cover
Contact Name
Rokhani Hasbullah
Contact Email
rokhani.h@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaltep@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keteknikan Pertanian
ISSN : 24070475     EISSN : 23388439     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Keteknikan Pertanian dengan No. ISSN 2338-8439, pada awalnya bernama Buletin Keteknikan Pertanian, merupakan publikasi resmi Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) bekerjasama dengan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem (TMB) IPB yang terbit pertama kali pada tahun 1984, berkiprah dalam pengembangan ilmu keteknikan untuk pertanian tropika dan lingkungan hayati. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun. Penulis makalah tidak dibatasi pada anggota PERTETA tetapi terbuka bagi masyarakat umum. Lingkup makalah, antara lain: teknik sumberdaya lahan dan air, alat dan mesin budidaya, lingkungan dan bangunan, energi alternatif dan elektrifikasi, ergonomika dan elektronika, teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, manajemen dan sistem informasi. Makalah dikelompokkan dalam invited paper yang menyajikan isu aktual nasional dan internasional, review perkembangan penelitian, atau penerpan ilmu dan teknologi, technical paper hasil penelitian, penerapan, atau diseminasi, serta research methodology berkaitan pengembangan modul, metode, prosedur, program aplikasi, dan lain sebagainya.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022" : 10 Documents clear
Limbah Padat Kelapa Sawit sebagai Alternatif Energi Pembangkit Listrik di Barat Selatan Aceh (Barsela) Agustiar; Tajuddin Bantacut; Muhammad Romli; Bambang Pramudya
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.010.1.1-10

Abstract

Sumber energi listrik berasal dari limbah kelapa sawit telah berhasil dikembangkan sebagai energi terbarukan pengganti energi fosil. Besarnya potensi energi limbah cukup baik dan berpotensi mengurangi jumlah biodiesel pada proses pengolahan kelapa sawit, ketersediaan energi, dan limbah kelapa sawit tersedia. Potensi energi dihasilkan cukup baik dari segi kuantitas, mengurangi penggunaan biodiesel untuk pengolahan kelapa sawit. Limbah padat kelapa sawit memiliki kapasitas, kuantitas pengganti energi solar (minyak bumi) dalam proses pengolahan di pabrik kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan mengetahui ketersediaan energi listrik biomassa limbah kelapa sawit. Potensi energi listrik limbah padat di wilayah Aceh Jaya, Aceh Barat dan Nagan Raya menunjukkan surplus energi berturut turut 32,479.139 GW, 559,506.094 GW dan 4,470,241.985 GW. Untuk kebutuhan PKS di tiap perusahaan sebesar 0.75%, 67% dan 85.19%. Potensi ini dapat menyerap kebutuhan energi listrik di wilayah Barsela terhadap nilai potensi energi listrik limbah padat yang dihasilkan untuk kawasan dan peruntukkan Aceh keseluruhan mensuplai energi listrik melalui Sumbagut. Hal ini didukung adanya terkait pengelolaan limbah sawit secara terpadu dan terorganisasi secara baik terutama di kawasan pabrik sawit di Barat Selatan Aceh (Barsela), menunjukkan bahwa potensi energi listrik yang akan dihasilkan sangat bergantung pada kapasitas dan waktu produksi serta limbah biomasa.
Application of Microwave-Assisted Extraction Method to Improve Yield and Qualityof White Pepper (Piper Nigrum L) Oleoresin. Annisa Purnamasari Damanik; Edy Hartulistiyoso; Rokhani Hasbullah
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.010.1.21-28

Abstract

Oleoresin extraction is generally carried out by conventional maceration method, which takes up to 7 hours. Microwave-assisted maceration extraction method has the potential to reduce extraction time and solvent consumption. This study aims to examine the effect of applying the microwave-assisted extraction method on the yield and quality of oleoresin. The material used in this study was white pepper. Microwave maceration extraction as the main treatment was carried out by dissolving 200 grams of white pepper powder (60 mesh) with 800 mL ethanol (1:4), at a power of 100 watts, a maximum temperature of 50 oC, with 4 extraction times (30 minutes, 60 minutes, 90 minutes, and 120 minutes). Extraction by conventional maceration (7 hours) was performed as a comparison. The results of this study indicate that the microwave maceration extraction method produces a higher yield than the conventional maceration method. The average yield of microwave maceration extraction for 30, 60, 90, and 120 minutes were 8.76 %, 8.32 %, 9.46 %, and 10.37 %, respectively, higher than conventional maceration (8.61 %). The quality of white pepper oleoresin extracted by microwave maceration is different from conventional maceration in terms of the type and amount of oleoresin components. It can be concluded that the microwave maceration extraction method is effective in increasing the yield and quality of white pepper oleoresin compared to conventional maceration.
The Torrefaction Effect on The Sawdust Quality Erlanda Pane; Ismail; I Gede Eka Lesmana; Rovida Hartantrie; Deni Rifki
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.010.1.11-20

Abstract

Serbuk kayu memiliki potensi sebagai sumber energi baru terbarukan, namun pemanfaatannya masih rendah dikarenakan beberapa karakteristik negatif dari serbuk kayu antara lain kandungan oksigen yang tinggi, energi panas yang rendah, dan kadar air yang tinggi. Torefaksi merupakan salah satu metode yang dapat meningkatkan karakteristik serbuk kayu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh proses torefaksi terhadap kualitas serbuk kayu. Metode penelitian menggunakan analisis eksperimental proses torefaksi dengan reaktor tipe batch yang dipengaruhi oleh parameter suhu (260 °C, 280 °C, dan 300 °C), waktu tinggal (30 menit), dan gas torefaksi sebagai gas inert. Karakteristik serbuk kayu yang meliputi nilai kalor, solid yield, energy yield, uji proximate dan ultimate menjadi data penting untuk menentukan keberhasilan proses torefaksi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa proses torefaksi pada suhu 300°C merupakan hasil yang optimal. Kondisi ini dapat mengurangi solid yield dan energy yield serbuk kayu masing-masing sebesar 63% dan 84%; meningkatkan nilai kalor serbuk kayu sebesar 5350 kkal/kg (diklasifikasikan ke dalam kategori batu bara subbituminus); meningkatkan fixed carbon sebesar 33.35%; menurunkan volatile matter sebesar 60.97%; menurunkan kandungan oksigen dan hidrogen masing-masing sebesar 34.37% dan 5.72%. Kualitas serbuk kayu dari proses torefaksi disimpulkan dapat menjadi bahan bakar alternatif.
Effect Of Heating Time, Type And Plasticizer Concentration On Characteristics Of Termoplastic Κ-Karagenan desi juliani; Nugraha Edhi Suyatma; Fahim Muchammad Taqi
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.010.1.29-40

Abstract

Kemasan biodegradable atau bioplastik secara umum dapat diartikan sebagai kemasan yang dapat didaur ulang dan dihancurkan secara alami oleh mikroorganisme menjadi polimer rantai - rantai pendek. Salah satu bahan dasar yang dapat digunakan untuk membuat kemasan biodegradable adalah Kappa-karagenan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemasan termoplastik biodegradable berbahan dasar kappa–karagenan yang memiliki karakter termoplastik yang baik bahkan mendekati plastik konvensional. Pembuatan kemasan ini dibagi 2 tahapan yaitu menentukan waktu pemanasan terbaik dan dilanjutkan dengan penentuan jenis dan konsentrasi plasticizer yang tepat. Hasil kemasan terbaik diperoleh dari pemanasan 30 menit dengan ketebalan film 0,051 mm, kuat tarik 60,16 N/mm2, pemanjangan 6,81 % dan laju transmisi uap air sebesar 357,63 g/m2/hari. Dilanjutkan dengan penentuan jenis dan konsentrasi plasticizer dengan hasil terbaik adalah menggunakan plasticizer sorbitol konsentrasi 35% (b/b) yang menghasilkan film dengan ketebalan 0,064 mm, laju transmisi uap air 63,698 g/m2/hari, kuat tarik 61,12 N/mm2, pemanjangan 15,33%, Water activity (aw) 0,758, transparansi 0,829 dan heatsealability 4,193 N/mm2.
Microclimate Monitoring and Control System in a Plant Factory Using the Internet of Things Ardiansyah -- --; Ikhsan Nur Rahmaan; Eni Sumarni; Afik Hardanto
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.010.1.49-58

Abstract

Jumlah penduduk Indonesia tiap tahun mengalami peningkatan, yang mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman penduduk. Hal ini menyebabkan produktivitas tanaman pertanian Indonesia mengalami penurunan. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan plant factory. Plant factory merupakan cara menumbuhkan tanaman dalam lingkungan yang terkendali. Pada plant factory perlu dilakukan monitoring dan kontrol iklim mikro untuk mencapai kondisi iklim mikro yang ideal bagi tanaman. Data iklim mikro dapat dimonitoring secara online dengan memanfaatkan internet of things, sehingga mendapatkan data iklim mikro terbaru dengan lebih cepat (realtime). Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem monitoring dan kontrol iklim mikro berbasis internet of things menggunakan mikrokontroler, serta menganalisis kinerja sistem kontrol dalam mempertahankan kondisi iklim mikro yang optimal. Penelitian dilakukan dalam empat tahap, yaitu perancangan skema sistem kontrol, perancangan perangkat lunak, perancangan perangkat keras, serta tahap analisis data. Data iklim mikro yang diperoleh dianalisis dengan membandingkan data aktual dengan set point. Hasil penelitian menunjukan pada running 1 didapat suhu rata-rata sekitar 26,58 oC dan kelembapan rata-rata sekitar 76,22% sedangkan setpoint berada di angka 27 oC dan 75 %. Pada running 2 didapat suhu rata-rata sekitar 25,82 oC dan kelembapan rata-rata sekitar 61,58% sedangkan setpoint berada di 26 oC dan 60 %.
Utilization of Water Power Generator in The Tertiary Irrigation Canal for Paddy’s Pest Handling Lilis Dwi Saputri; Elsa Wulandari; Febri Nur Azra; Afik Hardanto
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.010.1.41-48

Abstract

The inadequate rice in Indonesian occur due to crop failure. Paddy’s pest (e.g. bird and insect) contributes crop failure significantly. Besides for water delivery, tertiary irrigation canal enable to develop another function such as micro-hydro. The research objective is to find Wapoge (water power generator) that adequate in tertiary irrigation canal for paddy’s pest handling (i.e. birds and insects). Performance test applied with water discharge variability (i.e. 48, 68, and 77 l/s) and 2500 m2 paddy field. Electricity was utilized for light trapping with white LED lamp’s power variablity (i.e. 3, 6, and 9 watt), while motion energy utilized for bird eviction (i.e. scarecrow and sounds). Visual observation was applied on pest counting with three repetition. Water recharge influence on turbine rotation and voltage. Light trapping, with LED 9 watt, show higher performance than 3 and 6 watt significantly. Wapoge adequate on bird eviction significantly during observation time (i.e. morning, noon, and afternoon). Renewable energy should be developed especially on supporting agricultural sector.
Orifice Analysis in Biodiesel Reactor with Hydrodynamic Cavitation System using Computational Fluid Dynamics Yayan Heryana Heryana; Dyah Wulandani; Supriyanto Supriyanto
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.010.1.85-94

Abstract

Teknologi reaktor untuk proses transesterifikasi minyak nabati atau lemak hewani dengan metanoltelah banyak dikembangkan, dengan tujuan mendapatkan hasil biodiesel yang sesuai standar namundengan biaya yang seminimal mungkin. Reaktor kavitasi hidrodinamik tipe orifice merupakan alternatifpilihan untuk tujuan tersebut. Penelitian ini bertujuan menentukan desain orifice optimal dari beberapadesain orifice yang diuji melalui simulasi CFD. Penelitian ini menggunakan metode simulasi daneksperimental. Simulasi komputer yang dilakukan terhadap orifice A (2 lubang dengan diameter 2 mm), B(4 lubang dengan diameter 1,5 mm), C (9 lubang dengan diameter 1 mm) dan D (37 lubang dengandiameter 0,5 mm) menggunakan model Schnerr dan Sauer menunjukkan bahwa orifice C merupakanyang optimal menghasilkan kavitasi pada kondisi tekanan absolut inlet 3x105 N/m2 dengan penggunaanfluida metanol. Hal tersebut berdasarkan parameter yang diteliti yaitu kecepatan, tekanan, energi kinetikturbulen dan fraksi volume uap. Pada tekanan absolut inlet 3x105 N/m2 diperoleh kecepatan maksimum28,69 m/s, tekanan minimum 12266 N/m2, fraksi volume uap maksimum 0,98 dan energi kinetik turbulenmaksimum 12,75 m2/s2. Hasil simulasi tersebut dibandingkan dengan eksperimen yang dilakukan padareaktor kavitasi hidrodinamik menggunakan orifice C dan D. Pengukuran yang dilakukan terhadapparameter kecepatan dan tekanan menunjukkan tidak terjadi penyimpangan yang signifikan antara hasilsimulasi komputer dan eksperimen.
Portable/Handheld NIR sebagai Teknologi Evaluasi Mutu Bahan Pertanian secara Non-Destruktif Widyaningrum Widyaningrum; Yohanes Aris Purwanto; Slamet Widodo; Supijatno; Evi Savitri Iriani
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.010.1.59-68

Abstract

The development of NIR technology has now reached a higher level. The transition from chemical analysis which requires a lot of time and money makes NIR technology as a technology option that is efficient, fast and does not produce waste residues. Initially, the NIR was made in a benchtop type with a large size, but now it has developed into a handheld and portable NIR. This is based on the need to detect the content of agricultural materials in real-time in the field which is not possible with benchtop NIR. The use of handheld/portable NIR technology is widely applied in agriculture to measure water content, soluble solid contents, pH, mechanical properties of agricultural materials and so on. Portable/handheld NIRs have small dimensions and are light in weight so as to provide convenience in conducting direct analysis compared to using a large benchtop type NIR. However, the accuracy, measurement sensitivity, noise level, and optical reading stability are not better than benchtop NIR. So that the potential for developing portable/handheld NIRs as IoT-based sensing instruments is still open to be done.
Detection of Chilling Injury Symptoms of Salak Pondoh Fruit during Cold Storage with Near Infrared Spectroscopy (NIRS) Sutrisno Suro Mardjan; Jeri Indriyantoro
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.010.1.69-76

Abstract

One of the treatment methods that is suitable for maintaining the quality of salak pondoh fruit is cold storage. However, cold storage of salak pondoh fruit below its optimum storage temperature (15°C) can cause chilling injury/CI. This research aims to develop a non-destructive method of determining the CI symptoms of salak pondoh fruit during storage at 5°C with NIRS. Measurements were carried out for 14 days by measuring the CI parameters (pH and IL/ion leakage) and the NIR reflectance spectra. The best PLS method NIR calibration model for estimating pH was generated using the Savitzky-Golay Smoothing pretreatment with rk= 0.81, rv =0.76, SEC= 0.12%, SEP =0.12%, CV= 2.97%, RPD= 1.66, and consistency =100.06%. The IL slope of salak pondoh fruit correlated with the pH in a linear pattern relationship with the equation y = 0.1735x - 0.4305. The highest IL slope value was obtained on the 4th day of storage which means that IL has reached its peak, and CI was predicted to have occurred on the 4th day of storage.
Determination of Total Pollution Load Capacity at the Bedadung River, Jember Regency Using QUAL2Kw Program Elida Novita; Rodzika Diah Mauvi; Hendra Andiananta Pradana
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.010.1.77-84

Abstract

Sungai Bedadung merupakan sungai utama yang melintas di Kabupaten Jember. Sungai tersebut menjadi sumber baku air bagi Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Pendalungan yang memberikan pasokan air bersih bagi masyarakat Wilayah Perkotaan Kabupaten Jember. Peningkatan jumlah penduduk pada wilayah tersebut berdampak pada tingginya aktivitas masyarakat yang mengakibatkan penurunan kualitas air Sungai Bedadung, sehingga perlu adanya upaya pengelolaan kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian kualitas air Sungai Bedadung menggunakan pemodelan QUAL2Kw guna diperoleh kualitas air sungai sesuai dengan pemanfaatnya. Metode yang digunakan antara lain; segmentasi, kalibrasi, verifikasi, simulasi, perhitungan beban pencemaran dan daya tampung beban pencemaran. Hasil yang didapatkan yaitu kualitas Sungai Bedadung pada yang melintasi Kecamatan Patrang hingga Ajung memiliki nilai rata-rata daya tampung beban pencemaran maksimum pada parameter Chemical Oxygen Demand (COD) dan Total Suspended Solid (TSS) masing-masing sebesar 16.50 kg/hari dan 6061.56 kg/hari. Kemudian, pada parameter Biochemical Oxygen Demand (BOD) sebesar -2.43 kg/hari. Nilai negatif pada daya tampung beban pencemaran parameter BOD menunjukkan bahwa Sungai Bedadung tidak lagi dapat menampung paparan bahan pencemar yang akan masuk.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2022 2022


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 4 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 3 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 2 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (2025): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 3 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (2024): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 3 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 2 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 3 (2022): Desember 2022 Vol. 10 No. 2 (2022): Agustus 2022 Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022 Vol. 9 No. 3 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 2 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 1 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 3 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 2 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 1 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 3 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 1 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 2 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 2 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 2 (2015): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 1 (2015): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 27 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 1 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 2 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 2 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 1 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 2 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 1 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 2 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 1 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 2 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 1 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 4 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 3 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 2 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 1 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 3 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 2 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 1 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 3 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 1 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 2 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 1 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 16 No. 1 (2002): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 2 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 1 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 3 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 2 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 1 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 3 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (1997): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 6 No. 1 (1992): Buletin Ketenikan Pertanian More Issue