cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
REKA RACANA
ISSN : -     EISSN : 24772569     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 24 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 3: September 2018" : 24 Documents clear
Analisis Stabilitas Tubuh Bendungan Raknamo (Hal. 95-104) Putra, Dwi Nanda; Susantin, Sri Hetty
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 3: September 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.949 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i3.95

Abstract

ABSTRAKBendungan Raknamo merupakan bendungan tipe urugan dengan inti tegak pada tubuh bendungan. Bendungan urugan berpotensi mengalami keruntuhan akibat berubahnya tegangan dalam tanah akibat aliran air. Untuk menghindari keruntuhan, maka diperlukan analisis stabilitas yang dihitung secara bersamaan antara aliran air dan deformasi menggunakan metode elemen hingga dan model 2D pada program PLAXIS 2D 2016. Kondisi yang dianalisis yaitu saat selesai konstruksi, muka air normal, muka air maksimum dan muka air minimum, yang akan dikombinasikan dengan beban gempa. Untuk kondisi surut cepat, faktor beban gempa diabaikan. Analisis dengan gempa menggunakan metode gempa pseudostatik. Hasil analisis berupa faktor keamanan (FK) terkritis di hilir terjadi pada kondisi muka air maksimum 1,890 sebelum ada gempa. Faktor keamanan yang dianalisis memenuhi kriteria yang mengacu pada RSNI M-03-2002, dimana nilai faktor keamanan yang diperoleh lebih besar dari kriteria minimum yang disyaratkan.Kata kunci: bendungan Raknamo, analisis stabilitas, faktor keamanan ABSTRACTThe Raknamo dam is an embankment with a center of core rock fill dam. Embankment dam is risky to collapse due to changes of stress while ground water flow. To avoid collapse, it is necessary to do stability analyzes which were calculated simultaneously between water flow and deformation using the finite element method and 2D models in PLAXIS 2D 2016 program. The conditions to be analyzed are after construction, normal water level, high water level, minimum water level, which will be combined with the earthquake load. For rapid drawdown conditions, earthquake loads are ignored. Analysis with earthquake use the pseudostatic earthquake method. The result of analysis in the form of critical safety factor (SF) in the downstream occurred on high water level condition is 1,890. The safety factors analyzed meet the criteria referring to the RSNI M-03-2002, where the value of the safety factor obtained is more than the required minimum criteria.Keywords: the Raknamo dam, stability analysis, safety factor
Upaya Penurunan Energi di Bidang Konstruksi dalam Rangka Mengurangi Dampak Pemanasan Global (Hal. 1-11) Uda, Subrata Aditama K. A.; Wibowo, Mochamad Agung
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 3: September 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (946.219 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i3.1

Abstract

ABSTRAKBangunan hijau (green building) merupakan salah satu upaya menekan pengaruh negatif kegiatan konstruksi terhadap keberlanjutan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mencari upaya dalam menurunkan Embodied Energy (energy terkandung) dan Operational Energy (energi yang digunakan selama masa umur bangunan) pada bangunan konstruksi dalam rangka mengurangi dampak terhadap pemanasan global berdasarkan studi literatur. Metode penelitian dengan pendekatan metode kualitatif dengan mengidentifikasi dan mereview beberapa literatur yang berhubungan dengan upaya penurunan energi pada proyek konstruksi. Hasil penelitian berupa rekomendasi dalam upaya meminimalkan energi yaitu menerapkan peraturan secara tegas tentang green building pada sektor konstruksi, desain/perancangan yang dapat mengurangi energi dengan memanfaatkan cahaya serta sirkulasi udara yang maksimum untuk mengurangi penggunaan AC, memilih material yang rendah energi dan karbon, efisiensi pemanfaatan sumber daya alam dan menerapkan construction waste management plan, dan mengoptimalkan supply chain baik dalam distribusi material maupun peralatan konstruksi akan berdampak pada pengurangan jumlah energi dari bahan bakar dan karbon akibat transportasi yang digunakan.Kata kunci: bangunan hijau (green building), embodied energy, operational energy.
Studi Analisis Batasan Persentase Prategang Parsial pada Struktur Balok Prategang (Hal. 48-59) Yolanda, Devy; Saelan, Priyanto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 3: September 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.803 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i3.48

Abstract

ABSTRAKPengurangan gaya prategang yang diperlukan pada suatu penampang beton prategang penuh (full prestressed) menyebabkan diperlukannya baja tulangan, dan beton prategang berperilaku menjadi beton prategang parsial. Pengurangan gaya prategang akan menimbulkan tegangan tarik yang bilamana tegangan tarik yang terjadi melampaui kuat tarik lentur beton maka akan terjadi retak. SNI 03-2847-2002 membolehkan penggunaan beton prategang parsial namun belum mensyaratkan batasan persentase prategang yang harus digunakan. Oleh karena itu dilakukan studi analisis untuk mengetahui persentase prategang minimal yang dapat digunakan. Studi kasus dilakukan pada persentase prategang 50, 60, 70, 80, dan 90. Dari hasil studi kasus didapatkan bahwa persentase prategang yang semakin kecil akan berakibat tegangan tarik dan lebar retak yang terjadi semakin besar. Persentase prategang harus dipilih sedemikian rupa sehingga lebar retak yang terjadi tidak melampaui lebar retak yang diizinkan. Pada kelima variabel penelitian, batasan minimal persentase prategang yang lebar retaknya tidak melebihi lebar retak yang diizinkan adalah 60%.Kata kunci:  beton prategang parsial, persentase prategang, tegangan tarik, lebar retak ABSTRACTReducing the required prestressing force on a full prestressed concrete section requires the need for reinforcing steel, and prestressing concrete behaves to partial prestressed concrete. Reduction of the prestressing force will cause tensile stress when the tensile stress that goes beyond the tensile strength of the concrete will result in cracking. SNI 03-2847-2002 allows the use of partial prestressed concrete but does not require the limitation of the prestress percentage to be used. Therefore, an analytical study was conducted to determine the minimum prestressed percentage that can be used. The case study was carried out at 50, 60, 70, 80, and 90 prestressed percentages. From the case study it was found that the smaller the prestress percentage would result in greater tensile stress and crack width. The percentage of prestress shall be chosen so that the crack width does not exceed the allowable crack width. In the five research variables, the minimum limit of prestressing percentage whose crack width does not exceed the allowable crack width is 60%.Keywords: partial prestressed concrete, prestress percentage, tensile stress, crack width
Evaluasi Deformasi dan Stabilitas Struktur Tiang Pelat (Pile Slab) di Atas Tanah Gambut (Studi Kasus: Ruas Jalan Tol Pematang Panggang - Kayu Agung, Provinsi Sumatera Selatan) (Hal. 105-116) Munir, Misbahul; Yakin, Yuki Achmad
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 3: September 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (885.425 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i3.105

Abstract

ABSTRAKEvaluasi deformasi dan stabilitas struktur pile slab diterapkan dalam studi kasus yang dilakukan pada ruas jalan Tol Pematang Panggang - Kayu Agung, Sumatera Selatan. Analisis kapasitas daya dukung aksial dan penurunan dilakukan dengan menggunakan metode Mayerhof, metode Poulos, dan program PLAXIS 2D 2017. Analisis mengunakan metode Meyerhof diperoleh kapasitas daya dukung tiang tunggal sebesar 617,591 ton, kelompok tiang sebesar 6.1759,1 ton, sedangkan untuk Penurunan menggunakan metode Poulos diperoleh interaksi ujung sebesar 0,0232 m, interaksi gesek sebesar 0,0567 m, dari PLAXIS 2D diperoleh daya dukung sebesar 7.078,83 ton dengan penurunan sebesar 0 m. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai daya dukung dan penurunan kelompok tiang, baik hasil perhitungan metode empirik maupun numerik menunjukan bahwa struktur pile slab dalam penelitian ini aman terhadap deformasi dan gangguan stabilitas.Kata kunci: penurunan, kapasitas daya dukung, PLAXIS 2D ABSTRACTA case study to evaluate the deformation and stability of pile slab structure was conducted on Pematang Panggang - Kayu Agung Highway Project in South Sumatera. Using Mayerhof method, Poulos method, and  PLAXIS 2D 2017 program to analyze the axial bearing capacity and settlement of the structure. Resulted a single pile bearing capacity value of 617.591 tons, group pile bearing capacity value of 6,175.91 tons, with settlement interaction value of 0.0232 m, settlement frictional interaction value of 0.0567 m using the Poulos method, and bearing capacity value of 7,213.3 tons with settlement value of 0 m using PLAXIS 2D software. As a result bearing capacity and settlement pile grup, the use of both numerical and empirical method show that pile slab structure in this research is safe from instability and deformation.Keywords:  settlement, bearing capacity, PLAXIS 2D
Pengembangan Kategori Edukasi Berkelanjutan dalam Penilaian Green Campus di Indonesia (Hal. 12-19) Qomaruzzaman, Irvan; Evelina, Rindu; Wimala, Mia
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 3: September 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.601 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i3.12

Abstract

ABSTRAKGreen campus adalah konsep yang memanfaatkan kampus sebagai media untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan keberlanjutan ke dalam kebijakan, manajemen maupun kegiatan perguruan tinggi. Berdasarkan standar yang telah ada, edukasi menjadi hal mendasar yang dipertimbangkan dalam penilaian suatu green campus. Dengan perkembangan isu keberlanjutan yang sangat pesat, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kategori Education (ED) dari UI GreenMetric untuk menjadi standar yang lebih efektif. Pengembangan kategori dilakukan dengan membandingkannya dengan kategori sejenis dari STARS. Pembobotan ulang terhadap sub kategori, beserta indikator dan sub indikator baru selanjutnya dilakukan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process. Empat sub kategori yang berhasil dikembangkan meliputi Akademik Berkelanjutan, Pengembangan Profesional Berkelanjutan, Dukungan Berkelanjutan, dan Penilaian Berkelanjutan. Studi kasus di Universitas Katolik Parahyangan juga dilakukan untuk tujuan verifikasi dari kategori Edukasi Berkelanjutan (EB) yang baru.Kata kunci: green campus, standar penilaian, UI GreenMetric, STARS ABSTRACTGreen campus is a concept that leverages the campus as a medium to integrate the concept of sustainability into policy, management and university activities. Based on existing standards, education has been regarded as one of the fundamental things considered in green campus assessment both in Indonesia and in some other countries. With the rapid development of sustainability issues in recent years, this research aims to develop GreenMetric UI into a more effective green campus assessment standard, focusing on the Education (ED) category. The development of this ED category was done by comparing it with similar categoriesof STARS, the green campus standard in the United States. The re-weighting of sub categories, together with the new indicators and sub-indicators contained in this category, was subsequently carried out using the Analytic Hierarchy Process method. The four sub-categories which were successfully developed in this research include Sustainable Academic, Sustainable Professional Development, Sustainable Support, and Sustainable Assessment. For verification purpose, a study on campus performance at Universitas Katolik Parahyangan was conducted using the newly developed category. Kata Kunci: green campus, asssessment standard, UI GreenMetric, STARS
Perbandingan Analisa Perkerasan Metode Bina Marga Revisi Juni 2017 dan AASHTO 1993 (Studi Kasus pada Pekerjaan Rencana Preservasi Ruas Jalan Jatibarang-Langut TA 2017) (Hal. 60-71) Sumarsono, Sony; Gultom, Heru Judi H.
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 3: September 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.131 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i3.60

Abstract

ABSTRAKJalan raya merupakan salah satu prasarana transportasi di Indonesia yang sering digunakan untuk menunjang kegiatan perekonomian khususnya pada jalan nasional. Namun, seringkali di jalan nasional terdapat kerusakan-kerusakan pada perkerasan jalan yang membuat kenyamanan pengendara terganggu. Salah satu ruas jalan nasional tersebut adalah jalan Jatibarang-Langut yang berada di jalur Pantura Jawa Barat. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui penyebab kerusakan perkerasan jalan tersebut yaitu survei traffic counting dan pengujian lendutan dengan alat Falling Weight Deflectometer (FWD) yang dalam perencanaan perhitungan tebal perkerasan akan dibandingkan menggunakan metode Bina Marga Revisi Juni 2017 dan AASHTO 1993. Data sekunder yang diperlukan adalah data daya dukung tanah dasar. Data primer yang diperoleh yaitu volume lalu lintas dan pengujian lendutan. Hasil perhitungan modulus tanah dasar 34,34 MPa dan modulus perkerasan 1.806,80 MPa. Sedangkan hasil perhitungan tebal perkerasan dengan CESA metode Bina Marga Revisi Juni 2017 47,42 cm dan CESA AASHTO 1993 38,74 cm.Kata kunci: Jatibarang-Langut, survei traffic counting, Falling Weight Deflectometer (FWD), Bina Marga Revisi Juni 2017, AASHTO 1993. ABSTRACTThe highway is one of the transportastion infrastructure in Indonesia which is often used to support economy activities especially on national road. However, often on the national road there are damages on pavement that makes disturbed rider’s comfort. The one of the national road segment is road Jatibarang-Langut located on the path Pantura, west Java. The testing done determine the cause of the pavement damege is survey traffic counting and deflection testing with Falling Weight Deflectometer (FWD) in planning pavement thickness calculation will be compared by using Bina Marga method Revision June 2017 and AASHTO 1993. The secondary data required is ground carrying capacity data. The primary data required os traffic volume and deflection testing. The calculation results of the basic soil modulus 34,34 MPa and pavement modulus 1.806,80 MPa. While the results of pavement thickness calculation by CESA method Bina Marga Revision June 2017 47,42 cm dand CESA AASHTO 1993 38,74 cm.Keywords: Jatibarang-Langut, survey traffic counting, Falling Weight Deflectometer (FWD), Bina Marga Revision June 2017, AASHTO 1993.
Penanganan Sedimentasi di Pelabuhan Tanjung Api-Api pada Sungai Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan (Hal. 117-126) Taredja, Ken Wiralino; Nugroho, Eka Oktariyanto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 3: September 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1159.223 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i3.117

Abstract

ABSTRAKPenumpukan sedimentasi adalah salah satu permasalahan yang dihadapi oleh terminal pelabuhan. Terminal pelabuhan dituntut memberikan fasilitas sarana dan prasarana serta pelayanan sebaik-baiknya agar sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Penyebrangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penanganan sedimentasi yang terjadi pada Pelabuhan Tanjung Api-Api. Sedimentasi yang terjadi pada Pelabuhan Tanjung Api-Api dihitung dengan perhitungan numerik menggunakan aplikasi MIKE 21. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa batimetri, pasang surut, gelombang, dan debit. Dari hasil pemodelan didapatkan penumpukan sedimentasi pada pelabuhan penyebrangan sebesar 0,24 mdalam 3 bulan dan dipilih penanganan dengan cara melakukan pengerukan alur hingga -5 m.Kata kunci: pelabuhan, sedimentasi, alur ABSTRACTSedimentation is one of the problems in the port terminals. Port terminals are required to provide facilities, infrastructure and services as written in the regulation PM 51 2015 on the Port Distribution Port. This research aims to explore how to deal with the sedimentation at Tanjung Api-Api Port. Sedimentation that at Tanjung Api-Api Port was calculated by numerical calculation using MIKE 21 application. The data input for numerical model is used form previous study. The input data are bathimetry, tidal, wave, and discharge. The computation shows than the dredging channel by –5 m is proven to be the best design among afters scenario. The calculation of sedimentation depth is similar as primary data and has acknowledge 0,24 in 3 month.Keywords:  port, sedimentation, channel
Analisis Biaya Hidup Aset pada Infrastruktur Pengangkatan Air Baku di Daerah Karst (Hal. 20-27) Arifin, Muhammad Luqman Nur Rouf; Fathani, Teuku Faisal; Priyosulistyo, Henricus
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 3: September 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.463 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i3.20

Abstract

ABSTRAKKawasan karst Gunungsewu yang terbentang dari Kabupaten Gunung Kidul, Wonogiri hingga Pacitan memiliki banyak lembah kering dan mengalami kelangkaan air permukaan. Kekeringan melanda saat musim kemarau datang, sedangkan pada saat musim penghujan, umumnya air ditampung di penampungan air hujan (PAH) sederhana. Adanya program Pengangkatan Air Tenaga Surya (PATS) di beberapa lokasi di Kawasan karst Gunungsewu telah berhasil membantu warga dalam mengurangi masalah kekeringan. Penelitian ini menganalisis biaya hidup aset infrastruktur pengangkatan air baku menggunakan energi terbarukan (PATS) dan Pengangkatan Air Tenaga Diesel (PATD) di daerah karst. Lokasi yang dipilih adalah di Dusun Banyumeneng, Kabupaten Gunung Kidul yang mulai beroperasi tahun 2016. Analisis biaya hidup aset meliputi biaya awal, biaya perawatan dan perbaikan, biaya penggantian komponen dan biaya penghapusan. Hasil analisis nilai kini aset menunjukkan bahwa nilai pada akhir umur layan PATS Banyumeneng sebesar (+)Rp66.240.298,00 untuk penggunaan energi surya, dan (-)Rp30.997.539,00 untuk penggunaan energi diesel. Nilai positif pada hasil analisis biaya hidup aset PATS menunjukkan bahwa infrastruktur PATS Banyumeneng menguntungkan secara ekonomi untuk dibangun dan beroperasi menggunakan tenaga surya.Kata kunci: biaya hidup aset, pengangkatan air tenaga surya, pengangkatan air tenaga diesel, nilai kini asset, karst Gunungsewu ABSTRACTThe Gunungsewu karst area which stretches from Gunung Kidul Regency, Wonogiri to Pacitan has many dry valleys and experiences a scarcity of surface water. Drought occurs when the dry season comes, while during the rainy season, water is generally stored in simple rainwater storage (PAH). The existence of a Solar Water Pumping System (PATS) in several locations in the Gunungsewu karst area has succeeded in helping residents in reducing drought problems. This study analyzes the life cycle cost of water supply infrastructure using renewable energy technology (PATS) and diesel technology (PATD) in the karst area. The chosen location was in Banyumeneng Hamlet, Gunung Kidul Regency which began operations in 2016. Analysis of life cycle cost includes initial costs, maintenance and repair costs, replacement costs and salvage value. Present value of assets show that the value at the end of the service life of PATS Banyumeneng is (+)Rp66,240,298.00 for the use of solar energy, and (-)Rp 30,997,539.00 for the use of diesel energy. The positive value on the results of the PATS life cycle cost analysis shows that the PATS Banyumeneng infrastructure is economically profitable to build and operate.Keywords: life cycle cost, solar water pumping system, diesel powered water pumping system, present value of asset, Gunungsewu karst area
Perancangan Koordinasi Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) pada Simpang Jalan PH. H. Mustafa – Jalan Cikutra dan Simpang Jalan PH. H. Mustafa – Jalan Cimuncang (Hal. 72-82) Manurung, Daniel Firdaus; Herman, Herman; Maulana, Andrean
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 3: September 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.61 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i3.72

Abstract

ABSTRAKPermasalahan yang terjadi di pesimpangan salah satunya adalah antrian kendaraan dan tundaan. Karena itu dibutuhkan sarana dan prasarana yang bekerja dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merencanakan koordinasi alat pemberi isyarat lampu lalu lintas pada simpang Jalan PH. H. Mustofa-Jalan Cikutra dan Jalan PH. H. Mustofa-Jalan Cimuncang menggunakan PTV Vissim. Simulasi dilakukan menggunakan 3 kondisi yaitu kondisi eksisting, kondisi terkoordinasi dan kondisi koordinasi - optimasi. Kondisi terkoordinasi dirancang agar saat kendaraan melewati 2 simpang tersebut tidak berhenti dan mengurangi tundaan dan panjang antrian. Hasil simulasi didapatkan bahwa saat dikoordinasikan pada simpang Jalan PH. H. Mustafa-Jalan Cikutra mengalami penurunan tundaan dan antrian. Penurunan terjadi karena kendaraan yang melewati kedua simpang tersebut tidak terhenti akibat sinyal merah. Sedangkan untuk tingkat pelayanan mengalami peningkatan tingkat pelayanan.Kata kunci: simpang, koordinasi, PTV Vissim.ABSTRACTProblems that occur in the intersection of one of them is the queue of vehicles and delays. So it takes facilities and infrastructure that work well. The purpose of this study is to plan the coordination of traffic light signaling equipment at the intersection of Jalan PH. H. Mustofa-Jalan Cikutra and Jalan PH. H. Mustofa-Jalan Cimuncang using PTV Vissim. Simulation is done using 3 condition that is existing condition, co-ordinated condition and coordinated condition - optimization. Coordinated condition while the vehicle is designed to pass through the two intersections did not stop and reduce delays and long queues. the simulation results obtained that when coordinated at the intersection of PH. H. Mustofa street – Cikutra street decreased delays and queues. The decreased because the vehicle passing of two intersection were not stoppep by red signal. As for the level of service has increased the level of service.Keywords: intersection, coordination, PTV Vissim.
Transformasi Gelombang Swell dan Gelombang Angin di Perairan Selatan Bali (Hal. 28-39) Suciaty, Fitri
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 3: September 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1860.434 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i3.28

Abstract

ABSTRAKGelombang swell dengan energi yang besar dan dapat menjalar hingga ratusan kilometer dari daerah pembangkitannya diketahui berpotensi merusak struktur pantai dan juga dapat mengganggu segala aktivitas yang dilakukan di pantai. Gelombang swell juga dinyatakan memberikan pengaruh yang besar pada inundasi yang terjadi di sepanjang pantai selatan Jawa dan Bali pada tanggal 4-9 Juni 2006 (Nugraheni, dkk., 2017). Studi transformasi gelombang swell dan gelombang angin di perairan selatan Bali dilakukan dengan pemodelan numerik  gelombang menggunakan model gelombang generasi ketiga SWAN model. Simulasi dilakukan dengan tiga nested grid dengan resolusi grid #1, #2 dan #3; masing-masing sebesar 0.05o, 0.005o, dan 0.001o. Simulasi dilakukan untuk dua buah skema pemodelan, yaitu model gelombang swell dan model gelombang angin. Hasil model menunjukan kesesuaian dengan data pengamatan. Hasil simulasi memperlihatkan gelombang swell yang berasal dari Samudera Hindia mendominasi kondisi gelombang di perairan selatan Bali selama periode simulasi (18 Desember 2011-6 Februari 2012). Dibandingkan dengan gelombang angin, gelombang swell menghasilkan tinggi gelombang yang lebih besar baik di lepas pantai maupun di area dekat pantai. Gelombang swell mengalami refraksi yang kuat di sekitar Bukit Peninsula.Kata kunci: gelombang Swell, gelombang angin, pemodelan transformasi gelombang. ABSTRACTSwells with its large energy can propagate up to hundreds of kilometers from the generation location. Therefore, swells have the potential to damage the structure of the coast and also can disrupt all activities carried out on the coast. Swells were also stated to have a major influence on the inundation that occurred along the southern coast of Java and Bali on June 4 to 9, 2006 (Nugraheni, et al., 2017). The study of swells and wind waves transformations in the waters of southern Bali is carried out by numerical wave modeling using a third generationwave model SWAN model. Nested grids are used with spatial resolution of grid #1, #2 and #3; is 0.05o, 0.005o, and 0.001o, respectively. Simulations are carried out for two modeling schemes that areswell models and wind wave models. The simulation shows compliance with observation data. The result shows swells originating from the Indian Ocean mostly dominated wave conditions in the waters of southern Bali during simulation period (18 Desember 2011-6 Februari 2012).  Compared to wind waves, swells produce higher wave both in offshore and coastal area. Swells experienced a strong refraction around the Bukit Peninsula.Keywords: swell, wind wave, wave transformation model.

Page 1 of 3 | Total Record : 24