan Desember.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol. 15 No. 2 (2020): Desember" : 11 Documents clear
PENERAPAN MODEL Inside Outside Circle DAPAT MENINGKATKAN DAYA SERAP MATERI AJAR Abdul Manaf
AZKIA : Jurnal Aktualisasi Pendidikan Islam Vol. 15 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli Aceh- Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58645/jurnalazkia.v15i2.9

Abstract

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar” itu yang dimaksud dengan model pembelajara, jadi Model pembelajaran yang ideal adalah yang dapat mengeksplorasi pengalaman belajar dan memungkinkan seseorang siswa mengalami atau berbuat secara langsung dan aktif dalam lingkungan belajarnya. Siswa diberi kesempatan yang luas untuk melihat, memegang, merasakan dan mengaktifkan lebih banyak indera yang dimilikinya dan didorong untuk dapat mengekspresikan diri dalam rangka membangun pemahaman pengetahuan, prilaku dan keterampilannya
FILSAFAT PENDIDIKAN ESENSIALISME (Ajaran dan Pengaruhnya Dalam Konteks Pendidikan Modern Dahniar
AZKIA : Jurnal Aktualisasi Pendidikan Islam Vol. 15 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli Aceh- Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58645/jurnalazkia.v15i2.10

Abstract

Filsafat esensialisme merupakan filsafat pendidikan konservatif yang dirumuskan sebagai suatu kritik terhadap praktek pendidikan progresif di sekolahsekolah, para esensialis berpendapat bahwa fungsi utama sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah kepada generasi muda. Esensialisme bukanlah bangunan filsafat yang berdiri sendiri, melainkan merupakan kritik terhadap pendidikan progresifisme. Aliran esensialisme ini memandang bahwa pendidikan yang bertumpu pada dasar pandangan fleksibilitas dalam segala bentuk dapat menjadi sumber timbulnya pandangan yang berubah-ubah, mudah goyah, kurang terarah, tidak menentu dan kurang stabil.
KOMPETENSI GURU AGAMA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA Fuad
AZKIA : Jurnal Aktualisasi Pendidikan Islam Vol. 15 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli Aceh- Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58645/jurnalazkia.v15i2.11

Abstract

Peranan guru dalam membentuk karakter siswa diharap mampu melakukan pembaharuan sosial (mampu menyebarluaskan kebenaran, kecakapan kerja baru, dan nilai-nilai luhur), bak melalui jalur pendidikan sekolah maupun melalui peran sosialnya diluar jalur sekolah (dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari). Seorang guru, di samping mengajar juga membentuk kepribadian yang sesuai dengan syariat Islam kepada anak didik agar mengakar secara kuat dan mempunyai pengaruh sepanjang hidup, akibat dari nilai-nilai akhlak yang telah terinternalisasikan tersebut sehingga menjadi dasar penilaian dan penyaringan terhadap nilai-nilai yang masuk pada dirinya. Guru merupakan makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu guru dituntut memiliki kompetensi sosial memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat. dengan demikian guru diharapkan dapat memfungsikan dirinya sebagai makhluk sosial di masyarakat dan lingkungannya.
PENGGUNAAN PETA KONSEP SEBAGAI ALAT EVALUASI Gusti Handayani
AZKIA : Jurnal Aktualisasi Pendidikan Islam Vol. 15 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli Aceh- Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58645/jurnalazkia.v15i2.12

Abstract

Penelitian ini merupakan studi literature review tentang pemanfaatan peta konsep sebagai alat evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan pengukuran keberhasilan proses pembelajaran yang dapat diases melalui berbagai ragam alat evaluasi seperti tes tulis. Altenatif lain yang dapat digunakan adalah menggunakan peta konsep sebagai alat evaluasi penguasaan konsep materi pembelajaran. Penggunaan peta konsep dalam pembelajaran memungkinkan peserta didik dapat mengkontruksi pembelajaran lebih bermakna dalam struktur kognitifnya. Untuk digunakan sebagai alat evaluasi peta konsep menggunakan rubrik yang didasarkan pada komponen-komponen penyusun peta konsep, yaitu Proporsi, Hierarky, Kaitan silang, Contoh dan Tambahan.
PENDIDIKAAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF ISLAM Mustafa, MA
AZKIA : Jurnal Aktualisasi Pendidikan Islam Vol. 15 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli Aceh- Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58645/jurnalazkia.v15i2.13

Abstract

Dalam Islam, tidak ada disiplin ilmu yang terpisah dari etika-etika Islam. Sebagai usaha yang identik dengan ajaran agama, pendidikan karakter dalam Islam memiliki keunikan dan perbedaan dengan pendidikan karakter di dunia Barat. Perbedaan-perbedaan tersebut mencakup penekanan terhadap prinsip-prinsip agama yang abadi, aturan dan hukum dalam memperkuat moralitas, perbedaan pemahaman tentang kebenaran, penolakan terhadap otonomi moral sebagai tujuan pendidikan moral, dan penekanan pahala di akhirat sebagai motivasi perilaku bermoral. Dasar pembentukan karakter itu adalah nilai baik atau buruk. Nilai baik sisimbolkan dengan nilai Malaikat dan nilai buruk disimbolkan dengan nilai Setan. Karakter manusia merupakan hasil tarik-menarik antara nilai baik dalam bentuk energi positif dan nilai buruk dalam bentuk energi negatif. Tujuan dari pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan Islam di Indonesia itu adalah: pertama, supaya seseorang terbiasa melakukan perbuatan baik. Kedua, supaya interaksi manusia dengan Allah SWT dan sesama makhluk lainnya senantiasa terpelihara dengan baik dan harmonis. Untuk membentuk karakter atau akhlaq mulia diperlukan pendidikan karakter dan pendidikan agama. Pendidikan sangat menentukan terhadap pembentukan watak, kepribadian, karakter dan budi pekerti manusia. Pendidikanlah yang paling bertanggung jawab atas fenomena kejahatan, tindak kriminal, perbuatan asusila, korupsi, penggunaan narkoba dan keburukan keburukan lainnya. Terjadinya berbagai penyelewengan dan kejahatan menandakan rendahnya karakter warga secara umum. Menyadari hal itu, perlulah diseriuskan program pendidikan karakter untuk meningkatkan kualitas individu dan masyarakat.
PROSES PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA Nazaruddin, M.Ag
AZKIA : Jurnal Aktualisasi Pendidikan Islam Vol. 15 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli Aceh- Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58645/jurnalazkia.v15i2.14

Abstract

Jurnal ini berjudul “Pengaruh Proses Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Terhadap Minat Belajar Siswa”. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahuiproses pembelajaran SKI dan pengaruhnya terhadap minat belajar siswa, kendala yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran SKI dan langkah-langkah yang ditempuh oleh guru dalam pembelajaran SKI untuk meningkatkan minat belajar siswa di Madrasah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah pembelajaran SKI dan pengaruhnya terhadap minat belajar siswa, kendala yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran SKI dan langkah-langkah yang ditempuh oleh guru dalam pembelajaran SKI untuk meningkatkan minat belajar siswa di madrasah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengaruh proses pembelajaran SKI terhadap minat belajar siswa madrasah sangatlah berpengaruh di mana guru telah mengajarkan bidang studi SKI semaksimal mungkin, salah satunya dengan menggunakan metode diskusi, tanya jawab, Talking Stick maupun stimulus. Kendala-kendala yang dihadapi guru adalah malasnya siswa dalam belajar, siswa jarang mengulang pelajaran dan kurangnya metode yang bervariasi. Langkah-langkah khusus yang digunakan guru dalam pembelajaran SKI yaitu : dengan menegur dan menasehati, diserahkan ke pihak wali kelas untuk diberikan arahan, diserahkan guru bimbingan konseling yang menasehatinya sebagai penasehat terakhir di madrasah. Oleh karena itu proses pembelajaran pada Madrasah guru SKI perlu membuat perencanaan program kegiatan belajar mengajar dan penyediaan media yang memadai dalam belajar.
KOMPETENSI GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Dr. Nufiar, M. Ag; Miftahul Jannah
AZKIA : Jurnal Aktualisasi Pendidikan Islam Vol. 15 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli Aceh- Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58645/jurnalazkia.v15i2.15

Abstract

The personality competence of Akidah Akhlak teachers in improving student learning outcomes has been proven by the realization of noble morals that are applied by teachers so that teachers are able to become role models for students, fellow educators and also the surrounding community. The pedagogical competence of Akidah Akhlak teachers in improving student learning outcomes with the management of learning by using planning, implementation and evaluation in which there are ways for teachers to understand the characteristics of students and also use learning technology as a means of supporting the learning process. The professional competence of Akidah Akhlak teachers in improving student learning outcomes is manifested by the existence of qualified academic qualifications and also the development of good scientific insights from the teacher. The social competence of Akidah Akhlak teachers in improving student learning outcomes is actualized through social activities that involve the surrounding community, being able to become a good bridge between the guardians of students and students so as to motivate students to be more active in learning. Student learning outcomes are strongly influenced by the quality and quantity of competences the teacher has in teaching.
PENDIDIKAN ISLAM MASA DAULAH BANI ABBAS NURLISMA
AZKIA : Jurnal Aktualisasi Pendidikan Islam Vol. 15 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli Aceh- Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58645/jurnalazkia.v15i2.16

Abstract

Islam adalah agama yang mengutamakan pendidikan, berbagai aturan tentang kehidupan manusia diinterprestasikan oleh Al-Qur’an yang berbentuk konsep ajaran ilahi dalam kehidupan. Dengan pendidikan, manusia dapat mengetahui jati dirinya sebagai hamba Allah serta khalifatullah yang ditempatkan di bumi. Bersumber dengan potensi-potensi yang diberikan Allah kepada manusia maka pendidikan merupakan suatu alternatif untuk mengembangkan pengetahuannya. Pendidikan yang diperoleh umat Islam dewasa ini tidak lepas dari peran dasar historis, pengetahuan berdasarkan orientasi terhadap pengalaman pendidikan masa lalu memiliki keterikatan yang erat karena semua aspek kebijakan yang tumbuh saat ini akan lebih baik dengan belajar dari kegagalan (masa kegelapan) ataupun zaman keemasan sebelumnya. Oleh karena itu zaman kegemilangan ilmu pengetahuan Islam muncul dan berkembang pada setiap fase yang berbeda. Prinsip pendidikan Islam adalah ajaran yang universal beserta dinamis sehingga Islam merupakan Agama yang berpengetahuan luas dan tinggi, tidak bertentangan dengan berbagai unsur disiplin ilmu lainnya. Dengan demikian Islam mempunyai kontribusi yang besar atas pengadopsian berbagai ilmu pengetahuan oleh dunia Barat walaupun sampai saat ini mereka menyangkalnya dengan menciptakan propaganda untuk menghilangkan situs-situs Islam yang fundamental.
ANARKIS EPISTEMOLOGIS PAUL KARL FEYERABEND DAN RELAVANSINYA DALAM ILMU KEAGAMAAN Nyak Mustakim
AZKIA : Jurnal Aktualisasi Pendidikan Islam Vol. 15 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli Aceh- Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58645/jurnalazkia.v15i2.17

Abstract

Tulisan ini memaparkan tentang pemikiran paul F.K. Feyerabend. Feyerabend adalah tokoh yang dikenal “anarkis”. Pemikiran filosofis feyerabend ini nantinya akan digunakan untuk memberikan sebuah kontribusi terhadap epistemologi tafsir. Pembahasan yang menjadi titik fokus pada tulisan ini adalah mengeksplorasi pemikiran “anarkis” Feyerabend, kemudian mencari titik relevansinya dengan ilmu keagamaan yaitu tafsir Al-qur’an terutama berkaitan dengan standarisasi kebenaran atau tolok ukur kebenaran dalam tafsir. Sedangkan hasil dari penelitian dalam tulisan ini adalah pemikiran filosofis Feyerabend bisa dijadikan landasan untuk berfikir dengan kritis, benar, tangguh, tegas, sehingga para pengkaji tafsir bisa memposisikan tafsir dalam posisi kebenarannya yang tegas, tidak bercampur baur dengan kebenaran yang lain. Pemikiran filosofis seperti ini akan dibuktikan, nanti, digunakan untuk memberikan arah berpikir yang bisa mengisi kekurangan dalam tradisi pemikiran pendidikan Islam, dalam hal ini adalah ilmu tafsir. Tulisan ini memang sengaja tidak memberikan contoh-contoh yang bersifat teknis tentang kebenaran sebuah penafsiran, tapi bertujuan untuk memberikan sketsa pemikiran yang luas pada penafsiran tafsir, dari sisi epistemologis, khususnya di bidang metode penafsiran.
KOMPONEN-KOMPONEN DALAM OPERASIONAL PENDIDIKAN Rusnawati, MA
AZKIA : Jurnal Aktualisasi Pendidikan Islam Vol. 15 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli Aceh- Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58645/jurnalazkia.v15i2.18

Abstract

Pendidikan pada hakikatnya merupakan interaksi komponen-komponen yang esensial dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Perpaduan antara keharmonisan dan keseimbangan serta interaksi unsur esensial pendidikan, pada tahap operasional sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Untuk itu, dalam operasional pendidikan yang sering disebut dengan pembelajaran, tentunya memuat komponen-komponen penting. Adapun komponen-komponen yang berperan penting dalam pelaksanaan (operasional) pendidikan tersebut adalah kurikulum, silabus, materi, metode, sarana dan prasarana dan evaluasi. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Selanjutnya penjabaran kurikulum dilakukan pendidik di dalam silabus. Adapun Silabus memuat penjabaran dari standar kompetensi dan kompotensi dasar ke dalam: materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompotensi untuk penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Untuk materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Dalam menyajikan atau menyampaikan materi kepada peserta didik, guru harus menggunakan metode mengajar yang tepat dan juga harus dibantu dengan sarana dan prasarana. Berhasil tidaknya seorang guru menyampaikan materi pada peserta didik atau tercapai tidaknya pelaksanaan dalam pendidikan, ini dapat diketahui dari hasil evaluasi.

Page 1 of 2 | Total Record : 11