cover
Contact Name
Mita Yuniati
Contact Email
mitayuniati@unesa.ac.id
Phone
+6285736219539
Journal Mail Official
mitayuniati@unesa.ac.id
Editorial Address
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Gedung A3 Lt. 2, Fakultas Teknik - Universitas Negeri Surabaya
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Online Tata Busana
Jurnal Online Tata Busana berisi hasil penelitian bidang Fesyen baik di kependidikan maupun non kependidikan. Focus and Scope: - Pendidikan Tata Busana - Fesyen - Tekstil - Kriya tekstil - Teknologi menjahit - Pola Busana - Manajemen dan Kewirusahaan Fesyen
Articles 496 Documents
Pengaruh Jarak Lilitan Benang dan Lapisan Kain Denim Terhadap Hasil Jadi Arashi Shibori Motif Horizontal Stripes LIS JUJE, OKTAVINA
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6679

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil jadi arashi shibori motif horizontal stripes ditinjau dari hasil motif, hasil pewarnaan dan pengaruh jarak lilitan benang pada lapisan kain denim. Penelitian ini termasuk jenis eksperimen, yang memiliki variabel bebas yakni jarak lilitan benang 1,5 cm, 2 cm dan lapisan 1, 2, 3, dan 4 kain denim. Variabel terikat yakni hasil arashi shibori motif horizontal stripes pada aspek hasil motif dan hasil pewarnaan, dan variabel kontrol yakni jenis warna, jumlah takaran warna, waktu pencelupan kain, alat yang digunakan dan orang yang mengerjakan. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dengan daftar checklist kepada 30 orang observer. Untuk analisis data menggunakan anava ganda dengan signifikansi 5% (p<0,05). Hasil jadi arashi shibori motif horizontal stripes yang terbaik pada jarak lilitan benang 1,5 cm lapisan 1 dan hasil pewarnaan yang terbaik pada jarak lilitan benang 1,5 cm dan 2 cm lapisan 1. Hal ini karena hasil motif terlihat jelas dan hasil pewarnaannya tajam. Sedangkan hasil perhitungan statistik menggunakan SPSS 21, menunjukkan ada pengaruh antara jarak lilitan benang dan lapisan kain denim karena semakin besar jarak lilitan benang akan menghasilkan motif interval yang lebar. Sedangkan ditinjau dari aspek pewarnaan tidak ada pengaruh jarak lilitan benang terhadap hasil pewarnaan. Namun ada pengaruh jumlah lapisan kain denim terhadap hasil pewarnaan yang terbaik pada lapisan 1. Kata kunci: jarak lilitan benang, lapisan kain denim, motif horizontal stripes. Abstract This research applying Arashi Shibori horizontal stripes motif with thread banding space 1.5 cm and 2 cm by using denim fabric layer. The purpose of this research were to know the outcome of Arashi Shibori horizontal stripes motif viewed from result of motif, coloration, and the effect of thread banding space on layer of denim fabric. This research was experimental research, which has independent variable thread banding space 1.5 cm, 2 cm and denim fabric layer 1, 2, 3, and 4. The dependent variable was result of Arashi Shibori horizontal stripes motif viewed from motif result and dying, also controlled variables were type of dye, quantity of dye, dying time, tool used and people conducted. Data collecting method used was observation with check list performed by 30 observers. Data analyzed using two way anava with significance 5% (p < 0.05). The best outcome of Arashi Shibori horizontal stripes motif was at thread banding space 1.5 cm 1 layer, and the best dying was on thread banding space 1,5 cm and 2 cm 1 layer. It because motif resulted looks clear and the color is sharp. Statistic calculation using SPSS 21 shows that there are effects of thread banding space and denim fabric layer, because the more thread banding space produced more interval motif. Viewed from dying aspect there was no effect of thread banding space toward dying result, but there was effect of denim fabric layer toward dying result and the best dying was 1 layer. Keywords: thread banding space, denim fabric layer, horizontal stripes motif
Pengaruh Ukuran Tubuh dan Jumlah Boning Terhadap Hasil Jadi Strapless IRMAYANTI, RINI
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6680

Abstract

Abstrak Strapless adalah busana tanpa tali di pundak yang dibuat pas badan dan diberi penyangga agar bentuknya stabil dan tidak turun bila digunakan. Strapless dibagi menjadi 3 jenis yaitu: princess bodice, princess torso, dan bra-top empire.. Penelitian ini membuat strapless jenis princess bodice pada ukuran tubuh M dan L menggunakan jumlah boning yang berbeda yaitu boning 8, boning 10, dan boning 12.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran tubuh, jumlah boning serta interaksi ukuran tubuh dengan jumlah boning terhadap hasil jadi strapless Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen, yang memiliki variabel bebas yaitu ukuran tubuh dan jumlah boning yang berbeda, variabel terikat yaitu hasil jadi strapless dan variabel kontrol yaitu orang yang membuat pola dan yang menjahit, pecah pola strapless, bahan, penempatan boning, dan teknik jahit yang digunakan. Metode pengumpulan data adalah observasi dengan lembar observasi berupa daftar checklist kepada 30 orang observer. Hasil uji statistik varian klasifikasi ganda menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh ukuran tubuh terhadap hasil jadi strapless, tetapi yang mempengaruhi hasil jadi strapless adalah jumlah boning. Hasil uji statistik juga menunjukkan tidak ada interaksi antara ukuran tubuh dengan jumlah boning terhadap hasil jadi strapless. Kata kunci: strapless, boning, ukuran tubuh Abstract Strapless is dress with no straps at the shoulders are made ??to fit the body and given a stable buffer in order to shape and not sag when used . Strapless divided into 3 types, there are princess bodice, princess torso, and bra -top empire. This research made princess bodice strapless on body size M and L using a different amount boning, there are 8 boning, 10 boning, and 12 boning. The purpose of this research was to know effect of body size, amount boning also interactions body size and boning the outcome of strapless This research included in experimental research which has independent variable there are body size and the amount of different boning, dependent variable there are the result of the strapless and controlled variable there are body size M and L, the person making the pattern and the sewing, burst pattern strapless, materials, placement of boning , and sewing techniques are used. Data collecting method was research observation with check list to 30 people observer. The results of two way anova statistical test showed that there was no effect of body size on the outcome of strapless, but which affect the results so strapless is the amount of boning. Statistical test results also showed no interaction between body size with the amount of boning the results of strapless. Keywords: Strapless, boning, body size.
Respon Konsumen Terhadap Produk Boneka Limbah Knit Sebagai Alternatif Usaha di Home Industry NURMIYANI, MARITA
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6681

Abstract

Abstrak Boneka merupakan produk yang masih digemari oleh sebagian besar masyarakat. Boneka mengalami perkembangan dari tahun ke tahun baik dari tekstur, warna, jenis, dan bahannya. Produk boneka menggunakan bahan limbah knit merupakan sebuah inovasi dalam rangka mendapatkan respon dari konsumen. Tujuan penelitian yaitu untuk mendapatkan respon konsumen terhadap produk boneka limbah knit yang mencakup desain, warna, bahan, kekuatan dan kerapian jahitan, untuk mengetahui produk boneka mana yang dapat dijadikan sebagai alternatif usaha di home industry, dan menganalisis produk bila ditinjau dari teori SWOT. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang variabel, bukan informasi tentang individu-individu. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dilakukan pada 50 responden yang berada di Royal Plaza Surabaya. Teknik analisis data yang digunakan adalah persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa respon konsumen terhadap desain produk boneka yang paling disukai berturut-turut adalah desain boneka kartun (42%), manusia (28%), fauna (20%) dan flora (10%). Selanjutnya terkait berbagai macam jenis desain boneka yang dibuat maka yang paling disukai berturut-turut adalah boneka jeruk (42%). beruang (40%), dan hello kitty (28%). Selanjutnya desain boneka manusia yang dipilih adalah yang berambut keriting (36%). Warna yang paling disukai adalah warna primer baik untuk jenis boneka flora (74%), kartun (66%), dan fauna (62%). Warna primer untuk jenis boneka manusia adalah warna untuk baju (50%) dan rambut (40%). Kombinasi warna rambut yang dipilih adalah kombinasi warnah soft (38%). Terkait dengan bahan, responden menyatakan bahan boneka mempunyai tekstur yang halus (84%) dan bahan pengisinya (dakron) lembut (68%). Semua jenis boneka yang dibuat dari limbah knit mempunyai jahitan yang kuat dan rapi. Produk boneka yang dapat dijadikan sebagai alternatif usaha di home industry adalah produk boneka yang mendapatkan persentase tertinggi. Adapun jenis produk bonekanya adalah jeruk (42%), beruang (40%), manusia rambut keriting (36%) dan hello kitty (28%). Terkait dengan analisis SWOT produk boneka limbah knit terjabar sebagai berikut terdapatnya sumber daya manusia yang berpotensi untuk membuat boneka sebagai kekuatan (strenght). Kelemahannya (weakness) adalah keterbatasan modal, usaha untuk memiliki merek (brand), dan belum adanya pengecer boneka. Peluangnya (opportunity) adalah ketersediaan bahan limbah knit dan kegemaran masyarakat terhadap boneka. Ancamannya (threath) adalah persaingan untuk membuat produk boneka yang berkualitas. Simpulan penelitian bahwa mayoritas memberikan respon yang positif terhadap produk boneka limbah knit sehingga produk boneka limbah knit dapat dijadikan sebagai alternatif di home industry. Kata kunci: Boneka Limbah Knit, Respon Konsumen , Home Industry, Analisis SWOT. Abstract Doll is a product which still loved by almost people. Doll sustaining evolution year by year in it texture, color, variety, and material. Doll product using knit waste is an innovation in order to get response of consumer. The research purposes were to get consumer response on product of knit waste doll including design, color, material, strength, and sewing neatness, to know which doll product might be used as alternative business at home industry, and analyze product viewed from SWOT theory. Type of this research was survey research. This research aims to collects information about variable, not the information about individuals. Data collecting method used was questionnaire and conducted on 50 respondents at Royal Plaza Surabaya. Data analysis technique used was percentage. This research shows that consumer response on design of doll product which favored in sequence are cartoon design (42%), human (28%), fauna (20%), and flora (10%). Doll design of cartoon, fauna, and flora which the most favored are hello kitty (28%), bear (40%), and orange (42%). The most favored design of human doll was human with curly hair (35%). The most favored color is primary color, for cartoon design (66%), flora (74%), and fauna (62%). For human design, primary color was favored for hair color (40%) and cloth color (50%). Color combination favored was soft color combination (38%). Related with material, respondents stated that doll material has smooth texture (84%) and the filler (dacron) was soft (68%). All variety of dolls made of knit waste has strong stitch and straight. Doll product might be used as alternative business at home industry is product which has higher percentage. Those are hello kitty (28%), human with curly hair (36%), bear (40%), and orange (42%). SWOT analysis for knit waste doll are; for Strength is availability of human resource to made dolls, for Weakness are the less of finance, has no trademark yet, and few of doll retailer, for Opportunity is the potential business to made quality doll product, for Threat is the presence of competition from the other doll maker. The conclusion is many respondents gave positive response on knit waste doll, thus it might be used as alternative business at home industry. Keywords:Doll knit waste,consumer response,home industry,SWOT analysist.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Kompetensi Membuat Desain Ragam Hias Untuk Batik Kelas XI Tata Busana SMK Negeri 4 Madiun AGUSTIN PARIYANTI, ELY
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6731

Abstract

Abstrak Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran di mana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Model pembelajaran Student Teams dicapai pada pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Salah satu mata pelajaran yang diberikan adalah membuat desain ragam hias untuk batik dengan kompetensi yang diharapkan yaitu untuk mengenali dan memahami tentang batik. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa, mendeskripsikan peningkatan aktivitas guru dan siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam membuat desain ragam hias untuk batik. Metode penelitian adalah suatu cara tertentu untuk mencapai suatu tujuan dalam melakukan penelitian. Subyek penelitian ini adalah kelas XI Tata Busana 1 SMK N 4 Madiun sebanyak 23 siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian PTK, sedangkan pengambilan data dilaksanakan dengan melakukan serangkaian observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa, serta lembar soal tes untuk mengambil hasil belajar siswa teori dan hasil praktek siswa dalam membuat desain batik pada rok dan blus. Hasil penelitian menunjukkkan secara keseluruhan proses pelaksanaan belajar mengajar pada aktivitas guru, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kegiatan I berada pada kategori baik dengan prosentase 83%, sedangkan pada kegiatan II berada pada kategori sangat baik dengan prosentase 88%. Pada aktivitas siswa secara keseluruhan proses pelaksanaan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kegiatan I berada pada kategori baik dengan prosentase 76%, sedangkan pada kegiatan II berada pada kategori sangat baik dengan prosentase 89,3%. Berdasarkan analisis data belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kompetensi membuat desain ragam hias untuk batik menyatakan bahwa ketuntasan secara klasikal untuk hasil belajar siklus I sebanyak 90,90% dari 20 siswa tuntas, hanya 9,1% siswa yang tidak tuntas karena nilai individual siswa belum mencapai nilai ketuntasan. Pada siklus II hasil belajar siswa secara klasikal tuntas semua dengan prosentase 100%. Secara individual sebagian besar siswa tuntas, karena rata- rata siswa mendapatkan nilai diatas 75 sebagai nilai minimum ketuntasan individual. Kata kunci: Model pembelajan kooperatif tipe STAD, aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Abstract Cooperative learning model is an instruction model where students placed in small groups which have different capability. The implementation of cooperative model type of Student Teams Achievement Division (STAD) is a process of student centered teaching and learning. Student teams learning model achieved at learning and students motivation to learn. One of local contents learning goals is provides students to have knowledge of their environment. Local content given was batik. Batik is a craft that has philosophy, character, and artistic, also being a part of Indonesian culture. The purposes of this research were to describe teacher activity, student activity, student learning achievement, describe the improvement of teacher and student activity by implementation of cooperative learning model type of STAD on competence of made decorative design for batik. Subject of this research were students in classroom XI Fashion Design 1 SMKN 4 Madiun as many 23 students. Type of this research was Classroom Action Research, while data collection conducted by performing series of teacher activity observation and students activity along teaching and learning process, also test question sheet to take student learning achievement in theory and practice to made batik design on skirt and blouse. Result of the research shows that totally performance of teaching and learning on teacher activity, by using cooperative learning model type of STAD in making of decorative design for batik at activity I obtained good category with percentage 83%, while at activity II obtained very good category with percentage 88%. Teacher activity at this learning occurred as procedure and achieved the goals. At students activity totally process of teaching and learning by using cooperative learning model type of STAD at activity I obtained good category with percentage 76%, while at activity II obtained very good category with percentage 89.3%. Student learning activity along teaching and learning process improved, then learning goal achieved completely. Based on data of students learning by implementing cooperative learning model type of STAD on competence of made decorative design for batik stated that classical completeness at cycle I were 90.90% or 20 students completed, just 9.1% students were not completed because their individual score achieved completeness score yet. At cycle II the student learning achievement classically completed 100%. By individually all students completed, because they obtained score above 75 as minimum score for individual completeness. Keywords: cooperative learning model type of STAD, teacher activity, student activity, and learning achievement.
Pengaruh Jumlah Lapis Lekapan Unfinish Terhadap Hasil Jadi Bolero INDRAYATI, SUCIK
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6755

Abstract

Abstrak Bolero adalah semacam jaket yang pas dibadan dengan ukuran setengah dada dan terbuka dibagian depan bisa lengan pendek atau panjang. Penelitian ini membuat bolero dengan menggunakan lapis 1, 2, dan 3 lekapan unfinish. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah lapis lekapan unfinish meliputi permukaan hiasan saku palsu , tepi bolero, dan garis princess. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen, yang memiliki variabel bebas yakni pada lapis lekapan unfinish lapis 1,2, dan 3. variabel terikat yakni hasil jadi bolero ditinjau dari permukaan hiasan saku palsu, tepi bolero, dan garis princess, dan Variabel kontrol adalah desain bolero, teknik pembuatan bolero, ukuran blus, mesin jahit, waktu menjahit dan orang yang menjahit. Metode pengumpulan data dengan observasi yaitu menggunakan checklist yang diamati oleh 30 orang observer diantaranya 4 observer ahli dan 26 adalah observer yang telah menempuh mata kuliah konstruksi pola 1 dan lanjut. Untuk analisis data menggunakan anova tunggal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh jumlah lapis lekapan unfinish terhadap hasil jadi bolero ditinjau dari aspek permukaan saku palsu, tepi bolero, dan garis princess. Aspek permukaan saku palsu pada lapis 3 menghasilkan lebih baik dibandingkan lapis 1 dan lapis 2. Aspek tepi bolero pada lapis 2 dan lapis 3 lebih baik dibandingkan lapis 1. Aspek garis princess pada lapis 3 lebih baik dibandingkan lapis 1 dan lapis 2. Kata kunci :Lapis Lekapan Unfinish, Hasil Jadi Bolero. Abstract Bolero is a kind of jacket fit to bodice which it size is half of chest and opened at front section and could be long or short sleeve. This research was made bolero using 1, 2, and 3 lining of unfinished application. The aims of this research were to know the effect of lining number of unfinished application including fake pocket ornament surface, bolero edge, and princess line. This research included in experimental research. The independent variable was number of lining unfinished application 1, 2, and 3. Dependent variable was product of bolero viewed from fake pocket ornament surface, bolero edge, and princess line, then control variables were bolero design, bolero manufacturing technique, blouse size, sewing machine, person and production time. Data collecting method used observation with check list performed by 30 observers, 4 observers were expert and 26 observer were student which has finished lesson of Pattern Construction I and Advance Pattern Construction. Data analysis used was one way anova. Result of this research shows that there were effect number lining of unfinished application on product of bolero viewed from aspect of fake pocket ornament surface, bolero edge, and princess line. Aspect of fake pocket ornament on 3 lining produced better result than 1 lining and 2 lining. Aspect of bolero edge on 2 lining and 3 lining were better than 1 lining. Aspect of princess line on 3 lining was better than 1 lining and 2 lining. Keywords: unfinished application lining, product of bolero
Pengaruh Ukuran Diameter Pola Origami Skinny Rose Block Terhadap Hasil Jadi Dress Dengan Kain Linen DEWI MASITOH, INTAN
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6792

Abstract

Abstrak Origami yaitu sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Menggunakan origami bentuk origami skinny rose block karena model origami ini dapat dipecah polanya menjadi suatu bentuk pecah pola baru yang dapat digabung dengan bagian pola rok pada dress. Origami skinny rose block menggunakan dua ukuran pola origami yaitu diameter 42 cm dan 56 cm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran diameter pola origami skinny rose block terhadap hasil jadi dress pada kain linen. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen, yang memiliki variabel bebas yakni kain linen dan penambahan ukuran diameter yaitu diameter 42 cm dan 56 cm, variabel terikat yakni meliputi aspek kestabilan origami, kerapian origami, jatuhnya hasil origami pada tubuh, dan variabel kontrol yakni jenis kain, ukuran dress (M) medium, desain dress, pola konstruksi, orang yang mengerjakan origami, alat-alat yang digunakan dan waktu pengerjaan. Metode pengumpulan data adalah observasi dengan instrument penelitian daftar cek list. Analisis data menggunakan uji t dengan signifikansi 5% (&alpha; < 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan, hasil jadi penambahan ukuran diameter pola origami skinny rose block. Pada aspek kestabilan origami, aspek kerapian origami, dan aspek jatuhnya hasil origami pada tubuh. Hasil dari uji t aspek kestabilan origami &alpha; 0,028< 0,05, aspek kerapian origami &alpha; 0,045 < 0,05, aspek jatuhnya hasil origami pada tubuh &alpha; 0,028< 0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada penambahan ukuran diameter pola origami skinny rose block terhadap hasil jadi dress dengan kain linen. Dan hasil yang paling baik dari penambahan ukuran diameter pola origami yaitu diameter 42 cm. Kata kunci: Ukuran diameter pola Origami skinny rose block, hasil jadi Dress Abstract Origami is folding art originated from Japan. Material used is paper or fabric which is usually square. Origami used was model of skinny rose block which applied on a dress. Origami skinny rose block using two origami pattern size, it were 42 cm and 56 cm. The purpose of this research was to know the effect of pattern diameter size of origami skinny rose block toward the product of dress on linen fabric. This research was experimental research, which independent variables were linen fabric and diameter addition, 42 cm and 56 cm. The dependent variables including aspects of origami stability, origami neatness, and origami drape on bodice, then the control variables are fabric type, dress size M (medium), dress design, pattern construction, man working origami, tools used and manufacturing time. Data collecting method was observation using research instrument in form of check list. Data analysis used t-test with significance 5% (? < 0.05). Result of this research shows the product of diameter pattern addition of origami skinny rose block. Viewed from aspect of origami stability, aspect of neatness of origami, and aspect of origami drape on bodice. T-test result of origami stability a 0.028<0.05, aspect of origami neatness a 0.045<0.05, aspect of origami drape on bodice a 0.028<0.05, this shows that there was significant effect of addition on pattern diameter size of origami skinny rose block on product of dress using linen fabric. And the best product of addition on pattern diameter size of origami was on diameter 42cm. Keywords: Pattern diameter size of origami skinny rose block, dress product
Perbandingan Hasil Tiga Desain Gorden Dengan Aplikasi Perca Menggunakan Teknik Hand Quilting MUHAIMINU, UUL
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6816

Abstract

Abstrak Gorden merupakan bingkai tambahan yang menutupi jendela atau pintu yang berfungsi untuk menjaga privasi, mengatur kuantitas dan kualitas cahaya matahari, dan juga sebagai elemen dekoratif interior rumah. Gorden memiliki beragam jenis dan model, salah satunya adalah tab curtain. Bahan yang digunakan pun bermacam-macam, mulai bahan jadi hingga kain perca. Pembuatan gorden dengan aplikasi perca dalam penelitian ini menggunakan teknik hand quilting. Hal ini dimaksudkan untuk melatih kreatifitas dalam pemanfaatan perca menjadi gorden yang berkualitas tinggi, bernilai seni dan juga memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi, karena dikerjakan dengan tangan atau hand made. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sumber ide alami, dekoratif dan geometris. Penerapan kain perca sebagai hiasan gorden diharapkan dapat menambah ragam gorden atau sebagai alternatif hiasan desain gorden dari perca yang telah ada di pasaran, karena desain gorden dari kain perca dengan teknik hand quilting masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil jadi gorden dengan sumber ide desain alami, dekoratif, dan geometris ditinjau dari aspek irama, kesatuan, penekanan, keseimbangan, serta perbandingan dan mengetahui desain yang paling baik diantara ketiga desain tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode pengumpulan data berupa observasi dan analisa data menggunakan nilai rata-rata atau mean. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil jadi gorden desain alami memperoleh nilai mean sebesar 3.16 (baik), hasil jadi gorden desain dekoratif memperoleh nilai mean sebesar 3.58 (sangat baik) dan hasil jadi gorden desain geometris memperoleh nilai mean sebesar 3.62 (sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa desain geometris merupakan desain yang paling baik dibandingkan dengan desain alami dan dekoratif. Kata kunci: desain gorden, aplikasi perca, dan hand quilting Abstract Curtains is the extra frames that cover the windows or doors that serve to maintain privacy, adjust the quantity and quality of light from the sun, as well as decorative elements in the interior of the house. Curtains have a variety of types and models, one of which is a tab curtain. The materials used are also varied, ranging from materials so to patchwork. The making of curtains with application of patchwork in this study using the technique of hand quilting. It is intended to train students in the use of patchwork curtains into high quality, affordable art and also have a higher economic value, because it is done by hand made. As for the design used in this study using a natural source of ideas, decorative and geometric. The application of decorative patchwork curtains are expected to add to the range of curtains or as an alternative to ornate patchwork curtains design that has been around in the market, due to the design of the curtains of the patchwork technique hand quilting is still limited. This research aims to know the results so the curtains with a natural source of design ideas, decorative, geometric, and reviewed aspects of rhythm, unity, balance, emphasis, as well as comparison and find out the best design among the three designs. This research is a descriptive quantitative research data collection methods include observation and data analysis using the average or mean. The results showed that the results thus obtained natural design curtains mean value of 3.16 (good), designer of decorative draperies so results obtained a mean of 3.58 (very good) and the geometric design of the curtains so the results obtained the mean of 3.62 (very good). This shows that the geometric design is the design that is best compared to a natural and decorative design. Keywords: curtain design, patchwork application and hand quilting
Pengaruh Jumlah Helai Benang Katun Terhadap Hasil Jadi Sulaman Hardanger Pada Bolero PUSPITASARI, DWI
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6821

Abstract

Abstrak Sulaman hardanger merupakan tipe sulaman terawang hitung jahitan yang dikerjakan di atas kain tenunan polos. Pada penelitian ini, sulaman hardanger diterapkan pada bolero menggunakan bahan utama kain &rdquo;aida&rdquo; 22 thread per inch. Tujuan penelitian ini adalah a).Untuk mengetahui hasil jadi sulaman hardanger menggunakan benang katun 2 helai, 4 helai dan 6 helai. b). Untuk mengetahui pengaruh benang katun 2 helai, 4 helai dan 6 helai terhadap hasil jadi sulaman hardanger. c). Untuk mengetahui jumlah helai benang katun yang menghasilkan sulaman hardanger terbaik. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen.Variabel bebas yakni jumlah helai benang katun yang berbeda.Variabel terikat yaitu hasil jadi sulaman hardanger ditinjau dari aspek kerapatan tusuk, kerapian hasil sulaman dan kesesuaian bahan dengan hasil sulaman hardanger.Variabel kontrol yakni desain bolero, desain motif sulaman.Metode pengumpulan data adalah observasi dengan instrumen penelitian berupa lembar observasi daftar centang (checklist) kepada 30 observer.Analisisdata menggunakan anava tunggal. Hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat pengaruh jumlah helai benang katun terhadap hasil jadi sulaman hardanger. Tingkat signifikansi semua aspek adalah p = 0.000<0.05, sehingga Ha diterima. a.) Hasil jadi sulaman hardanger ditinjau dari 6 aspek. Mean tertinggi pada klosterblock adalah 3,7557. Mean pada wovenbars adalah 3,5667. Mean pada overcast adalah 3,8883. Mean pada variasi maltescross adalah 3,8883. Mean kerapian hasil sulaman hardanger adalah 3,9000 dan mean kesesuaian bahan adalah 3,3110. b.) Jumlah helai benang katun memberi pengaruh yang berbeda. Benang katun 2 helai menghasilkan sulaman hardanger yang tipis.Benang katun 4 helai menghasilkan sulaman hardanger yang sedang.Benang katun 6 helai menghasilkan sulaman hardanger yang tebal. c). Ditinjau dari seluruh aspek sulaman hardanger yang terbaik dihasilkan oleh benang katun 4 helai. Kata kunci: sulaman hardanger, jumlah helai benang katun, hasil sulaman hardanger pada bolero. Abstract Hardanger embroidery is a type of openwork counted thread embroidery which is done on plain weave fabric. In this research, hardanger embroidery was applied on bolero by using &ldquo;aida&rdquo; fabric for 22 threads per inch. The aims of this research are: a.) To find out the hardanger embroidery goods using 2, 4 and 6 plies of stranded cotton. b.) To discover the effect of different plies of stranded cotton on hardanger embroidery goods. c.) To find out the appropriate number of plies in resulting the best hardanger embroidery goods. This research was experimental research. The independent variables as the different plies of the stranded cotton.The dependent variables are hardanger embroidery goods considered on the density, neat and the appropriateness of the material to hardanger embroidery goods. While the control variables are bolero design, embroidery design.The data collection method was observation with checklist as the instrument. The checklists were distributed to 30 observers. The data analysis was done by using one-way ANOVA. The statistic test result shows that there were effects on the hardanger embroidery goods based on the plies differences of the stranded cotton used. As the significant level shows that it is 0.005, it means that the hypothesis is accepted. a.) The hardanger embroidery goods are considered based on 6 aspects. The highest mean of klosterblock is 3,7557. Mean of wovenbars is 3,5667. Mean of overcast is 3,8883. Mean of maltescross variation is 3,8883. Mean of hardanger embroidery goods&rsquo; neat is 3,9000 and mean of the material appropriateness is 3,3110.b.) The different plies number gave different effect on the hardanger embroidery goods. The 2 plies stranded cotton results thin hardanger embroidery goods. The 4 plies stranded cotton results medium quality of hardanger embroidery goods. The 6 plies stranded cotton results thick hardanger embroidery goods. c.) The hardanger embroidery which is made of 4 plies stranded cotton was considered as the best on all aspects. Keywords:hardanger embroidery, plies of the stranded cotton, hardanger embroidery goods on bolero.
Pengaruh Komposisi Kertas Terhadap Hasil Jadi Fingerpainting Ilustrasi Fashion AMELIA FARANDI, INGGRID
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6858

Abstract

Abstrak Eksplorasi teknik membuat ilustrasi fashion sangat beragam, salah satunya adalah Fingerpainting. Guratan sidik jari adalah hal yang sangat penting untuk teknik melukis menggunakan jari, maka dari itu penggunaan kertas yang tepat sangat mempengaruhi hasil jadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil jadi Fingerpainting ilustrasi fashion jika diterapkan pada empat kertas berbeda dan mengetahui adakah pengaruh penggunaan kertas berbeda dan mengetahui penggunaan kertas yang terbaik. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Variabel bebas adalah komposisi kertas Linen, Buffalo, Canson Watercolor, dan Concorde Cover. Variabel terikat adalah hasil jadi Fingerpainting ilustrasi fashion ditinjau dari aspek penerapan cap sidik jari, penerapan Fingerpainting pada kertas, ilustrasi fashion, hasil jadi Fingerpainting. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis non-parametrik Kruskall Wallis dan Mann-U Whitney dengan bantuan program SPSS 19. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara komposisi kertas Linen, Buffalo, Canson Watercolor, dan Concorde Cover terhadap hasil jadi Fingerpainting ilustrasi fashion (meliputi aspek-aspek yang diamati). Kertas Linen dengan komposisi pulp 44,32%, flax 34,15%, dan cotton 21,25% menjadi kertas terbaik di 2 aspek yakni aspek penerapan sidik jari dan aspek ilustrasi fashion. Kertas Buffalo dengan komposisi pulp 50,31%, flax 31,88%, dan cotton 17,8% menjadi kertas terbaik di 2 aspek yakni aspek penerapan Fingerpainting pada kertas dan aspek hasil jadi Fingerpainting. Kertas Canson Watercolor dengan komposisi pulp 56,57%, flax 28,89%, dan cotton 14,35% dan kertas Concorde Cover dengan komposisi pulp 50,56%, flax 33,80%, dan cotton 15,63% berada di peringkat 3 dan 4 di masing-masing aspek. Berdasarkan hasil pengolahan data, Buffalo merupakan kertas terbaik. Kata Kunci: Fingerpainting, kertas, ilustrasi fashion. Abstract Exploration techniques to create fashion illustrations are very diverse, one of which is Fingerpainting. Fingerprint is very important to use this painting techniques, and therefore use the right paper so greatly affect the results. This study aims to find out the results so Fingerpainting fashion illustration when applied to four different paper and finding out if the effect of the use of different paper and figure out the best use of paper. This research was an experimental study. The independent variable was the composition of Linen, Buffalo, Canson Watercolor, and Concorde Cover. The dependent variable was the result of Fingerpainting fashion illustrations from the aspect of a fingerprint stamp application, the application of Fingerpainting on paper, fashion illustration, the results of Fingerpainting. Methods of data collecting was using observational methods. Analysis of the data used was the analysis of non-parametric Kruskall Wallis and Mann-U Whitney in SPSS 19. Test results indicate that there was significant effect between the composition of Linen, Buffalo, Canson Watercolor, and Concorde Cover to the results of Fingerpainting fashion illustration (includes aspects observed). Linen contains pulp composition 44.32%, 34.15% flax, cotton and 21.25% was the best paper in two aspects of the implementation fingerprint aspects and fashion illustration aspects. Buffalo contains pulp composition 50.31%, 31.88% flax, and cotton 17.8% was the best paper in two aspects of the fingerpainting on paper aspect and the results of Fingerpainting. Canson Watercolor paper with a composition of 56.57% pulp, flax 28.89%, and 14.35% cotton and Concorde Cover with a composition of 50.56% pulp, 33.80% flax, and 15.63% cotton being ranked 3 and 4 in each aspect. Based on the results of data processing, Buffalo was the best paper. Kata Kunci : Fingerpainting, paper, fashion illustration
Penerapan Bordir Gradasi Warna Dengan Teknik Esek Pada Cape JANNAH, FARIDATUL
Jurnal Online Tata Busana Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jurnal-online-tata-busana.v3i1.6870

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil jadi bordir gradasi warna dengan teknik esek pada cape yang ditinjau dari beberapa aspek yaitu pemilihan warna sesuai dengan tingkatan gradasi warna, gradasi warna mengalami peralihan warna dark magenta ke magenta dan ke violet, kesesuaian gradasi warna dengan desain cape, bordir esek pada sisi dalam dan luar motif serta bordir esek dilihat dari kerapian setikan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Metode pengumpulan data dengan metode observasi. Analisis data yang digunakan analisis data deskriptif persentase. Berdasarkan analisis data gradasi warna pada aspek pemilihan dan peralihan warna secara keseluruhan termasuk kategori sesuai, karena pemilihan warnanya sesuai dengan tingkatan gradasi warna dan peralihan warna halus. Kesesuaian gradasi warna dengan desain cape termasuk kategori sangat sesuai karena gradasi warna sangat sesuai dengan desain cape. Bordir esek pada sisi dalam motif secara keseluruhan termasuk dalam kategori sangat sesuai karena bordir esek pada sisi dalam motif rata. Bordir esek pada permukaan sisi luar motif kategori sangat sesuai karena permukaan sisi luar motif rata. Bordir esek dilihat dari kerapian setikan sangat sesuai karena bordir esek sangat rapi dan bordir esek membentuk gradasi warna sangat tepat. Kata kunci: bordir gradasi warna, bordir esek dan cape. Abstract The purpose of this research is to know the result of embroidery of color gradation by esek technique on the cape which is observed from several aspects namely the color selection is suitable with the level of color gradation, the color gradation change the dark magenta to magenta and violet, the similarity of color gradation with cape design, the embroidery of esek either inside or outside the motif, and it is also observed from stitch. This research is descriptive. The method of collecting data is done by observing method. The data analysis is descriptive of percentage. Based on the analysis result The conclusion is the embroidery of color gradation is good in the color selection and gradation criteria, because the color selection is suitable with the color gradation level and fine color gradation. The similiarity of color gradation with cape design is very good because the color gradation is very suitable with cape design. The results of embroidery of esek either inside or outside the motif are very good because they are flat. The neatness of stitch in the embroidery of esek is very good because it is very neat and it shapes color gradation very quickly. Keywords: The embroidery of color gradation, the embroidery of esek and cape.

Page 8 of 50 | Total Record : 496


Filter by Year

2013 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 14 No. 2 (2025): Jurnal Online Tata Busana Juli 2025 Vol. 14 No. 1 (2025): Jurnal Online Tata Busana Maret 2025 Vol. 13 No. 3 (2024): Jurnal Online Tata Busana November 2024 Vol. 13 No. 2 (2024): Jurnal Online Tata Busana Juli 2024 Vol. 13 No. 1 (2024): Jurnal Online Tata Busana Maret 2024 Vol. 12 No. 3 (2023): Jurnal Online Tata Busana November 2023 Vol. 12 No. 2 (2023): Jurnal Online Tata Busana Juli 2023 Vol. 12 No. 1 (2023): Jurnal Online Tata Busana Maret 2023 Vol. 11 No. 3 (2022): Jurnal Online Tata Busana November 2022 Vol. 11 No. 2 (2022): Jurnal Online Tata Busana Juli 2022 Vol. 11 No. 1 (2022): Jurnal Online Tata Busana Maret 2022 Vol. 10 No. 02 (2021): Jurnal Online Tata Busana Juli 2021 Vol. 10 No. 01 (2021): Jurnal Online Tata Busana Maret 2021 Vol. 10 No. 3 (2021): Jurnal Online Tata Busana November 2021 Vol. 9 No. 03 (2020): Jurnal Online Tata Busana Desember 2020 Vol. 9 No. 2 (2020) Vol. 9 No. 1 (2020) Vol. 8 No. 3 (2019) Vol. 8 No. 2 (2019) Vol. 8 No. 1 (2019) Vol. 7 No. 1 (2018): Volume 7, Nomor 1, Edisi Yudisium Februari 2018 Vol. 7 No. 2 (2018): Jurnal Online Tata Busana Maret 2018 Vol. 7 No. 3 (2018) Vol. 6 No. 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2017 Vol. 6 No. 2 (2017): Volume 6, Nomor 2, Edisi Yudisium Mei 2017 Vol. 6 No. 1 (2017): Volume 6, Nomor 1, Edisi Yudisium Pebruari 2017 Vol. 5 No. 3 (2016): Volume 5, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2016 Vol. 5 No. 2 (2016): Volume 5, Nomor 2, Edisi Yudisium Mei 2016 Vol. 5 No. 1 (2016): Volume 5, Nomor 1, Edisi Yudisium Pebruari 2016 Vol. 4 No. 3 (2015): Volume 4, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2015 Vol. 4 No. 2 (2015): Volume 4, Nomor 2, Edisi Yudisium Mei 2015 Vol. 4 No. 1 (2015): Volume 4, Nomor 1, Edisi Yudisium Pebruari 2015 Vol. 3 No. 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Edisi Yudisium Agustus 2014 Vol. 3 No. 2 (2014): Jurnal Online Tata Busana Mei 2014 Vol. 3 No. 1 (2014): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2014 Vol. 2 No. 3 (2013): Jurnal Online Tata Busana Agustus 2013 Vol. 2 No. 2 (2013): Jurnal Online Tata Busana Mei 2013 Vol. 2 No. 1 (2013): Jurnal Online Tata Busana Pebruari 2013 More Issue