cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Aquaculture Management and Technology
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Journal of Aquaculture Management and Technology diterbitkan oleh Program studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Undip. JAMTech menerima artikel-artikel yang berhubungan dengan akuakultur, nutrisi pakan ikan, parasit dan penyakit ikan, produksi budidaya, dll.
Arjuna Subject : -
Articles 305 Documents
PENGARUH BERBAGAI JENIS PAKAN SEGAR TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata) CANGKANG LUNAK DENGAN METODE POPEYE Wahyuningsih, Yuni; Pinandoyo, -; Widowati, Lestari Lakhsmi
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.479 KB)

Abstract

Pemberian berbagai jenis pakan segar terhadap kepiting bakau cangkang lunak diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan kepiting bakau cangkang lunak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai jenis pakan segar terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan kepiting bakau (Scylla serrata) cangkang lunak, mengetahui jenis pakan segar terbaik serta jenis pakan segar yang dapat mempercepat proses molting. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan A (ikan petek), B (keong mas), C (usus ayam). Metode popeye diterapkan pada hewan uji. Bobot awal rata-rata 70,83±0,57 g/ekor. Kepiting dipelihara didalam basket berisi satu ekor kepiting. Pengamatan berakhir ketika kepiting mengalami molting. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian tiga jenis pakan berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap laju pertumbuhan relatif (RGR), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), protein efisiensi rasio (PER). Tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap tingkat kelulushidupan. Hasil pengukuran menunjukan bahwa kepiting yang diberi pakan B (keong mas) menghasilkan nilai paling tinggi yaitu pada nilai RGR sebesar (3.13±0,18%/hari), EPP sebesar (14,26±1,30%), PER sebesar (0.24±0,02%). Perlakuan A (Ikan petek) dan B (keong mas) lebih cepat mengalami molting, secara umum kepiting molting terjadi pada pukul 21.00–00.00 berjumlah berkisar  2 – 8 ekor/hari. Kualitas air masih dalam nilai kelayakan untuk budidaya kepiting bakau cangkang lunak. Various types of fresh feed to soft shell mud crab is expected to increase a growth of soft shell  crab. The aims of this research was to determine the effect of various types fresh feed to growth and survival of  soft shell crab (Scylla serrata)  to determine the best types of fresh feed, and to determine the best fresh feed to moulting process. The research was done by experimental method used completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 4 replications. Treatment A (Leiognathus splendens Cuv), B (snails), C (chicken intestines). Mangrove crab that be used popeye methode was applied in. The early weight is approximately 70.83±0.57g/for each crab. Crabs were cultured in baskets which size of 25 x 16 x 15 cm. The results showed that a giving of various types feed had a significant effect (P<0,05) to relative growth rate (RGR), efficiency of feed utilization (EPP), and protein efficiency ratio (PER), but had no significant effect (P>0,05) to survival rate. The result showed that crab which was given feed B (snail) had the highest value in RGR (3.13±0,18%/day), EPP (14.26±1,30%), and PER (0.24±0,02%). Moulting process a was faster in treatment A. Generaly the moulting time occurred at 21.00-00 o’clock for 2-8 crabs/day. Water quality value was capable for shoft shell mud crab culture.
STUDI ANALISA USAHA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SISTEM INTENSIF DI DESA PESANTREN, KECAMATAN ULUJAMI, PEMALANG Rahmat Kurniawan Pasaribu; Tita Elfitasari; Sri Rejeki
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.921 KB)

Abstract

Udang merupakan salah satu komoditas unggulan yang ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Semakin meningkatnya permintaan akan udang vaname dari tahun ketahun didasari oleh pertumbuhan penduduk dunia yang pesat dan kesadaran akan pemenuhan kebutuhan nutrisi, dimana udang mengandung banyak protein. Dengan demikian industri udang semakin menjanjikan, terlebih lagi dengan adanya introduksi jenis udang vaname yang produktivitasnya mencapai 6-10 ton/ha/tahun. Studi ini bertujuan untuk mengetahui profil dan manajemen kegiatan budidaya udang vaname, analisa usaha,  dan menganalisa aspek pada budidaya udang vaname sistem intensif di Desa Pesantren. Metode penelitian adalah metode studi kasus, yaitu suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada. Sampel yang terpilih dalam penelitian ini adalah 14 orang pembudidaya yang berada di Desa Pesantren, Kecamatan Ulujami. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah biaya investasi, biaya operasional, penerimaan, pendapatan, dan efisiensi usaha (R/C ratio). Berdasarkan variabel tersebut dapat diambil kesimpulan apakah budidaya udang vaname di Desa Pesantren dapat dikatakan efisien. Hasil dari penelitian ini ditinjau dari aspek ekonomi dalam satu siklus berupa rata-rata biaya investasi sebesar Rp. 200.298.000,-; rata-rata biaya operasional sebesar Rp. 382.429.000,-; rata-rata penerimaan sebesar Rp. 641.553.000,-; rata-rata pendapatan sebesar Rp. 58.826.000,-; dan rata-rata efisiensi usaha sebesar 1,35. Dari segi aspek ekonomis budidaya udang vaname sistem intensif di Desa Pesantren disimpulkan usaha budidaya ini efisien. Terbukti dari nilai R/C > 1, pendapatan rata-rata per siklus pada kegiatan budidaya udang vaname sistem intensif di Desa Pesantren yaitu Rp. 58.826.000,- dengan efisiensi usaha 1,35. Tingginya nilai efisiensi usaha menunjukkan bahwa kegiatan budidaya udang vaname di Desa Pesantren tergolong berhasil dengan baik. Shrimp is one of the leading commodities set by the Ministry of Marine Affairs and Fisheries. The increasing demand for vaname shrimp from year to year is based on the rapid growth of the world population and awareness of the fulfillment of nutritional needs, where shrimp contain lots of protein. Thus the shrimp industry is more promising, especially with the introduction of vaname shrimp species whose productivity reaches 6-10 tons/ha/year. This study aims to determine the profile and management of vaname shrimp farming activities, business analysis, and analyze the economic aspect and business feasibility of intensive shrimp farming system in Pesantren Village. Research method is case study method, that is a research form aimed to describe phenomena that exist. The variables observed in this research are investment cost, operational cost, revenue, income, and business efficiency (R / C ratio). Based on these variables can be concluded whether the cultivation of vaname shrimp in the Village Pesantren can be said to be efficient. The results of this study in terms of economic aspects in a cycle of the average cost of investment of Rp. 200.298.000,-; average operational cost of  Rp. 317.951.000,-; average acceptance of  Rp. 641.553.000,-; average revenue of  Rp. 58.826.000,-; and the average business efficiency of 1,35. In terms of economic aspects of intensive shrimp farming intensive systems in the Village Pesantren concluded this efficient cultivation business. From the value of R / C> 1, the average income per cycle on the intensive shrimp farming system in the village of Pesantren is Rp. 58.826.000, - with a business efficiency of 1,35. The high value of business efficiency shows that the activity of vaname shrimp farming in Pesantren Village is quite successful.
Pengaruh Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Terhadap Profil Darah Dan Kelulushidupan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila Syahida, Intan Eska Amalia; Sarjito, Sarjito; Prayitno, Slamet Budi; Lusiastuti, Angela Mariana
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 2, No 4 (2013) : Journal of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.213 KB)

Abstract

The study aimed was to know the influence of Piper crocatum exstract on the blood profile included total erythrocyte, total leukocyte, differential leukocyte (DL), phagocytosis indeks (IF) and survival rate of common carp (Cyprinus carpio) infected by Aeromonas hydrophila and the best concentration of P. crocatum for imunostimulatory common carp of infected A. hydrophila. The research was conducted at Research and Development of Freshwater Aquaculture, Bogor. The methods used in this research is experimental methods by using random design complete (RAL) with 4 treatments and three replicates. The research was conducted at Research and Development of Freshwater Aquaculture, Bogor. The treatments of different addition of P. crocatum exstract on fish feed, 0 gr/kg feed (treatment A), 5 gr/kg feed (treatment B), 10 gr/kg feed (treatment C), 15 gr/kg feed (treatment D). The treatnent was given 21 days. The research results obtained additional P. crocatum exstract significantly different effect (P0,05) on percentage of netrofil (2%) and survival rate of common carp (C. carpio) infected by A. hydrophila (40%), the best concentration of P. crocatum on feed for immunostimulant common carp of infected A. hydrophila, the result showed the best dose 5 g/kg feed
PENGARUH PENAMBAHAN ENZIM FITASE PADA PAKAN BUATAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN NILA MERAH SALIN (Oreochromis niloticus) Pratama, Alyosha Putra; Rachmawati, Diana; Samidjan, Istiyanto
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.786 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh penambahan enzim fitase dan menentukan dosis terbaik enzim fitase dalam pakan buatan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan  ikan nila merah salin (Oreochromis niloticus). Ikan uji yang digunakan adalah ikan nila merah salin (O. niloticus) sebanyak 120 ekor dengan bobot rata-rata 3,49±0,28 g/ekor. Ikan uji dipelihara selama 42 hari dengan padat penebaran 1ekor/L. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan enzim fitase pada pakan uji dengan dosis yang berbeda, yaitu A (0 mg/kg pakan), B (400 mg/kg pakan), C (50 mg/kg pakan) dan D (600 mg/kg pakan). Pakan uji yang digunakan berupa pelet dengan diameter berukuran 1-2 mm, mengandung kandungan protein 25% dan dilakukan penambahan enzim fitase pada setiap perlakuan. Pengumpulan data berupa laju pertumbuhan spesifik (SGR), rasio efisiensi protein (PER) efisiensi pemanfaatan pakan (EPP) dan parameter kualitas air. Data yang terkumpul setelah itu dilakukan analisa ragam (ANOVA). Apabila dalam analisa ragam menunjukkan pengaruh nyata (p<0,05) maka dilanjutkan dengan uji wilayah Duncan untuk mengetahui perbedaan nilai tengah antar perlakuan. Data kualitas air dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan enzim fitase dalam pakan buatan berpengaruh nyata (p<0,05) dan berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap laju pertumbuhan dan efisiensi pemanfaatan pakan terhadap nila merah (O. niloticus) dalam media bersalinitas. Dosis terbaik enzim fitase terhadap SGR, PER dan EPP terdapat pada perlakuan C (500 mg/kg pakan) masing-masing sebesar 1,96% /hari, 1,76% dan 43,01%. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran yang layak untuk budidaya ikan nila merah (O. niltocus) dalam media bersalinitas. This research was aimed to know the effect of phytase enzyme addition and determine the best dosage of phytase enzym in artificial feed for feed utilization efficiency, growth and survival rate of saline red tilapia (Oreochromis niloticus.The fish used was red tilapia (O. niloticus) amount 120 fishes with average weight 3,49±0,28 g/fish. The fish were cultured in 42 days with stock density 1 fish/L. This reasearch were using experimental method with complete randomized design with 4 treatments and 3 replication. The treatment is adding phytase enzyme in the test feed with different dosage, are: A (0 mg/ kg feed), B (400 mg/kg feed), C (500 mg/kg feed) and D (600 mg/kg feed).. The form of feed test is pellet with diameter size 1-2 mm, containing protein 25% and adding phytase enzyme to each treatments. The data obtained are spesific growth rate (SGR), protein efficiency ratio (PER) feed utilizatione efficiency (EPP) and water quality. The collected data anylized by variance analysis (ANOVA). If the variance analysis shown the significant effect (p<0,05 and very significant effect (p<0,01). If the data is significantly effect, then continue with Duncan test to know the difference of mid-value for each treatments. Water quality is anlyzed descriptically. The result shown that the addition of phytase enzyme in artificial feed gives a significantly effect for spesific growth rate, protein efficiency ratio and feed utilization efficiency of red tilapia (O. niloticus) in salinity media. The best dosage of phytase enzyme for SGR, PER and EPP is treatment C (500 mg/kg feed) which 1,96%/day, 1,76% and 43,01% for each. The water quality in culture media was feasible for saline  red tilapia (O.niloticus) culture.
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) DALAM PAKAN TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN PROFIL DARAH IKAN MAS (Cyprinus carpio) YANG DIINFEKSI BAKTERI “Aeromonas hydrophila” Arindita, Chyntia; Sarjito, -; Prayitno, Slamet Budi
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.791 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan serbuk lidah buaya (Aloe vera) dalam pakan terhadap kelulushidupan dan profil darah ikan mas pasca infeksi bakteri Aeromonas hydrophila serta mengetahui penambahan dosis serbuk lidah buaya yang terbaik. Ikan uji yang digunakan adalah ikan mas (Cyprinus carpio) berukuran 8,55±0,71 cm dan bobot 10,18±2,24 g. Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan A (0 g/kg pakan), B (30 g/kg pakan), C (60 g/kg pakan) dan D (90 g/kg pakan). Pemberian pakan selama 14 hari sebelum uji tantang. Uji tantang dilakukan dengan menyuntikkan suspensi A. hydrophila dengan dosis 107 sel/mm3 sebanyak 0,1 mL secara intramuscular. Pengamatan dilakukan selama 10 hari pasca infeksi A. hydrophila, pengamatan tersebut meliputi gejala klinis, kelulushidupan dan profil darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala klinis ikan pasca infeksi diantaranya berenang tidak normal (lamban atau vertikal), respon makan menurun, produksi lendir berlebih, peradangan, timbul ulcer, sirip punggung geripis, sisik lepas, daging rusak. Total eritrosit hari ke-4 pasca infeksi mengalami penurunan disemua perlakuan. Total leukosit ikan mas pada hari ke-1 pasca infeksi semakin meningkat. Kadar hematokrit pasca infeksi pada perlakuan B, C dan D lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan A. Kesimpulan yang diperoleh adalah penambahan serbuk lidah buaya memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kelulushidupan ikan mas pasca infeksi bakteri, penambahan serbuk lidah buaya dalam pakan dapat meningkatkan nilai total leukosit, eritrosit dan hematokrit lebih banyak dibandingkan dengan ikan yang tidak diberi pakan dengan tambahan serbuk lidah buaya dan dosis serbuk lidah buaya 30 g/kg pakan merupakan dosis terbaik. The aims of this research was to determine the effect of Aloe vera powder in the feed to againts survival rate and blood profile of carp that infected by Aeromonas hydrophila  and to know the addition of A. vera powder dose is best. The fish samples used were carp (C. carpio) with 8.55 ± 0.71 cm lenght and the average weight are 10.18 ± 2.24 g. The method in this research was experimental with 4 treatments and 3 replications. The treatment were A (0 g/kg of feed), B (30 g/kg of feed), C (60 g/kg of feed) and D (90 g/kg feed) and feeds for 14 days. Challenge test was done by injecting a suspension of A.hydrophila at a dose of 107 cells/mm3 as much as 0.1 mL intramuscularly. The observations were done at 10th days post-infection by A. hydrophila, these observations clinical symptoms, survival and include blood profile. The results showed clinical sign experienced after infected  that fishes were swimming in a slant condition (whirling), decreased feed response, inflammation, ulcers arise,necrosis, and scales loose. The results showed that the total erythrocytes at  4th days decrease in all treatments. Total leukocyte carp at the 1st day increased. Total hematocrit in treatment, B, C and D post-infection were higher than treatment A. The conclusion of this research highly significant effect (P > 0.05) to survival rate carp infected by  A. hydrophila and A. vera powder addition in feed able to increase the total erythrocytes, leukoist and total value compared with more hematokrit fish not given feed with the addition of A. vera powder and were dose of A. vera powder 30 g/kg feed gave a better survival rate of carp infected by bacteria A. hydrophila.
PENGARUH PERIODE PEMUASAAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) Mustofa, Arifin; Hastuti, Sri; Rachmawati, Diana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.913 KB)

Abstract

Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan karena mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan dan makanan yang tersedia.  Permasalahan yang sering muncul pada usaha budidaya ikan yakni adalah pemanfaatan pakan yang belum optimal.  Ikan hanya menyerap 25% pakan yang diberikan, sedangkan 75% sisanya menetap sebagai limbah didalam air.  Pemuasaan (starving) yang diikuti pemberian pakan yang cukup (satiation level) merupakan salah satu strategi pemberian pakan yang diharapkan bisa menunjang  pertumbuhan yang cepat (compensatory growth),  meningkatkan efektifitas pemanfaatan pakan dan menjaga kualitas air.  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh periode pemuasaan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan, dan kelulushidupan pada ikan mas (C. carpio).  Data yang diamati meliputi total konsumsi pakan (TKP), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), rasio konversi pakan (FCR), laju pertumbuhan relatif (RGR), pertumbuhan panjang mutlak, kelulushidupan (SR) dan kualitas air.  Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga bulan Juli 2017, di Balai Benih Ikan (BBI) Mijen, Semarang.  Penelitian ini menggunakan metode experimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 ulangan.  Perlakuan yang diujikan adalah pemuasaan pemberian pakan dengan perlakuan A (pemberian pakan setiap hari), B (1 hari dipusakan 1 hari diberi pakan), C (1 hari dipuasakan 2 hari diberi pakan), dan D (1 hari dipuasakan 3 hari diberi pakan).  Ikan uji yang digunakan adalah ikan mas (C. carpio) dengan panjang rata-rata 5,13±0,06 cm dan bobot rata-rata 3,01±0,10 g.  Pemberian pakan pada pukul 08.00 dan 16.00 secara at satiation.  Ikan uji dipelihara dengan padat tebar 10 ekor/wadah.  Wadah pemeliharaan  menggunakan ember bervolume 25 L, dengan lama pemeliharaan 72 hari.  Pakan yang digunakan adalah pakan komersil berupa (pellet) dengan protein 32%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pemuasaan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap TKP, EPP, FCR, RGR, dan pertumbuhan panjang mutlak, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap SR.  Hasil perlakuan A (tanpa dipuasakan) memberikan nilai TKP tertinggi sebesar 126,30±5,25 g, nilai RGR tertinggi sebesar 3,90±0,10%/hari, dan nilai pertumbuhan panjang mutlak tertinggi sebesar 3,96±0,01 cm.  Perlakuan B (dipuasakan 1 hari diikuti pemberian pakan 1 hari) memberikan nilai EPP tertinggi sebesar 76,44±2,46%, dan nilai FCR terrendah sebesar 1,22±0,04.Common carp (Cyprinus carpio) was a type of fish which has an economic value and widely cultivated because it has high adaptability to every conditions and dietary.  The common problem to this cultivation is the feed utilization which is not effectively efficient.  Fish absorbs only about 25% of feed, while the remaining 75% settles as waste in water.  The efforts are done by doing good feeding management.  Starving followed by adequate feeding (station level) is one of the strategies in feeding which is expected to support rapid growth (compensatory growth), increasing the effectiveness of feed utilization and maintaining water quality.  The aims of this study is to examine the influence of the starving period on efficiency of feed utilization, growth, and survival in common carp (C. carpio).  Observed data include feed consumption (FC), feed utilization efficiency (EPP), feed conversion ratio (FCR), relative growth rate (RGR), absolute longevity, survival rate (SR) and water quality.  This study was conducted in April 2017 until July 2017, at Balai Benih Ikan (BBI) Mijen, Semarang.  Method that used in this study was experimental withcomplete randomized design (CRD) 4 treatment and 3 replications.  Treatment that used in this study were A (daily fed), B (1 day starved, 1 day is fed), C (1 day starved 2 day is fed), and D (1 day is starved 3 day is fed).  The fish that used were common carp (C. carpio) with an average length 5,13±0,06 cm and weight 3,01±0,10 g.  Feeding time was on 08.00 and 16.00 with at satiation method.  The fish was cultured with density 10 fish/tank.  The water tank for treatment has a volume of 25 L.  Treatment was done for 72 days.  The feed used was commercial feed with 32% protein.  The results showed that starving with different periods had significant effect (P <0.05) on FC, EPP, FCR, RGR, and absolute longevity, but no significant effect (P> 0.05) on SR.  Results of treatment A (no starving) gave the highest TKP score of 126,30±5,25 g, the highest RGR value of 3,90±0,10%/day, and the highest absolute longest growth value of 3,96±0,01 cm.  Treatment B (1 day feed followed by 1 day feeding) gave the highest EPP score of 76,44±2,46%, and the lowest FCR value was 1,22±0,04.
KARAKTERISASI DAN UJI POSTULAT KOCH BAKTERI GENUS VIBRIO YANG BERASAL DARI MEDIA KULTUR MASSAL MIKROALGA Rahmanto, Setyo Putro; Sarjito, -; Chilmawati, Diana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.888 KB)

Abstract

Vibriosis adalah salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri Vibrio sp. Penyakit ini merupakan salah satu kendala utama yang sering menyerang pembenihan maupun pembesaran udang. Penelitian ini bertujuan mengetahui agensia penyebab vibriosis yang berasal dari media kultur mikroalga dan gejala klinisnya pada udang vaname (Litopenaeus vannamei). Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode eksploratif. Metode pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Isolasi bakteri menggunakan media Thiosulphate Citrate Bile Salt Agar (TCBSA). Isolat dilakukan seleksi berdasarkan morfologi koloni untuk dilakukan uji postulat koch.  Udang vaname yang digunakan sebagai hewan uji untuk uji postulat koch adalah udang sehat dengan berat 1-1,5 g sebanyak 10 ekor untuk masing – masing isolat dengan ulangan sebanyak 3 kali. Penyuntikan dilakukan pada ruas abdomen kedua dengan kepadatan bakteri 108 CFU/mL dengan dosis 0,1 mL. Pengamatan gejala klinis uji postulat koch dilakukan selama 96 jam. Identifikasi bakteri dilakukan dengan kriteria uji biokimia dan morfologi bakteri. Hasil penelitian didapatkan 21 isolat bakteri. Seleksi bedasarkan morfologi koloni bakteri didapatkan 6 isolat bakteri (TDS10, TDS12, TDS13, TDS15, TDS20, dan TDS9) untuk dilakukan uji postulat koch. Hasil identifikasi bakteri keenam isolat tersebut teridentifikasi sebagai Vibrio harveyi, V. parahaemolyticus, V. alginolyticus, V. fischeri dan V. mimicus yang berpotensi sebagai agensia penyebab vibriosis. Vibriosis was one type of disease caused by genus Vibrio. This disease was one of the major problems in shrimp farming esspecially shrimp hatchery and rearing. Aims of this research to determine the cause of vibriosis derived on culture of microalgae and clinical sign vaname shrimp (Penaeus vannamei) affected by vibriosis. The method in this research used was exploratory research .The sampling method using was simple random sampling method . The isolation of bacteria used Thiosulphate Citrate Bile Salt Agar (TCBSA). Isolate the selection was conducted based on colony morphology for Postulat Koch 's test. Shrimp test used vaname for Postulat Koch 's test was healthy shrimp with weigh of 1-1.5 as 10 shrimps for every repilcation. The bacterial was injected on second abdominal segment with bacterial density of 108 CFU / mL and 0.1 mL volume. The observations of clinical sign for 96 hour after Postulate Koch’s test. Identification bacteria was carried by biochemical and morphological criterias test. The results were obtained 21 isolates. Selection was done based on bacterial colony morphology of bacterial isolates was obtained 6 isaolates (TDS10, TDS12, TDS13, TDS15, TDS20 and TDS9) these isolates was continue for postulates koch's test. The results of identification six bacterial isolates was identified as Vibrio harveyi, V. parahaemolyticus, V. alginolyticus, V. fischeri and V. mimicus as an agent potentially cause vibriosis
PENGARUH pH MEDIA PEMIJAHAN YANG BERBEDA TERHADAP PERSENTASE JANTAN & BETINA DAN KELULUSHIDUPAN IKAN CUPANG (Betta splendens Regan) Arfa, Mochammad; Suminto, - -; Yuniarti, Tristiana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.658 KB)

Abstract

Ikan cupang (Betta splendens Regan) merupakan salah satu jenis ikan hias yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Ikan cupang yang berkelamin jantan mempunyai warna yang lebih menarik dan memiliki nilai komersial lebih tinggi daripada betina. Upaya untuk memperoieh persentase jantan dapat dilakukan dengan cara manipulasi lingkungan dengan menggunakan pH. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui penggunaan pH yang berbeda pada media pemijahan terhadap persentase jantan & betina dan kelulushidupan Ikan Cupang (Betta splendens Regan). Bahan yang digunakan untuk mengatur pH adalah asam fosforik (H3PO4) yang sudah banyak digunakan oleh kalangan pembudidaya ikan hias untuk pemijahan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2016 hingga Januari 2017 di Pokdakan APPIHIS jalan perbalan nomer 39 Semarang. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimental desain, Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penggunaan pH yang berbeda pada media pemijahan Ikan Cupang. Perlakuan tersebut adalah A yang merupakan perlakuan dengan pH 6, Perlakuan B dengan pH 7 dan Perlakuan C dengan pH  8.  Data yang diamati meliputi persentase jantan dan betina (%), kelulushidupan (SR) dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pH yang berbeda memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase jantan dan betina sedangkan SR tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Perlakuan C menghasilkan persentase jantan paling tinggi sebesar 70,41 %. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran layak untuk budidaya Ikan Cupang (Betta splendens Regan). Betta fish (Betta splendens Regan) is one of ornamental fish with high economic value. Male betta fish have more attractive color and higher commercial value than females. The male percentage obtains by environment manipulation using potential of hydrogen (pH). The aims of the study was to determine the effect of pH differences on spawning media to the male & female percentage and also survival rate of betta fish (Betta splendens Regan). Materials used to regulating the pH is phosphoric acid (H3PO4) that already used in spawning process widely by the ornamental fish breeders. This research conducted in October 2016 until January 2017 in APPIHIS secretariat at Perbalan street number 39 Semarang. This research was used the experimental design method, designed by in completely randomized design with 3 treatments and 4 replications. The treatment in this study was the use of pH diffenrences on betta fish spawning media. Those treatments are treatment A with an pH 6, treatment B with an pH 7 and treatment C with pH 8. The observed data are male and female percentage (%), survival rate (SR) and water quality. The result shows that pH differences had significant effect (P <0.05) on males and females percentage, while it is not significant in SR (P> 0.05). The treatment C showed that highest male percentage of 70.41%. The culture media water quality were on proper range for betta fish (Betta splendens Regan) culture.
PENGARUH PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN JERUJU (Acanthus ilicifolius) TERHADAP KELULUSHIDUPAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscogutattus) YANG DIINFEKSI Vibrio alginolyticus Aonullah, Asep Akmal; Prayitno, Slamet Budi; -, Sarjito
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 2, No 1 (2013) : Journal of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.151 KB)

Abstract

ABSTRAK Kendala utama budidaya ikan kerapu adalah tingginya tingkat kematian terutama pada benih sebagai akibat serangan bakteri dan patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan ekstrak daun jeruju (Acanthus ilicifolius) terhadap kelangsungan hidup ikan kerapu macan  (Epinephelus fuscogutattus) yang diinfeksi Vibrio alginolyticus. Ikan kerapu macan (E. fuscogutattus) sebanyak 120 ekor diberikan perlakuan selama 40 hari dengan pemberian pakan yang ditambahkan ekstrak daun jeruju (A. ilicifolius). Uji tantang dilakukan dengan menyuntikan suspensi bakteri V. alginolyticus secara intramuskular. Prosedur pengamatan dilakukan selama 10 hari pascainfeksi meliputi gejala klinis, kelulushidupan serta gambaran darah ikan kerapu macan. Hasil penelitian menunjukkan gejala klinis ikan sakit diantaranya bergerak lamban, berenang tidak teratur (erratic swimming), berenang di permukaan, warna tubuh ikan menjadi gelap, timbulnya luka di bagian punggung serta geripis pada bagian sirip ikan dan pembengkakan pada bola mata (exopthalmia). Pemberian ekstrak daun A. ilicifolius pada pakan menunjukkan hasil tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kelulushidupan dan jumlah total eritrosit ikan kerapu macan pascainfeksi, akan tetapi penambahan ekstrak daun A. ilicifolius menunjukkan hasil berpengaruh nyata (P<0,05) pada hari ke-8 dengan nilai tertinggi 9,39x104 sel/mm3 serta berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap aktifitas fagositik hari ke-4 dengan nilai tertinggi 65%. Dosis terbaik dalam penelitian ini adalah penambahan ekstrak daun A. ilicifolius sebanyak 5 gr/kg pakan. ABSTRACT This research was aimed to find out the effect of using leaf extract Acanthus ilicifolius toward survival rate of tiger grouper (Epinephelus  fuscogutattus) infected by Vibrio alginolyticus. 120 fish E. fuscogutattus was treated 40 days with the added leaf extract A. ilicifolius in the feeding process. The test was done by injecting of bacterial suspensions V. alginolyticus in the intra-muscular of the fish. Observation procedure was performed for 10 days after the infection such as clinical symptoms, survival rate and blood picture of the fish. The results showed clinical symptoms of sick fishes i.e. abnormally swiming activity, erratic swimming, swimming on the surface, dark colouration of the skin, a wound on the back and fins, and exopthalmia. The test results showed that extract of A. ilicifolius leaf not significantly different (P>0.05) on survival rate and total erythrocyte of E. fuscogutattus post-infection, but the addition of leaf extracts A. ilicifolius indicate results significantly different (P<0.05) on day 8 with the highest score of 9.39 x104 cells/mm3 and differed significantly (P<0.01) on  phagocytic activity day 4 with a highest score of 65%. The best dosage in this research was 5 gr/kg of feed.
PENGARUH EKSTRAK PURWOCENG ( Pimpinella alpina ) TERHADAP JANTANISASI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN LAMA PERENDAMAN LARVA YANG BERBEDA Pradana, Fiky Mahendra; Basuki, Fajar; Nugroho, Ristiawan Agung
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.37 KB)

Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus)  merupakan jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis penting dan merupakan komuditas unggulan. Kekurangan dari ikan nila yaitu mudah kawin silang dan bertelur secara liar sehingga untuk mencapai ukuran konsumsi sedikit sulit, khususnya untuk ikan nila betina setelah ukuran 200 gram akan mulai bereproduksi. Upaya jantanisasi ikan nila dilakukan untuk optimalisasi pertumbuhan dilakukan dengan cara manipulasi lingkungan menggunakan ekstrak purwoceng. Ekstrak purwoceng (Pimpinella alpina) merupakan tumbuhan afrodisiaka yang mengandung senyawa berkaitan dengan fitosteroid, misalnya stigmasterol yang berkhasiat meningkatkan kualitas seksual. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui  pengaruh  pemberian larutan ekstrak purwoceng terhadap jantanisasi ikan nila melalui perendaman pada larva serta menentukan lama waktu perendaman larva untuk menghasilkan ikan nila jantan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Juli 2017 di PBIAT Janti Klaten. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini menggunakan lama waktu perendaman ekstrak purwoceng yang berbeda pada ikan nila. Perlakuan tersebut adalah A yang merupakan perlakuan dengan tidak ada perendaman (kontrol), Perlakuan B, C, D masing masing dengan menggunakan perendaman ekstrak purwoceng 20 mg/liter. Perlakuan B dengan perendaman 8 jam, perlakuan C dengan perendaman 10 jam, dan perlakuan D dengan perendaman 12 jam.  Data yang diamati meliputi persentase jantan dan betina (%), dan kelulushidupan (SR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman larva selama 12 jam memberikan pengaruh nyata (P<0,05) yaitu menunjukkan hasil persentase jantan paling tinggi sebesar 79,52 % dengan kelulushidupannya 81,33%.  Tilapia (Oreochromis niloticus) is one type of freshwater fish that is quite popular in Indonesia because it is a superior commodity and has important economic value. The weakness of fish is easy to interbreed and lay eggs wildly and then quite difficult to reach the proper consumption size, especially for female  tilapia after 200 grams will start to reproduce. Efforts to  tilapia jantanization by environment manipulation treatment with using purwoceng extract is conducted for growth optimization. Purwoceng (Pimpinella  alpina)  extract is an aphrodisiac plant  that contain several compounds associated with fitosteroid like stigmasterol that can improve sexual quality. This research aims to know the effect of giving purwoceng extract solution to Tilapia jantanization by larvae immersion and determining duration of  larvae immersion for producing male Tilapia. This research was conducted in March to July 2017 at PBIAT Janti Klaten.This research was conducted by using experimental method that is  Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. The treatment used different immersion duration of  tilapia on purwoceng extracts. The treatments was treatment A with no immersion (control), treatment B, C, D for each treatment with purwoceng extract 20 mg / liter. Treatment B within 8 hours immersion, treatment C within 10 hours immersion, and treatment D within 12 hours immersion. Observed data included percentage of males and females (%), and survivalrate (SR). The result showed that immersion for 12 hours gave the significant effect (P<0,05) that was showed the highest percentage of males at 79.52% with survival rate at 81.33%.

Page 3 of 31 | Total Record : 305