cover
Contact Name
-
Contact Email
mojokertostikesmajapahit@gmail.com
Phone
+6282244825241
Journal Mail Official
medicamajapahit6@gmail.com
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Jl. Raya Gayaman Km 02 Mojoanyar Mojokerto 61363 Email: mojokertostikesmajapahit@gmail.com
Location
Kota mojokerto,
Jawa timur
INDONESIA
Medica Majapahit
ISSN : 20853793     EISSN : 30636132     DOI : https://doi.org/10.55316/mm.
Core Subject : Health, Social,
The Majapahit Medical Journal is a journal dedicated to publishing research conducted by the academic community of STIKes Majapahit with the aim of improving public health. The Majapahit Medical Journal has been published online since 2009 under the guidance of LPPM with the number P-ISSN: 2085-3793 and e-ISSN : 3063-6132 The Medica Majapahit Journal publishes the work of students, lecturers, researchers, and practitioners in the health sector in the following fields: 1. Public Health 2. Nursing 3. Midwifery 4. Epidemiology 5. Health Management 6. Statistics and Population 7. Health Services 8. Community Mental Health 9. Nutrition and Malnutrition 10. Other Health and Medical Fields The Medica Majapahit Journal is published twice a year, in March and September. Researchers interested in publishing their work in Medica Majapahit must submit their manuscripts through https://ejournal.stikesmajapahit.ac.id/index.php/MM/user/register then undergo the editing process as suggested by the reviewer. The review and publication process takes a maximum of 1 month.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 9 No 2 (2017): Medica Majapahit" : 7 Documents clear
EFEKTIFITAS LAUGHING THERAPY DAN RELAKSASI OTOT TERHADAP STRES LANSIA DI PANTI WERDHA MAJAPAHIT Dessy Ayuningtyas; Julia Ari Santi; Arifatur Rizal; Nurul Mawaddah
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9 No 2 (2017): Medica Majapahit
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 An increase in the number of elderly people in Indonesia causes health problems associated with the elderly. According to Stanley (2006), one of the problems we can see to be a phenomenon in the elderly is stress. Stress gives a total impact of the individual is physical, social, intellectual, psychological and spiritual. One of the stress management that is Laughing Therapy combined with muscle relaxation. This is because the effects caused by stress not only cause psychological changes in the elderly but also on physical changes. The purpose of this study is to determine the effectiveness of the provision of laughing therapy and muscle relaxation as stress management in the elderly. This research uses Quasy Experiment Pretest-Posttest Control Group Design method. Number of respondents were 40 respondents divided into control and treatment groups according to inclusion criteria, Respondents were given laughing therapy and muscle relaxation as much as 6 meetings in 3 weeks. Stress level gauge used is PSS (Percieved Stress Scale). The results of the study were 13 (65%) suffered from moderate stress. In the treatment group, 14 (70%) had mild stress. Analysis of research data using T-Test Paired with pvalue = 0,049 (a <0,05) which means there is giving of laughing therapy and muscle relaxation as stress management at elderly.
MENYUSUI SECARA EKSKLUSIF PADA ENAM BULAN PERTAMA KEHIDUPAN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI SEBAGAI PREDIKTOR DI INDONESIA Elyana Mafticha
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9 No 2 (2017): Medica Majapahit
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi baru lahir. Setiap bayi baru lahir seharusnya menerima asupan nutrisi ASI segera setelah lahir, disusui secara eksklusif pada usia 0-6 bulan pertama kehidupan, dan dapat dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun. Di Indonesia pemberian ASI merupakan suatu tradisi, namun tidak semua diberikan secara eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan pemberian ASI secara eksklusif di Indonesia dengan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Data penelitian diambil dari data survei demografi dan kesehatan indonesia tahun 2012 dengan jumlah responden 14.342 ibu dan bayi. Hasil analisis menggunakan uji Chi-Square dengan p-value 0.05 menunjukkan bahwa secara signifikan bayi yang difasilitasi kegiatan IMD, berkesempatan 5 kali lebih besar menerima nutrisi ASI secara ekslusif. Hasil penelitian ini memberikan suatu penguatan bahwa IMD harus senantiasa dilaksanakan pada setiap persalinan dimana keadaan ibu dan bayi baru lahir sehat dan pada keadaan tidak ditemukan faktor kontraindikasi pelaksanaan IMD.
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD (INTRA UTERINE DEVICE) DI DESA KARANGJERUK JATIREJO MOJOKERTO Dian Irawati
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9 No 2 (2017): Medica Majapahit
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angka kelahiran merupakan salah satu pentunjuk pertumbuhan penduduk di suatu negara. Angka kelahiran kasar (crude birth rate) di Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan angka 22 kelahiran per 1.000 penduduk. Tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia telah mengalami peningkatan dalam 20 tahun terakhir. Antara tahun 1990 dan 2000 sebesar 1,44%, namun antara tahun 2000 dan 2010 sedikit meningkat menjadi 1,49% (SDKI, 2012). Salah satu cara untuk menekan angka kelahiran adalah dengan program keluarga berencana (KB) melalui penggunaan kontrasepsi oleh pasangan usia subur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepi IUD. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Desa Karangjeruk Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto pada tanggal 01 – 31 Mei 2017. Populasi pada penelitian ini adalah akseptor KB aktif pada tahun 2017. Sampel diambil dengan cara simpel random sampling dengan besar sampel sebanyak 91 responden. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan data dianalisis dengan uji regresi logistic dengan bantuan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 22% responden memilih kontrasepsi IUD. Hasil uji regresi logistic menunjukkan bahwa faktor penghasilan, paritas, dan pengetahuan mempengaruhi responden dalam memilih alat kontrasepsi IUD. Hasil uji statistic multivariate menunjukkan bahwa faktor pengetahuan merupakan faktor terkuat yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi IUD dengan nilai P sebesar 0.01. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan pemahaman pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi melalui kegiatan kelas ibu maupun kelas bapak sehingga dapat meningkatakan pemakaian kontrasepsi IUD.
PENGALAMAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN DENGAN MASALAH FISIK DISERTAI GANGGUAN JIWA DI RUANG BEDAH : STUDI FENOMENOLOGI Indah Mukarromah; Retty Ratnawati; Retno Lestari
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9 No 2 (2017): Medica Majapahit
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan di rumah sakit umum memiliki kemungkinan menerima pasien keluhan fisik disertai gangguan jiwa terutama di ruang bedah. Keberadaan pasien tersebut di ruang bedah menimbulkan beberapa persoalan seperti merusak fasilitas di ruang tersebut sehingga perawat perlu meningkatkan pengawasan dan observasi ekstra kepada pasien tersebut. Karena membutuhkan kewaspadaan terkait kesadaran pasien dengan gangguan fisik yang disertai gangguan jiwa sehingga seringkali mengakibatkan tidak optimalnya dokumentasi pasien dan terlambatnya jadwal timbang terima. Sehingga mengakibatkan perawatan pada pasien lain tidak optimal, pendokumentasian kadang tidak terselesaikan dengan paripurna, dan terlambatnya pelaksanaan jadwal timbang terima. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang persepsi perawat dalam merawat pasien dengan keluhan fisik yang disertai gangguan jiwa namun untuk penelitian yang berfokus pada pengalaman perawat belum ada. Tujuan penelitian ialah mengeksplorasi pengalaman perawat dalam merawat pasien gangguan jiwa di ruang bedah. Metode : Desain penelitian kualitatif pendekatan fenomenologi interpretif. Wawancara partisipan menggunakan panduan wawancara melibatkan 8 orang secara purposive sampling di ruang bedah RSUD Jombang. Analisis data menggunakan analisis tematik Braun & Clark. Hasil : penelitian ini menemukan delapan tema, yaitu 1) menemukan tanda gangguan jiwa pasien; 2) merasakan tegang menghadapi pasien gangguan jiwa; 3) termotivasi untuk menolong pasien; 4) meski kewalahan namun tetap merawat pasien dalam menangan masalah fisik dan mental secara bersamaan; 5) lebih waspada untuk menciptakan lingkungan perawatan yang nyaman bagi pasien gangguan jiwa; 6) terhambat dengan kelengkapan penunjang pelayanan keperawatan jiwa; 7) merasakan emosi yang beragam saat merawat pasien; 8) mengharapkan adanya pembenahan sumber daya pelayanan keperawatan jiwa. Kesimpulan : pengetahuan dan ketrampilan serta pengalaman berperan penting untuk merawat pasien disertai gangguan jiwa. Meski merasakan ketidaktenteraman pikiran namun terdapat kepuasan dIsaat merawat pasien tersebut. Perawat berupaya memaksimalkan kemampuannya diantara dua kondisi pasien yang mengalami gangguan jiwa dan gangguan pada fisik
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO Dwi Helynarti Syurandari; Nurul Mawaddah; Asih Media Yuniarti; Arief Fardiansyah
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9 No 2 (2017): Medica Majapahit
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah kesehatan jiwa yang ada dimasyarakat dapat berdampak pada individu, keluarga dan masyarakat itu sendiri. Kemampuan perawat harus ditingkatkan agar dapat memberikan pelayanan keperawatan jiwa kepada pasien gangguan jiwa sehingga menjadi mandiri dan produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa. Desain penelitian menggunakan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling dan didapatkan jumlah responden sesuai kriteria adalah 18 responden. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia (p=0,047, p<a), lama programmer (p=0,002, p<a) dan masa kerja (p=0,022, p<a) dengan kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa. Diharapkan perawat pemegang program jiwa mampu meningkatkan peran dan fungsinya dalam merawat pasien gangguan jiwa, sehingga membantu klien untuk mempertahankan fungsinya dan memandirikan klien dikomunitas
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KELULUSAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA S1 KEPERAWATAN DI STIKES MAJAPAHIT MOJOKERTO Uswatun Khasanah; Henry Sudiyanto; Fitria Wahyu Ariyanti; Atikah Fatmawati
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9 No 2 (2017): Medica Majapahit
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelulusan Uji kompetensi Ners menjadi perhatian khusus karena bagi profesi perawat yang gagal dalam uji kompetensi mereka tidak akan terdaftar sebagai calon perawat di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan motivasi, pengalaman, dan karakteristik kepribadian dengan tingkat kelulusan uji kompetensi ners. Desain penelitian ini adalah analitik korelational dengan rancang bangun penelitian cross sectional. Total populasi adalah 228 mahasiswa Prodi S1 Keperawatan yang telah mengikuti uji kompetensi Ners. Jumlah sampel adalah 36 mahasiswa yang di ambil dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, analisis data menggunakan uji chi squere. Hasil penelitian berdasarkan uji statistik chi square dengan taraf signifikan α = 0,05, diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara faktor motivasi dengan tingkat kelulusan uji kompetensi (0,000 < 0,05), tidak ada hubungan antara pengalaman dengan tingkat kelulusan uji kompetensi (0,143 > 0,05) dan ada hubungan antara karakteristik kepribadian dengan tingkat kelulusan uji kompetensi (0,004< 0,05). Peneliti berharap agar peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat kelulusan uji kompetensi Ners di Indonesia, sehingga dapat menemukan solusi tepat untuk memecahkan masalah kegagalan dalam tes uji kompetensi Ners
HUBUNGAN DURASI PEMBERIAN RESTRAIN DENGAN RISIKO PERILAKU MARAH BERULANG PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG-MALANG Icha Suryani; Anndy Prasetya
MEDICA MAJAPAHIT Vol 9 No 2 (2017): Medica Majapahit
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The main problem that often occurs in patients with schizophrenia is violent behavior. Violent behavior is a condition in which a person performs a physically harmful act to himself, others, or the environment. In the management of violent behavior there are 3 prevention strategies, anticipation strategies and restraint strategies. While the binding (restrain) is part of the restraint strategy. This study aims to analyze the relation of duration of restrain administration with risk of recurrent anger behavior in patients with schizophrenia in RSJ. Radjiman Wediodiningrat Lawang, Malang. The design of this study was descriptive correlation with cross sectional study method, by using simple random sampling technique with the number of samples of 32 patients at RSJ Dr. Rdjiman Wediodiningrat Lawang. The study was in April 2017. The result of this research shows that most respondents of violence behavior indicated restrain >4 hours that is 23 respondents (71,9%) and for the risk of repeated violent behaviormost of the respondents are 18 respondents (56,3%). Based on the calculation of Fisher's Exact Test statistics above shows the significance level 0.002 <0.05 then Ho is rejected, which means there is a relation of restrained duration with risk of recurrent anger behavior in patients with schizophrenia in RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Recurrence will not arise if from symptoms that have already made progress. Observation of action is an indicator of the effectiveness, efficiency and quality of care provided to treated patients.

Page 1 of 1 | Total Record : 7