cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Rekayasa Teknik Sipil
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 380 Documents
PENGARUH VARIASI KETEBALAN LAPIS KAYU BALOK LAMINASI MERANTI-SENGON-MERANTI PADA PENYUSUNAN DENGAN KOMPOSISI BALANCED TERHADAP TEGANGAN LENTUR FIKRIYA, DLIYAUL; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balok laminasi merupakan produk rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih lapisan kayu lamina yang saling direkat dalam arah serat longitudinal. Sumber daya alam berupa kayu sangat potensial untuk dipakai sebagai bahan bangunan. Kayu memiliki beberapa kelebihan antara lain: ringan, tahan terhadap gempa, mudah dalam pelaksanaannya. Penggunaan kayu sebagai bahan struktural diantaranya adalah untuk keperluan bahan bangunan rumah atau bangunan lain, pembuatan kuda-kuda, rangka jembatan hingga hanggar pesawat terbang. Untuk berbagai keperluan struktural tersebut dibutuhkan dimensi kayu yang cukup besar dengan bentang yang panjang. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kayu dengan dimensi yang diinginkan adalah dengan teknik laminasi. dalam pembuatan balok laminasi, penyusunan setiap lapisan dapat diatur sedemikian rupa sehingga bisa meningkatkan sifat-sifat kekuatan kayu yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi kayu isian (kayu Sengon) yang paling optimal terhadap tegangan balok laminasi. Penelitian ini dilakukan dengan membuat benda uji dengan tingkat penyusunan seimbang dimana lapisan atas dan bawah balok laminasi memiliki dimensi sama, yaitu menggunakan kayu Meranti dan kayu isian menggunakan kayu Sengon. Benda uji dibuat dengan variasi penambahan kayu isian Sengon setinggi 20%, 27%, 33%, 38 dan 42% dari tinggi balok dengan panjang bentang 90 cm, masing-masing variasi dibuat 3 benda uji. Pengujian lentur dilakukan dengan beban terpusat ditengan bentang balok yang didukung tumpuan sendi dan rol Selain data kuat lentur, lendutan benda uji juga diukur dengan meletakkan dial gauge pada masing-masing ¼, ½, dan ¾ bentang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tebal kayu isian Sengon maka kekuatan balok laminasi semakin tinggi yang digambarkan dengan beban yang diterima oleh balok semakin meningkat. Pada penambahan kayu isian Sengon setinggi 20% dan 27% dari total ketinggian balok laminasi, kekuatan lentur yang terjadi melebihi kekuatan lentur dari balok utuh kayu penyusun, baik kekuatan utuh Meranti maupun Sengon. Penambahan kayu isian Sengon setinggi 33% hingga 42% dari total ketinggian balok laminasi terjadi penurunan kekuatan lentur. Kekuatan lentur yang optimum adalah pada penyusunan dengan penambahan kayu isian Sengon kurang dari 27% dari total ketinggian balok laminasi. Lendutan yang terjadi pada masing-masing balok masih pada kondisi elastis grafik menunjukkan kondisi yang linier, dan pada saat balok sudah tidak elastis penambahan beban dan lendutan sudah tidak seimbang lagi, beban sudah tidak dapat bertambah lagi, namun lendutan masih terus bertambah sampai balok mengalami keruntuhan total, semakin tebal kayu isian sengon, maka lendutan yang terjadi semakin kecil, dan semakin besar kekakuan, begitu pula sebaliknya jika semakin besar kekakuan beban yang bisa diterima semakin besar. Seluruh variasi balok laminasi kerusakan awal dimulai dari rusaknya kayu Meranti pada sisi lapisan terluar, balok dengan penambahan isian Sengon 20%, 27%, 33% dan 38% dari total ketinggian balok laminasi mengalami runtuh lentur, sedangkan pada balok dengan penambahan isian Sengon 42% dari total ketinggian balok laminasi mengalami runtuh geser.Kata Kunci: Balok laminasi, Penyusunan seimbang, Tegangan lentur
PENGARUH VARIASI KETEBALAN LAPIS KAYU BALOK LAMINASI MERANTI-SENGON-MERANTI PADA PENYUSUNAN DENGAN KOMPOSISI BALANCED TERHADAP TEGANGAN LENTUR FIKRIYA, DLIYAUL; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balok laminasi merupakan produk rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih lapisan kayu lamina yang saling direkat dalam arah serat longitudinal. Sumber daya alam berupa kayu sangat potensial untuk dipakai sebagai bahan bangunan. Kayu memiliki beberapa kelebihan antara lain: ringan, tahan terhadap gempa, mudah dalam pelaksanaannya. Penggunaan kayu sebagai bahan struktural diantaranya adalah untuk keperluan bahan bangunan rumah atau bangunan lain, pembuatan kuda-kuda, rangka jembatan hingga hanggar pesawat terbang. Untuk berbagai keperluan struktural tersebut dibutuhkan dimensi kayu yang cukup besar dengan bentang yang panjang. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kayu dengan dimensi yang diinginkan adalah dengan teknik laminasi. dalam pembuatan balok laminasi, penyusunan setiap lapisan dapat diatur sedemikian rupa sehingga bisa meningkatkan sifat-sifat kekuatan kayu yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi kayu isian (kayu Sengon) yang paling optimal terhadap tegangan balok laminasi. Penelitian ini dilakukan dengan membuat benda uji dengan tingkat penyusunan seimbang dimana lapisan atas dan bawah balok laminasi memiliki dimensi sama, yaitu menggunakan kayu Meranti dan kayu isian menggunakan kayu Sengon. Benda uji dibuat dengan variasi penambahan kayu isian Sengon setinggi 20%, 27%, 33%, 38 dan 42% dari tinggi balok dengan panjang bentang 90 cm, masing-masing variasi dibuat 3 benda uji. Pengujian lentur dilakukan dengan beban terpusat ditengan bentang balok yang didukung tumpuan sendi dan rol Selain data kuat lentur, lendutan benda uji juga diukur dengan meletakkan dial gauge pada masing-masing ¼, ½, dan ¾ bentang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tebal kayu isian Sengon maka kekuatan balok laminasi semakin tinggi yang digambarkan dengan beban yang diterima oleh balok semakin meningkat. Pada penambahan kayu isian Sengon setinggi 20% dan 27% dari total ketinggian balok laminasi, kekuatan lentur yang terjadi melebihi kekuatan lentur dari balok utuh kayu penyusun, baik kekuatan utuh Meranti maupun Sengon. Penambahan kayu isian Sengon setinggi 33% hingga 42% dari total ketinggian balok laminasi terjadi penurunan kekuatan lentur. Kekuatan lentur yang optimum adalah pada penyusunan dengan penambahan kayu isian Sengon kurang dari 27% dari total ketinggian balok laminasi. Lendutan yang terjadi pada masing-masing balok masih pada kondisi elastis grafik menunjukkan kondisi yang linier, dan pada saat balok sudah tidak elastis penambahan beban dan lendutan sudah tidak seimbang lagi, beban sudah tidak dapat bertambah lagi, namun lendutan masih terus bertambah sampai balok mengalami keruntuhan total, semakin tebal kayu isian sengon, maka lendutan yang terjadi semakin kecil, dan semakin besar kekakuan, begitu pula sebaliknya jika semakin besar kekakuan beban yang bisa diterima semakin besar. Seluruh variasi balok laminasi kerusakan awal dimulai dari rusaknya kayu Meranti pada sisi lapisan terluar, balok dengan penambahan isian Sengon 20%, 27%, 33% dan 38% dari total ketinggian balok laminasi mengalami runtuh lentur, sedangkan pada balok dengan penambahan isian Sengon 42% dari total ketinggian balok laminasi mengalami runtuh geser.Kata Kunci: Balok laminasi, Penyusunan seimbang, Tegangan lentur
PENGARUH VARIASI KETEBALAN LAPIS KAYU BALOK LAMINASI MERANTI-SENGON-MERANTI PADA PENYUSUNAN DENGAN KOMPOSISI BALANCED TERHADAP TEGANGAN LENTUR FIKRIYA, DLIYAUL; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balok laminasi merupakan produk rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih lapisan kayu lamina yang saling direkat dalam arah serat longitudinal. Sumber daya alam berupa kayu sangat potensial untuk dipakai sebagai bahan bangunan. Kayu memiliki beberapa kelebihan antara lain: ringan, tahan terhadap gempa, mudah dalam pelaksanaannya. Penggunaan kayu sebagai bahan struktural diantaranya adalah untuk keperluan bahan bangunan rumah atau bangunan lain, pembuatan kuda-kuda, rangka jembatan hingga hanggar pesawat terbang. Untuk berbagai keperluan struktural tersebut dibutuhkan dimensi kayu yang cukup besar dengan bentang yang panjang. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kayu dengan dimensi yang diinginkan adalah dengan teknik laminasi. dalam pembuatan balok laminasi, penyusunan setiap lapisan dapat diatur sedemikian rupa sehingga bisa meningkatkan sifat-sifat kekuatan kayu yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi kayu isian (kayu Sengon) yang paling optimal terhadap tegangan balok laminasi. Penelitian ini dilakukan dengan membuat benda uji dengan tingkat penyusunan seimbang dimana lapisan atas dan bawah balok laminasi memiliki dimensi sama, yaitu menggunakan kayu Meranti dan kayu isian menggunakan kayu Sengon. Benda uji dibuat dengan variasi penambahan kayu isian Sengon setinggi 20%, 27%, 33%, 38 dan 42% dari tinggi balok dengan panjang bentang 90 cm, masing-masing variasi dibuat 3 benda uji. Pengujian lentur dilakukan dengan beban terpusat ditengan bentang balok yang didukung tumpuan sendi dan rol Selain data kuat lentur, lendutan benda uji juga diukur dengan meletakkan dial gauge pada masing-masing ¼, ½, dan ¾ bentang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tebal kayu isian Sengon maka kekuatan balok laminasi semakin tinggi yang digambarkan dengan beban yang diterima oleh balok semakin meningkat. Pada penambahan kayu isian Sengon setinggi 20% dan 27% dari total ketinggian balok laminasi, kekuatan lentur yang terjadi melebihi kekuatan lentur dari balok utuh kayu penyusun, baik kekuatan utuh Meranti maupun Sengon. Penambahan kayu isian Sengon setinggi 33% hingga 42% dari total ketinggian balok laminasi terjadi penurunan kekuatan lentur. Kekuatan lentur yang optimum adalah pada penyusunan dengan penambahan kayu isian Sengon kurang dari 27% dari total ketinggian balok laminasi. Lendutan yang terjadi pada masing-masing balok masih pada kondisi elastis grafik menunjukkan kondisi yang linier, dan pada saat balok sudah tidak elastis penambahan beban dan lendutan sudah tidak seimbang lagi, beban sudah tidak dapat bertambah lagi, namun lendutan masih terus bertambah sampai balok mengalami keruntuhan total, semakin tebal kayu isian sengon, maka lendutan yang terjadi semakin kecil, dan semakin besar kekakuan, begitu pula sebaliknya jika semakin besar kekakuan beban yang bisa diterima semakin besar. Seluruh variasi balok laminasi kerusakan awal dimulai dari rusaknya kayu Meranti pada sisi lapisan terluar, balok dengan penambahan isian Sengon 20%, 27%, 33% dan 38% dari total ketinggian balok laminasi mengalami runtuh lentur, sedangkan pada balok dengan penambahan isian Sengon 42% dari total ketinggian balok laminasi mengalami runtuh geser.Kata Kunci: Balok laminasi, Penyusunan seimbang, Tegangan lentur
PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA PANDANTOYO KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI WIDIN WIDYASWARA, NOVIA; IRIANTO, DJONI
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Pandantoyo terletak di kecamatan Ngancar kabupaten Kediri yang mempunyai luas wilayah 10,85 km2 dan dihuni oleh 5580 jiwa pada tahun 2018. Desa Pandantoyo memiliki sumber air yang memadai tetapi belum memiliki jaringan pipa distribusi air bersih yang baik, sehingga dibutuhkan perencanaan sistem jaringan distribusi air bersih yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat desa Pandantoyo. Sumber air yang dimanfaatkan bernama Sumber Biting dan memiliki debit sebesar 22,163 lt/dt. Kebutuhan air bersih dihitung bedasarkan proyeksi jumlah penduduk serta fasilitas sosial ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perencanaan sistem distribusi air bersih di desa Pandantoyo guna memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat desa Pandantoyo. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penduduk desa Pandantoyo di tahun 2019 adalah 5323 jiwa dengan total kebutuhan air sebesar 5,1623 lt/dt, sedangkan proyeksi jumlah penduduk desa Pandantoyo pada tahun 2029 adalah 6401 jiwa dengan proyeksi kebutuhan air sebesar 6,1544 lt/dt. Pipa yang digunakan dalam perencanaan adalah jenis PVC dengan dimensi Ø32mm, Ø89mm, Ø165mm, dan Ø216mm. Perencanaan sistem distribusi air bersih menggunakan program Epanet 2.0. Program ini sangat mendukung untuk perencanaan jaringan pipa di pedesaan maupun daerah terpencil yang memiliki letak geografis dengan beda elevasi tertentu.Kata kunci: epanet, sistem jaringan distribusi air bersih , pipa, desa Pandantoyo.
PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA PANDANTOYO KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI WIDIN WIDYASWARA, NOVIA; IRIANTO, DJONI
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Pandantoyo terletak di kecamatan Ngancar kabupaten Kediri yang mempunyai luas wilayah 10,85 km2 dan dihuni oleh 5580 jiwa pada tahun 2018. Desa Pandantoyo memiliki sumber air yang memadai tetapi belum memiliki jaringan pipa distribusi air bersih yang baik, sehingga dibutuhkan perencanaan sistem jaringan distribusi air bersih yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat desa Pandantoyo. Sumber air yang dimanfaatkan bernama Sumber Biting dan memiliki debit sebesar 22,163 lt/dt. Kebutuhan air bersih dihitung bedasarkan proyeksi jumlah penduduk serta fasilitas sosial ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perencanaan sistem distribusi air bersih di desa Pandantoyo guna memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat desa Pandantoyo. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penduduk desa Pandantoyo di tahun 2019 adalah 5323 jiwa dengan total kebutuhan air sebesar 5,1623 lt/dt, sedangkan proyeksi jumlah penduduk desa Pandantoyo pada tahun 2029 adalah 6401 jiwa dengan proyeksi kebutuhan air sebesar 6,1544 lt/dt. Pipa yang digunakan dalam perencanaan adalah jenis PVC dengan dimensi Ø32mm, Ø89mm, Ø165mm, dan Ø216mm. Perencanaan sistem distribusi air bersih menggunakan program Epanet 2.0. Program ini sangat mendukung untuk perencanaan jaringan pipa di pedesaan maupun daerah terpencil yang memiliki letak geografis dengan beda elevasi tertentu.Kata kunci: epanet, sistem jaringan distribusi air bersih , pipa, desa Pandantoyo.
PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA PANDANTOYO KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI WIDIN WIDYASWARA, NOVIA; IRIANTO, DJONI
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Pandantoyo terletak di kecamatan Ngancar kabupaten Kediri yang mempunyai luas wilayah 10,85 km2 dan dihuni oleh 5580 jiwa pada tahun 2018. Desa Pandantoyo memiliki sumber air yang memadai tetapi belum memiliki jaringan pipa distribusi air bersih yang baik, sehingga dibutuhkan perencanaan sistem jaringan distribusi air bersih yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat desa Pandantoyo. Sumber air yang dimanfaatkan bernama Sumber Biting dan memiliki debit sebesar 22,163 lt/dt. Kebutuhan air bersih dihitung bedasarkan proyeksi jumlah penduduk serta fasilitas sosial ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perencanaan sistem distribusi air bersih di desa Pandantoyo guna memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat desa Pandantoyo. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penduduk desa Pandantoyo di tahun 2019 adalah 5323 jiwa dengan total kebutuhan air sebesar 5,1623 lt/dt, sedangkan proyeksi jumlah penduduk desa Pandantoyo pada tahun 2029 adalah 6401 jiwa dengan proyeksi kebutuhan air sebesar 6,1544 lt/dt. Pipa yang digunakan dalam perencanaan adalah jenis PVC dengan dimensi Ø32mm, Ø89mm, Ø165mm, dan Ø216mm. Perencanaan sistem distribusi air bersih menggunakan program Epanet 2.0. Program ini sangat mendukung untuk perencanaan jaringan pipa di pedesaan maupun daerah terpencil yang memiliki letak geografis dengan beda elevasi tertentu.Kata kunci: epanet, sistem jaringan distribusi air bersih , pipa, desa Pandantoyo.
PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA PANDANTOYO KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI WIDIN WIDYASWARA, NOVIA; IRIANTO, DJONI
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Pandantoyo terletak di kecamatan Ngancar kabupaten Kediri yang mempunyai luas wilayah 10,85 km2 dan dihuni oleh 5580 jiwa pada tahun 2018. Desa Pandantoyo memiliki sumber air yang memadai tetapi belum memiliki jaringan pipa distribusi air bersih yang baik, sehingga dibutuhkan perencanaan sistem jaringan distribusi air bersih yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat desa Pandantoyo. Sumber air yang dimanfaatkan bernama Sumber Biting dan memiliki debit sebesar 22,163 lt/dt. Kebutuhan air bersih dihitung bedasarkan proyeksi jumlah penduduk serta fasilitas sosial ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perencanaan sistem distribusi air bersih di desa Pandantoyo guna memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat desa Pandantoyo. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penduduk desa Pandantoyo di tahun 2019 adalah 5323 jiwa dengan total kebutuhan air sebesar 5,1623 lt/dt, sedangkan proyeksi jumlah penduduk desa Pandantoyo pada tahun 2029 adalah 6401 jiwa dengan proyeksi kebutuhan air sebesar 6,1544 lt/dt. Pipa yang digunakan dalam perencanaan adalah jenis PVC dengan dimensi Ø32mm, Ø89mm, Ø165mm, dan Ø216mm. Perencanaan sistem distribusi air bersih menggunakan program Epanet 2.0. Program ini sangat mendukung untuk perencanaan jaringan pipa di pedesaan maupun daerah terpencil yang memiliki letak geografis dengan beda elevasi tertentu.Kata kunci: epanet, sistem jaringan distribusi air bersih , pipa, desa Pandantoyo.
PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA PANDANTOYO KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI WIDIN WIDYASWARA, NOVIA; IRIANTO, DJONI
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Pandantoyo terletak di kecamatan Ngancar kabupaten Kediri yang mempunyai luas wilayah 10,85 km2 dan dihuni oleh 5580 jiwa pada tahun 2018. Desa Pandantoyo memiliki sumber air yang memadai tetapi belum memiliki jaringan pipa distribusi air bersih yang baik, sehingga dibutuhkan perencanaan sistem jaringan distribusi air bersih yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat desa Pandantoyo. Sumber air yang dimanfaatkan bernama Sumber Biting dan memiliki debit sebesar 22,163 lt/dt. Kebutuhan air bersih dihitung bedasarkan proyeksi jumlah penduduk serta fasilitas sosial ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perencanaan sistem distribusi air bersih di desa Pandantoyo guna memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat desa Pandantoyo. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penduduk desa Pandantoyo di tahun 2019 adalah 5323 jiwa dengan total kebutuhan air sebesar 5,1623 lt/dt, sedangkan proyeksi jumlah penduduk desa Pandantoyo pada tahun 2029 adalah 6401 jiwa dengan proyeksi kebutuhan air sebesar 6,1544 lt/dt. Pipa yang digunakan dalam perencanaan adalah jenis PVC dengan dimensi Ø32mm, Ø89mm, Ø165mm, dan Ø216mm. Perencanaan sistem distribusi air bersih menggunakan program Epanet 2.0. Program ini sangat mendukung untuk perencanaan jaringan pipa di pedesaan maupun daerah terpencil yang memiliki letak geografis dengan beda elevasi tertentu.Kata kunci: epanet, sistem jaringan distribusi air bersih , pipa, desa Pandantoyo.
PENENTUAN KADAR ASPAL OPTIMUM (KAO) DALAM CAMPURAN ASPHALT CONCRETE-WEARING COURSE (AC-WC) DENGAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT WIDYA WARDANA, HERWIN; MAHARDI, PURWO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui nilai karakteristik marshall dari aspal beton lapis aus atau asphalt concrete wearing course (AC-WC) yang meliputi: Void In The Mix (VIM), Void In Mineral Agreggate (VMA), Void Filled With Asphalt (VFA), Stabilitas, Kelelehan (Flow) dan Marshall Quotient (MQ) menggunakan limbah beton sebagai pengganti agregat dengan harapan limbah beton dapat menjadi alternatif material dalam campuran perkerasan jalan, sehingga dapat menghemat dari segi biaya dan mengurangi eksploitasi material dari alam. Penelitian ini dalam skala uji laboratorium dan menggunakan pedoman Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2010. Limbah beton yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 35% dari total berat campuran aspal dengan ukuran butir agregat 5-10mm hingga didapatkan proporsi campuran yang optimal dengan ketentuan Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 dengan pengujian Marshall Test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada penggunaan limbah beton sebesar 35% dari total berat campuran dengan kadar aspal 5%; 5,5%; 6%; 6,5%; dan 7%. Hasil dari kadar aspal tersebut didapatkan nilai KAO yaitu 6,17% dan nilai VIM dan VMA yaitu 4,8% dan 17,71%, sedangkan untuk nilai VFA sebesar 72,9%. nilai stabilitas sebesar 1627 kg, untuk Flow sebesar 4,5 mm dan nilai MQ sebesar 361,6 Kg/mm. Kata Kunci : AC-WC, Pen 60/70, KAO, Limbah Beton, Marshall
PENGARUH SUBSTITUSI AGREGAT HALUS DENGAN 30% COPPER SLAG TERHADAP MIX DESAIN BETON NORMAL DAN KEMAMPUAN KUAT TEKAN BETON Yusuf, Dedy
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Karakteristik beton akan memiliki kekuatan tekan yg sesuai desain apabila bahan dasar campurannya diperhatikan dari segi karakteristik, kualitas material, dan kandungan air didalam material tersebut. Penggunaan bahan yang berasal dari alam tentunya belum diketahui karakteristik dan sifatnya, apalagi bahan tersebut ditambahan kedalam campuran mix desain beton. Salah satunya adalah bahan limbah yang dipakai adalah copper slag, yang merupakan bahan sisa dari pabrik pembuatan tembaga diaman untuk mengeluarkannya perlu ijin khusus dan harus sepengetahuan pabrik tersebut. Copper slag ini memiliki sifat karakteristik berbutiran halus sehingga dapa digunakan sebagai bahan pengganti pasir pada campuran beton. Sehingga, tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketepatan nilai kuat tekan terhadap rencana mix desain beton dengan penambahan copper slag sebesar 30%. Kata Kunci: Copper Slag, Kuat Tekan, Beton Normal.   Abstract Concrete characteristics will have a compressive strength that is in accordance with the design if the mixture is considered in terms of characteristics, material quality, and water content in the material. The use of materials derived from nature is certainly not yet known its characteristics and properties, moreover the material is added to the concrete mix design mix. One of them is the waste material used is copper slag, which is a waste material from a copper manufacturing plant that is safe to issue it requires special permission and must be known by the factory. This copper slag has fine grained characteristics so that it can be used as a substitute for sand in concrete mixtures. Thus, the purpose of this study was to determine the accuracy of the compressive strength values of the concrete design mix plan by adding copper slag by 30%. Keywords: Copper Slag, Compressive Strength, Normal Concrete.