Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

PENGARUH STYROFOAM (POLYSTYRENE) PADA CAMPURAN RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT (RAP) DAN LASTON AC-WC DENGAN FILLER FLYASH EKA YUNANTO, KURNIAWAN; MAHARDI, PURWO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Proses pembangunan jalan di Indonesia sebagian besar masih menggunakan cara konvensional, yaitu menggunakan agregat dan aspal dalam jumlah yang besar, hal tersebut jika dilakukan terus menerus dapat menimbulkan permasalahan lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan meninjau dampak penggunaan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) sebagai pengganti agregat dan penambahan Styrofoam (polystyrene) dalam campuran lapisan AC-WC dengan parameter Marshall. Kadar aspal optimum (KAO) yang digunakan adalah 5,25%. Prosentase penambahan Styrofoam pada campuran aspal sebesar 5%,6% dan 7% dari berat aspal yang digunakan. Hasil uji Marshall menunjukkan nilai stabilitas optimum pada penambahan plastik 6,0% yaitu sebesar 1278,5 kg dengan mengalami peningkatan sebesar 1,74% dari campuran laston tanpa tambahan Styrofoam. Nilai flow mengalami kenaikan sebesar 6,76%, VFA sebesar 0,65%. Sedangkan nilai MQ mengalami penurunan sebesar 4,82%,VIM 0,14%,VMA 0,12%. Kata Kunci: Karakteristik Marshall,Styrofoam (polystyrene),Reclaimed Asphalt Pavement (RAP), Laston AC-WC. Abstract The process of road construction in Indonesia is mostly still using conventional methods, namely using large amounts of aggregate and asphalt, if done continuously it can cause environmental problems. This research was conducted by reviewing the impact of the use of Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) as an aggregate substitute and the addition of Styrofoam plastic in the AC-WC layer mixture with Marshall. The optimum asphalt level (KAO) used was 5,25%. The percentage of the addition of Styrofoam to the asphalt mixture is 5%, 6%, and 7% of the asphalt weight used. The Marshall test results show that the optimum value of stability in the addition of 6,0% plastic is 1278.5 kg with an increase of 1,74% from laston mixture without additional Styrofoam. The highest flow value increased by 6,76%, VFA increased 0,65%. While the value of MQ has decreased 4,82%, VIM 0,14%,VMA 0,12%. Keywords: Marshall Characteriscs,Styrofoam (polystyrene), Reclaimed Asphalt Pavement (RAP), Laston AC-WC.
ANALISA CAMPURAN AC-WC DENGAN AGREGAT RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT (RAP) DAN FILLER ABU BATU SEBAGAI CAMPURAN UNTUK PENAMBAHAN PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) PRATAMA PUTRA, DIANSYAH; MAHARDI, PURWO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Peningkatan kinerja campuran aspal dapat dilakukan dengan memodifikasi campuran aspal untuk mendapatkan campuran aspal yang tahan lama dan kuat. Dalam meningkatkan kualitas jalan secara efektif dan efisien dilakukan penelitian diantaranya dengan pemanfaatan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP). Sebagian besar limbah hasil konstruksi belum dimanfaatkan sebaik mungkin, seperti halnya sisa-sisa bongkaran aspal hasil patching yang terkadang hanya digunakan sebagai bahan timbunan pada bahu jalan atau bahkan hanya dikumpulkan dan ditumpuk di sebuah tempat dan akhirnya terabaikan. Teknologi daur ulang perkerasan adalah sebuah teknologi alternatif dalam konstruksi perkerasan yang memungkinkan penggunaan limbah hasil pekerjaan konstruksi perkerasan sebagai material yang digunakan untuk pemeliharaan jalan. Penelitian ini dilakukan dengan meninjau dampak penggunaan RAP sebagai pengganti sebagian agregat dalam campuran lapisan laston AC-WC pen 60/70 dengan parameter Marshall. Parameter Marshall yang meliputi stability, flow, void in mineral aggregate (VMA), void in mix (VIM), void filled with asphalt (VFA) dan Marshall Quotient (MQ). Penggunaan RAP (Reclaimed Asphalt Pavement) sebagai pengganti sebagian agregat pada campuran laston AC-WC (Asphalt Concrete - Wearing Course) dengan filler abu batu menggunakan aspal minyak pen 60/70 didapatkan hasil kadar aspal optimum sebesar 5,75% pada gradasi campuran variasi 3. Penggunaan RAP yang digunakan sebesar 45% pada Fine Agregat (0-5mm). Hasil penggunaan RAP 45% dan kadar aspal 5,75% didapatkan nilai stabilitas sebesar 1252,3 kg , kelelehan atau flow 3,37 mm, V.I.M 4,5%, V.M.A 15,5%, V.F.A 71,2%, dan Marshall Quotient 372,4 kg/mm. Kata Kunci: Parameter Marshall, Reclaimed Asphalt Pavement (RAP), Laston AC-WC Abstract Improving the performance of asphalt mixes can be done by modifying asphalt mixes to get a durable and strong asphalt mixture. In improving the quality of roads effectively and efficiently, research has been carried out including the use of Reclaimed Asphalt Pavement (RAP). Most of the waste from construction has not been used as well as possible, as well as the remnants of asphalt patching results which are sometimes only used as pile material on the shoulder of the road or even just collected and piled in a place and eventually ignored. Pavement recycling technology is an alternative technology in pavement construction that enables the use of pavement construction waste as a material used for road maintenance. This research was conducted by reviewing the impact of using RAP as a partial replacement for aggregates in the 60/70 pen AC / WC laston layer mixture with Marshall parameters. Marshall parameters which include stability, flow, void in mineral aggregate (VMA), void in mix (VIM), void filled with asphalt (VFA) and Marshall Quotient (MQ). The use of RAP (Reclaimed Asphalt Pavement) as a partial replacement for the aggregate in the mixture of laston AC-WC (Asphalt Concrete - Wearing Course) with rock ash filler using asphalt pen oil 60/70 obtained the optimum asphalt content of 5.75% in the gradation of mixture variation 3 The use of RAP used at 45% in Fine Aggregates (0-5mm). The results of using 45% RAP and asphalt content of 5.75% obtained a stability value of 1252.3 kg, 3.37 mm melt or flow, VIM 4.5%, 15.5% VMA, 71.2% VFA, and Marshall Quotient 372.4 kg / mm. Keywords: Marshall Parameter, Reclaimed Asphalt Pavement (RAP), Laston AC-WC
PEMODELAN BIAYA DESAIN ANTARA PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU BERDASARKAN METODE BINA MARGA 2017 ROSALINA, MONICA; MAHARDI, PURWO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari alternatif biaya desain untuk perkerasan lentur dan perkerasan kaku berdasarkan metode Bina Marga 2017. Dalam pembangunan suatu sarana transportasi memerlukan biaya yang tidak sedikit dan metode pelaksanaan yang tepat. Oleh sebab itu, diperlukan perencanaan kontruksi jalan dan perencanaan pekerjaan jalan yang optimal dan memenuhi syarat teknis menurut fungsi, volume maupun sifat lalu lintas sehingga pembangunan kontruksi tersebut dapat berguna maksimal bagi perkembangan daerah sekitarnya. Perencanaan konstruksi jalan raya perlu mempertimbangkan beberapa faktor yaitu seperti jenis beban kendaraan yang melintas, jenis perkerasan, tebal perkerasan, daya dukung tanah dasar, umur rencana, nila Equivalent Standart Axle (ESA), Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga (JSKN), dengan nilai ESA dan JSKN yang berbeda maka akan menghasilkan biaya yang berbeda setiap model desain yang direncanakan. Berdasarkan Pemodelan biaya desain dari perkerasan lentur dan perkerasan kaku menghasilkan tiga persamaan, yaitu persamaan regresi linier, persamaan logaritma dan persamaan polinomial. Dari proses ketiga persamaan menghasilkan R2 terbesar yang dihasilkan persamaan logaritma yaitu sebesar 0.96 untuk perkerasan lentur dan 0.95 untuk perkerasan kaku. Masing-masing model desain Y= 20.144,91ln(x)-140.711,34 perkerasan lentur dengan model biaya sebesar Rp 199.582,90. Sedangkan untuk perkerasan kaku model desain y= 21.124,47ln (x)+284.710,61 dengan biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 656.300,00.
PREDIKSI SISA UMUR PERKERASAN LENTUR BERDASARKAN INTERNATIONAL ROUGHNESS INDEX (IRI) DAN LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA (LHR) (STUDI KASUS: RUAS BATAS KOTA SUMENEP – KALIANGET STA 0+000 – STA 4+580) AJENG FIBRIAN, HABIBAH; MAHARDI, PURWO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan merupakan prasaranan transportasi darat yang paling utama dan memiliki peranan penting bagi pengguna jalan. Kondisi ketidakrataan permukaan jalan memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pengelolaan maupun pemeliharaan jalan yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan sisa umur perkerasan jalan maupun pemeliharaan jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sisa umur perkerasan lentur berdasarkan International Roughness Index (IRI) maupun berdasarkan Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) pada ruas Batas Kota Sumenep-Kalianget STA 0+000 ? STA 4+580. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, data diperoleh dari instansi terkait dan hasil survei peneliti di lapangan. Hasil penelitian penunjukkan bahwa sisa umur perkerasan lentur berdasarkan International Roughness Index (IRI) sebesar 0.62 tahun atau sekitar 7.44 bulan dan perlu dilakukan pemeliharaan rutin setiap 7.44 bulan untuk STA 0+000 ? STA 4+580 agar jalan tetap dalam kondisi baik sampai akhir umur rencana. Berdasarkan data Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) dengan umur rencana 20 tahun maka jalan pada tahun 2020 memiliki sisa umur perkerasan sebesar 19.541 tahun dan akan berakhir pada tahun 2039 dengan sisa umur perkerassan sebesar 0 tahun, sehingga agar jalan tetap dalam kondisi baik sebaiknya dilakukan pemeliharaan rutin minimal dua kali dalam satu tahun menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan pemeliharaan Kata Kunci : IRI, LHR, Sisa Umur Perkerasan.
PENGARUH PENAMBAHAN SLAG SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL DAN PERMEABILITAS PADA CAMPURAN PANAS (HOT MIX) ASPAL PORUS ARIF LAKSONO, RIFKY; Mahardi, Purwo
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1/REKAT/17 (2017): Wisuda ke-88 Periode 1 Tahun 2017
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aspal porus merupakan lapisan yang dapat ditembus oleh air (permeable) yang berfungsi mengurangi beban drainase pada permukaan perkerasan jalan. Kelemahan aspal porus ialah lapisan yang bersifat porus maka gradasi memiliki rongga yang besar, serta mengakibatkan nilai stabilitas yang sangat kecil sehingga tidak dapat menahan beban kendaraan yang besar. Penggunaan steel slag sebagai campuran aspal porus sudah mulai diteliti di Indonesia karena limbah yang dihasilkan dari proses produksi baja ini menghasilkan 800 ribu ton/tahun. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik marshall dan permeabilitas dari tiga macam kondisi campuran aspal porus. Variasi kadar slag dengan agregat halus yang digunakan dalam campuran ialah 25%/75%, 50%/50%, 75%/25%, dan 100%/0%, penentuan kadar steel slag optimum dilakukan dengan cara grading pada setiap variasi kadar. Kadar variasi additive yang digunakan pada kondisi ketiga 0,2%, 0,25%, dan 0,3% dari berat aspal yang digunakan. Kadar 25%/75% merupakan kadar optimum penggunaan steel slag yang sesuai dengan gradasi AAPA 2004. campuran lapis perkerasan aspal porus pada kondisi ke-3 memiliki karakteristik marshall dan sifat permeabilitas lebih baik dibanding campuran lapis perkerasan aspal porus pada kondisi ke-1 serta kondisi ke-2, sehingga campuran lapis perkerasan akan lebih tahan terhadap deformasi seperti gelombang, alur (rutting), serta bleeding sehingga memiliki keawetan (Durability) yang jauh lebih baik Kata kunci: aspal porus, steel slag, additive Asphalt porous is layers that can be penetrated by water (permeable) that serves reduce the burden of drainage on the surface of pavement the way. Weakness asphalt porous is layers that is porous so gradations having a cavity a great, and resulted in value stability very small so they could not hold burden vehicles large. The use of steel of slag as mixed asphalt porous have started to study in Indonesia because the waste resulting from the process of steel production it produces 800.000 tons/year. The purpose of this research is to know characteristic Marshall and permeability of three kinds of mixed asphalt porous conditions. Variations of slag aggregate content with fine used in mixed is 25%/75%, 50%/50%, 75%/25%, and 100%/0%, the determination of steel steady levels of slag done by means of grading on any variation levels. The variation additive used on the condition of those three 0.2 %, 0.25 %, and 0.3 % of a heavy asphalt used. Levels of 25%/75% is steady the use of steel levels of slag appropriate with gradations AAPA 2004. A mixture of layers pavement asphalt porous on condition 3rd having the characteristics of Marshall and of the nature of permeability better than a mixture of layers pavement asphalt porous on condition first and the 2nd, so that a mixture of layers pavement will is more resistant to deformation like a wave, rutting, and bleeding so as to have durability of a far better. Keyword: asphalt porous, steel slag, additive
ANALISA PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI KE DALAM ASPAL PENETRASI 60/70 TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL PORUS GERRI NORIS, TAUFAN; Mahardi, Purwo
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1/REKAT/17 (2017): Wisuda ke-88 Periode 1 Tahun 2017
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aspal porus adalah campuran beraspal dengan presentase agregat halus yang rendah, sehingga menghasilkan rongga yang besar. Aspal porus terdiri atas komposisi agregat kasar yang lebih banyak agar memiliki daya serap air. Dalam pembuatannya, aspal porus memerlukan aspal dengan mutu tinggi. Penelitian ini menggunakan Styrofoam sebagai bahan substitusi ke dalam aspal penetrasi 60/70. Gradasi yang digunakan adalah gradasi terbuka dengan kadar aspal 4,0%; 4,5%; 5,0%; 5,5%; dan 6,0% tanpa variasi penggunaan Styrofoam. Kemudian dibuat benda uji pada KAO dengan variasi Styrofoam 11%; 13%; dan 15%. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh KAO sebesar 4,75% dan kadar Styrofoam terbaik pada 11%. Seluruh parameter telah memenuhi spesifikasi kecuali nilai VIM yang belum memenuhi spesifikasi Australian Asphalt Pavement Association 2004, yaitu 18%-25%. Nilai stabilitas yang didapatkan pada substitusi Styrofoam terbaik sebesar 569 kg dan nilai flow 2,7 mm, Nilai MQ dan permeabilitas 210,74 kg/mm dan 0,394 cm/detik, sedangkan nilai VIM mendapatkan 5,645%. Kata kunci: Aspal Porus, Styrofoam, Australian Asphalt Pavement Association 2004 Porous asphalt is asphalt mixture with a low percentage of fine aggregate, which is resulting in a large cavity. Porous asphalt composition consists of coarse aggregate that is more in order to have water absorption. Its manufacture requires porous asphalt with high quality of bitumen. The researcher used Styrofoam as a substitute material into the asphalt 60/70 penetration. Gradation used is open gradation with asphalt rate of 4.0%; 4.5%; 5.0%; 5.5%; and 6.0% without variations in the use of Styrofoam. Then, the researcher made the specimen on KAO with Styrofoam variation of 11%; 13%; and 15%. Based on the research results, gained KAO at 4.75% and the best Styrofoam levels at 11%. The entire parameter has met specifications except VIM values which didn?t meet the specifications of Australian Asphalt Pavement Association 2004, that was 18% -25%. Value stability obtained in Styrofoam best substitution of 569 kg and a flow value of 2.7 mm. Value MQ and permeability 210.74 kg/mm and 0.394 cm/sec, while the value of VIM got 5.645%. Keywords: Porous Asphalt, Styrofoam, Australian Asphalt Pavement Association 2004
PENGARUH PENAMBAHAN SULFUR TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL DAN PERMEABILITAS PADA ASPAL BERPORI Ayun, Qurratul; Mahardi, Purwo
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1/REKAT/17 (2017): Wisuda ke-88 Periode 1 Tahun 2017
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Campuran aspal berpori adalah campuran beraspal yang memeliki persentase agregat halus yang rendahdan didominasi oleh agregat kasar, sehingga menghasilkan rongga udara yang besar. Dalam meningkatkan kekuatan perkerasan dicari alternatif-alternatif bahan untuk dicampur dengan aspal maupun agregat. Aspal pen 60/70 merupakan komponen yang penting pada campuran perkerasan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh penambahan sulfur dalam karakteristik marshall dan permeabiltas dalam aspal berpori dengan menambahkan sulfur didalam aspal pen 60/70. Penelitian ini adalah penelitian laboratorium dengan menggunakan gradasi aspal berpori dari Australia dalam Australian Asphalt Pavement Association 2004. Penelitian ini menggunakan variasi kadar sulfur 0% (kontrol), 3%,5%, dan 7% dengan kadar aspal optimum 4,75. Hasil penelitian menunjukan dengan penambahan sulfur dalam campuran aspal berpori ini meningkatkan stabilitas pada penambahan sulfur 5% sebesar 10.18% dengan nilai 563 Kg dan 7% sebesar 2,54% dengan nilai 524 Kg. Marshall quotient mengalami peningkatan pada kadar sulfur 5% sebesar  27% dengan nilai 216,5 Kg. Permeabilitas mengalami penurunan dari kondisi kontrol, namun permeabilitas tetap berada diatas standart. Kata Kunci        : Aspal berpoi, Sulfur, Marshall, Permeabilitas. A mixture of porous asphalt is a mixture that own a low percentage of fine aggregate and dominated by coarse aggregate, thus it produces large air cavity. In order to increase the strength of the pavement, the researcher is looking for alternatives ingredients to be mixed with asphalt and aggregate. 60/70 pen bitumen is the most important component in the mixture pavement. This study aimed to examine the effect of adding sulfur in marshall and permeability characteristics of the porous asphalt by adding sulfur in bitumen pen 60/70. The study conducted in the laboratory by using porous asphalt gradation of Australian Asphalt Pavement Association 2004. The researcher used a variation of sulfur content of 0% (as control), 3%, 5% and 7% with the optimum bitumen content of 4.75. The results showed the addition of sulfur in a mixture of porous asphalt was increasing stability on the addition of sulfur 5% by 10:18% by value and 7% 563 Kg of 2.54% with a value of 524 Kg. Marshall quotient has increased in the sulfur content of 5% by 27% with a value of 216.5 Kg. Permeability decreased from state control, but the permeability remained above the standard. Keywords              : Porous Asphalt, Sulfur, Marshall, Permeability.
PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH PLASTIK (PET) TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL DAN PERMEABILITAS PADA ASPAL BERPORI PUTRA RAMADHAN, RIZKY Putra; Mahardi, Purwo
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1/REKAT/17 (2017): Wisuda ke-88 Periode 1 Tahun 2017
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aspal porus merupakan generasi baru dalam perkerasan lentur, yang membolehkan air meresap kedalam lapisan atas (wearing course), lapisan ini menggunakan gradasi terbuka (open graded). Penelitian ini menggunakan aspal dengan penetrasi 60/70 yang digunakan untuk studi kasus analisa jalan dengan volume lalu lintas sedang atau tinggi, dan dengan cuaca iklim panas. PET atau polyethylene terephthalate merupakan resin polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk ketika panas dan merupakan limbah kategori polimer elastomer yang dapat digunakan untuk memperbaiki sifat rheology aspal. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh penambahan PET terhadap karakteristik marshall dan permeabiltas pada aspal berpori pada lingkup laboratorium, dengan syarat dan sifat-sifat teknis agregat  pada campuran aspal porus seperti yang ditentukan oleh spesifikasi Australian Asphalt Pavement Association 2004. Variasi kadar aspal yang digunakan untuk menenetukan KAO adalah 4%, 4,5%, 5%, 5,5%, 6% dan diperoleh nilai KAO 4,75 %. Kadar PET yang digunakan sebesar 0,15%, 0,30%, 0,45 dan 0,60%. Hasil penelitian ini telah didapat peningkatan terbaik, Stabilitas pada kadar 0,30% mengalami peningkatan 7,44% sebesar 549 (kg),  Marshall Quotient  pada kadar 0,30% mengalami peningkatan 61,19% sebesar 274,5 (kg/mm), untuk Flow dan Permeabilitas didapat presentasi terbaik pada KAO tanpa pencampuran PET. Kata kunci  : Aspal porus, Pen 60/70, KAO, AAPA, Marshall, Permeabilitas. Porous asphalt is a new generation of flexible pavement, which allows water to seep into the upper layer (wearing course), this layer using open gradation (open graded). This research use with penetration 60/70 bitumen used for the case study analysis of traffic volume roads with medium or high, and the weather is hot climates. PET or polyethylene terephthalate is a polyester resin that is durable, strong, lightweight and malleable when hot and is a waste categories elastomeric polymers that can be used to improve the properties of the asphalt rheology. This study aimed to examine the effect of adding PET to marshall and permeability characteristics of the porous asphalt on the scope of the laboratory, with the terms and technical properties of porous aggregate in the asphalt mixture as determined by the specification of Australian Asphalt Pavement Association, 2004. Variations in bitumen content that is used to determine to what KAO is 4%, 4.5%, 5%, 5.5%, 6% and 4.75% KAO values ??obtained. Levels of PET used of 0.15%, 0.30%, 0.45 and 0.60%. The results of this study have been obtained in the greatest improvement, stability at a level of 0.30% increased 7.44% of 549 (kg), Marshall Quotient at a level of 0.30% increased 61.19% amounting to 274.5 (kg / mm) , for Flow and permeability obtained the best possible presentation on the KAO without mixing PET. Keywords: Porous Asphalt, Pen 60/70, KAO, AAPA, Marshall, Permeability
ANALISIS PENGARUH SUBSTITUSI ASBUTON LGA (LAWELE GRANULAR ASPHALT) PADA ASPAL PENETRASI 60/70 TERHADAP CAMPURAN ASPAL PORUS SURYA MUKTI, AYUNINGTYAS; Mahardi, Purwo
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1/REKAT/17 (2017): Wisuda ke-88 Periode 1 Tahun 2017
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerusakan jalan yang terjadi di berbagai daerah merupakan permasalahan yang merugikan bagi pengguna jalan,yang secara umum penyebabnya akibat perubahan iklim dan  beban lalu lintas berulang yang berlebihan. Pengaruh dari iklim seperti saat musim hujan dapat mengakibatkan adanya genangan air yang dapat membuat jalan berlubang, sehingga diperlukan suatu perkerasan yang di desain rongga berpori yaitu aspal porus. Aspal Porus merupakan jenis perkerasan berpori dengan campuran agregat kasar yang lebih dominan untuk meningkatkan gaya gesek dan mencegah terjadinya genangan air di lapis permukaan, namun kelemahannya dari kadar rongga yang tinggi membuat nilai stabilitas rendah. Permasalahan lain terkait bahan pengikat yang biasa digunakan dalam perkerasan jalan yaitu aspal minyak turut mengalami kenaikan harga akibat dari meningkatnya harga minyak dunia, oleh karena itu sebagai penggantinya dapat memanfaatkan aspal alam yaitu aspal buton, yang memiliki kelebihan dalam stabilitas perkerasan lebih tinggi, sehingga dapat melengkapi dari kelemahan untuk campuran aspal porus. Pada penelitian ini membahas tentang pengaruh dari substitusi aspal buton menggunakan produk LGA (Lawele Granular Asphalt) ke dalam aspal penetrasi 60/70 terhadap campuran aspal porus, dengan parameter dari karakteristik marshall dan permeabilitas. Penelitian dilakukan secara eksperimental di laboratorium dengan kadar aspal pen 60/70 yaitu 4%, 4.5%, 5%, 5.5%, 6%, dan 6.5% untuk mencari nilai kadar aspal optimum, lalu disubstitusikan dengan kadar LGA sebesar 0%, 8%, 10% dan 12% dari berat total aspal campuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran aspal porus dengan gradasi Jepang diperoleh kadar aspal optimum yaitu 5,75%. Pengaruh substitusi asbuton LGA ditinjau dari karakteristik marshall tidak memenuhi spesifikasi untuk nilai VIM dan VMA, sehingga tidak dapat memenuhi parameter untuk struktur perkerasan lentur, serta menurunnya nilai permeabilitas dengan semakin tinggi kadar asbuton LGA meski masih memenuhi spesifikasi tetapi sebaliknya dapat meningkatkan kinerja stabilitas. Nilai persentase kadar LGA yang menghasilkan campuran aspal porus terbaik untuk stabilitas pada kadar 12% sebesar 615 kg sedangkan nilai permeabilitas pada kadar 8% sebesar 0,3520 cm/dtk. Kata Kunci: Aspal Porus, Gradasi Jepang, Aspal Buton LGA, Karakteristik Marshall, Permeabilitas. Road damage that occurred in various areas is a problem detrimental to road users, which is generally the cause of climate change and traffic load excessively repetitive. The influence of the current climate of the rainy season may result in puddles of water that can make the potholes, so that required a pavement in a porous cavity design that is porous asphalt. Porous asphalt is a type of porous pavement with a mixture of coarse aggregate is more dominant to increase the frictional forces and prevent ponding of water in the surface layer, but the weakness of the high void content makes the value of low stability. Another problem related to the binder used in road pavement is asphalt has experienced price increases as a result of rising world oil prices, therefore, as a successor can utilize of natural asphalt is Buton asphalt, which have advantages in the stability of the pavement is higher, so can equip of weakness for porous asphalt mixture. In this research discusses about the influence of substitution Buton asphalt using products LGA (Lawele Granular Asphalt) into Asphalt of Penetration 60/70 to the porous asphalt mix, with the parameters of the marshall characteristics and permeability. Research carried out experimentally in the laboratory with penetration asphalt content 60/70 is 4%, 4.5%, 5%, 5.5%, 6%, and 6.5% for find the value of optimum bitumen content, and then substituted with content of LGA as much as 0%,  8%, 10% and 12% of the total weight of the asphalt mix. The results showed that the porous asphalt mixture with gradation Japan acquired optimum asphalt content is 5.75%. Effect of substitution asbuton LGA in terms of the marshall characteristics does not meet the specifications for VIM and VMA value, so it can not meet the parameters for flexible pavement structures, and decreased value of the permeability with higher levels of asbuton LGA although they meet the specifications but instead can improve the performance stability. The percentage value LGA levels that produce the best porous asphalt mixture for stability at a level of 12% amounting to 615 kg, while the permeability at a level of 8% amounting to 0.3520 cm/sec. Keywords: Porus asphalt, Gradation of Japan, Buton Asphalt LGA, Marshall Characteristics, Permeability.
ANALISIS NILAI KONDISI PERKERASAN JALAN SECARA VISUAL DENGAN METODE BINA MARGA DAN PAVEMENT CONDITION INDEX STUDI KASUS: JALAN MASTRIP (SBY 10+100 - 10+700) FIRMAN BAGUS WICAKSONO, MOCH; MAHARDI, PURWO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prasarana transportasi jalan yang setiap waktu terbebani oleh volume lalu lintas yang tinggi dan berulang-ulang akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas perkerasan jalan. Evaluasi kondisi perkerasan jalan sangat perlu dilakukan untuk monitoring seberapa tingkat kerusakan yang terjadi pada suatu ruas jalan. Metode yang digunakan dalam rangka menentukan tingkat nilai kondisi kerusakan perkerasan jalan yaitu metode Bina Marga dan Pavement Condition Index.Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat nilai kondisi perkerasan jalan dari kerusakan yang terjadi pada Jalan Mastrip (SBY 10+100 - 10+700) yang merupakan jalan kolektor di kawasan industri wilayah Surabaya Selatan dan akses utama menuju Kabupaten Gresik. Penilaian kondisi perkerasan disertai dengan usulan perbaikan yang direkomendasikan berdasarkan kerusakan kemudian dilakukan perhitungan estimasi biaya untuk menentukan alternatif yang paling murah ditinjau dari segi efisiensi biaya perbaikan kerusakan perkerasan jalan. Perhitungan nilai kondisi berdasarkan pengamatan survei dengan metode Bina Marga termasuk program pemeliharaan berkala dengan usulan perbaikan antara lain penebaran pasir, pengaspalan, penutupan retak, penambalan lubang, dan perataan.Sedangkan metode Pavement Condition Index termasuk kategori baik dengan usulan perbaikan antara lain penambahan pasir, penutupan retak, penambalan parsial, penutup permukaan, dan overlay. Kerusakan paling parah terjadi pada Segmen 8 (10+600 - 10+500) dengan kategori sangat buruk. Estimasi biaya berdasarkan usulan perbaikan metode Bina Marga sebesar Rp. 28.912.845,- sedangkan metode Pavement Condition Index sebesar Rp. 78.050.372,-. Perhitungan estimasi biaya metode Bina Marga dinilai lebih murah dibandingkan metode Pavement Condition Index dengan selisih Rp. 49.137.527,- atau sekitar 63%. Kata Kunci: Nilai Kondisi, Usulan Perbaikan, Estimasi Biaya