cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Rekayasa Teknik Sipil
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 380 Documents
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA (COCONUT FIBER) TERHADAP KUAT TEKAN , KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA BETON RIVALDO LUMBAN TOBING, GHARY; RISDIANTO, YOGIE
Rekayasa Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Beton terdiri dari bahan campuran semen, kerikil, pasir, air dan bahan tambah. Penggunaan bahan tambah berupa serat alam yakni serat sabut kelapa diharapkan dapat memperbaiki sifat mekanik beton terkhususnya beton normal. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui komposisi penambahan serat sabut kelapa yang meningkatkan nilai kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat lentur pada beton. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan merancang komposisi campuran beton untuk masing-masing tambahan serat serabut kelapa kemudian membuat sampel beton berbentuk silinder dan balok untuk kemudian dilakukan pengujian terhadap beton Penelitian ini menggunakan kuat tekan rencana f?c 24,90 N/mm2. Benda uji berupa silinder beton berukuran 15x30 cm dan balok beton berukuran 15x15x60 cm. Proses pengujian kuat tekan , kuat tarik belah, dan kuat lentur dilakukan pada umur beton 7 , 14, 21, dan 28 hari. Serat serabut kelapa sebagai bahan tambahan berupa serat dengan ukuran panjang 25-40 mm dan dengan persentase 2%, 4%, dan 6%. Hasil penelitian menunjukkan penambahan serat serabut kelapa 2% mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kuat tarik belah dan kuat lentur, namun mengalami penurunan kuat tekan. Sehingga, kadar optimum penambahan serat serabut kelapa terhadap kuat lentur dan kuat tarik belah tertinggi terjadi pada penambahan sebesar 2% diperoleh rata-rata kuat tarik belah sebesar 2,38 MPa dan kuat lentur sebesar 5,705 MPa. Kata Kunci: beton serat, kuat lentur, kuat tarik belah, kuat tekan, serat serabut kelapa, ABSTRACT Concrete content consists of a mixture of cement, gravel, sand, water and added ingredients The use of natural fibers, namely coconut fiber, is expected to improve the mechanical properties of concrete, especially normal concrete. This study is intended to determine the composition of the addition of coconut fiber which increases the value of compressive strength, split tensile strength and flexural tensile strength in concrete. The research method is to design the composition of the concrete mixture for each coconut fiber addition and then produce cylinder and beam concrete samples to then test the concrete. This research using compressive strength plan f?c 24,90 N/mm2. The test specimen is a 15x30 cm concrete cylinder and a 15x15x60 cm concrete beam. The testing process of compressive strength, split tensile strength, and flexural tensile strength was carried out at 7, 14, 21 and 28 days of concrete. The proportion of fiber concrete mixture is 3 variations of stir. Coconut fiber as an additional material in the form of fibers with a length of 25-40 mm and with a percentage of 2%, 4%, and 6%. The results showed that the addition of 2% coconut fiber had an effect on the increase in split tensile strength and flexural strength, but experienced a decrease in compressive strength. Thus, the optimum level of coconut fiber addition to the highest flexural strength and split tensile strength occurred in an addition of 2% obtained by the average split tensile strength of 2.38 MPa and flexural strength of 5.705 MPa. Key words: coconut fiber, compressive strength, fiber concrete, flexural tensile strength, splitting tensile strength
PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT SEBAGAI MATERIAL PENGGANTI SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL MAHENDRA, PANDU; RISDIANTO, YOGIE
Rekayasa Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan limbah karbit sebagai material pengganti semen dalam pembuatan beton mutu normal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah persentase pemakaian limbah karbit dan pengaruhnya dalam pembuatan beton normal. Penelitian ini dilakukan dengan menggantikan prosentase tertentu dari berat semen dengan limbah karbit. Beton dicetak munggunakan cetakan silinder berukuran tinggi 20 cm dengan diameter 10 cm. Pengujian dilakukakan ketika beton mencapai umur 7, 14, 21, dan 28 hari. Uji yang dilakukan adalah uji kuat tekan menggunakan Compression Testing Machine laboratorium Teknik Sipil UNESA. Hasil dari penelitian ini didapat nilai kuat tekan maksimal limbah karbit berada pada titik 10%. Melebihi itu kuat tekan beton akan mengalami penurunan. Pada persentase 12,5 % nilai kuat tekan mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan sifat halus dari karbit tidak mampu menyamai sifat dari semen. Butiran limbah karbit tidak mampu menyamai kehalusan dari semen. Butiran yang terlalu banyak justru akan menimbulkan rongga pada beton. Rongga tersebut akan menurunkan nilai kuat tekan beton pada saat pengujian dialakukan. Beton uji yang mengandung limbah karbit terlalu banyak akan mengalami segresi yang menyebabkan keretakan di banyak sisi ketika pengujian Kata kunci : Limbah Karbit, Kuat Tekan, Beton Normal Abstract This research was conducted by utilizing carbide waste as a cement replacement material in the manufacture of normal quality concrete. The purpose of this study was to determine the number of percentages of carbide waste usage and its effect in making normal concrete. This research was conducted by replacing a certain percentage of the weight of cement with carbide waste. Printed concrete uses cylindrical molds measuring 20 cm high with a diameter of 10 cm. The test was carried out when the concrete reached the ages of 7, 14, 21 and 28 days. The test is a compressive strength test using Compression Testing Machine UNESA civil engineering laboratory. The results of this study obtained the maximum compressive strength of carbide waste at the point of 10%. Moreover, the compressive strength of the concrete will decrease. At the percentage of 12.5% ??the value of compressive strength has decreased. This is because the subtle nature of carbide is not able to match the properties of cement. Carbide waste granules are unable to match the fineness of cement. Too many grains will cause cavities in the concrete. The cavity will reduce the value of concrete compressive strength when the test is carried out. Test concrete that contains too much carbide waste will experience a secretion that causes cracks on many sides when testing Keywords: Carbide Waste, Compressive Strength, Normal Concrete
ANALISIS NILAI HASIL TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK HOTEL GUNUNG MEGAH KENJERAN BARU KECAMATAN BULAK KENJERAN PRASETYO, BAYU; AGUS YUDHA PRAWIRA ADISTANA, GDE
Rekayasa Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pelaksanaan suatu proyek umumnya sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dimana biaya yang dikeluarkan dan jadwal yang direncanakan melampaui batas yang direncanakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pengendalian proyek dengan metode nilai hasil pada proyek konstruksi yang ditinjau, apakah pelaksanaan proyek sesuai dengan waktu dan biaya yang direncanakan. Metode nilai hasil merupakan pengembangan teknik Grafik ?S? sampai mampu menganalisis varians biaya secara stimulant sehingga dapat melihat kemajuan proyek dari jadwal dengan anggaran yang telah dialokasikan. Analisa harga satuan serta laporan kemajuan proyek diolah untuk mendapatkan BCWS (Budgeted Cost of Work Schedule), ACWP (Actual Cost of Work Performance), dan BCWP (Budgeted Cost of Work Performance). Dari hasil penerapan metode nilai hasil diketahui sampai hasil tinjauan pada minggu ke-8 didapatkan BCWS = Rp 355.632.989,22; ACWP = Rp 496.101.927,28; BCWP = Rp 581.079.522,83; sedangkan varian biaya (CV) hingga minggu ke-8 adalah positif (+) sedangkan varian jadwal (SV) adalah negative (-). Dan dapat diketahui perkiraan biaya akhir proyek EAC (Estimate At Complete) adalah Rp 9.937.260.823,18 dengan anggaran rencana sebesar Rp 11.527.811.644. Dari hasil diketahui pekerjaan selesai terlambat dan memakan biaya lebih. Kata kunci : Pengendalian, Metode Nilai Hasil, BCWS, ACWP, BCWP. Abstract The purpose of this research is to perform project control with the method of value of the results on the construction project reviewed, whether the implementation of the project in accordance with the time and planned costs. The result value method is the development of the "S" Graph technique until it is able to analyze the variance of costs in a stimulant so as to see the progress of the project from the schedule with the allocated budget. Unit price analysis and project progress report prepared to get BCWS (Budgeted Cost of Work Schedule), ACWP (Actual Cost of Work Performance), and BCWP (Budgeted Cost of Work Performance) . From result of applying method of result value known until result of review at week 8 got BCWS = Rp 355.632.989,22; ACWP = 496.101.927,28; BCWP = Rp 581.079.522,83; while the cost variant (CV) until week 14 is positive (+) while the schedule variant (SV) is negative (-). And it can be seen the estimated cost of the final project EAC (Estimate At Complete) is Rp 9.937.260.823,18 with budget plan of Rp 11.527.811.644. From the results it is known the work is overdue and cost more. Keywords: Control, Value Result Method, BCWS, ACWP, BCWP.
EVALUASI SISTEM JARINGAN DRAINASE MENGATASI PERMASALAHAN BANJIR DI SUB SISTEM DAS KALI DAPUR KABUPATEN LAMONGAN MUZAIDI SYARIEF, MOCH.; , KUSNAN
Rekayasa Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah banjir di sub sistem DAS Kali Dapur Kabupaten Lamongan dengan mengevaluasi saluran drainase tersier, sekunder dan primer. Tahapan dalam perhitungan ini dengan melakukan analisa hidrologi dan analisa hidrolika sehingga didapatkan hasil evaluasi dimensi saluran yang tidak mencukupi debit rencana banjir. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui solusi dari permasalahan yang terjadi dengan mengetahui nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih dengan memperoleh data yang berupa angka. Hasil analisa metode aljabar untuk perhitungan data curah hujan maksimal sebesar 102 mm sedangkan curah hujan rata-rata sebesar 91,37 mm pada sub sistem DAS Kali Dapur. Nilai tersebut didapat dari data 10 tahun enam stasiun penakar hujan yakni pos hujan Lamongan, Takeran, Kembangbahu, Sukodadi, Blawi dan Kuro. Curah hujan yang direncanakan menggunakan metode gumbel pada sub sistem DAS Kali Dapur untuk kala ulang 2 Tahun adalah 90,611 mm, untuk kala ulang 5 Tahun adalah 99,819 mm, untuk kala ulang 10 Tahun adalah 105,916 mm dan untuk kala ulang 20 Tahun adalah 111,764 mm. Dari analisa perhitungan curah hujan rencana kemudian merencanakan kapasitas daya tampung saluran drainase eksisting menggunakan metode rasional. Alternatif awal untuk penyelesaian permasalahan banjir sub sistem DAS Kali Dapur Kabupaten Lamongan yaitu normalisasi sedimentasi pada saluran drainase sekunder TS4, KS7A, KS14, KS13, SS3, SS7, SS8 dan saluran drainase tersier TST1. Solusi terakhir yang diberikan pada penelitian ini adalah merencanakan ulang dimensi 17 saluran drainase dengan rincian 2 saluran drainase primer yaitu saluran AT3 dan AT1, 2 saluran drainase sekunder yaitu saluran KS13 dan SS5, 13 saluran drainase tersier yaitu saluran KT1, KT5, KT6, KT7, KT10, KT12, KT13, ST6, ST5, ST7, ST4, ST4 dan ST9. Kata Kunci : banjir, Kali Dapur, debit, curah hujan, saluran drainase. Abstract This research aimed to solve flood problems in Kali Dapur catchment area, Lamongan district by evaluating tertiary drainage canal, secondary and primary. The calculating processes by using hydrology and hydraulics analysis therefore will be resulted the evaluation of plan canal dimension which exceeded debit plan capacity. The method used was descriptive quantitative. The research was done to discover the solution from actual problem by knowing the independent variable that likely more than one by getting data in the form of numbers. The calculation analysis algebra method result of maximum precipitation rate was 102 mm and average precipitation ratw was 91,37 mm on Kali Dapur catchment area. Those values taken from 10 years on six stations where precipitation is recorded, they are Lamongan, Takeran, Kembangbahu, Sukodadi, Blawi and Kuro rain gauge station. The planned precipitation on Kali Dapur catchment area Lamongan district, for two years reset time is 90,611 mm, while for five years reset time is 99,819 mm, for ten years reset time is 105,916 mm, then for 20 years reset time is 111,764 mm. Based on the calculation analysis, the canal normalization is planned by design the accommodated capacity of the drainage canal using rational method. The first solution to solve the flood in the Kali Dapur Lamongan district is by sedimentation normalised of secondary drainage canal are TS4, KS7A, KS14, KS13, SS3, SS7, SS8 and tertiary drainage canal TST1. The last solution form this research it was redesign size of 17 drainage canals with specific 2 primary drainage canal was AT3 and AT1, 2 secondary drainage canal was KS13 and SS5 and then 13 tertiary drainage canal was KT1, KT5, KT6, KT7, KT10, KT12, KT13, ST6, ST5, ST7, ST4, and ST9. Key words : flood, Kali Dapur, flow rate, precipitation, drainage canal.
PENGARUH SUBSTITUSI FLY ASH PADA BAHAN PENGIKAT CAMPURAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI KUAT TEKAN, KEAUSAN DAN PENYERAPAN AIR RHEZA PRATAMA, SANDHY; RISDIANTO, YOGIE
Rekayasa Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pemanfaatan limbah industri sering digalakkan untuk upaya pengendalian dampak terhadap lingkungan dan upaya pengelolalaan lingkungan. Material fly ash yang berasal dari sisa pembakaran batu bara dan merupakan limbah industri. Penggunaan fly ash sering kali digunakan sebagai substitusi semen karena bersifat pozzolan (bahan yang mengandung senyawa silika dan alumina). Penggunaan substitusi fly ash dalam pembuatan paving block ditujukan untuk mereduksi kadar volume bahan pengikat. Pada penelitian ini substitusi fly ash 0%, 5%, 10%, 15% 20% dan 25% terhadap bahan pengikat. Dengan adanya subtitusi fly ash dapat berpengaruh pada kuat tekan, keausan dan penyerapan air paving block. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pada paving block dengan menggunakan substitusi fly ash. Pada komposisi 3 penggunaan 10% substitusi fly ash memiliki nilai kuat tekan tertinggi yaitu 19,69 Mpa dibandingkan dengan komposisi yang lain. Sedangkan penyerapan air terendah pada komposisi 3 yaitu sebesar 4,20 % dan keausan 0,124 mm/menit dalam penelitian ini. Kata kunci : Fly ash, Keausan, Kuat tekan, Paving block, Penyerapan air, . Abstract The use of industrial waste is often encouraged for efforts to control the impact on the environment and environmental management efforts. Fly ash material derived from residual coal combustion and industrial waste. The use of fly ash is often used as cement substitution because it is pozzolanic (a material containing silica and alumina compounds). The use of fly ash substitution in the manufacture of paving blocks is intended to reduce the volume content of the binder. In this study the substitution of fly ash was 0%, 5%, 10%, 15% 20% and 25% for the binder. With the substitution of fly ash can affect the compressive strength, wear and absorption of paving block water. The results of this study that there is an influence on paving blocks using fly ash substitution. In composition 3 the use of 10% substitution of fly ash has the highest compressive strength of 19.69 Mpa compared to other compositions. While the lowest water absorption in composition 3 is 4.20% and wear is 0.124 mm / minute in this study. Keywords: fly ash, compressive strength, paving block, water absorption, wear
STUDI PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG KERANG DARAH PADA PEMBUATAN BETON RINGAN SELULER DENGAN FOAM AGENT PADA APLIKASI DINDING FAUZIAH, NURUL; IMADUDDIN, MUHAMMAD
Rekayasa Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan penambahan serbuk cangkang kerang darah dengan tujuan agar dapat digunakan sebagai pengganti semen. Serbuk cangkang kerang darah ditambahkan pada benda uji campuran beton ringan sehingga menambah kuat tekan, kuat tariknya meningkat dan resapan airnya menurun. Serbuk cangkang kerang darah yang ditambahkan memiliki variasi penambahan sebesar 0%, 1%, 3%, 5%, 7% dan 9% terhadap berat benda uji campuran boton ringan. Serbuk cangkang kerang darah dari penambahan variasi tersebut memperoleh hasil kuat tekan beton meningkat pada variasi 5% sebesar 3,54 MPa dengan berat volume tertinggi 1.02 g/cm3 dan resapan air terendah 30,805%, sedangkan variasi tanpa serat atau 0% diperoleh sebesar 3,00 MPa dengan berat volume tertinggi 0.96 g/cm3 dan resapan air 38,155% semua benda uji pada umur 28 hari. Kata Kunci: Beton Ringan Seluler, Foam Agent, Serbuk Cangkang Kerang Darah.ABSTRACTThis research was carried out by adding blood clam shell powder in order to be used as a substitute for cement. Blood clam shell powder is added to the lightweight concrete mixture test specimen so that it increases the compressive strength, the tensile strength increases and the water absorption decreases. The blood clam shell powder added has an additional variation of 0%, 1%, 3%, 5%, 7% and 9% to the weight of the mild boton mixture test object. The blood clam powder from the addition of the variation obtained the results of concrete compressive strength increased in the variation of 5% by 3.54 MPa with the highest of volume weight of 1.02 g / cm3 and the lowest water absorption 30.805%, while the variation without fiber or 0% was obtained at 3.00 MPa with the highest of volume weight of 0.96 g / cm3 and water absorption 38,155% of all specimens at the age of 28 days. Keywords: Blood Clam Powder, Cellular lightweight concrete, Foam agent.
ANALISA EKONOMI PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ANTARA PERKERASAN LENTUR DENGAN PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN GEMPOL -PANDAAN SBY KM.+ 35.000 – KM.+ 42.000 AKBAR S P, MOCHAMAD
Rekayasa Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan merupakan salah satu sarana transportasi yang dibutuhkan dalam proses perkembangan suatu daerah atau wilayah. Meningkatnya pertumbuhan lalu lintas kendaraan baik dari segi volume kendaraan maupun jumlah beban yang diangkut kendaraan akan menimbulkan kerusakan jalan. Jalan akan mengalami penurunan kondisi perkerasan berupa kerusakan selama umur rencana. Kondisi eksisting dari ruas jalan Gempol - Pandaan memiliki banyak kerusakan struktural sehingga diperlukan perbaikan rekonstruksi dengan merencanakan ulang perkerasan tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui jenis perkerasan, desain perkerasan, dan rencana anggaran biaya yang diterapkan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah : (1) Desain rencana untuk perkerasan lentur yaitu sirtu urug tebal 350 mm, aggregat kelas A tebal 150 mm, CTB tebal 150 mm, AC-BC tebal 280 mm, dan AC-WC tebal 50 mm. Desain rencana untuk perkerasan kaku yaitu sirtu urug tebal 350 mm, aggregat kelas A tebal 150 mm, LMC tebal 150 mm, dan pelat beton tebal 305 mm. (2) Biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan perkerasan lentur yaitu Rp. 79.889.929.211,40 dengan biaya per meter persegi yaitu Rp. 951.070,56. Biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan perkerasan kaku yaitu Rp. 59.816.586.663,64 dengan biaya per meter persegi yaitu Rp. 714.261,34.
PENGEMBANGAN MODEL UNTUK MENGHITUNG KAPASITAS JALUR KERETA API DI INDONESIA (STUDI KASUS LINTAS UTARA PULAU JAWA STASIUN PASARTURI – STASIUN BOJONEGORO) NUR HIDAYAT, MOHAMMAD
Rekayasa Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Transportasi kereta api semakin menunjukkan keunggulan kompetitifnya dengan semakin terbatasnya kapasitas layanan jalan. Keunggulan ini tak lepas dari perkembangan teknologi perkeretaapian sehingga semakin cepat, aman, hemat energi dan ramah lingkungan. Hal ini sesuai dengan UU No. 13/1992 tentang moda transportasi, yaitu : perkeretaapian adalah salah satu moda transportasi yang memiliki karakteristik dan keunggulan khusus terutama dalam kemampuan mengangkut, baik penumpang maupun barang secara massal, hemat energy, hemat dalam penggunaan ruang. Pembangunan perkeretaapian di Indonesia meliputi 3 (tiga) factor utama yaitu prasarana, sarana kereta api dan operasi kereta api. Perkembangan dari prasarana dalam hal pembangunan yang sudah menunjukkan peningkatan dengan telah di bangun jalur ganda lintas utara pulau Jawa antara Surabaya Pasar Turi ? Bojonegoro. Jalur ganda kereta api antara stasiun Surabaya Pasarturi - Jakarta tentu mempengaruhi kapasitas lintas antara stasiun Surabaya Pasarturi-Bojonegoro yang meliputi ketepatan waktu, kecepatan perjalanan dan jumlah kereta yang beroperasi. Sehingga perlu adanya evaluasi kapasitas lintas untuk mengetahui kapasitas lintas antara stasiun Surabaya Pasarturi-Bojonegoro dan bagaiamana pemanfaatannya selama di operasionalkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil perhitungan menggunakan rumus dari negaralain serta factor dari pembeda rumus tersebut. Berdasarkan hasil tabel perhitungan kapasitas lintas tersebut dapat disimpulkan bahwa : 1. Perhitungan kapasitas jalur kereta yang telah dibahas terdapat suatu perbedaan hasil perhitungan dan tidak bisa di samakan. Ketidak samaan hasil perhitungan tersebut terpengaruh pada salah satu variable dan koefisien dalam pengertian rumus perhitungan kapasitas yang ada di tiap negara. ; 2. Faktor yang mempengaruhi perbedaan rumus yang telah di pakai di Indonesia dengan rumus yang ada di beberapa negara terletak pada koefisien, Untuk rumus jepang tidak dapat di aplikasikan di Indonesia karena terdapat koefisien yang tidak dapat di ketahui berapa angka koefisien yang akan dipakai. Sedangkan untuk rumus dari Amerika perbedaannya tidak mencantumkan koefisien ?. Kata kunci: transportasi , kereta api , stasiun , kapasitas , jalur ganda
PENGARUH VARIASI JARAK TULANGAN TRANSVERSAL PADA KOLOM PENDEK PENAMPANG BULAT YANG DIPERKUAT CFRP (CARBON FIBER REINFORCED POLYMER) TERHADAP KEMAMPUAN MENERIMA KUAT TEKAN AKSIAL RAMADHAN, FEBRY
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulangan transversal dapat memperbaiki karakteristik tegangan dan regangan pada beton. Tulangan transversal dapat berbentuk spiral dan persegi sesuai dengan bentuk kolom yang digunakan. Tulangan transversal spiral lebih efektif daripada tulangan transversal persegi karena dapat memberikan pengekangan terus-menerus di seluruh area lingkaran. Penggunaan tulangan transversal akan memperkuat inti beton sehingga dapat meningkatkan kuat tekan aksial. Semakin rapat jarak tulangan transversal, akan meningkatkan kuat tekan aksial pada benda uji. Selimut beton yang tidak terkekang seharusnya diperkuat agar beton tidak mudah mengalami keretakan apabila kolom menerima beban aksial yang lebih besar. Perkuatan yang dapat dilakukan yaitu dengan penambahan CFRP (Carbon Fiber Reinforcement Polymer). Perkuatan CFRP pada kolom berpenampang bulat dilakukan untuk bertujuan memberikan kekuatan lebih di area selimut beton yang tidak terkekang oleh tulangan transversal, agar kolom dapat menerima beban aksial yang lebih besar daripada kolom berpenampang bulat pada umumnya. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa benda uji dengan tulangan transversal berjarak 52 mm meningkat sebesar 17,38 %, benda uji dengan tulangan transversal berjarak 36 mm meningkat sebesar 19,26 %, dan benda uji dengan tulangan transversal berjarak 27 mm meningkat sebesar 51,49 %.Kata Kunci: CFRP, Jarak Tulangan Transversal, Kuat Tekan. Transverse reinforcement can improve its stress and strain characteristics in concrete. Transverse reinforcement can be in the form of spiral and square according to the column itself. The spiral transverse reinforcement much more effectively than rectangular because effectively than rectangular because it provides a contiuous confining pressure around the circumference. The use of transverse reinforcement will strengthen the concrete core, so that it can increase axial compressive strength. Unconfined concrete cover should be strengthened, so that it is not easily broken when the column carrying a greater axial loads. Strengthening that can be used is by using CFRP (Carbon Fiber Reinforcement Polymer). Applying the CFRP on circular section columns aims to provides more strength in the concrete cover area which is not confined by transversal reinforcement, so that the column can carrying a greater axial loads than most of circular section columns. The results of this study showed that specimens of 52 mm transverse reinforcements increased by 17.38%, specimens of 36 mm transverse reinforcements increased by 19.26%, and specimens of 27 mm transversal reinforcements increased by 51.49%. Keywords: CFRP, Compressive Strength, Transverse Reinforcement Spacing.
PENGARUH VARIASI TINGGI (H) BALOK PADA KUAT LENTUR BALOK BAMBU PETUNG LAMINASI PARMANTO, ANDIK
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bambu merupakan material alami yang cocok digunakan sebagai pengganti material kayu sebagai bahan konstruksi bangunan. Bambu sangat mudah dijumpai di indonesia sama halnya dengan kayu namun kayu untuk digunakan sebagai bahan konstruksi membutuhkan waktu yang lama berbeda dengan bambu hanya membutuhkan waktu tidak terlalu lama kisaran 4-5 tahun. Bambu apabila digunakan sebagai alternatif pengganti kayu konvensional sering kali terkendala dengan bentuknya, maka dari itu dengan proses laminasi, bambu dapat disusun antar bilah bambu sepertinya halnya kayu berbentuk persegi ataupun persegi panjang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi tinggi (h) balok pada kuat lentur bambu petung laminasi serta kekakuan batang pada setiap variasi tinggi (h) balok bambu petung laminasi dengan dimensi bilah berukuran sama yaitu 5mmx20mm. Metode penelitian ini menggunakan Metode uji lentur two point loading. Variasi tinggi (h) balok bambu petung yang digunakan yaitu 60mmx100mm, 60mmx110mm, 60mmx130mm. Hasil penelitian menunjukan dengan adanya penambahan variasi tinggi berpengaruh baik dalam hal beban maksimum semakin adanya penambahan variasi tinggi (h) semakin tinggi pula beban maksimum, apabila diteliti pada kuat lentur menunjukkan variasi dimensi 60mmx110mm merupakan rasio tinggi paling efektif yaitu sebesar 31,66 MPa dan untuk kekakuan batang pada variasi tinggi 60mmx110mm paling rendah angka kekakuannya sehingga semakin rendah angka kekakuan semakin lentur batang tersebut, serta memenuhi syarat pada kondisi layan dan lendutan ijin berdasarkan SNI-PKKI-2002.Kata kunci: Bambu, kuat lentur, laminasiBamboo is a natural material that is suitable for use as a substitute for wood materials as building construction materials. Bamboo is very easy to find in Indonesia as well as wood, but wood for use as a construction material takes a long time different from bamboo, which only takes a short time range of 4-5 years. Bamboo, when used as an alternative to conventional wood, is often constrained by its shape, so with the lamination process, bamboo can be arranged between bamboo blades as if it were square or rectangular. The purpose of this study was to determine the effect of height variation (h) on the flexural strength of laminated petung bamboo and stem stiffness on each variation of height (h) laminated petung bamboo beam with dimensions of the same sized blade, 5mmx20mm. This research method uses two point loading flexural test method. The height variation (h) of petung bamboo beams used is 60mmx100mm, 60mmx110mm, 60mmx130mm. The results showed that the addition of high variations had a good effect on the maximum load, the more the addition of high variations (h) the higher the maximum load, when examined in flexural strength showed variations in dimensions of 60mmx110mm was the most effective ratio of 31,66 MPa and for the stiffness of the stems in the variation of 60mmx110mm height is the lowest stiffness so that the lower the stiffness the more flexible the stems, and to fulfill the conditions for permit and deflection conditions based on SNI-PKKI-2002.Keywords: Bamboo, flexural strength, laminated