cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Teknik Mesin
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 563 Documents
PENGARUH TEMPERATUR FLUIDA MASUK TERHADAP KAPASITAS PENUKAR PANAS JENIS PEMBULUH DAN KAWAT PADA KONVEKSI BEBAS Agung, Dhanurendra Priambodo
Jurnal Teknik Mesin JTM : Volume 01 Nomer 02 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alat penukar panas jenis pembuluh dan kawat yang terdiri atas pembuluh yang dibuat berlekuk ? lekuk (coil) dan kawat yang di pasang pada kedua sisi pembuluh dalam arah normal. Penambahan kawat berfungsi untuk meningkatkan luas permukaan perpindahan panas dan selanjutnya akan memperbesar laju perpindahan panas dan memperkuat konfigurasi pembuluh. Kapasitas penukar panas akan dipengaruhi oleh temperatur fluida masuk yang akan melewati penukar panas tersebut dalam keadaan konveksi bebas. Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh temperatur fluida masuk terhadap kapasitas penukar panas jenis pembuluh dan kawat pada konveksi bebas.Penelitian ini menggunakan sebuah penukar panas jenis pembuluh dan kawat dengan panjang kawat 445 mm, pitch kawat 7 mm, diameter kawat 1,2 mm, panjang tube 6416 mm, pitch tube 40 mm, diameter tube 5 mm, lebar kawat 431mm, lebar tube 476 mm dan dibuat tiga variasi temperatur fluida masuk penukar panas yaitu 50°C, 60°C dan 70°C dengan temperatur ruangan di jaga konstan 30°C dan temperatur fluida 0,006 kg/s serta menggunakan oli termo 22, data yang diperoleh dari penelitian dikaji secara eksperimental yang kemudian dianalisis secara deskriptif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa temperatur fluida masuk berpengaruh terhadap kapasitas penukar panas, hal ini terbukti bahwa dengan temperatur fluida tinggi 70°C, akan menghasilkan kapasitas penukar panas yang paling baik yaitu 24 watt pada keadaan konveksi bebas.
RANCANG BANGUN MESIN PENGEPRES DAUN TEMBAKAU FRANNIKO, RAHMAT
Jurnal Teknik Mesin JTM : Volume 01 Nomer 02 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sesuai hasil survey yang kami lakukan di UKM pengolahan daun tembakau, proses pengepresan diUKM selama ini masih dilakukan secara konvensional yaitu dengan cara ditekan menggunakan tangansecara manual. Hal ini memberikan konsekuensi bahwa proses pengepresan menjadi kurang efektifkarena membutuhkan waktu relatif lama (±10 kg/jam). Selain itu, hasil pengepresan tidak meratadimana tebal tembakau berbeda antara ujung daun dan pangkal daun serta tulang daun. Hal inimenyebabkan proses pengeringan membutuhkan waktu relatif lama (±4 hari), sehingga produktivitastidak maksimal. Melihat permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk membahasnya dalamTugas Akhir (TA) ini melalui Rancang Bangun Mesin Pengepres Daun Tembakau. Metode pembuatanmesin pengepres daun tembakau menggunakan metode rancang bangun. Rancang bangun yaitumendesain komponen ? komponen, yang utama yang perlu diperhatikan yaitu : 1). Menentukan iderancangan yang dibuat. 2). Membuat gambar detail yang mana menggunakan aplikasi software Autocad.3). Menentukan Peta Proses Operasi OPC (Operation Process Chart). 4). Memanufaktur dan merakitkomponen. Terwujudnya mesin pengepres daun tembakau ini sudah bisa mengatasi permasalahan yangterjadi selama ini di UKM tersebut dengan mekanisme mesin pengepres menggunakan roll danpengatur posisi roll yang berguna untuk mengatur roll dalam proses pengepresan daun tembakaudengan hasil lebih efektif (praktis dan hasilnya merata), sedangkan pada proses pengeringansebelumnya membutuhkan waktu relatif lama (±4 hari) menjadi ±2 hari.
RANCANG BANGUN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK GARUDA UNESA SUYONO, AGUS
Jurnal Teknik Mesin JTM : Volume 01 Nomer 02 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mobil listrik pertama kali dikenalkan oleh Robert Anderson dari Skotlandia pada tahun 1832-1839, namun pada saat itu harga bahan bakar minyak (BBM) relatif murah sehingga masyarakat dunia cenderung mengembangkan Motor Bakar yang menggunakan BBM. Saat ini harga BBM semakin mahal dan cadangannya menjadi sangat terbatas serta sulit dikendalikan untuk masa yang akan datang. Hal ini memicu pengembangan penggunaan energi listrik yang ramah lingkungan dalam sistem transportasi sebagai pengganti bahan bakar fosil. Bertolak dari permasalahan tersebut, maka perlu dirancang sebuah mobil listrik dengan mengaplikasikan sebuah sistem kemudi manual yang mampu bekerja secara efisien untuk mendukung kinerja pada mobil listrik yang ramah lingkungan.Metode pembuatan sistem kemudi manual mobil listrik menggunakan metode rancang bangun yaitu dengan langkah-langkah yaitu 1) menentukan ide rancangan yang dibuat. 2) pengumpulan data dan pemilihan bahan. 3) merancang desain gambar dengan menggunakan aplikasi software autocad. 4) merakit komponen yang telah didesain. 5) menguji performa dari sistem kemudi yang diaplikasikan pada mobil listrik. Sistem kemudi ini direncanakan menggunakan plat sebagai penghubung antara batang kemudi dengan lengan tie rod, sehingga tanpa menggunakan gearbox.Dari hasil pengujian diketahui bahwa performa dari sistem kemudi manual bekerja dengan baik. Batang kemudi dan steer ketika diputar tidak ada kekocakan pada sambungan antara batang kemudi dengan plat, sehingga steer dapat diputar dengan ringan dan mudah. Disamping itu sistem kemudi manual ini menghasilkan sudut belok maksimal 36 o. Dengan demikian sistem kemudi dapat mendukung kinerja pada mobil listrik Garuda Unesa.
PENGARUH VARIASI SUDUT SUDU TURBO CYCLONE TERHADAP UNJUK KERJA PADA KENDARAAN HONDA CIVIC SR4 MEIRAGA, RENDY
Jurnal Teknik Mesin JTM : Volume 01 Nomer 02 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Efisiensi tenaga merupakan cerminan serta dambaan bagi mesin kendaraan bermotor. Perbandingancampuran udara dan bahan bakar yang ideal akan berpengaruh terhadap unjuk kerja yang dihasilkandalam setiap proses pembakaran. Permasalahan tersebut bisa di pengaruhi oleh kualitas pembakaran,mulai dari sebelum pembakaran (before combustion) sampai sesudah pembakaran (after combustion).Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, bahwa penggunaan turbo cyclone dengan variasi sudut turbocyclone 30o, 45o, 60o memberikan peningkatan torsi serta daya pada putaran mesin menengah sampaitinggi antara 3500 rpm ? 4500 rpm dengan interval 500 rpm pada setiap pengujiannya
VARIASI WAKTU PENGAPIAN TERHADAP PERFORMA DAN EMISI MESIN 1 SILINDER DENGAN PEMANAS PRADIPTA E, HENNU Pradipta
Jurnal Teknik Mesin JTM : Volume 01 Nomer 02 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kendaraan bermotor merupakan salah satu alat transportasi yang memerlukan engine sebagai penggerak mulanya, baik roda dua maupun roda empat. Berkaitan dengan kenaikan jumlah kendaraan yang sebagian besar menggunakan bahan bakar minyak sehingga memicu jumlah kenaikan permintaan serta penggunaan bahan bakar yang semakin meningkat. Penggunaan variasi waktu pengapian manifold standar dan modifikasi (pemanas) sebagai alat pada mesin pembakaran agar dapat meningkatkan kinerja mesin dan menurunkan emisi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen, obyek penelitian adalah sepeda motor Suzuki Shogun 110 cc tahun 2003 dan variasi waktu pengapian menggunakan manifold standar dan modifikasi. Menggunakan putaran mesin 3000 rpm-8500 rpm dengan jarak interval 500 rpm. Penelitian ini menggunakan metode pengujian rpm berubah pada beban penuh (Full Open Throttle Valve) dengan posisi transmisi top gear yang berpedoman pada standart ISO 1585-1992 dan SNI 19 ? 71118. 3 ? 2005. Variasi waktu pengapian menggunakan pemanas yaitu 10°, 15° (standar) dan 20° sebelum TMA. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi waktu pengapian manifold standar dan modifikasi menaikkan torsi dan daya. Torsi tertinggi 8,2% pada 5000 rpm 20º sebelum TMA manifold modifikasi. Daya tertinggi 47,1% pada 3000 rpm 10º sebelum TMA manifold standar. Penurunan tertinggi (fuel consumption) 39,0% pada 4500 rpm 10º sebelum TMA manifold modifikasi. Penurunan HC tertinggi sebesar 95,8% pada 3000 rpm 15º sebelum TMA manifold modifikasi. CO2 meningkat 35,0% pada 8000 rpm 10º sebelum TMA manifold modifikasi. HC menurun sebesar 62,7% pada 6500 rpm 10º sebelum TMA manifold modifikasi. O2 meningkat 619,6% pada 8500 rpm 15º sebelum TMA manifold modifikasi.
PENGARUH VARIASI PANJANG PEGAS KOPLING (SPRING COMPRESSION) TERHADAP PERFORMANCE MOTOR YAMAHA JUPITER Z 2006 ARDIANSYAH, SANDI
Jurnal Teknik Mesin JTM : Volume 01 Nomer 02 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pegas kopling (spring compression) dalam rangkaian kopling pada sepeda motor berfungsi untuk memberikan tekanan pada kampas kopling dan pelat kopling sehingga tercipta sebuah cengkeraman pada rumah kopling (primary driven gear comp) dengan boss kopling (boss cluth) untuk meneruskan putaran mesin dari poros engkol menuju poros transmisi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen serta pengujian dilakukan pada rpm berubah dan beban penuh (Full Open Throttle Valve) dengan posisi transmisi top gear.Pengambilan data yang dilakukan meliputi torsi (torque), daya efektif (bhp), dan konsumsi bahan bakar (fc). Dan variabel pegas kopling (spring compression) yang diuji meliputi pegas kopling standart (30,3 mm), pegas kopling dengan melakukan pemotongan ulir (28,3 mm), dan pegas kopling dengan penambahan ring (spacer) (32,3 mm).Dari hasil dari penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa performance yang dihasilkan pada pegas kopling (spring compression) dengan panjang 32,3 mm lebih baik daripada pegas kopling 30,3 mm serta pegas kopling 28,3 mm. Yakni terjadi peningkatan torsi sebesar 7,40% pada putaran 8000 rpm untuk pegas 32,3mm. Dan terjadi peningkatan daya sebesar 8,33% pada putaran 8000 rpm untuk pegas 32,3mm. Namun untuk konsumsi bahan bakar hanya terjadi penurunan pada putaran atas, namun pada putaran ideal (rendah-menengah) tarjadi peningkatan konsumsi bahan bakar.
PENAMBAHAN PEMANAS CAMPURAN UDARA DAN BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA DAN EMISI MESIN 1 SILINDER SYAHRI R, ALFIAN
Jurnal Teknik Mesin JTM : Volume 01 Nomer 02 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada sistem motor pembakaran dalam, untuk meningkatkan performa mesin atau mengurangi kadar emisi gas buang yang dihasilkan, dapat dilakukan dalam tiga tahap, yaitu sebelum proses pembakaran, di dalam proses pembakaran, dan sesudah proses pembakaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan peneliti untuk mencapai hal tersebut yaitu dengan melakukan modifikasi pada proses sebelum pembakaran, yaitu pada intake manifold. Jenis penelitian ini adalah eksperimen, obyek penelitian adalah sepeda motor Suzuki Shogun 110 cc dan pemanas campuran udara dan bahan bakar. Dengan menggunakan putaran mesin 1500 rpm-7500 rpm dengan jarak interval 500 rpm. Penelitian ini menggunakan metode pengujian rpm berubah pada beban penuh dengan posisi transmisi top gear yang berpedoman pada standart ISO 1585. Variasi yang digunakan adalah 1 sekat, 2 sekat, dan 3 sekat. Langkah selanjutnya adalah membandingkan hasil pengujian dari intake manifold modifikasi tanpa pemanas dengan intake manifold modifikasi dengan pemanas, kemudian dijelaskan dalam bentuk kalimat sederhana yang mudah dipahami. Penggunaan pemanas campuran udara dan bahan bakar pada motor Suzuki Shogun 110 cc dapat meningkatkan torsi dan daya. Rata-rata peningkatan torsi dan daya terbesar diperoleh pada 1 sekat sebesar 17,5% dan 12,65%. Sedangkan konsumsi bahan bakar mengalami penurunan dan peningkatan, penurunan konsumsi bahan bakar tertinggi cenderung diperoleh pada variasi 3 sekat dan peningkatan konsumsi bahan bakar diperoleh pada 1 sekat dan 2 sekat. Penggunaan pemanas juga dapat menurunkan emisi CO2, HC, dan meningkatkan emisi O2. Penurunan CO2 tertinggi diperoleh pada putaran 7000 rpm pada 3 sekat sebesar 12,9%, penurunan HC tertinggi diperoleh pada putaran mesin 1500 rpm pada 1 sekat sebesar 41,1%, dan peningkatan O2 tertinggi diperoleh pada putaran mesin 7500 rpm pada variasi 2 sekat sebesar 145,5%.
PERENCANAAN MEKANISME MESIN PENGEPRES DAUN TEMBAKAU SYAIFUL IQBAL, MUHAMMAD Syaiful
Jurnal Teknik Mesin JTM : Volume 01 Nomer 02 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sesuai hasil survey yang di lakukan di UKM pengolahan daun tembakau, proses pengepresan di UKMselama ini masih dilakukan secara konvensional yaitu dengan cara ditekan dengan menggunakan tangansecara manual. Hal ini memberikan konsekuensi bahwa proses pengepresan menjadi kurang efektifkarena membutuhkan waktu relatif lama (± 10 kg/jam). Selain itu, hasil pengepresan tidak meratadimana tebal tembakau berbeda antara ujung daun dan pangkal daun serta tulang daun. Hal inimenyebabkan proses pengeringan membutuhkan waktu relatif lama (± 4 hari), sehingga produktivitastidak maksimal. Melihat permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk membahasnya dalamTugas Akhir (TA) ini, yang mana kami akan merancang sekaligus membahas tentangPERENCANAAN MEKANISME MESIN PENGEPRES DAUN TEMBAKAU.Untuk metode perencanaan mekanisme mesin pengepres daun tembakau 1). Menentukan perhitungankapasitas mesin. 2). Menentukan daya motor yang dipakai. 3). Menentukan perhitungan pulley sertamenentukan jenis pulley yang diapakai. 4). Menentukan Perhitungan sabuk V. 5). Menentukan diameterporos berserta perhitungan yang berhubungan poros penghubung. 6). Menentukan Perhitungan bantalangelinding serta menentukan jenis gelinding yang diapakai sesuai dengan gaya yang terjadi padamekanime mesin pengepres daun tembakau.Dengan terwujudnya mesin pengepres daun tembakau nantinya bisa mengatasi permasalahan yangterjadi selama ini di UKM tersebut, maka dapat dilakukan dengan menerapkan mesin ini didesainmenggunakan roll dan pengatur posisi roll untuk mengatur roll dalam proses pengepresan dauntembakau dengan harapan kami lebih efektif (praktis dan hasilnya merata), sedangkan pada prosespengeringan sebelumnya membutuhkan waktu relatif lama (± 4 hari) menjadi ± 2 hari. Alat inidiharapkan menjadi jawaban atas masalah yang dihadapi.
PENGARUH BESAR LSA (LOBE SEPARATION ANGLE) PADA CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH SUSILO, ARIF
Jurnal Teknik Mesin JTM : Volume 01 Nomer 02 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mengoptimalkan unjuk kerja mesin sepeda motor 4 langkah dapat dilakukan dengan modifikasi. Salah satu modifikasi yang sering dilakukan adalah modifikasi mekanisme katup. Modifikasi sistem mekanisme katup bisa dilakukan dengan merubah durasi dan timing buka tutup katup, tinggi bukaan katup, serta jarak antar puncak camshaft yang disebut dengan istilah Lobe Separation Angle (LSA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh besar LSA terhadap torsi, daya, dan konsumsi bahan bakar, tekanan efektif rata-rata dan efisiensi thermal pada mesin sepeda motor 4 langkah .Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Objek penelitian adalah sepeda motor Suzuki Shogun 110 tahun perakitan 2001. Dengan menggunakan putaran mesin 3000 rpm - 8500 rpm dengan range 500 rpm. Penelitian ini dilaksanakan di Banyuwangi Motor Jl. Undaan Kulon no.115-117 Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode pengujian rpm berubah pada beban penuh (full open throttle valve) dengan posisi transmisi top gear. Camshaft yang digunakan adalah camshaft dengan LSA 105° (standar), 95°, 100°, 110°, dan 115°. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian menggunakan camshaft dengan LSA 105° (standar), 95°, 100°, 110°, dan 115° mempengaruhi unjuk kerja mesin. Torsi maksimum tertinggi dihasilkan camshaft dengan LSA 105° yaitu sebesar 0,88 kgf.m pada 3500 rpm. Daya maksimum tertinggi dihasilkan camshaft dengan LSA 95° yaitu sebesar 6,39 PS pada 6500 rpm. Konsumsi bahan bakar spesifik terendah dihasilkan camshaft dengan LSA 95° yaitu sebesar 0,068 kg/PS jam pada 3500 rpm. Tekanan efektif rata-rata tertinggi dihasilkan camshaft dengan LSA 105° yaitu sebesar 10,192 kg/cm2. Efisiensi thermal tertinggi dihasilkan camshaft dengan LSA 105° yaitu sebesar 93,240%. Dalam penelitian ini camshaft yang terbaik adalah camshaft dengan LSA 105° (standar).
PENGARUH PENYETELAN VOLUME CO PADA ELECTRONIC CONTROL UNIT TERHADAP LAMBDA DAN EMISI GAS BUANG MOTOR YAMAHA V-IXION ABDILLAH, RIZKI
Jurnal Teknik Mesin JTM : Volume 01 Nomer 02 Tahun 2013
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem pemasukan bahan bakar dengan menggunakan Electronic Fuel Injection (EFI) merupakan teknologi yang mampu menghasilkan perbandingan udara dan bahan bakar yang lebih optimal disetiap putaran mesin saat beroperasi, sehingga memungkinkan memiliki efisiensi konsumsi bahan bakar yang lebih ekonomis dan menjamin pembakaran berlangsung dengan baik. Akan tetapi kondisi mesin kendaaan yang berubah seiring pemakaian maupun suhu dimana kendaraan tersebut berada mengakibatkan kebutuhan akan pasokan bahan bakar juga ikut berubah, mengakibatkan konsumsi bahan bakar boros dan emisi gas buang yang dihasilkan meningkat. Namun hal tersebut dapat diantisipasi dengan cara memakai perbandingan campuran bahan bakar yang lebih tepat lagi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mesin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyetelan volume CO pada sistem injeksi kendaraan bermotor terhadap kadar emisi gas buang yang dihasilkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen murni. Penelitian dilakukan dengan tiga pengujian, yaitu pengujian standar, pengujian eksperimen 1 dengan menggunakan volume CO di bawah standar dan pengujian eksperimen 2 dengan menggunakan volume CO di atas standar. Data yang diperoleh dari hasil eksperimen dimasukkan ke dalam tabel dan ditampilkan dalam bentuk grafik yang kemudian akan dianalisa dan ditarik kesimpulannya, sehingga dapat diketahui persentase perubahan kadar emisi gas buang pada sistem injeksi bahan bakar Yamaha V-ixion.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemakaian variasi tingkat volume CO pada Yamaha V-ixion 2012 dapat meningkatkan kadar emisi gas buang CO, CO2 dan HC. Peningkatan emisi CO tertinggi sebesar 415,69% didapatkan pada putaran 3500 rpm dengan menggunakan volume CO (+20). Peningkatan emisi CO2 tertinggi sebesar 32,10% didapatkan pada putaran 1400 rpm dengan menggunakan volume CO (+30). Peningkatan emisi HC tertinggi sebesar 305,71% didapatkan pada putaran 8000 rpm dengan menggunakan volume CO (-30).

Page 3 of 57 | Total Record : 563